20 research outputs found

    Pembinaan Tata Bahasa dan Bentuk Surat-Menyurat Indonesia Berbasis Microsoft di Desa Mandala, Dukupuntang Kabupaten Cirebon

    Get PDF
    Tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan kemampuan para perangkat desa dalam membuat surat dengan menerapkan teknologi komputer. Surat merupakan salah bentuk komunikasi tulis. Surat ditulis bertujuan untuk menyampaikan sesuatu kabar/berita/informasi secara tertulis. Penulisan dan pengorganisasian surat perlu mendapatkan perlakukan yang khusus agar maksud dan tujuan dapat disampaikan dengan baik Penulisan surat membutuhkan sebuah pemahaman tentang konsep bahasa dan format bentuk surat. Hal ini bertujuan agar maksud dan tujuan surat dapat diterima dengan baik oleh penerima surat. Penggunaan teknologi dalam penulisan surat akan berpengaruh pada kecepatan dalam penyampian informasi. Salah satu usaha yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan kegiatan pengelolaan surat-menyurat dengan memanfaatkan teknologi komputer. Teknologi komputer khususnya pemanfaatan perangkat lunak yang digunakan adalah metode langsung dengan menggunakan suatu pendekatan teknik pendampingan. Mitra dalam kegiatan ini adalah pemerintahan Desa Mandala Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Hasil kegiatan ini berupa peningkatan kapasitas kemampuan para perangkat desa dalam proses penulisan surat dari segi penggunaan bahasa surat dinas yang baku sesuai  dengan ejaan bahasa Indonesia serta bentuk surat dinas yang akan digunakan. Selanjutnya, pengguaan teknologi komputer bagi para perangkat Desa akan mempermudah dalam proses pembuatan surat masal secara singkat dan efisien dengan memaksimalkan fitur Mail Merge pada program Microsoft Word

    ANALISIS GEOMETRI FRAKTAL PADA BENTUK BANGUNAN DI KOMPLEK KERATON KANOMAN CIREBON

    Get PDF
    Keraton berasal dari bahasa Jawa kuno yaitu kata keratuan menunjukkan keterangan tempat, yaitu untuk bersemayamnya raja atau tempat kediaman raja. Raja sebagai kepala pemerintahan bertempat tinggal di dalam keraton yang dijadikan pusat kerajaan dan segala kegiatan politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Para pejabat tinggi kerajaan dan bangsawan juga tinggal di sekitarnya. Karena hampir semua kegiatan masyarakat terpusat di sekitar keraton, maka berkembang menjadi kota. Keraton Kanoman dibangun tahun 1588 M oleh pangeran Muhamad Badarudin Kertawijaya yang bergelar Sultan Anom I. Ia mendirikan keratonnya di rumah pangeran Cakrabuana ketika baru saja datang ke tegal alang-alang bernama Witana. Titimangsa tahun berdirinya keraton Kanoman tertulis dalam sebuah gambar yang ada di pintu masuk Jinem keraton Kanoman, yang menggambarkan matahari berarti satu, wayang darma kusuma yang berarti lima, bumi berarti satu, dan binatang kemangmang yang berarti nol. Candrasangkala tersebut menunjukkan angka tahun 1510 Saka atau 1588 M. Jadi keraton Kanoman didirikan pada tahun 1510 Saka atau 1588 M. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan geometri fraktal yang ada pada komplek keraton Kanoman yang dilihat pada aspek dimensi fraktal dari bentuk bangunan tesebut. Analisis dimensi fraktal menggunakan metode box-counting untuk mengetahui tingkat kekasaran dari bangunan di komplek keraton Kanoman dengan mensketsa beberapa skala. Metode penelitian ini ialah etnografi dan jenis penelitiannya adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk bangunan dari keraton Kanoman untuk lawang seblawong, balai manguntur, dan gapura barat memiliki kedalaman dimensi fraktal dengan tingkat kekasaran cukup tinggi. Sehingga detail dari susunan bangunan tersebut tergolong tinggi

    BERPIKIR MATEMATIS RIGOR: KONTRIBUSI PADA PENGEMBANGAN PENGETAHUAN METAKOGNITIF-SELF ASSESSMENT MAHASISWA

    Get PDF
    This study aims to analyze students' rigorous mathematical thinking from three levels of cognitive function structures associated with their contribution to self-assessment metacognitive knowledge in Real Number System lectures. This research is qualitative research with a type of case study. The research subjects were three students of the Mathematics Education Study Program who contracted the Real Number. System course selecting research subjects based on test results identifies students into three rigorous mathematical thinking cognitive function structure levels. This study's results indicate that rigorous mathematical thinking contributes to students' self-assessment metacognitive knowledge. The quality of review of students who have a rigorous mathematical thinking level can lead to thoroughness, intellectual perseverance, critical investigation, and truth-seeking in solving problems appropriately, structurally, and systematically into a direct experience in the learning process is described as metacognitive. Students at the level of abstract relational thinking can assess their own abilities very well, learn independently, and choose with certainty how to solve problems by placing the right method. Qualitative thinking level students focus more on symbols or symbols and represent their knowledge through visualization. He prefers that the type of evaluation problem solving is not in the form of long, detailed sentences but instead immediately transforms the sentences into clear mathematical symbol

    KETERAMPILAN PROSES BERFIKIR MATEMATIKA MAHASISWA DITINJAU DARI PERFORMANCE ASSESSMENT

    Get PDF
    Hasil belajar bukan hanya dilihat dari nilai akhir saja melainkan dapat juga dilihat dariproses yang dilaluinya. Begitu pula pada hasil belajar mahasiswa, mahasiswa barudirasakan perlu dilihat kemampuan awal mereka yang dilihat melalui proses berpikirmereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana keterampilanproses berfikir matematika mahasiswa saat awal memasuki perkuliahan yang ditinjaumelalui rubrik performance assessment, dimana subyek penelitian ini terdiri dari 6 orang darisejumlah mahasiswa tingkat satu, yang memiliki kemampuan akademik berbeda. Metodepenelitian yang digunakan deskriptif dilakukan pada saat sebelum perkuliahan dimulai.Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa keterampilan proses berfikir mahasiswadari ketiga pertanyaan yang telah dijawab oleh subyek dengan kemampuan akademik tinggiyaitu hampir tepat dan jelas serta tidak ada kesalahan dalam menentukan pola, berfikirkomunikasi, serta dalam melakukan perhitungan, sedangkan pada subyek dengankemampuan akademik sedang proses yang mereka lakukan hanya terdapat sedikitkesalahan dalam nementukan pola, mengkomunikasikan ide matematika dan dalammelakukan perhitungan, kesimpulan terakhir pada subyek dengan kemampuan akademikrendah dalam proses berfikir yang mereka lakukan dari ketiga soal yang diberikan rata-rataterdapat lebih dari satu kesalahan dalam menentukan pola, mengkomunikasikan idematematika, dan dalam melakukan perhitungan.Kata Kunci : ketrampilan proses berfikir, Performance Assessment

    Rigorous Mathematical Thinking: Conceptual Knowledge and Reasoning in the Case of Mathematical Proof

    Get PDF
    This study aims to analyze in-depth students' conceptual knowledge and reasoning when solving problems using mathematical proof as a rigorous mathematical thinking paradigm. The research uses a qualitative method with a case study approach that analyzes the mathematical proof ability of nine students who represent different cognitive functions from each level of rigorous mathematical thinking. The results showed that each level of rigorous mathematical thinking meant other indicators according to their ability to master conceptual knowledge and implement mathematical ideas through reasoning. This research has an impact on the treatment that the teacher must give in determining the learning model and evaluation instrument that can raise students' conceptual knowledge and reasoning. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara mendalam pengetahuan konseptual dan penalaran siswa ketika memecahkan masalah menggunakan pembuktian matematis sebagai paradigma berpikir matematis yang ketat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang menganalisis kemampuan pembuktian matematis sembilan siswa yang mewakili fungsi kognitif yang berbeda dari setiap tingkat pemikiran matematis yang teliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap tingkat berpikir matematis yang teliti berarti indikator lain sesuai dengan kemampuannya untuk menguasai pengetahuan konseptual dan mengimplementasikan ide-ide matematika melalui penalaran. Penelitian ini berdampak pada perlakuan yang harus diberikan guru dalam menentukan model pembelajaran dan instrumen evaluasi yang dapat meningkatkan pengetahuan konseptual dan penalaran siswa

    SIFAT-SIFAT KEKONVERGENAN PADA BARISAN FUNGSI REAL

    Get PDF
    Artikel ini membahas tentang analisis sifat-sifat kekonvergenan pada barisan fungsi real. Adapun tujuan dari artikel ini yaitu mengidentifikasi sifat-sifat kekonvergenan pada barisan fungsi real. Kemudian menganalisis sifat-sifat dari barisan fungsi real yang konvergen. Pada artikel ini, ada dua jenis kekonvergenan pada barisan fungsi real yaitu konvergen titik demi titik (pointwise) dan konvergen seragam. Terkait dengan jenis kekonvergenan dapat diturunkan beberapa sifat mengenai kekontinuan, integral, dan turunan. Sifatnya ialah: (1) limit dari barisan fungsi kontinu yang kontinu seragam merupakan fungsi kontinu, (2) limit dari barisan integral fungsi yang konvergen seragam pada interval tertutup memiliki nilai yang sama dengan integral dari limit barisan fungsi real, dan (3) misalkan ada suatu barisan fungsi real yang konvergen ke  sedangkan barisan dan turunannya merupakan barisan fungsi kontinu dan konvergen seragam ke , maka dapat disimpulkan bahwa  merupakan fungsi kontinu dan turunan  ternyata sama dengan  itu sendiri

    DESAIN BAHAN AJAR BERBASIS AKTIVITAS PEMECAHAN MASALAH PADA POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET

    Get PDF
    AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah menguji dan menganalisis kesulitan-kesulitan yangdialami siswa dan intervensi-intervensi yang diberikan kepada siswa untukmenyelesaikan tugas-tugas yang mengundang aktivitas pemecahan masalah siswa padatahap pemahaman dan penerapan konsep. Metode kualitatif digunakan dalam penelitianini karena relevan dilihat dari proses awal sampai tersusunnya sebuah bahan ajar baruyang berhubungan dengan aktivitas pemecahan masalah. Berdasarkan hasil penelitian dikelas dapat disimpulkan bahwa : 1) Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalampemahaman konsep, 2) Intervensi konvergen diberikan pada siswa dari awalpembelajaran, saat siswa mencari pola pada tabel dan menggeneralisasi konsep.Kata Kunci : Bahan Ajar, Aktivitas Pemecahan Masala

    Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa pada Materi SPLDV Menggunakan Soal-soal Berbasis Taksonomi SOLO

    Get PDF
    Story questions have level of abstraction characteristics. In the story question, it can be seen that the students’ abstract extended level by changing the pattern questions according to the indicators of high –level mathematical thinking. This study aims to determine the ability of students to understand mathematical concepts in the SPLDV material using SOLO Taxonomy-based questions and student responses in working on these questions. When researchers did a teaching practice at a vocational high school in Cirebon district, they found that the students' ability to understand concepts was still low, this was confirmed by interviews with students that they did not understand SPLDV questions, especially in making mathematical models of a story problem. This research is located in one of the Vocational High Schools in Cirebon Regency. The subjects of this study were 21 class X students. The researcher used a descriptive method with a qualitative approach because the researcher wanted to find out more about how students understood mathematical concepts in the SPLDV material using SOLO Taxonomy-based questions. The results of this study were the students' ability to understand mathematical concepts in the SPLDV Material Using SOLO Taxonomy-based questions was still very low, namely 37.10% and the responses given by students were positive for the use of questions based on the use of SOLO Taxonomy-based questions.Soal cerita memiliki tingkat karakteristik abstraksi yang tinggi. Pada soal cerita dapat dilihat level extended abstrak siswa dengan mengubah pola soal sesuai indikator berfikir matematis tingkat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada materi SPLDV menggunakan soal-soal berbasis Taksonomi SOLO dan respon siswa dalam mengerjakan soal tersebut. Pada saat peneliti melakukan praktek mengajar disalah satu SMK di kabupaten Cirebon menemukan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa masih rendah hal ini dipertegas dari wawancara dengan siswa bahwa mereka kurang memahami soal-soal SPLDV khususnya dalam  membuat model matematika dari sebuah soal cerita. Penelitian ini bertempat disalah satu Sekolah Menengah Kejuruan dikabupaten cirebon. Subjek penelitian ini merupakan siswa kelas X yang berjumlah 21 orang. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dikarenakan peneliti ingin mencari tahu lebih dalam bagaimana pemahaman konsep matematis siswa pada materi SPLDV menggunakan soal-soal berbasis Taksonomi SOLO. Hasil dari penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada Materi SPLDV Menggunakan Soal-soal berbasis Taksonomi SOLO masih sangat rendah yakni 37,10% dan Respon yang diberikan siswa yaitu positif terhadap penggunaan soal-soal berbasis penggunaan soal-soal berbasis Taksonomi SOLO
    corecore