16 research outputs found

    Perbedaan Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup untuk Pembangunan Berkelanjutan Kelas XI IIS di SMA Negeri 1 Wonoayu-Sidoarjo

    Get PDF
    ABSTRAK Perbedaan Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pelestarian Lingkungan Hidup untuk Pembangunan Berkelanjutan Kelas XI IIS di SMA Negeri 1 Wonoayu-Sidoarjo   Nama                 : Hikmasari Rahayu NIM                  : 12040274067 Program Studi   : S-1 Pendidikan Geografi Jurusan              : Pendidikan Geografi Fakultas             : Ilmu Sosial dan Hukum Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya Pembimbing      : Dr. Sukma Perdana Prasetya, S.Pd., MT   Materi Pelestarian Lingkungan Hidup merupakan materi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Saat proses pembelajaran agar materi tersebut dapat dipahami dengan baik oleh siswa adalah dengan cara mendiskusikan bersama rekan satu kelompok. Contoh  strategi yang cocok terhadap materi tersebut adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT. Karena kedua strategi tersebut dapat membantu siswa dalam bertukar pendapat dalam diskusi dan saling membantu satu sama lain, selain itu pada strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD, di akhir subbab siswa diberikan kuis akademik dan pada TGT siswa diberikan games dan turnamen, hal itu dilakukan untuk mengasah kembali hasil dari apa yang sudah siswa diskusikan bersama rekan kelompoknya, sehingga memudahkan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pelestarian lingkungan hidup. Desain penelitian ini menggunakan Criteria Group Design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IIS SMA Negeri 1 Wonoayu. Hasil dari penelitian ini berupa hasil nilai kognitif siswa.  Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, homogenitas, dan uji-t. Hasil kognitif siswa dengan menggunakan uji Paired Sample t-test pada kedua kelas tersebut mendapatkan hasil sebesar 0,000, artinya sebelum dan sesudah diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT, ada perbedaan signifikan karena ρ < α, dimana ρ adalah hasil perhitungan signifikasi dan α ketentuan sebesar 0,05. Hasil uji Independent Sample t-test diperoleh hasil pretest kedua kelas, ρ sebesar 0,985, artinya nilai pretest antara kedua kelas tidak ada perbedaan. Pada nilai posttest kelas kedua kelas diperoleh hasil, ρ sebesar 0,028, artinya nilai posttest antara kedua kelas ada perbedaan karena ρ < α, peningkatan nilai kognitif terbesar dialami oleh kelas XI IIS 2 yang menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT. Artinya kelas XI IIS 2 yang menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih unggul dibandingkan kelas XI IIS 1 yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD.   Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe STAD, TGT, dan Hasil Belajar Kogniti

    PENDUGAAN BEBERAPA PARAMETER DINAMIKA POPULASI IKAN LAYANG (Decapterus macrosoma, BLEEKER 1841) DI PERAIRAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN

    Get PDF
    his research was conducted in November to December 2012 which aimed to estimate thepopulation dynamic of mackerel fish through their age-group, growth, mortality, and yield perrecruitment. Samples were taken from the waters of sub district of Panyula, in the district of EastTanete Riatang, in Bone Region. Age-group was measured using Bhattacharya method with thehelp of Fish Stock Assessment Tools II (FISAT II) software. Growth and natural mortality weremeasured by applying the equations of Von Bertalanffy and Empiris Pauly (respectively). Whereastotal mortality as well as yield per recruitment were estimated by applying Beverton and Holdequation; and catch mortality was estimated by applying the equation of Z=F+M. Results showedthe average total length of 849 mackarel fish that was 121-295 mm. They were divided into 4groups with 306.35 mm asymptotic length, 0,33 growth rate coefficient and theoritical age of 0.0294year. Natural mortality rate, total and catch mortality, and exploitation rate were 0.3672per year; 2,4358 per year, 2,0687 per year and 0.8493 (respectively). This indicated that an overcatch had occurred due to the higher catch mortality compared to the natural mortality as well asthe yield per recruitment, i.e. 0.0865 gram/recruitment. Keywords : Population dynamic, mackerel fish, Bone Strait

    Penerapan model think talk write berbantuan media gambarilustrasi untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa tema lingkungan sahabat Kita kelas v sd 1 daren nalumsari Jepara

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa dalam model Think Talk Write pada Tema Lingkungan Sahabat Kita Kelas V SD 1 Daren Nalumsari Jepara. Think Talk Write merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi untuk dapat menemukan materi yang dipelajari serta dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan menulis deskripsi adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, pikiran dalam bentuk tulisan untuk menjelaskan obyek/gambar yang sedang diamati dengan memperhatikan aspek dalam keterampilan menulis. Media adalah alat bantu yang disajikan sebagai perantara/pengantar informasi belajar yang digunakan guru untuk berkomunikasi dengan siswa. Gambar ilustrasi merupakan media gambar dengan tujuan untuk melengkapi suatu cerita, teks, atau sebagai penjelasan visual dari suatu bagian tulisan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SD 1 Daren Nalumsari Jepara dengan subyek penelitian 12 siswa. Penelitian ini berlangsung selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Variabel bebas adalah model Think Talk Write berbantuan media gambar ilustrasi. Metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data berupa analisis data kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan keterampilan mengajar guru pada siklus I mendapat persentase 72% (baik) yang meningkat pada siklus II dengan persentase 88% (sangat baik). Sedangkan peningkatan keterampilan menulis deskripsi siswa juga meningkat pada siklus I memperoleh total nilai 75 (cukup) dan meningkat pada siklus II dengan total nilai 83 (baik). Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas V SD 1 Daren Nalumsari Jepara dapat disimpulkan bahwa penerapan model Think Talk Write dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi siswa kelas V SD 1 Daren Nalumsari Jepara

    PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUBMATERI TINGKAT KEJENUHAN LARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TDM-IAE : tes diagnostik model mental – interview about event

    Get PDF
    Profil model mental mencerminkan pemahaman siswa pada tiga level representasi kimia yaitu makroskopik, sub-mikroskopik, dan simbolik. Literatur menunjukkan bahwa pemahaman lengkap tentang konsep kimia seperti tingkat kejenuhan larutan memerlukan pemahaman dan kemampuan untuk mengintegrasikan model mental di tiga level representasi tersebut, pemahaman dan kemampuan siswa tersebut sering kali tidak diketahui secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil model mental siswa pada submateri tingkat kejenuhan larutan dengan menggunakan tes diagnostik model mental-Interview About Event (TDM-IAE)¬. Penelitian dilakukan di salah satu SMA negeri di kota Bandung dengan enam orang siswa kelas XII IPA sebagai partisipan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan instrumen penelitian berupa Tes Diagnostik Model Mental Interview-About-Event (TDM-IAE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua siswa memiliki profil model mental yang tidak utuh pada semua konsep dalam submateri tingkat kejenuhan larutan. Tidak semua siswa memiliki kemampuan yang baik dalam level makroskopik. Siswa pada kelompok tinggi sudah cukup baik dalam memahami setiap konsep. Siswa pada kelompok sedang dan rendah mengalami kesulitan dalam memvisualisasikan level sub-mikroskopik ke dalam level simbolik. Berdasarkan profil model mental siswa tersebut diperoleh beberapa temuan terkait miskonsepsi yang dialami siswa pada submateri tingkat kejenuhan larutan yaitu larutan jenuh dan larutan tepat jenuh itu berbeda, padatan zat terlarut yang tidak melarut dalam wadah dianggap sebagai suatu bagian dari sebuah larutan, jumlah partikel zat terlarut dalam semua larutan sama, dan jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, bergantung pada jumlah zat terlarut yang ditambahkan saat pengujian untuk pengelompokan.;---The mental model profile reflects students’ understanding on three levels of chemical representation: the macroscopic, sub-microscopic, and symbolic. The literature suggests that a complete understanding of chemistry concepts such as solution saturation level entails understanding of the ability to integrate mental model across three levels of representation, the students' understanding and ability are often not known maximally. This study aims to obtain model mental of solution saturation level concept with diagnostic mental model test Interview About Event (TDM-IAE). This study was conducted in one Senior High School in Bandung with six 12th grade students as the research pasrticipants. The method used in this research is descriptive with diagnostic mental model test Interview About Event (IAE). The results showed that all students’ had an incomplete mental model profile on all concepts in the material solution saturation level. Students' in the high groups are good enough at understanding every concept. Students’ in moderate and low groups have difficulty in visualizing sub-microscopic levels to symbolic levels. Based on students mental model profile, some students misconception were found: saturated salotution and correctly saturated solution are different, insoluble solute solids are considered to be part of a solution, and the amount of solute particles in the solution, depends on the amount of solute added during the test for grouping

    KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT THOMAS LICKONA DAN KI HAJAR DEWANTARA

    Get PDF
    Abstrak Hikmasari, Nur Dyan. 2021.Konsep Pendidikian Karakter Menurut Thomas Lickona dan Ki Hajar Dewantara. Skripsi. Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Pembimbing: (I) Happy Susanto (2) Rohmadi Kata Kunci : Pendidikan karakter, Pengembangan Pendidikan Islam Pendidikan karakter memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Internalisasi pendidikan karakter dimulai dari lingkup domestik, yakni keluarga. Menurut Thomas Lickona keluarga merupakan tempat lahirnya sebuah pembelajaran, dan hal ini akan berimpact pada pola relasi sosialnya diluar lingkungan keluarga, juga di sekolah. Sehingga seorang siswa atau peserta didik akan lebih siap ketika belajar di sekolah. Ki Hadjar Dewantara mengemukakan bahwasannya pendidikan itu merupakan buah dari infiltrasi kebudayaan yang ada dan kebudayaan itu sendiri terbentuk dari setiap tingkah laku yang dilakukan secara masif sampai kemudian menjadi sebuah budaya. Hampir sama dengan apa yang di sampaikan Thomas Lickona, Ki Hadjar Dewantara juga berpandangan bahwasannya urgensi keluarga sebagai pusat pendidikan, bukan saja untuk untuk pendidikan individual saja, melainkan juga untuk pendidikan social, termasuk pendidikan yang berorientasi pada kecerdasan budi pekerti atau karakter, dan juga sebagai modalitas kelak ketika hidup ditengah masyarakat. Dari pemaparan yang penulis sampaikan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep pendidikan karakter menurut Thomas Lickona dan Ki Hadjar Dewantara. Yang nantinya diharapkan dapat menguraikan secara lebih detail terkait konsep pendidikan karakter menurut Thomas Lickona dan Ki Hadjar Dewantara. Penilitian ini bersifat Library Research sehingga seluruh data yang disajikan didapat dari menelusuri sumber primer yakni buku Thomas Lickona Educating for Character terjemahan dan buku Pendidikan Karakter Ki Hadjar Dewantara, serta berbagai sumber-sumber pendukung lainnya. Dengan penelusuran secara deskriptif, analitik, dan komparatif ini diharapkan mampu menelaah konsep pendidikan karakter menurut Thomas Lickona dan Ki Hadjar Dewantara. Hasil penelitian ini sebagai berikut Konsep pendidikan karakter Thomas Lickona dan Ki Hajar Dewantara adalah bagaimana seluruh elemen sosial memiliki peranan kuat pada proses pembentukan karakter seseorang baik itu pada kelompok umur, kelompok profesi dan sebagainya, serta dalam pengembangan karakter dan nilai yang merupakan sebuah target atau capaian dalam proses pendidikan di sekolah

    Analisis Penerjemahan Istilah Budaya dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari ke dalam Novel The Years of the Voiceless.

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan: (1) semua kata, frasa, dan kalimat yang mengandung unsur budaya dalam novel Entrok dan terjemahannya pada novel The Years of the Voiceless, (2) prosedur penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan istilah-istilah budaya ke dalam Bahasa Inggris, (3) ideologi yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan istilah-istilah budaya tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah novel Entrok karya Okky Madasari dan novel terjemahannya dalam Bahasa Inggris yang berjudul The Years of the Voiceless. Objek dalam penelitian ini adalah istilah-istilah budaya dalam bentuk kata, frasa, dan kalimat yang terdapat di dalam novel. Pengumpulan data menggunakan teknik baca catat. Uji keabsahan data dilakukan oleh expert judgment. Analisis data dilakukan dengan metode padan referensial dan padan translasional. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Terdapat 152 istilah budaya dalam novel Entrok yang terbagi atas lima kategori yaitu ekologi, budaya material, budaya sosial, organisasi, tradisi, aktivitas, konsep, serta gestur dan kebiasaan. Istilah budaya yang paling banyak ditemukan adalah istilah budaya material, sementara yang paling sedikit ditemukan adalah istilah budaya ekologi dan organisasi. (2) Terdapat 163 data yang terbagi dalam 14 prosedur penerjemahan. Prosedur penerjemehan tersebut adalah literal, transferensi, naturalisasi, padanan budaya, padanan fungsional, padanan deskriptif, pergeseran dan transposisi, modulasi, terjemahan resmi, analisis komponensial, reduksi, parafrase, prosedur lainnya yang berupa penghapusan, ekuivalensi, dan idiomatik, serta prosedur couplet. (3) Terdapat 117 prosedur penerjemahan yang menunjukkan ideologi domestikasi, dan 47 prosedur penerjemahan menunjukkan ideologi forenisasi. Dapat disimpulkan bahwa penerjemahan istilah budaya pada novel Entrok ke dalam novel The Years of the Voiceless menggunakan ideologi domestikasi berdasarkan prosedur penerjemahan yang paling banyak ditemukan

    Pendugaan Beberapa Parameter Dinamika Populasi Ikan Layang (Decapterus Macrosoma, Bleeker 1841) Di Perairan Teluk Bone, Sulawesi Selatan

    Full text link
    His research was conducted in November to December 2012 which aimed to estimate thepopulation dynamic of mackerel fish through their age-group, growth, mortality, and yield perrecruitment. Samples were taken from the waters of sub district of Panyula, in the district of EastTanete Riatang, in Bone Region. Age-group was measured using Bhattacharya method with thehelp of Fish Stock Assessment Tools II (FISAT II) software. Growth and natural mortality weremeasured by applying the equations of Von Bertalanffy and Empiris Pauly (respectively). Whereastotal mortality as well as yield per recruitment were estimated by applying Beverton and Holdequation; and catch mortality was estimated by applying the equation of Z=F+M. Results showedthe average total length of 849 mackarel fish that was 121-295 mm. They were divided into 4groups with 306.35 mm asymptotic length, 0,33 growth rate coefficient and theoritical age of 0.0294year. Natural mortality rate, total and catch mortality, and exploitation rate were 0.3672per year; 2,4358 per year, 2,0687 per year and 0.8493 (respectively). This indicated that an overcatch had occurred due to the higher catch mortality compared to the natural mortality as well asthe yield per recruitment, i.e. 0.0865 gram/recruitment

    Pengaruh Jalan Kaki dan Senam Kaki terhadap Kadar Glukosa Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe 2

    Get PDF
    Background: Type 2 Diabetes Mellitus is a metabolic disease due to insulin action can not effective thus leading to high blood glucose levels. Therefore, it takes effort to control blood glucose levels, one of the them by doing walk or feet gymnastic exercise. Purpose: To know the effect of walking and feet gymnastic exercise to blood glucose levels of people with type 2 diabetes mellitus. Methods: Types of this research is quasi experiment. Research design is Pretest and Posttest Two Groups Design. The first group was given walking exercise and second group was given feet gymnastic exercise. Number of subjects is 20 people with purposive sampling technique which uses inclusion and exclusion criteria. Subjects were made to do exercise for 4 weeks with a frequency of 3 times/weeks. Result: Based on the result of wilcoxon test in acute effect (pre and post exercise) obtained p value of walking exercise = 0,005, p value of feet gymnastic exercise = 0,005. While chronic effects (pre and post of 4 weeks exercise) obtained p value of walking exercise = 0,092, p value of feet gymnastic exercise = 0,24. From mann whitney test obtained p value of acute effect = 1,000 and p value of chronic effect = 0,85. Conclusions: There is a significant acute effect between pre and post walking and feet gymnastic exercise, there is not chronic effect between pre and post walking and feet gymnastic exercise, and there is not significant difference of acute and chronic effect between walking and feet gymnastic exercise to blood glucose level of people with type 2 diabetes mellitus. Keywords: Blood Glucose Levels, Feet Gymnastic Exercise, Type 2 Diabetes Mellitus, Walking Exercise

    Konsep Pendidikan Karakter Perspektif Thomas Lickona dan Ki Hajar Dewantara

    Get PDF
    The purpose of the study was to determine the concept of character education according to Thomas Lickona and Ki Hadjar Dewantara. Which later is expected to be able to describe in more detail the concept of character education according to Thomas Lickona and Ki Hadjar Dewantara. This research is library research, so all the data presented is obtained from tracing primary sources, namely the translated book of Thomas Lickona Educating for Character and Ki Hadjar Dewantara's Character Education book, as well as various other supporting sources. With this descriptive, analytical, and comparative search, it is hoped that it will be able to examine the concept of character education according to Thomas Lickona and Ki Hadjar Dewantara. The results of this study found that the concept of character education of Thomas Lickona and Ki Hajar Dewantara is how all social elements have a strong role in the process of forming one's character, both in the age group, professional group and so on, as well as in developing character and values which are a target or achievement. in the educational process at school

    Moodle Web-Based Learning Constraints toward Student Learning Interest Using C4.5 Algorithm during Covid-19 Pandemic

    Get PDF
    The Learning System during the Covid-19 pandemic shifted from offline learning to online learning which made many campuses use various E-Learning platforms. However, most campuses use Moodle Web-Based Learning because it provides many features that can support lecturers and students in the online learning process and can be accessed via a laptop or smartphone. The problem is, some students experience constraints in following this learning model that affects the ups and downs of student interest in learning, so it is necessary to find the obstacle factors that hinder students during Moodle Web-Based Learning. The C4.5 algorithm generates a decision tree that can be used to predict good results and provide accurate information. The purpose of this study was to find the relationship between the contraints experienced by students while following the Moodle Web-Based Learning model toward students' interest in learning using the C4.5 algorithm. The results showed the main contraint that affects the decrease in student learning interest is influenced by the learning features used by lecturers at a time when online learning is incomplete, network quality is not good, students consider Moodle Web-Based Learning less interesting while the increasing interest in student learning is influenced by the learning features used by lecturers at the time of online learning is very complete , good network quality, students use laptops or computers in following moodle Web-Based Learning and students find Moodle Web-Based Learning interesting
    corecore