214 research outputs found
PENINGKATAN PELAYANAN TRANSPORTASI ANTARMODA DI STASIUN PASAR SENEN
Pelayanan transportasi dituntut agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas menuntut keterpaduan yang selalu melibatkan lebih dari satu moda. Keterpaduan transportasi dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan transportasi antarmoda yang efektif dan efisien. Stasiun kereta api sangat berperan sebagai tempat untuk berpindah moda sehingga diperlukan keterpaduan jaringan prasarana keterpaduan pelayanan dan keterpaduan fasilitas penunjang. Tujuan penelitian ini adalah menyusun konsep kebijakan untuk peningkatan pelayanan transportasi antarmoda di Stasiun pasar Senen. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Customer Satisfaction Index (CSI) dan ImportancePerformance Analysis (IPA). Dari hasil analisis diperoleh tingkat kepuasan pengguna jasa kereta di Stasiun pasar Senen adalah sebesar 56,993 % artinya seluruh butir variabel pelayanan belum dapat memberikan kepuasan kepada pengguna jasa kereta api karena berada pada range Very Poor (X d” 64%) dan terdapat variabel pelayanan yang harus diperbaiki karena yang dianggap penting oleh pegguna jasa, tetapi kenyataannya belum sesuai, yaitu yaitu tempat parkir, toilet, fasilitas penyandang disabilitas, fasilitas kesehatan, fasilitas penanganan darurat, peralatan penyelamatan darurat dalam bahaya (kebakaran, bencana alam dan kecelakaan) dan pencegahan tindak kriminal dengan tersedia Alat Pemadam Api Ringan (APAR), petunjuk jalur evakuasi, titik kumpul evakuasi, nomor telepon darurat, ketersediaan informasi tempat duduk KA antar kota, ketersediaan fasilitas jembatan penyeberangan dan shelter di sekitar stasiu
POTENSI PENGEMBANGAN ANGKUTAN LANJUTAN DENGAN MODA TRANSPORTASI JALAN DI BANDARA AHMAD YANI SEMARANG THE POTENTIAL DEVELOPMENT OF ADVANCED TRANSPORTATION BY ROAD TRANSPORT AT THE AIRPORT OF AHMAD YANI SEMARANG
Keterpaduan pelayanan transportasi antarmoda pada kenyataannya telah dilaksanakan walaupun kualitasnya belum optimal. Seiring dengan membaiknya perekonomian nasional dari waktu ke waktu dan ditandai dengan semakin berkembangnya berbagai kegiatan ekonomi, industri dan bisnis akhir-akhir ini, sehingga pengguna jasa angkutan udara juga semakin meningkat. Dalam rangka mewujudkan sistem pelayanan transportasi antarmoda yang efisien dan efektif, maka perlu dilakukan penelitian potensi pengembangan angkutan lanjutan dengan moda transportasi jalan di Bandara Ahmad Yani Semarang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perkiraan kebutuhan moda transportasi jalan dari dan ke Bandara Ahmad Yani Semarang. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode peramalan dan deskriptif. Dari hasil analisis pada tahun 2014 angkutan umum yang potensial dikembangkan adalah rute Bandara Ahmad Yani Kota Semarang dan Bandar Udara Ahmad Yani Ungaran Kabupaten Semarang. Sedangkan pada tahun 2020 angkutan umum yang potensial dikembangkan adalah rute Bandara Ahmad Yani Kota Semarang, Ungaran Kabupaten Semarang, Cepu Kabupaten Blora, serta Sukorejo Kabupaten Kendal
Kajian Prioritas Peningkatan Pelayanan Bagi Pengguna Jasa Angkutan Peti Kemas Pada Tpk Koja Jakarta
Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang berjudul kualitas pelayanan jasa peti kemas pada TPK Koja Jakarta, dengan hasil penelitian yang menggunakan metode analisis IP A (Importance Performance Analysis) dan CSI (Customer Satisfaction Index), terdapat 6 ( enam) variabel yang memiliki persepsi nilai rendah tetapi memiliki harapan yang tinggi,yaitu ketepatan waktu memproses dokumen angkutan barang, kecepatan dalam melakukan bongkarmuat barang, kelancaran arus lalulintas untuk memasuki areal terminal petikemas, jumlah petugas yang memadai, petugas sigap dan cepat, dan petugas menanamkan kepercayaan kepada pengguna jasa bahwa perusahaan akan memberikan pelayanan yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan prioritas yang dapat segera dilakukan untuk perbaikan pelayanan angkutan peti kemas bagi pengguna jasa di TPK Koja Tanjung Priok. Metode analisis yang digunakan adalah QFD (Quality Function Develoyment), diperoleh hasil 24 (dua puluh empat) prioritas yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa peti kemas bagi pengguna jasa pada TPK Koja Tanjung Priok
Kajian Peningkatan Fasilitas Pelayanan Dalam Rangka Mendukung Transportasi Antarmoda di Bandara Juanda Surabaya
Untuk memberikan pelayanan angkutan udara yang optimal kepada pengguna jasa angkutan udara khususnya pada Bandara Juanda Surabaya maka perlu ditingkatkan pelayanan angkutan antarmoda dalam rangka mewujudkan keterpaduan pelayanan angkutan udara dengan angkutan jalan dan angkutan kereta api. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi tentang harapan dan persepsi pengguna jasa Bandara Juanda Surabaya terhadap fasilitas alih moda dalam rangka penyelenggaraan angkutan multimoda agar dapat terwujud pelayanan yang berkelanjutan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index. Dari hasil analisis diperoleh 2 ( dua) variabel yang dianggap pengguna jasa, kurang memadai tetapi tingkat kepentingannya cukup tinggi yaitu fasilitas jalan penghubung/ selasar dan fasilitas informasi angkutan lanjutan. Sedangkan Tingkat kepuasan total konsumen adalah sebesar 80% artinya seluruh butir variabel fasilitas pelayanan transportasi antarmoda di Bandara Juanda telah dapat memberikan kepuasan kepada pengguna jasa karena tingkat kepuasan total konsumen berada pada range index of good (80% lebih kecil X lebih kecil 84%), yang menggambarkan bahwa fasilitas alih moda untuk mendukung pelayanan transportasi antarmoda di Bandara Juanda Surabaya yang ada saat ini dianggap sudah cukup baik, namun jika dibandingkan dengan harapan pengguna jasa, masih perlu dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas alih moda sehingga dapat meningkatkan kelancaran transportasi antarmoda di Bandara Juanda Surabaya
REVITALISASI LAYANAN INTERMODA ANGKUTAN LAUT TANJUNG TIRAM KE KUALA TANJUNG
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sampai dengan tahun 2030 telah mencanangkan 2 buah pelabuhan utama yaitu Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Kuala Tanjung yang berlokasi di kawasan pantai Timur Sumatera Utara. Pengembangan pelabuhan pendukung Tanjung Tiram di pesisir pantai timur Sumatera Utara diperlukan untuk mendukung keberadaan pelabuhan khususnya hubungan internasional Kuala Tanjung yang juga menyediakan layanan perpindahan penumpang dari dan menuju luar negeri seperti Malaysia dan Singapura. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, dengan melakukan pengumpulan data primer, data sekunder dari referensi, literatur dan data penunjang lainnya yang digunakan untuk dibandingkan kelebihan moda angkutan laut dengan moda angkutan darat dan hasil Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelabuhan Tanjung Tiram saat ini masih digunakan sebagai pelabuhan nelayan atau pelabuhan ikan, sedangkan untuk pergerakan penumpang dan barang masih sangat rendah pemanfaatannya karena moda darat lebih dipilih karena waktu tempuhnya lebih cepat, biaya lebih murah. Hasil analisis menunjukkan rute layanan angkutan laut dari Tanjung Tiram ke Kuala Tanjung untuk saat ini belum layak dibuka kembali. Apabila dibuka atau daktifkan kembali dengan persyaratan yang wajib dipenuhi, yaitu: pengerukan alur di dermaga sehingga kapal penumpang bisa bersandar, Pembangunan kantor dan peralatan imigrasi, penyediaan kapal layanan penumpang, Penataan kawasan pelabuhan Tanjung Tiram, namun membutuhkan biaya yang sangat besar. Sehingga solusi yang lebih efektif dan efisien adalah penyediaan angkutan umum atau penyediaan sarana dan prasarana pendukung untuk melayani penumpang dari Tanjung Tiram menuju Kuala Tanjung Balai Asahan
Signals recovery from two incomplete crossfaded signals
Tato bakalářská práce se zabývá obnovením dvou obrazových signálů z jejich neúplného křížového prolnutí a obnovením stejných obrazových signálů z jejich neúplného křížového prolnutí obsahujícího šum. Vše je prakticky ověřeno a předvedeno pomocí softwaru Matlab.This bachelor thesis deals with restoration of two signals from their cross-fade in limited section and restoration of two signals from their cross-fade in limited section containing noise. Everything is practically verified and performed with help of Matlab software.
Stokavian purism in Maretić's work Jezični savjetnik
Tema ovog rada štokavski je purizam Maretićeva jezičnog savjetnika. Građu za istraživanje čini spomenuti Maretićev Savjetnik te suvremeni rječnici, Anićev i Šonjin rječnik. U ovome radu predstavit će se škola hrvatskih vukovaca i njihove značajke. Nakon toga slijedi detaljna analiza hrvatskog jezičnog purizma te hrvatskog savjetništva 20. stoljeća. Zatim će se reći nešto o Tomi Maretiću, o njegovu utjecaju u hrvatskom jeziku. Kao izraziti jezični purist prekinuo je s tronarječjem i jezičnu pravilnost određivao samo na temelju štokavskog narječja. Nakon toga slijedi prikaz Maretićeva savjetnika. Predstavit će se Maretićevi savjeti uzeti prema određenim kriterijima. Prvi kriterij su šulekizmi i internacionalizmi, zatim slijede savjeti koje Maretić smatra kajkavizmima, neke od njih prihvaća u književnom jeziku, dok druge ne. Zadnji kriterij je čakavizmi, predstavljeni su neki koje je Maretić prihvatio i neke koje je htio izbaciti iz jezika. Kao temeljni dio ovog rada slijedi Maretićev pristup leksičkim savjetima te usporedba autorove savjetodavne preporuke sa suvremenom rječničkom literaturom
Odlučivanje o metodologiji vođenja projekata u uvjetima udaljenog rada u informacijsko komunikacijskom sektoru
Udaljeni rad sve više postaje uobičajena praksa u svijetu. Razlog tome je sve veća globalizacija, napredak tehnologije, ali i nedostatak kvalitetnih IT stručnjaka u određenim područjima što se može riješiti zapošljavanjem u drugim zemljopisnim područjima te udaljenim radom. Što se tiče samih metodologija vođenja projekata, IT tvrtke sve više koriste agilnu metodologiju, jer se pokazalo da u IT projektima u kojima se zahtjevi jako brzo mijenjaju, tradicionalna “Waterfall” metodologija nije prikladna. Tradicionalna “Waterfall” metodologija zahtijeva projektni plan kompletno pripremljen na početku projekta s jasno definiranim svim zahtjevima projekta te jasnim planom koji se onda prati. Zbog takvog načina pripreme i praćenja projekta “Waterfall” metodologija je prikladna za lokacijski distribuirane projekte, jer je plan jasan i očekuje se samo njegovo praćenje. Za razliku od tradicionalne “Waterfall” metodologije, agilna metodologija ne samo da dozvoljava, već očekuje promjene tijekom projekta. Razvoj projekta se radi u iteracijama te su u svakoj iteraciji uključeni svi dionici projekta koji mogu mijenjati, prilagođavati ili davati nove zahtjeve u svakoj iteraciji. Zbog takvog načina rada agilna metodologija se pokazala kao uspješna u IT projektima, ali isto tako zbog takvog načina rada metodologija propisuje da svi sudionici projekta moraju biti na istoj fizičkoj lokaciji. Cilj ovog rada je identificirati i opisati problem vođenja projekata u uvjetima udaljenog rada, razviti model odlučivanja te odlučiti o najboljoj metodologiji vođenja projekata u uvjetima udaljenog rada te napraviti prijedlog okvira za novu metodologiju. U radu su analizirani prednosti i nedostaci pojedine metodologije općenito i u uvjetima udaljenog rada, identificiran te strukturiran problem odlučivanja te provedeno odlučivanje s ciljem rangiranja alternativa te davanja preporuke koja metodologija vođenja projekata se preporuča za određenu situaciju. Nakon toga je razvijen i predstavljen prilagođeni oblik metodologije za vođenje projekata u uvjetima udaljenog rada.Remote work is becoming more trend in the World today. This is happening due to globalization from one side and technology improvement from the other, together with lack of IT experts in some areas which can be solved with hiring experts in other areas and getting them to work remotely. If we look at project methodologies by itself, IT companies are using more and more agile methodologies as proven in IT projects where requirements can change drastically and due to that Waterfall was found as not appropriate. Traditional Waterfall methodology requires all requirements and project plan to be prepared in advance and those have to be clearly and precisely prepared and followed. Due to that it is appropriate more for geographically distributed projects because plan is clear and it is expected only to follow it. Agile methodology, unlike Waterfall, allows and expects changes during the project. Project development is done in phases where in each phase are included all project members. In each phase requirements can be changed, adapted or given new ones. Due to this agile shown as successful in IT projects, but the methodology is causing issues with globalization because it requires all project members to be in the same location. The objectives of this research are to identify and describe the problem of managing projects in the remote work conditions, to develop decision model and to decide on the best project methodology for remote work conditions, and to develop new methodology that will resolve identified obstacles. This paper analized benefits and disadvantages of each methodology by itself and in the remote work conditions. Decision problem was modeled and decision making was made with the goal of alternative rankins and recommendation of the project methodology. After that adapted project methodology was described in details
Psychoacoustic Perception of Equal Instrumental Chords Distributed Differently in Stereo
Tato práce se zabývá psychoakustickým vnímáním shodně instrumentovaných souzvuků různě rozložených ve stereu. Také se zabývá psychoakustickým vnímáním neshodně instrumentovaných souzvuků různě rozložených ve stereu. Práce představuje, co je psychoakustické vnímání, podle čeho se určuje barva zvuku, jak funguje maskování mezi zvuky a pro člověka. Dále jsou ukázány zkoumané souzvuky (akordy), které byly různě rozloženy ve stereu. Akordy při výzkumu poslouchalo 72 posluchačů. Tito posluchači podle zvolené škály hodnotili srozumitelnost nástrojů, kdy v rámci akordu vždy každý jednotlivý tón hraje jiný nástroj. Nástroje byly rozděleny do tří kategorií podle jejich tvorby vyšších harmonických složek. Posluchači také hodnotili srozumitelnost nástrojů. Data od posluchačů byla vyhodnocena psychoakustickou metodou sémantického diferenciálu a byly určeny závěry.This thesis deals with psychoacoustic perception of equally instrumented chords distributed differently in stereo. Also this thesis deals with psychoacoustic perception of unequally instrumented chords distributed differently in stereo. The thesis shows what is psychoacoustic perception, according to what is sound color determined, how does masking work between sounds and for people. Next, it shows examined chords which were differently distributed in stereo. These chords were listened by 72 listeners. They did, according to given scale, evaluate intelligibility of instruments within the chord where every individual tone was played by different instrument. The instruments were categorized into three categories according to their creating higher harmonic components. Also, the listeners evaluated intelligibility of the chords. The data were evaluated with help of psychoacoustic method called semantic differential and the results were set.
Comparison ofdifferent keeping systems of black slavonian pig-fajfer pig
Istraživanje je provedeno na 60 svinja crne slavonske pasmine svinja koje su bile držane u ekstenzivnom sustavu (n=30) te na dubokoj stelji (n=30). Svinje su uzgajane do završnih težina od 135kg te su zaklane u dobi od 550 dana. Određivani su pokazatelji svojstava polovica: masa polovica, dužina polovica, dužina i opseg buta i debljina slanine i mišića. Od klaoničkih svojstava određivani su pH45 u butu i najdužem leđnom mišiću (MLD), pH24 u butu i najdužem leđnom mišiću, boja mesa i sposobnost vezanja vode. Rezultati istraživanja su ukazali na to da svinje držane na stelji imaju statistički visoko značajno više završne težine, dok su kod svinja uzgajanih u ekstenzivnom sustavu utvrđena statistički značajna bolja kvaliteta mesa (boja mesa i drip loss). Držanje svinja u oba sustava je u skladu s čimbenicima dobrobiti svinja te imaju pozitivan učinak na zdravlje svinja. Oba sustava držanja su pogodni za uzgoj crne slavonske svinje.A study was carried out on 60 pigs of Black Slavonian breeds that were kept in extensive keeping conditions (n = 30) and on a deep litter (n = 30). Pigs were grown up to the final weight of 135kg and slaughtered at 550 days. Carcass traits were measured: the half weight, the length of the half, the length and the extent of silk and the thickness of bacon and muscle. Meat properties that were measured was, pH45 in the ham and the longest muscle (MLD), pH24 in the ham and the longest muscle, the color of the meat and the ability to bind water. The results of the research have shown that the pigs kept on the deep litter have statistically significantly higher end weights, while statistically significant better meat quality (meat dye and drip loss) was found in the extensively breeded pigs. Keeping the pigs in both systems is in line with the factors of the welfare of the pig and also have a positive effect on the health of the pig. Both holding systems are suitable for breeding Black Slavonian pigs
- …