52 research outputs found

    Pengaruh Penambahan Air Lindi terhadap Laju Dekomposisi Sampah Daun yang dikomposkan dalam Vessel

    Get PDF
    Sampah merupakan barang atau segala sesuatu yang dianggap sudah tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi dan tidak dapat dipergunakan (tidak fungsional lagi). Sampah daun merupakan sampah organik terbanyak di lingkungan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Pengomposan secara alami berlangsung cukup lama, dengan penambahan aktivator dapat mempercepat proses pengomposan. Alternatif aktivator yang dapat digunakan yaitu air lindi dari hasil proses pengomposan sampah daun di rumah Kompos UNY. Melalui penelitian ini akan diungkap kemampuan mikroorganisme di dalam air lindi untuk mempercepat laju dekomposisi sampah daun dan mengetahui dinamika densitas bakteri-fungi.Bahan utama penelitian yaitu sampah daun kelengkeng (Euphoria longana), daun ketepeng (Cassia tora L.), dan air lindi dari pengomposan di rumah kompos UNY. Penelitian ini memakai 6 taraf perlakuan air lindi, yaitu perlakuan A = kontrol (tanpa air lindi) ; B = 2,2 liter ; C = 3,2 liter ; D = 4,2 liter ; E = 5,2 liter ; F = 6,2 liter, jumlah volume sampah daun 8 kg setiap perlakuan. Penelitian dilakukan dengan skala kecil dalam vessel (ember) berukuran 8 liter selama 70 hari di rumah kompos UNY. Laju dekomposisi sampah daun ditentukan dari besarnya penurunan rasio C/N pada akhir pengomposan.Penambahan air lindi sebesar 5,2 liter dalam 8 kg sampah daun paling optimum menurunkan rasio C/N sebesar 43,18% dengan lama waktu pengomposan selama 70 hari. Dinamika densitas bakteri- fungi berkaitan dengan penurunan rasio C/N, kadar Karbon (C), kadar Bahan Organik (BO), kadar air, bobot kompos dan peningkatan kadar Nitrogen (N), kadar Phospor (P), kadar Kalium (K), dan pH kompos

    PELATIHAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN UNTUK MENGHADAPAI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) MELALUI LESSON STUDI BASED LEARNING COMMUNITY DI SMP/MTS SE-KABUPATEN BANTUL

    Get PDF
    Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Peningkatan kualitas, kapasitas, kompetensi pedagogik-profesional dan pembinaan profesi pendidik (dalam hal ini guru) khususnya di Amal Usaha Muhammadiyahn (AUM) Sekolah Kabupaten Bantul (SMP/MTs) dapat dilakukan melalui melalui kegiatan Lesson study. Lesson study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial. Tahapan-tahapan dalam lesson study menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act (PDCA). Kegiatan pelatihan lesson study diselenggarakan pada tanggal 10, 14, dan 16 Agustus 2017 di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bantul, dengan peserta perwakilan guru SMP/MTs Muhammadiyah seKabupaten Bantul. Output kegiatan pelatihan yaitu terbentuknya komunitas lesson study di SMP/MTs Muhammadiyah se-Kabupaten Bantul. Tindak lanjut kegiatan yaitu penerapan lesson study di masing-masing sekolah, dengan cara pelaksanaan berbasis MGMP, berbasis sekolah, dan berbasis komunita

    Pengaruh Komposisi Pupuk Ns Zeolit Untuk Meningkatkan Serapan N dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Entisol

    Get PDF
    Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas ini merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah. Penggunaan bawang merah oleh masyarakat cenderung baik karena pertambahan penduduk. Sebagai komoditas tanaman sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat, potensi pengembangan bawang merah masih terbuka lebar tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri tetapi juga luar negeri. Pupuk majemuk NS Zeolit mempunyai efisiensi N yang tinggi, karena menggunakan zeolit alam yang mempunyai kemampuan tinggi untuk menjerap unsur hara N, sehingga N dilepaskan secara perlahan. Bahan mineral an-organik, misalnya silikon, sulfur, gipsum, fosfat, zeolit, bentonit merupakan bahan bermembran yang dapat digunakan untuk pembuatan pupuk berpelepasan hara rendah. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan 2 faktor perlakuan, faktor pertama yaitu 2 varietas bawang merah yakni Bangkok Warso (V1) dan Bima Curut (V2). Faktor kedua yaitu komposisi pupuk majemuk NS Zeolit dengan 6 aras ( P0, P1, P2, P3, P4, P5); Faktor tersebut dikombinasikan sehingga diperoleh 2 x 6 atau 12 kombinasi perlakuan, yang diulang 3 kali sehingga diperoleh 36 unit percobaan. Variabel yang diamati meliputi: pH-H2O, DHL, N-tersedia, N-total tanah, N-jaringan tanaman, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman, bobot basah daun, bobot kering daun, bobot basah umbi, bobot kering umbi, bobot basah akar, bobot kering akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk majemuk NS Zeolit yang bersumber dari pupuk urea, kalsium sulfat dan zeolit berpengaruh terhadap bobot kering umbi, bobot kering tanaman, bobot basah umbi, bobot basah akar, bobot kering akar, N-tersedia, N-total dan pH-H2O tanah. Pupuk NS Zeolit grade 7-5,24 meningkatkan bobot basah umbi menjadi 25,63 g/rumpun, tetapi menurunkan kadar N-Jaringan menjadi 1,11 %

    Hand-arm vibration disorder among grass-cutter workers in Malaysia

    Get PDF
    Prolonged exposure to hand-transmitted vibration from grass-cutting machines has been associated with increasing occurrences of symptoms and signs of occupational diseases related to hand-arm vibration syndrome (HAVS). Methods. A cross-sectional study was carried out using an adopted HAVS questionnaire on hand-arm vibration exposure and symptoms distributed to 168 male workers from the grass and turf maintenance industry who use hand-held grass-cutting machines as part of their work. The prevalence ratio and symptom correlation to HAVS between high and low–moderate exposure risk groups were evaluated. Results. There were positive HAVS symptoms relationships between the low–moderate exposure group and the high exposure group among hand-held grass-cutting workers. The prevalence ratio was considered high because there were indicators that fingers turned white and felt numb, 3.63, 95% CI [1.41, 9.39] and 4.24, 95% CI [2.18, 8.27], respectively. Less than 14.3% of workers stated that they were aware of the occupational hand-arm vibration, and it seemed to be related to the finger blanching and numbness. Conclusion. The results suggest that HAVS is under-diagnosed in Malaysia, especially in the agricultural sectors. More information related to safety and health awareness programmes for HAVS exposure is required among hand-held grass-cutting workers

    Level of Students’ Environmental Literacy based on Components of Knowledge, Attitude, and Behaviour

    Get PDF
    Environmental problems include pollution, loss of habitat, climate change, and decreased biodiversity related to human behavior. People who have environmental literacy will behave more responsibly towards their environment. An alternative solution that can be done is to build community environmental literacy through education. This study aims to analyze the level of environmental literacy of students based on the components of knowledge, attitudes, behavior. This type of research is quantitative with a survey method. Research respondents are students from 23 provinces in Indonesia who are currently studying at the Biology Education Study Program, Ahmad Dahlan University, with 93 respondents. The data collection technique uses a questionnaire, and the instrument uses an environmental literacy questionnaire (knowledge, attitudes, and behavior components). Validation of the instrument using exploratory factor analysis and reliability using Cronbach's Alpha. The data analysis technique used is descriptive quantitative. The level of environmental literacy in the knowledge component of 69.55% (high criteria), 1.08% (moderate criteria), and 29.37% (low criteria). Components of student attitudes obtained 62.37% in the excellent; 13.04% neutral; 24.59% in the poor. The behavioral component 52.93% gave an occasional response; 37.28% always; and 9.80% never. Students' level of environmental literacy on the components of knowledge and attitudes is not in line with the behavior shown. Knowledge about the environment and attitudes care for the environment owned by students have not been fully expressed in the behavior that is responsible for the environment. Students have not fully implemented the knowledge and attitude components into the behavioral components

    Learning Resources of Bivalves Diversity in the Coastal Intertidal Zone of Biodiversity Materials for the 10th Grade Senior High School: a Literature Study

    Get PDF
    Utilizing the environment as the learning resource can enhance learning activities, but on biodiversity material, teachers have not been able to apply this system on teaching and learning activities. This study aims to determine the level of diversity of Bivalves in the intertidal zone and to analyze the requirements of learning resources. The type of this study is a literature study, which is designed in a narrative review. The data analysis technique used descriptive analysis.  The results showed that the Bivalve diversity index belonged to different categories, namely low, medium to high. Based on the analysis of the requirements for learning resources for biology, the results of the study have met the requirements as a source for learning Biology in class X on biodiversity material

    PENINGKATAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR DARING MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TEMA BERBAGAI PEKERJAAN UNTUK SISWA KELAS IV SD NEGERI POKOH 1

    Get PDF
    Latar belakang penelitian ini adanya minat dan keaktifan belajar kelas IV di SD Negeri Pokoh 1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa kelas IVB SD Negeri Pokoh 1. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subyek siswa kelas IV SD Negeri Pokoh 1 yang berjumlah 27 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan minat dan keaktifan belajar menggunakan model Problem Based Learning dalam tema berbagai pekerjaan untuk siswa kelas IV SD Negeri Pokoh 1. Penelitian ini memiliki empat tahap yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah observasi keaktifan dan pengisian angket minat.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) model PBL telah dilakukan melaluilangkah-langkah sebagai berikut: a) orientasi peserta didik pada masalah, b) Mengorganisasikan peserta didik, c) Membimbing penyelidikan individu dan kelompok, d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 2) penggunaan model PBL dalam subtema lingkungan dan manfaatnya dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri Pokoh 1. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan minat belajar siswa yaitu pada siklus I sebesar 71% (tinggi) dengan rincian ada 7 siswa cukup berminat (25,9%), 18 siswa berminat tinggi (66,7%), dan 2 siswa berminat sangat tinggi (7,4%) dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 76,3% dengan rincian 4 siswa cukup berminat (14,8%), 15 siswa berminat tinggi (55,6%), dan 8 siswa berminat sangat tinggi (29,6%) dalam mengikuti pembelajaran. 3) penggunaan model PBL dalam subtema lingkungan dan manfaatnya dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IV SD Negeri Pokoh 1. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan keaktifan yaitu pada siklus I sebesar 59,9 (cukup) dengan rincian ada 9 siswa keaktifan belajar rendah (33,3%), 10 siswa keaktifan belajar cukup (37%), dan 8 siswa keaktifan belajar tinggi (29,6%). Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 69,3 (tinggi) dengan rincian 1 siswa keaktifan belajar rendah (3,7%), 10 siswa keaktifan belajar cukup (37%), 14 siswa keaktifan belajar tinggi (51,9%), dan 2 siswa keaktifan belajar sangat tinggi (7,4%)

    PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MUATAN IPA DENGAN MEDIA FILE PPT PDF DI KELAS VB SD N SUTRAN

    Get PDF
    Pendidikan pada masa pandemi korona mengalami perubahan. Semua sekolah diharuskan melakukan pembelajaran secara daring. Semua siswa harus belajar mandiri di rumah bersama orangtuanya. Hal ini menyebabkan beberapa masalah baru. Di SD sutran salah satu akibat dari pembelajaran daring adalah menurunnya motivasi siswa dan hasil belajar siswa khususnya pada muatan IPA. Siswa malas untuk mempelajari buku teks secara madiri di rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa muatan IPA kelas VB SD Sutran menggunakan media file ppt pdf pada pembelajaran daring. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif kuantitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I, dari 16 siswa, nilai yang berada di bawah KKM adalah 4 siswa (25%),sedangkan yang di atas KKM adalah 14 siswa (75%). Pada siklus II, dengan adanya perbaikan media file ppt pdf, semakin meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Nilai nilai siswa yang berada di bawah KKM ada 2 siswa (12,5%), sedangkan yang di atas KKM adalah 14 siswa (87,5%). Observasi terhadap motivasi siswa yang telah dilaksanakan dari siklus I sampai siklus II juga mengalami peningkatan. Motivasi siswa pada siklus I adalah (76,9%), dan (79,4%). Sedangkan motivasi siswa pada siklus II adalah(82,5%) dan (84,4%). Berdasarkan data di atas penggunaan media file ppt pdf telah dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VB SD N Sutran

    Spousal communication on family planning and perceived social support for contraceptive practices in a sample of Malaysian women

    Get PDF
    Background: In Malaysia, contraceptive prevalence rate (CPR) during past three decades has been steady, with only 34% of women practicing modern contraception. The aim of this study was to determine the factors associated with modern contraceptive practices with a focus on spousal communication and perceived social support among married women working in the university. Materials and Methods: A cross-sectional study was carried out using self-administered structured questionnaire. The association between variables were assessed using Chi-square test, independent sample t-test, and logistic regression. Results: Overall, 36.8% of women used modern contraceptive methods. Signifi cant association was found between contraceptive practice and ethnicity (P = 0.003), number of pregnancies (P < 0.001), having child (P = 0.003), number of children (P < 0.001), positive history of mistimed pregnancy (P = 0.006), and experience of unwanted pregnancy (P = 0.003). The fi nal model showed Malay women were 92% less likely to use modern contraception as compared to non-Malay women. Women who discussed about family planning with their spouses were more likely to practice modern contraception than the women who did not [odds ratio (OR): 2.2, Confi dence Interval (CI): 1.3–3.7]. Those women with moderate (OR: 4.9, CI: 1.6–10.8) and strong (OR: 14, CI: 4.5–26.4) perception of social support for contraceptive usage were more likely to use modern contraception than the women with poor perception of social support. Conclusion: Spousal communication regarding family planning would be an effective way to motivate men for supporting and using contraceptives. Family planning education initiatives should target both men and women, particularly high-risk cases, for promoting healthy timing and spacing of pregnancies. Ethnic disparities need to be considered in planning reproductive health programs

    Efektivitas Video Learning Materi Pencemaran Lingkungan Pada Mata Kuliah Ilmu Lingkungan Prodi Pendidikan Biologi FKIP UAD : (The Effectiveness of Video Learning of Environmental Pollution Materials in the Environmental Science Course of Biology Education Study Program, FKIP UAD)

    Get PDF
    Biology Education Study Program students, FKIP UAD have a learning style that tends to be auditive-visual. Based on these student characteristics, it is necessary to select appropriate and appropriate learning media to retain the information provided as much as possible. Therefore it is required to use learning media to accommodate student learning styles, namely by using video learning media. This study aims to determine the effectiveness of using video learning material on environmental pollution in the Environmental Science course. Video learning of environmental pollution material used includes water, soil, and air pollution. The research design is one-group pretest-postest design. The research was conduct at the Biology Education Study Program FKIP UAD in March-August 2018. The population in this study were all students of the Biology Education Study Program FKIP UAD semester VI academic year 2017-2018,  125 people (class A, B, C). Data collection techniques using observation and tests. The instruments used were the observation sheet and pre-post test. Data analysis includes prerequisite tests and hypothesis testing using the gain score and t-test. The results of the gain score for classes A, B, and C were obtained in the moderate category (0.3 ≤ g ≥0.7), meaning that there was an increase in learning outcomes using video learning. The t-test shows a significant difference between the pretest and post-test. The video learning of environmental pollution material is effectively used in the learning process of Environmental Science. Abstrak. Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi FKIP UAD memiliki gaya belajar yang cenderung auditif-visual. Berdasarkan karakteristik mahasiswa tersebut diperlukan pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai. Oleh karena itu perlu menggunakan media pembelajaran yang dapat mengakomodir gaya belajar mahasiswa, yaitu dengan penggunaan media pembelajaran video. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan video learning materi pencemaran lingkungan pada mata kuliah Ilmu Lingkungan. Video learning materi pencemaran lingkungan yang digunakan meliputi materi pencemaran air, tanah, dan udara. Desain penelitian yaitu  one-group pretest-postest design. Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UAD pada bulan Maret–Agustus 2018. Sampel penelitian ini mahasiswa semester VI prodi Pendidikan Biologi FKIP UAD tahun akademik 2017-2018, berjumlah 125 orang (kelas A,B,C). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dan tes. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi dan soal. Teknik analisis data deskriptif kuantitatif, analisis data meliputi uji prasyarat dan uji hipotesis menggunakan gain score dan uji t. Hasil gain score untuk kelas A, B, dan C diperoleh kategori sedang (0,3 ≤ g ≥0,7), artinya terdapat peningkatan hasil belajar dengan menggunakan video learning. Hasil uji t menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara pretes dan postes sehingga video learning materi pencemaran lingkungan efektif digunakan dalam proses pembelajaran Ilmu Lingkungan
    corecore