8 research outputs found

    Analisis Kelengkapan Atribut Apoteker terhadap Persepsi Masyarakat di Desa Pekunden Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas

    Get PDF
    Latar belakang: Apoteker yang melakukan pelayanan kefarmasian dengan menggunakan atribut sesuai perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dapat meningkatkan persepsi yang baik dari masyarakat terhadap apoteker serta peran apoteker lebih dikenal oleh masyarakat. Sementara itu, persepsi dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya, salah satunya adalah tingkat pendidikan masyarakat Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap kelengkapan atribut apoteker dan hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi mengenai kelengkapan atribut apoteker Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dilakukan pada bulan April – Juni 2020 dengan sampel masyarakat yang tinggal di Desa Pekunden Kec. Banyumas. Instrumen berupa kuesioner persepsi mengenai kelengkapan atribut apoteker. Sebanyak 101 responden menerima kuesioner dengan pengambilan sampel secara accidental. Data persepsi dianalisis secara deskriptif sedangkan hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi mengenai kelengkapan atribut apoteker diuji korelasi menggunakan Pearson Hasil Penelitian: Persepsi masyarakat terhadap kelengkapan atribut pada foto 1 (Apoteker menggunakan jas apoteker, kemeja, name tag, celana bahan, dan sepatu) menunjukkan hasil sebesar (84,52%) dengan kategori baik, pada foto 2 (Apoteker menggunakan jas apoteker, kaos, name tag, celana jeans, dan sandal) (65,90%) dengan kategori cukup, pada foto 3 (kemeja, celana bahan, dan sepatu) (64,48%) dengan kategori cukup, dan pada foto 4 (kaos, celana jeans, dan sandal) (42,38) dengan kategori kurang. Hasil analisis menunjukkan tingkat pendidikan (p=0,024 ;r=0,225) berhubungan signifikan dengan persepsi mengenai kelengkapan atributapoteker. Kesimpulan: Apoteker diharapkan untuk menggunakan atribut seperti jas putih, name tag, dan pakaian forma

    PENGELOLAAN KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH DAN LATIHAN PENINGKATAN ASPEK POSITIF YANG DIMILIKI PADA PASIEN TN. NK DAN TN. FY DI RUANG IRAWAN WIBISONO RSJD Dr. AMINO GONODOHUTOMO SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH

    No full text
    ABSTRAKPENGELOLAAN KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH DAN LATIHAN PENINGKATAN ASPEK POSITIF YANG DIMILIKI PADA PASIEN TN. NK DAN TN. FY DI RUANG IRAWAN WIBISONO RSJD Dr. AMINOGONDOHUTOMO SEMARANGPROVINSI JAWA TENGAHMUHAMMAD KHOIRUL FAHMI1, INDAR WIDOWATI2, PETRUS NUGROHO DJOKO SANTOSO31)Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Pekalongan2)Dosen jurusan keperawatan Prodi DIII Keperawatan PekalonganKoresponden : [email protected] belakang : Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa.. Penderita gangguan harga diri rendah ini perlu mendapatkan perawatan agar tidak mengakibatkan permasalahan yang lebih kompleks yaitu dengan latihan peningkatan aspek positif yang dimiliki.Tujuan : Penelitian ini bertujuan membahas pengelolaan keperawatan jiwa pada pasien Tn. NK dan Tn. FY dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah dengan latihan peningkatan aspek positif yang dimiliki.Metode : Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan 2 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan latihan peningkatan aspek positif yang dimiliki pasien dengan latihan merapikan tempat tidur, kedua pasien mampu mempraktekan merapikan tempat tidur dengan rapi pada hari ke 3, namun pelaksanaan SP hanya mampu sampai SP 1 Pasien dan Tujuan Khusus (TUK) keenam, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu penulis dan tidak ada keluarga yang menjenguk pasien.Simpulan : Berdasarkan hasil dan pembahasan pada pengelolaan keperawatan jiwa pada pasien Tn. NK dan Tn. FY dengan latihan peningkatan aspek positif ditemukan kesenjangan antara kasus kelolaan pasien dengan teori yaitu pada pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi.Kata kunci : keperawatan jiwa, gangguan konsep diri : harga diri rendah, latihan peningkatan aspek positif yang dimiliki

    Gamifikasi Digital dalam Pembelajaran Pendidikan: Penelitian Pemetaan Peta Melalui Studi Bibliometrik Menggunakan Vosviewer

    No full text
    Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan penelitian mengenai penggunaan gamifikasi dalam proses pembelajaran dengan pendekatan studi bibliometrik menggunakan vosviewer. Gamifikasi adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan unsur-unsur dalam permainan atau video game dengan tujuan untuk memotivasi siswa dalam proses pembelajaran dan memaksimalkan perasaan senang dan keterlibatan dengan proses pembelajaran, selain itu media ini dapat digunakan untuk menangkap hal-hal yang menarik minat siswa dan menginspirasi mereka untuk terus melakukannya belajar. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari pencarian jurnal Google Scholar melalui software Harzing's Publish or Perish dan terdapat 980 jurnal yang menjadi fokus data penelitian. Hasil penelitian menunjukkan kajian gamifikasi dalam dunia pembelajaran pertama kali diteliti pada tahun 1970. Juho Hamari menjadi peneliti paling aktif dalam melakukan kerjasama penelitian dengan total 35 dokumen dengan 54 link. Platform, Elemen Desain, dan Niat adalah kata-kata yang paling sering muncul. Topik gamifikasi paling sering muncul dalam penelitian di tahun 2016. Beberapa tema seperti efek motivasi, pendekatan inovatif, simulasi, publikasi merupakan topik yang minim diteliti sehingga hal ini akan membuka celah penelitian bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian pada topik tersebut

    An Empirical Study On The Influence Of Islamic Values On Money Demand (Case Study: University of Darussalam, Gontor and Mantingan Campus)

    No full text
    Chapra thought about money demand contains Islamic Values. The research on Chapra’s money demand has been done by some researchers such as Ebrinda and Sri Wahyuni, both researchers are in macro level, and the results of Ebrinda’s research is that social values have not significant effect on Islamic money demand in Indonesia and limit her research on social values, while the results of Sri Wahyuni’s research is that social values have not significant effect on money demand in the short term and significant effect in the long term. From here the researcher try to examine the effect of Islamic values on money demand in micro level at University of Darussalam Gontor, in addition to the pesantren system also has high Islamic values. The purpose of this study is to determine the effect of Islamic values on money demand from micro perspective. This research is quantitative research. In data collection, the researcher uses a questionnaire method. The data is analyzed by multiple linear regression method. The method is used to predict the value of a dependent variable based on the values of two or more variables. The results of research is that Islamic values have not significant effect on money demand. It’s proven by significance level which is still more than 0.05. The significance level of needs is 0.4, social values is 0.7, wasteful spending is 0.3 and savings is 0.3. While the variables that have significant effect are income with significance level 0.00, investment 0.00, and presupposition investment 0.04

    PERSPECTIVE ON BARRIERS TO E-LEARNING: INSIGHT FROM INDONESIAN PARENTS

    No full text
    The phenomenon of online learning has grown at a rapid pace over the years. Despite its benefits, online learning also comes with certain drawbacks, such as a shortage of access to reliable network connectivity, digital literacy, and socializing. The current study aims to explore the perceptions of parents regarding the challenges of distance learning faced by their children in Indonesia. Questionnaires via google forms and interviews were used to diagnose the parents’ responses to handicaps that existed during distance learning. The participants comprised 30 parents whose children joined online schooling. The findings revealed that parents experienced various kinds of obstacles in their efforts to help their children learn remotely such as (1) personal barriers (2) technical barriers (3) logistical barriers, and (4) financial barriers. The trend toward online learning is projected to continue and grow in the coming years with more dialogical, synchronic, pluralist, open, and accessible to various groups

    Sentiment prevalence on jihad, caliphate, and bid’ah among Indonesian students: focusing on moderate-radical muslim group tension

    Get PDF
    In reality, many students misunderstand several Islamic religious terms that come from Arabic; regarding jihad, caliphate, and bid’ah. This study used qualitative and quantitative data collection methods to investigate students’ perspectives on these terms. We collected data through a questionnaire on 122 Muslim students at the university who were suspected of being exposed to radicalism. After examining student responses, our examination led to mapping “positive,” “moderate,” and “negative” sentiments. The results revealed that few students achieved a positive category. Students expressed their attitudes, beliefs, and evaluations that the term Islam was abused and associated with violence, enforcement of the caliphate, and accusations of bid’ah against different groups. Analysis of data on student comments revealed that students’ meaning of terms tended to be influenced by the definition of radical Muslim groups. These findings indicate that radical groups can influence the way students interpret a term and create negative sentiments. Through this research, we suggest that “an indicator of moderate-radical Muslim group tension,” in the context of this study, between Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah versus Hizbut Tahrir Indonesia, can be used as material for deradicalisation policies for campuses in Indonesian
    corecore