28299 research outputs found
Sort by
TINJAUAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA MISFILE REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RAWAT JALAN RSUD KOTA SALATIGA
Rekam medis yang belum dikelola dengan baik dapat menyebabkan misfile. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada bulan Desember 2022 di ruang filing rawat jalan RSUD Kota Salatiga, ditemukan rata-rata persentase misfile sebesar 3,69% dengan rata-rata misfile per hari sebanyak 10 rekam medis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab terjadinya misfile berdasarkan aspek man, money, method, material, dan machine.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian terdiri dari kepala instalasi rekam medis, koordinator filing, dan 4 orang petugas filing rawat jalan. Objek penelitian ini adalah misfile di bagian filing rawat jalan. Metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.Hasil penelitian berdasarkan aspek man yaitu kurangnya ketelitian petugas filing rawat jalan dalam bekerja akibat adanya double job pada petugas. Berdasarkan aspek money yaitu adanya keterlambatan pengadaan barang yang dibutuhkan. Berdasarkan aspek method yaitu terdapat ketidaksesuaian dalam pelaksanaan SPO pengambilan kembali rekam medis rawat jalan dan SPO penyisiran terhadap rekam medis misfile. Berdasarkan aspek material yaitu tidak adanya buku ekspedisi, terkadang tidak ditempelkannya stiker kode warna pada map rekam medis, dan tidak digunakannya tracer (outguide) dalam penyimpanan. Berdasarkan aspek machine yaitu komputer tidak dapat melacak pasien yang dikonsultasikan ke poliklinik lain dan terjadinya error pada jaringan internet
TINJAUAN ASPEK LEGALITAS DAN KEAMANAN PENGGUNAAN TANDA TANGAN ELEKTRONIK PADA REKAM MEDIS ELEKTRONIK DI RSUD BANYUMAS
Rumah sakit mempunyai kewajiban salah satunya menyelenggarakan rekam medis. RSUD Banyumas merupakan salah satu rumah sakit yang sudah menerapkan rekam medis elektronik sejak tahun 2021. Dengan diterapkannya rekam medis elektronik maka diterapkan juga penggunaan tanda tangan elektronik pada rekam medis elektronik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau aspek legalitas dan keamanan penggunaan tanda tangan elektronik pada rekam medis elektronik di RSUD Banyumas. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumen. Pengolahan data yang digunakan transkrip, reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Analisis data menggunakan analisa deskriptif dengan validasi datanya menggunakan metode triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanda tangan elektronik yang digunakan belum tersertifikasi dan dibuat menggunakan signpad. Dokter, perawat, ataupun bidan sudah mempunyai tanda tangan elektronik. Rekam medis elektronik sudah menggunakan tanda tangan elektronik kecuali informed consent yang masih menggunakan tanda tangan manual. Alur pembuatan tanda tangan elektronik dilakukan dengan cara melakukan tanda tangan di signpad lalu tanda tangan akan tersimpan di database SIMRS. Analisis keterisian tanda tangan elektronik DPJP pada rekam medis elektronik yaitu resume medis sudah terisi 100%
HUBUNGAN FASILITAS SANITASI DAN HYGIENE PENJAMAH DENGAN KANDUNGAN ESCHERICHIA COLI PADA JAJANAN MINUMAN ES KUWUT DI KECAMATAN PURBALINGGA TAHUN 2023
Latar Belakang, Keracunan pangan sebagian besar disebabkan karena mengkonsumsi pangan yang telah tercemar, studi pendahuluan menyebutkan bahwa minuman merupakan jajanan yang paling beresiko tercemar Escherichia Coli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan fasiltas sanitasi dan hygiene penjamah dengan kandungan E. coli pada jajanan minuman es kuwut di Kecamatan Purbalingga. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh penjual es kuwut yang berada di kecamatan Purbalingga yang berjumlah 13. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik total population. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar checklist dan uji laboratorium E. coli. Hasil penelitian diperoleh bahwa fasilitas sanitasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kandungan E. coli (p=0,40 ), sedangkan hygiene penjamah tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan kandungan E. coli (p=0,248). Simpulan terdapat hubungan antara fasilitas sanitasi dengan kandungan E. coli dan tidak terdapat hubungan antara hygiene penjamah dengan adanya E. coli. Diharapkan bagi penjual meningkatkan hygiene sanitasi pangan, dan bagi Dinas Kesehatan untuk mengadakan pengawasan dan penyuluhan mengenai hygiene penjama
KARAKTERISTIK HASIL CROSSMATCH INKOMPATIBEL MAYOR, MINOR DAN AUTOKONTROL PADA METODE GEL TEST DI BANK DARAH RSU DR. R. SOETRASNO REMBANG TAHUN 2021-2022
Pelayanan transfusi darah sebagai salah satu upaya kesehatan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan. Standar pelayanan kejadian reaksi transfusi minimal harus kurang dari 0,01%, untuk meminimalisir reaksi transfusi maka dilakukan pemeriksaan pretransfusi yaitu crossmatch. Pemeriksaan crossmatch dapat terjadi inkompatibilitas atau ketidaksesuaian yang dapat disebabkan oleh kondisi pasien. Penelitian ini bertujuan Mendeskripsikan ciri-ciri hasil crossmatch mayor, minor dan autokontrol yang inkompatibel metode gel. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, jenis penelitian ini menitikberatkan pada analisis terhadap variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen, peneliti melakukan observasi pengamatan terhadap beberapa subyek. Hasil penelitian inkompatibel crossmatch metode gel test dengan presentase terbanyak ditemukan pada minor dan autokontrol sejumlah 14 (47%), jenis inkompatibel pada minor dan autokontrol berdasarkan golongan darah O yaitu 8 (27%) , jenis inkompatibel minor dan autokontrol berdasarkan produk darah yaitu PRC 7 (23%), jenis inkompatibel minor dan autokontrol paling banyak berdasarkan diagnosa penyakit anemia kronik yaitu 11 (37%)
HUBUNGAN KADAR DEBU PM2,5 TERHADAP KELUHAN ISPADI SEKITAR PERTUKANGAN KAYU BODAS KUSENKECAMATAN REMBANG TAHUN 2023
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang masih terjadi hingga saat ini. ISPA masih menjadi penyakit utama faktor kematian bayi dan balita di Indonesia. Berdasarkan World Health Organization (WHO) ISPA merupakan salah satu penyakit menular dan mematikan yang paling serius di Dunia. Salah satu dari kelompok umur yang rentan terhadap ISPA adalah balita. Sebagian besar 80%-90% waktu balita setiap harinya berada di dalam rumah, dimana terdapat pajanan polusi udara dalam rumah diantaranya adalah PM2,5. Desa Bodaskarangjati merupakan daerah dimana terdapat beberapa industri pengolahan kayu salah satunya yaitu Pertukangan Kayu Bodas Kusen, yang memungkinkan debu yang berada dalam rumah merupakan debu dari industri kayu tersebut. Penelitiaan ini bertujuan untuk menganalisis Hubungan kadar debu PM2,5 terhadap keluhan ISPA di sekitar Pertukangan Kayu Bodas Kusen Kecamatan Rembang Tahun 2023. Jenis penelitian yang digunakan cross sectional dengan mengukur variabel bebas yaitu PM2,5 dan variabel terikat yaitu keluhan gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Populasi pada penelitian ini adalah balita yang ada di Sekitar Pertukangan Kayu PK Bodas Kusen, Desa Bodaskarangjati, Kecamatan Rembang sebanyak 15 balita. Pengukuran debu menggunakan alat Dusttrack, dan penentuan titik lokasi mengambil rumah responden terdekat dengan analisis yang digunakan yaitu Chi Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 15 responden, terdapat 66,7% balita mengalami keluhan ISPA. Hasil analisis bivariat menghasilkan Sig 0,007 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kadar debu PM2,5 dengan Keluhan ISPA di Desa Bodaskarangjati Sekitar Pertukangan Kayu. Sedangkan beberapa variabel lainya tidak terdapat hubungan dengan keluhan ISPA. Masyarakat agar lebih memperhatikan sirkulasi udara yang masuk ke rumah, sehingga dapat dilakukan membuka jendela setiap hari. Untuk meminimalisir pencemar pada sumber, sebaiknya tempat produksi atau tempat kerja Pertukangan Kayu PK Bodas Kusen dibuat tertutup dan berventilasi baik, agar meminimalisir pencemaran udara di lingkungan permukiman setempa
ANALISA PENERAPAN BUTEYKO BREATHING EXERCISE TERHADAP PERBAIKAN RESPIRATORY RATE (RR) DAN SATURASI OKSIGEN (SPO2) PADA PASIEN ASMA DI RUANG IGD RSUP DR KARIADI
Background : Asthma is a chronic inflammatory disease of the respiratory tract characterized by coughing, shortness of breath, wheezing and a feeling of heaviness in the chest which is generally reversible both with and without treatment. Giving buteyko breathing exercise action is more effective than before being given the action.Purpose : To analyze the application of buteyko breathing exercise to the improvement of respiratory rate (RR) and oxygen saturation (SpO2).Methods : Descriptive analysis in the form of case studies with total sampling based on inclusion and exclusion criteria of 3 patients under management. The application of buteyko breathing exercise was carried out, observing vital signs before and after buteyko breathing exercise.Results of nursing care : Nursing problems are ineffective breathing patterns with Respiratory Rate (RR) > 26 x/minute and 2 patients were found to have mild hypoxia with SpO2 98%.Discussion : The author gives the application of buteyko breathing exercise to asthma patients with an improvement in the condition of RR and SpO2. Supported by Lisavina's research (2019) with the difference between controlling asthma before and after implementing Buteyko breathing.Recommendations : The application of buteyko breathing exercise in assessing improvement in respiratory rate (RR) and oxygen saturation (SpO2) did not have a negative impact on patient conditions, hospital costs, time and effort, or infrastructure
ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN TERKAIT KODE NEOPLASMA DI RSI SULTAN AGUNG
Berdasarkan studi pendahuluan keakuratan kode neoplasma di RSI Sultan Agung Semarang belum mencapai 100%. Perekam Medis dan Informasi Kesehatan adalah seseorang yang memiliki kompetensi keterampilan klasifikasi klinis, kodefikasi penyakit dan masalah kesehatan lainnya, serta prosedur klinis. Semua perekam medis di instalasi rekam medis wajib memiliki pengetahuan dalam penentuan kode klinis . tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis tingkat pengetahuan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan terkait kode neoplasma di RSI Sultan Agung Semarang. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Metode penelitian ini survei cross sectional.Sampel sebanyak 27 perekam medis dan informasi kesehatan yang memiliki pendidikan Diploma III di instalasi rekam medis RSI Sultan Agung Semarang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner penelitian terdiri dari 30 pernyataan terkait kode neoplasma. Hasil penelitian pertama yaitu karakteristik responden terdiri dari usia dewasa awal, berpendidikan diploma III RMIK, masa kerja 6-10 tahun dan tidak pernah mengikuti pelatihan koding klinis. Bagian kedua yaitu tingkat pengetahuan responden yaitu baik 1 responden (3,7%), cukup 24 responden (88.9%) dan kurang 2 responden (7.4%). Kemudian bagian ketiga tingkat pengetahuan berdasarkan karakteristik responden yaitu usia dewasa awal memiliki tingkat pengetahuan cukup, masa kerja 6-10 tahun dan tingkat pengetahuan cukup, dan tidak pernah mengikuti pelatihan koding namun memiliki tingkat pengetahuan yang cukup
TINJAUAN PELAKSANAAN RETENSI DAN PEMUSNAHAN REKAM MEDIS DI RSUD BUMIAYU KABUPATEN BREBES
Rekam medis di rumah sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 5 tahun terhitung dari tahun kunjungan terakhir pasien berobat dan setelah melewati jangka waktu tersebut dapat diretensi dan dimusnahkan. RSUD Bumiayu pertama kali melaksanakan retensi dan pemusnahan rekam medis pada tahun 2022 namun hasil dari pelaksanaan masih ditemukan rekam medis aktif yang belum tersusun rapi di rak dan rekam medis inaktif belum semuanya dimusnahkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan retensi dan pemusnahan rekam medis di RSUD Bumiayu yang baru pertama kali dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa RSUD Bumiayu sudah tersedia surat keputusan direktur mengenai pembentukan tim pemusnahan dan SPO pemusnahan sedangkan untuk SPO retensi belum ada. Hambatan lain yaitu kurangnya petugas filing, petugas belum mengikuti pelatihan, belum terdapat Jadwal Retensi Arsip (JRA), tidak adanya alat scanner, ruang penyimpanan yang masih terbuka, serta belum tersedianya anggaran khusus. Saran untuk penelitian ini yaitu perlu menambah petugas rekam medis dan mengikuti pelatihan, menyusun SPO retensi dan Jadwal Retensi Arsip (JRA), menambahkan alat scanner dan ruang penyimpanan rekam medis inaktif, serta merencanakan anggaran khusus retensi dan pemusnahan rekam medis
PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP NYERI LUKA POST OPERASI LAPARATOMI DI RUANG BEDAH RSUD DR. YULIDDIN AWAY KABUPATEN ACEH SELATAN
Latar belakang : Laparatomi merupakan prosedur pembedahan mayor, dengan melakukan penyayatan pada lapisan dinding abdomen untuk mendapatkan bagian organ abdomen yang mengalami masalah (hemoragi, perforasi, kanker dan obstruksi). Fenomena yang sering dilaporkan bahwa pasca pembedahan pasien mengalami keluhan nyeri sebanyak 75% penderita. Salah satu terapi non farmakologi untuk mengatasi nyeri adalah terapi relaksasi benson. Tujuan : Menerapkan teknik relaksasi benson terhadap nyeri luka post operasi laparatomi di ruang bedah RSUD dr. Yuliddin Away Aceh Selatan. Metode : Metode yang digunakan adalah studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah pasien post operasi laparotomi yang mengalami nyeri di ruang bedah RSUD dr. Yuliddin Away Aceh Selatan. Hasil asuhan keperawatan : Pengkajian dilakukan kepada 3 klien yang dirawat inap di ruang bedah, Ketiga klien tersebut merupakan pasien post operasi laparotomi hari ke-2. Masalah keperawatan adalah nyeri sedang (skala 4-6) dan nyeri ringan (1-3). Implementasi evidence based nursing practice relaksasi Benson diterapkan 1 kali sehari selama 3 hari dengan waktu 15 menit. Ketiga klien mengalami penurunan skor, yakni dari tingkat nyeri skala sedang menjadi skala ringan. Diskusi : Teknik relaksasi benson efektif menurunkan skala nyeri pasien post laparatomi didukung oleh hasil penelitian Hutahaean et al., (2019) menyimpulkan bahwa adanya penurunan nyeri pada pasien dengan post operasi laparatomi dengan melakukan teknik relaksasi sehingga pasien merasa nyaman dan terlihat rileks. Rekomendasi : Teknik relaksasi benson dapat dijadikan sebagai acuan untuk tindakan intervensi perawat dalam menurunkan nyeri pada pasien post operasi laparatomi
PENERAPAN PIJAT BAYI TERHADAP PENURUNAN KADAR BILIRUBIN PADA BAYI DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DI RUANG NEONATAL RESIKO TINGGI RSDUP DR. KARIADI SEMARANG
Latar belakang : Hiperbilirubinemia merupakan salah satu kejadian yang sering terjadi pada bayi baru lahir. Jika tidak segera ditangani akan terjadi komplikasi kern ikterus. Prosedur penatalaksanaan hiperbilirubinemia di rumah sakit adalah fototerapi namun berpotensi menimbulkan efek samping. Terapi pijat bayi yang dilakukan dengan melibatkan orang tua sesuai konsep family centered care diharapkan mampu membantu menurunkan kadar bilirubin dan meningkatkan ekskresi bilirubin selama bayi mendapatkan fototerapi.Tujuan : Menganilisis penerapan terapi pijat bayi terhadap penurunan kadar bilirubin pada bayi hiperbilirubinemiaMetode : Analisis deskriptif yaitu studi kasus dengan jumlah subyek 3 bayi. Instrumen yang digunakan yaitu SPO pijat bayi. Terapi pijat bayi dilakukan 15-20 menit 2 kali sehari selama 2 hariHasil asuhan keperawatan : Hasil evaluasi evidence based nursing practice yang dilakukan pada ketiga klien kelolan yaitu terapi pijat bayi dapat disimpulkan efektif mampu membantu menurunkan kadar bilirubin serta frekuensi BAB mengalami peningkatan, warna feses kuning dan konsistensi lembekDiskusi : Pada studi kasus ini didapatkan 3 bayi mengalami peningkatan kadar bilirubin, warna feses pucat, dan diprogram fototerapi 1x24 jam kemudian diterapkan terapi pijat bayi yang memberikan efek secara biomekanikal, fisiologikal dan neurologikal diharapkan membantu menurunkan kadar bilirubin.Rekomendasi : Terapi pijat bayi mampu membantu menurunkan kadar bilirubin, diharapkan orang tua tetap melanjutkan terapi pijat bayi secara mandiri di ruma