22 research outputs found

    Analisa Pengaruh Temperatur Pada Proses Tempering Terhadap Sifat Mekanis Dan Struktur Mikro Baja Aisi 4340

    Full text link
    Baja merupakan salah satu jenis logam yang banyak digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan. Adakalanya baja yang akan diproses tidak mempunyai kekerasan yang cukup. Oleh karena itu perlu dilakukan proses lagi yaitu proses hardening. Dengan melakukan Hardening maka akan didapatkan sifat kekerasan yang lebih tinggi. Semakin tinggi angka kekerasan maka sifat keuletan akan menjadi rendah dan baja akan menjadi getas. Baja yang demikian tidak cukup baik untuk berbagai pemakaian. Oleh karena itu biasanya atau hampir selalu setelah dilakukan proses pengerasan kemudian segera diikuti dengan Tempering. Pengujian dilakukan baik pada sifat fisis(komposisi, struktur mikro, dan fotomakro) maupun sifat mekanis (kekerasan dan kekuatan tarik). Hasil penelitian pada baja AISI 4340 diperoleh kekuatan tarik pada spesimen tanpa perlakuan panas sebesar 1115,7 N/mm² dengan VHN sebesar 347, setelah mengalami proses Hardening 850°C kekuatan tarik menjadi 1234,8N/mm² dengan VHN sebesar 527,4. Tempering 200°C diperoleh kekuatan tarik sebesar 1813.4 N/mm² dengan VHN sebesar 507,6. Tempering 400°C diperoleh kekuatan tarik sebesar 1402,4N/mm² dengan VHN sebesar 435,6. Sedangkan pada proses Tempering 600°C diperoleh kekuatan tarik sebesar 1039,1 dengan VHN sebesar 332,8. Semakin tinggi temperatur pemanasan pada proses tempering kekuatan tarik dan kekerasan semakin menurun, sebaliknya keuletannya meningkat sehingga disesuaikan dengan keperluan

    Analisa Kekerasan dan Laju Keausan Blok Silinder Mesin Sepeda Motor Berbahan Paduan Al-si

    Get PDF
    Blok liner silinder merupakan bagian dari blok silinder yang berfungsi sebagaitempat berlangsungnya proses kerja engine. Dimana pada bagian ini terjadi proses kerjaproses kerja hisap, kompresi, kerja dan buang. Oleh karena itu agar tidak terjadi kebocorankompresi yang disebabkan oleh gesekan antara ring piston dan dinding liner silinder,diperlukan dinding liner silinder yang mempunyai nilai kekerasan yang tinggi dan nilaikeausan yang rendah. Karena apabila terjadi kebocoran kompresi diruang bakar hal inidapat berakibat pada tenaga yang dikeluarkan motor menjadi berkurang dan juga selain itusystem pembakaran diruang bakar juga menjadi tidak sempurna dimana pelumnas atau olimesin juga ikut terbakar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai karakteristik sifatmekanik dan struktur mikro blok silinder liner bahan aluminium dan silikon. Pengujianyang dilakukan yaitu pengujian komposisi kimia, pengujian kekerasan (brinell), pengujiankeausan (ogoshi), dan pengujian struktur mikro. Pada pengujian komposisi kimiadihasilkan kandungan unsur terbesar adalah Al 76,140% dan silikon 13,898%. Dengankandungan silikon <12% menempatkan blok silinder aluminium dan silikon berada padafasa hipereutektik. Dan dengan pengujian kekerasan (brinell) didapat nilai kekerasan ratarata sebesar 151,5 HB, dengan nilai kekerasan yang cukup tinggi ini bisa dipastikan bahwablok liner silinder mempunyai keausan yang kecil. Tetapi dengan nilai kekerasan yangdidapat hal ini tidak dimungkinkan untuk blok silinder bahan aluminium silikon dilakukanproses reparasi over size atau korter terhadap dinding liner blok silinder. Hal ini sangatberbeda bila dibandingkan dengan blok silinder liner pada umumnya

    Long-term carbon sink in Borneo's forests halted by drought and vulnerable to edge effects

    Get PDF
    Less than half of anthropogenic carbon dioxide emissions remain in the atmosphere. While carbon balance models imply large carbon uptake in tropical forests, direct on-the-ground observations are still lacking in Southeast Asia. Here, using long-term plot monitoring records of up to half a century, we find that intact forests in Borneo gained 0.43 Mg C ha‾¹ per year (95% CI 0.14—0.72, mean period 1988-2010) above-ground live biomass. These results closely match those from African and Amazonian plot networks, suggesting that the world's remaining intact tropical forests are now en masse out-of-equilibrium. Although both pan-tropical and long-term, the sink in remaining intact forests appears vulnerable to climate and land use changes. Across Borneo the 1997-1998 El Niño drought temporarily halted the carbon sink by increasing tree mortality, while fragmentation persistently offset the sink and turned many edge-affected forests into a carbon source to the atmosphere
    corecore