19,019 research outputs found

    ON THE BALU NUMBERS

    Get PDF
    In this paper we prove that there are only finitely many Balu numbers

    The Presence of Salmonella in Sie Balu, Acehnese Dried Meat After Gamma Irradiation

    Full text link
    Sie balu is an Acehnese dried meat preserved by the addition of salt, acid and dried. However, long processing and drying it under the sun can cause meat products contaminated by Salmonella. Irradiation can eliminate Salmonella and other pathogenic bacteria in food. This study aims to determine the presence of Salmonella in sie balu after irradiated with increasing doses and 2 to 4 months shelf life. Sie balu was made of 5 kg fresh beef, dried under the sun to dry, vacuum and irradiated at doses of 5, 7 and 9 kGy. Salmonella was detected using bacteriological and biochemical tests. Results showed sie balu contaminated by Salmonella paratyphi B and Salmonella cholerasuis. The irradiation and shelf life significantly affect (P<0.05) the count of Salmonella in sie balu compared with unirradiated one. Irradiation doses of 5, 7 and 9 kGy do not affect the count of Salmonella in sie balu. Extending the shelf life up to 4 months can increas the count of Salmonella. This study concluded that irradiated sie balu at doses of 5, 7 and 9 kGy can be stored for up to two month

    KEBERADAAN SALMONELLA PADA SIE BALU, DAGING KERING KHAS ACEH SETELAH DIIRADIASI SINAR GAMMA

    Get PDF
    ABSTRAKSie balu merupakan daging kering khas Aceh yang diawetkan dengan penambahan garam, asam dan dikeringkan. Namun proses pengolahan yang lama dan pengeringan dibawah sinar matahari dapat menyebabkan produk daging terkontaminasi Salmonella. Iradiasi dapat mengeliminasi Salmonella dan bakteri patogen lainnya dalam bahan pangan. Penelitian ini bertujuan mengetahui keberadaan Salmonella pada sie balu yang diiradiasi dengan dosis bertingkat dan masa simpan 2 sampai 4 bulan. Sie balu dibuat dari 5 kg daging sapi segar, dijemur hingga kering, divakum dan diiradiasi pada dosis 5, 7 dan 9kGy. Salmonella dideteksi menggunakan uji bakteriologis dan biokimia. Hasil menunjukkan sie balu terkontaminasi dengan Salmonella Paratyphi B dan Salmonella Choleraesuis. Iradiasi dan masa simpan berpengaruh nyata (

    JUMLAH BAKTERI ASAM LAKTAT DAN KADAR HISTAMIN PADA SIE BALU SEBELUM DAN SETELAH DIIRADIASI SINAR GAMMA

    Get PDF
    ABSTRAKKontaminasi mikroba patogen yang tidak diinginkan pada daging dapat menurunkan kualitas daging. Keberadaan histamin pada bahan pangan menandakan tingkat kemunduran mutu pada bahan pangan dan menyebabkan keracunan. Pengolahan atau penanganan yang lebih baik dapat mengurangi kerusakan selama penyimpanan. Siebalu, merupakan daging kering khas Aceh yang diawetkan dengan penambahan garam, asam dan dikeringkan. Namun proses pengolahan yang lama dan pengeringan dibawah sinar matahari dapat menyebabkan produk daging terkontaminasi mikroorganisme patogen. Iradiasi dapat mengeliminasi bakteri pathogen dalam bahan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bakteri asam laktat dan kadar histamine pada sie balu sebelum dan setelah diiradiasi dengan dosis 0, 5, 7 dan 9 kGy dan masa simpan 0, 2 sampai 4 bulan. Sie balu dibuat dari 5 kg daging sapi segar, dijemur hingga kering, divakum dan diiradiasi dengan dosis 5, 7 dan 9 kGy. Kemudian sampel diuji dengan parameter, yakni analisis kadar histamin dan jumlah bakteri asam laktat. Iradiasi dan masa simpan berpengaruh nyata (P0,05) terhadap dosis iradiasi dan masa simpan sie balu. Kata kunci: bakteri asam laktat, kadar histamin, sie balu,iradiasi, masa simpan

    Pengawasan dengan Metode Smart Patrol di Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan Gili Balu

    Get PDF
    The management of conservation areas includes surveillance and monitoring activities (patrols) carried out by supervisory community groups (pokmaswas) using the Smart Patrol method. Patrol activities aim to determine the utilization pattern and level of zoning compliance in the marine conservation area of Gili Balu Aquatic Tourism Park. Patrol activities are carried out in 2021 as many as 8 times with an average of 1 time every month. The average time used to make observations ±5 hours. During the activity, 32 points of utilization of capture fisheries were found by 36 fishermen. The composition of the fishing gear used is 78% fishing line, 10% drift gill nets, 9% squid angling, the remaining 3% arrows. Fishermen's catches are dominated by soft-skin animals (81%), small pelagic fish (16%), and reef fish (3%). The pressure level of TWP Gili Balu utilization is relatively high with the highest value found on Belang Island, which is 32 people per 4 km2. The compliance rate in the core zone is relatively high with a value of 81% and falls into the excellent category, as well as in the utilization zone it is quite high at 42% and belongs to the category of quite good. The level of knowledge or utilization of the Gili Balu TWP area is included in the sufficient (moderate) category, where 41% of users know about the existence of the Gili Balu TWP conservation area and 59% of people who do not know the existence of the Gili balu TWP conservation area and the rules in it. Pokmaswas who are actively involved in surveillance and monitoring activities are Pokmaswas Liang Kuru of Senayan village, Pokmaswas Bua Lawah of Poto Tano village. However, it is still necessary to carry out regular supervision and monitoring at locations that are prone to zoning violations and socialization related to the existence of the Gili Balu TWP conservation area and the zoning rules in it

    The Institute of Archaeology & Siegfried H. Horn Museum Newsletter Volume 40.4

    Get PDF
    Balu\u27a 2019, Kent Barmlett, Monique Vincent, and Friedbert Ninow Al-Maktába: The Bookstore Random Surveyhttps://digitalcommons.andrews.edu/iaham-news/1080/thumbnail.jp

    KEBERDAYAAN MASYARAKAT BAJO DALAM ADAPTASI PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN DARI NELAYAN TANGKAP MENJADI OJEG PERAHU (MAPPALIMBA) DI PULAU BALU KECAMATAN TIWORO UTARA KAB MUNA SULAWESI TENGGARA

    Get PDF
    Yoenita Jayadisastra. S621108011. 2013. Bajo Society Empowerment In The Change Of Livelihood From Hauling Fisherman Into Boat Ojek (Mappalimba) In Balu Island Of Tiworo Utara Subdistrict Of Muna Regencyof South East Sulawesi. THESIS. Supervisor I: Dr. Mahendra Wijaya, MS. Supervisor II: Ir. Marcelinus Molo, MS, Ph.D. Extention Development Studies Program, Post-Graduate, Sebelas Maret University Surakarta The aim research were : 1) Analyzing the factors that influence change participated in the Bajo society livelihood from the fishermen became mappalimba; 2) Describe the form of empowerment indicators in Bajo society of Balu Island relation to changes livelihood from the fishermen; 3) Describe the impact of changes in the livelihood from the fishermen became mappalimba on welfare of Bajo society in the Balu Island. This research was a qualitative study used case study approach. Data obtained by conducted in-depth interviews, observation and documentation. Informant selection techniques used purposive sampling determine with particular consideration. The findings in the field regarding are factors that influence the livelihood changes were : decline fish populations , decline in crabs population, education, high mobility of people toward and out of the Balu Island, the strategic location of the island close to the capital of the district of North Tiworo, motivation and attitude to mappalimba. Empowerment indicators are: the ability to make decide to change livelihoods, awareness of investing money and gold. Visible independence of the ability to build homes, did not have a dependency to a large family. The mappalimba also have power, physical strength, mentally and financially strong. The impact of changes to the welfare of livelihood were the income mappalimba improved, high levels of consum ption, dwelling house in good condition and complete, ownership of electronic goods. Welfare is revealed is the subjective assessment of each mappalimba. Keywords: Bajo Society, Boat Ojeg (Mappalimba), Empowerment Yoenita Jayadisastra. S621108011. 2013. Keberdayaan Masyarakat Bajo Dalam Adaptasi Perubahan Mata Pencaharian Dari Nelayan Tangkap Menjadi Ojeg Perahu (Mappalimba) Di Pulau Balu Kecamatan Tiworo Utara Kab Muna Sulawesi Tenggara. TESIS. Pembimbing I: Dr. Mahendra Wijaya, MS., II: Ir. Marcelinus Molo, MS., Ph.D. Program Studi Penyuluhan Pembangunan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bertujuan : 1) Menganalisis faktor-faktor yang turut serta mempengaruhi terbentuknya mappalimba; 2) Mendeskripsikan bentuk indikator- indikator keberdayaan pada masyarakat Bajo di Pulau Balu hubungannya dengan perubahan mata pencaharian dari seorang nelayan tangkap menjadi ojeg perahu; 3) Mendeskripsikan dampak dari perubahan mata pencaharian dari nelayan tangkap menjadi ojeg perahu pada kesejahteraan masyarakat Bajo di Pulau Balu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara yang mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Teknik pemilihan informan menggunakan purposif sampling yaitu menentukkan informan dengan pertimbangan tertentu. Hasil temuan di lapangan berupa faktor yang ikut mempengaruhi perubahan mata pencaharian itu diantaranya penurunan populasi ikan, penurunan populasi kepiting, pendidikan anak Suku Bajo, mobilitas masyarakat yang tinggi menuju dan ke luar Pulau Balu, letak pulau yang strategis dekat dengan ibukota kecamatan Tiworo Utara, motivasi dan sikap terhadap profesi. Indikator keberdayaan yaitu : kemampuan dalam mengambil keputusan untuk berubah mata pencaharian, kesadaran dalam berinvestasi uang dan emas. Kemandirian terlihat dari kemampuan membangun rumah tempat tinggal, tidak memiliki ketergantungan kepada keluarga besar. Para mappalimba juga memiliki kekuatan, kekuatan fisik, mental dan kuat secara finansial. Dampak perubahan mata pencaharian terhadap kesejahteraan adalah pendapatan para mappalimba yang membaik, tingkat konsumsi yang tinggi, rumah tempat tinggal dalam kondisi baik dan lengkap, kepemilikan barang elektronik. Kesejahteraan yang terungkap adalah penilaian secara subjektif dari masing-masing mappalimba. Kata Kunci : Keberdayaan, Masyarakat Bajo, Ojeg Perahu (Mappalimba

    UJI KUALITAS SIE BALU DAGING KERBAU DENGAN PEMBERIAN PERSENTASE BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM) YANG BERBEDA

    Get PDF
    ABSTRAK. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Tehnologi Pengolahan Daging Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Penelitian ini berlangsung selama dua bulan dari Maret sampai April 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati Uji Kualitas Sie Balu Daging Kerbau Dengan Pemberian Persentase Bawang Putih (Allium sativum) Yang Berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 5 ulangan. Perlakuan P0 adalah pada pemberian 0 % (kontrol), perlakuan P1 adalah pemberian 10 % bawang putih dari berat daging, perlakuan P2 adalah pemberian 15 % bawang putih dari berat daging, perlakuan P3 adalah pemberian 20 % bawang putih dari berat daging. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah Kandungan protein dan Kandungan lemak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sie balu daging kerbau yang diberi berbagai persentase bawang putih berpengaruh sangat nyata (
    • …
    corecore