13 research outputs found

    Pengembangan Modul Penerjemahan Teks Bahasa Inggris melalui Metode Communicative Translation di Universitas PGRI Madiun

    Get PDF
    Penerjemahan merupakan proses penyampaian makna bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran yakni bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Penerjemah yang baik yaitu penerjemah yang memiliki kompetensi kedua bahasa baik bahasa sumber maupun sasaran, pengetahuan mengenai bidang ilmu yang diterjemahkan serta mengetahui metode yang tepat untuk menerjemahkan sebuah teks. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di semester VI menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menerjemahkan teks masih rendah serta adanya ketidakmampuan mahasiswa dalam memadankan struktur bahasa sumber dengan bahasa sasaran. Juga kurangnya kompetensi mahasiswa dalam menerjemahkan sebuah teks yaitu kompetensi bahasa dan kompetensi tesktual. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul penerjemahkan dengan metode communicative translation untuk mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas PGRI Madiun. Communicative translation merupakan penerjemahan yang berusaha menyampaikan makna kontekstual bahasa sumber sedemikian rupa sehingga isi dan bahasanya dapat dipahami oleh pembaca bahasa sasaran. Metode penelitian ini menggunakan model pengembangan Borg and Gall yang telah disederhanakan menjadi 3 langkah yaitu pendahuluan, pengembangan dan penilaian. Model pembelajaran yang digunakan mengacu pada model ADDIE yaitu analysis, design, development, implementation dan evaluation. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara untuk mendapatkan data awal sebagai dasar mengembangkan sebuah produk berupa modul. Tahap pengembangan dilakukan melalui dua tahap yaitu validasi ahli dan uji coba produk. Validasi ahli meliputi ahli materi dan ahli media. Uji coba produk diantaranya adalah uji coba kelompok kecil yaitu 10 mahasiswa sebagai kelompok eksperimen dan 10 mahasiswa sebagai kelompok kontrol serta uji coba lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian ini melalui uji kelayakan serta uji keefektifan sebuah produk. Pada tahap implementasi produk dilakukan tes untuk mengetahui sejauh mana kompetensi mahasiswa dalam menerjemahkan sebuah teks. Hasil pengembangan berupa modul penerjemahan yang memuat latihan-latihan menerjemahkan sebuah teks bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia

    Peningkatan Motivasi Belajar dan Pemahaman Iman Yesus Kristus Berbasis Media Film Kelas X SMA N 3 Sukoharjo

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) peningkatan Motivasi belajar pendidikan agama katolik dengan menggunakan media film, (2) media film yang mampu meningkatkan pemahaman iman tentang Yesus Kristus, dan (3) respons siswa terhadap penggunaan media film dalam pembelajaran pendidikan agama Katolik. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dalam penelitian adalah siswa katolik kelas X SMA Negeri 3 Sukoharjo. Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasi belajar siswa, pemahaman konsep iman yang meningkat dengan media film yang digunakan dan respons siswa dalam penggunaan media film. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes, metode dokumentasi, metode observasi, dan metode kuesioner. Data yang diperoleh dari metode tes dan metode kuesioner dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh dari metode dokumentasi.Dalam makalah ini akan dibahas bagaimana motivasi belajar siswakatolik dapat ditingkatkan dengan menggunakan media film? Apakah pemahaman iman akan Yesus Kristus juga dapat ditingkatkan dengan penggunaan media film sebagai media pembelajaran pendidikan Agama Katolik? Makalah ini disusun berdasarkan penelitian tindakan kelas pada siswa yang beragama Katolik kelas X SMA N 3 Sukoharjo tahun ajaran 2016/2017 semester genap

    Pengembangan Modul Berbasis Portofolio dengan Model Enrichment untuk Meningkatkan Kreativitas Berpikir

    Get PDF
    Salah satu tujuan pembelajaran Matematika di Indonesia adalah agar peserta didik memperoleh berbagai bekal dalam menghadapi tantangan di era global. Oleh karena itu, kemampuan pemahaman dan penalaran ditekankan dalam perkembangan proses berpikir. Bahan ajar tentunya diperlukan untuk menjembatani materi agar tersampaikan ke peserta didik dengan tepat sesuai tujuan pembelajaran.Oleh karena itu, bahan ajar yang tepat diperlukan dalam pembelajaran Matematika, salah satunya adalah modul portofolio berbasis Enrichment. Tujuan penelitian ini memuat tiga persoalan. Tujuan pertama adalah untuk mengetahui kondisi pembelajaran Matematika di SMP Negeri Surakarta saat ini. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui pengembangan modul pembelajaran portofolio dengan model Enrichment untuk meningkatkan kreativitas berpikir. Tujuan ketiga adalah untuk mengetahui keefektifan modul pembelajaran portofolio dengan model Enrichment dapat meningkatkan kreativitas berpikir.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan.Instrumen yang digunakan dalam peneitian ini adalah lembar penilaian ahli materi, bahasa dan media terhadap bahan ajar, angket tanggapan siswa dan tes hasil belajar. Setelah bahan ajar dibuat selanjutnya divalidasi oleh tim ahli. Validasi dilakukan oleh dua ahli materi, ahli bahasa, dan ahli desain. Setelah media divalidasi dan direvisi, maka selanjutnya dilakukan uji coba pengguna yaitu pada uji coba kelompok kecil dan kelompok besar. Berdasarkan hasil ujicoba tersebut, bahan ajar kembali direvisi jika kembali ditemukan kelemahan. Selanjutnya dilakukan tahap implementasi bahan ajar pada siswa kelas IXdi salah satu SMP Kota Surakarta

    May Measurement Month 2018: a pragmatic global screening campaign to raise awareness of blood pressure by the International Society of Hypertension

    Get PDF
    Aims Raised blood pressure (BP) is the biggest contributor to mortality and disease burden worldwide and fewer than half of those with hypertension are aware of it. May Measurement Month (MMM) is a global campaign set up in 2017, to raise awareness of high BP and as a pragmatic solution to a lack of formal screening worldwide. The 2018 campaign was expanded, aiming to include more participants and countries. Methods and results Eighty-nine countries participated in MMM 2018. Volunteers (≥18 years) were recruited through opportunistic sampling at a variety of screening sites. Each participant had three BP measurements and completed a questionnaire on demographic, lifestyle, and environmental factors. Hypertension was defined as a systolic BP ≥140 mmHg or diastolic BP ≥90 mmHg, or taking antihypertensive medication. In total, 74.9% of screenees provided three BP readings. Multiple imputation using chained equations was used to impute missing readings. 1 504 963 individuals (mean age 45.3 years; 52.4% female) were screened. After multiple imputation, 502 079 (33.4%) individuals had hypertension, of whom 59.5% were aware of their diagnosis and 55.3% were taking antihypertensive medication. Of those on medication, 60.0% were controlled and of all hypertensives, 33.2% were controlled. We detected 224 285 individuals with untreated hypertension and 111 214 individuals with inadequately treated (systolic BP ≥ 140 mmHg or diastolic BP ≥ 90 mmHg) hypertension. Conclusion May Measurement Month expanded significantly compared with 2017, including more participants in more countries. The campaign identified over 335 000 adults with untreated or inadequately treated hypertension. In the absence of systematic screening programmes, MMM was effective at raising awareness at least among these individuals at risk

    May measurement month 2018: a pragmatic global screening campaign to raise awareness of blood pressure by the International Society of Hypertension (vol 40, pg 2006, 2019)

    Get PDF

    The effect of community contribution on the functionality of rural water supply programs in Indonesia

    No full text
    The influence of the community contributions, such as in-kind, i.e., related to physical contribution in various activities, and in-cash, i.e., cash contribution, on the functionality of the rural water supply program in developing countries is rarely discussed. This study aims to fill that gap by using the 10,789 community-based rural water supply and sanitation programs (PAMSIMAS) data in Indonesia. The in-kind contribution was measured by variables related to some activities conducted before the system was built, while the in-cash contribution was measured by the information related to tariff status, i.e., the monthly water fee. We found that health promotion activity was significantly associated with functionality (OR: 1.03; CI: 1.01–1.05; p ≤ 0.01). The influence of women's participation on functionality is much lower than other types of community contributions. Water supply systems that do not collect water fees from beneficiaries were more likely to be not functioning compared to systems with a tariff system. Moreover, the effect of monthly or regular in-cash or financial contributions on the functionality is significantly larger than all variables related to the in-kind contributions at the beginning of the project, e.g., planning or pipe system construction, with OR values ranging from 1.85 to 3.87 (p ≤ 0.001). This study concludes that a regular financial contribution is necessary to sustain the rural water supply program in developing countries. © 2022 Elsevier B.V

    The effect of community contribution on the functionality of rural water supply programs in Indonesia

    No full text
    The influence of the community contributions, such as in-kind, i.e., related to physical contribution in various activities, and in-cash, i.e., cash contribution, on the functionality of the rural water supply program in developing countries is rarely discussed. This study aims to fill that gap by using the 10,789 community-based rural water supply and sanitation programs (PAMSIMAS) data in Indonesia. The in-kind contribution was measured by variables related to some activities conducted before the system was built, while the in-cash contribution was measured by the information related to tariff status, i.e., the monthly water fee. We found that health promotion activity was significantly associated with functionality (OR: 1.03; CI: 1.01–1.05; p ≤ 0.01). The influence of women's participation on functionality is much lower than other types of community contributions. Water supply systems that do not collect water fees from beneficiaries were more likely to be not functioning compared to systems with a tariff system. Moreover, the effect of monthly or regular in-cash or financial contributions on the functionality is significantly larger than all variables related to the in-kind contributions at the beginning of the project, e.g., planning or pipe system construction, with OR values ranging from 1.85 to 3.87 (p ≤ 0.001). This study concludes that a regular financial contribution is necessary to sustain the rural water supply program in developing countries
    corecore