25 research outputs found

    Prinsip “I‘TibÄr Al-MaÄlÄt†Dan “MurÄ â€˜Ä€t Al-KhushÅ«shiyÄt†Dan Kontribusinya Bagi Keberlangsungan Ummah: Sebuah Kajian Maqasid Al-Syariah

    Get PDF
    Isu kemanusiaan merupakan kajian utama dalam semua kajian keislaman. Fiqh al-Nash dan Fiqh al-Waqi’ merupakan dua kajian utama dalam Kajian metodologi Islam. Fiqh al-Waqi’ memfokuskan pada bagaimana strategi yang mesti dilakukan untuk menerapkan Nash-nash hukum terhadap manusia atau mukallaf. Itulah sebabnya, ulama sangat diharapkan sebagai jembatan untuk menegosiasikan kepentingan manusia kepada sang pencipta. Islam sejak awal sudah menyadari bahawa hukum-hukum Allah tidak akan mampu diaplikasikan tanpa keberlangsungan manusia. Kerana itulah, Islam kemudian menetapkan keberlangsungan manusia sebagai bagian penting dari Maqasid al-Syariah. Hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa hukum Islam terutama fatwa mesti sentiasa mempertimbangkan kemaslahatan manusia yang dapat menjamin keberlangsungannya. Artikel ini bertujuan mengenal pasti bagaimana cara ilmu Maqasid al-Syariah bekerja dalam mengawal keberlangsungan manusia dan teori-teori  Maqasid yang bersentuhan dengan isu keberlangsungan manusia terutama teori “I‘tibÄr al-MaÄlÄt†dan “MurÄ â€˜Ät al-KhushÅ«shiyÄtâ€. Yang pertama secara sederhana bererti bahawa setiap penerapan hukum mesti mempertimbangkan impak yang akan ditimbulkannya bagi kemaslahatan manusia sementara yang kedua bermakna aplikasi-aplikasi hukum Islam mempertimbangkan spesifikasi-spesifikasi realistis yang dimiliki oleh masyarakat atau manusia yang akan menerima penerapan hukum. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah Library Research dengan cara mengeksplorasi teori-teori yang berkaitan menerusi berbagai literatur-literatur hukum Islam dan Maqasid al-Syariah. Hasil kajian empirik menunjukkan bahawa kedua teori ini telah berkontribusi nyata bagi kelangsungan ajaran-ajaran hukum Islam

    Salah Faham Terhadap Aplikasi Maqasid Al-Shari‘ah dalam Ijtihad Semasa

    Get PDF
    Maqasid al-Syariah merupakan isu sentral dalam kajian hukum Islam, dan kerananya, memiliki pengetahuan yang cukup mengenainya adalah sangat penting bagi seorang ulama terutama mujtahid dalam mengaktualisasikan hukum-hukum Islam. Dianggap penting kerana semua perangkat hukum Islam yang berupa dalil-dalil (adillah), Nushūs (teks-teks hukum), hukum-hukum (Ahkām), agar dapat digunakan dan bekerja dengan baik mesti sejalan dan bersesuain dan dipastikan dapat mendukung terwujudnya Maqasid al-Syariah. Itulah sebabnya Maqasid al-Syariah menjadi isu sentral dalam kajian hukum Islam. Artikel ini akan difokuskan untuk membincangkan kesalahpahaman yang berlaku terkait aplikasi Maqasid al-Syariah dalam hukum semas

    Sahabat dan Sunnah Nabi: Studi atas Metodologi Pemahaman dan Aplikasi

    Get PDF
    Serangan dan hujatan terhadap sumber-sumber Islam tidak pernah berhenti bahkan semakin menjadi trend yg sangat nyata.Dalam keyakinan umat Islam sumber rujukan setelah al-Quran dan Sunnah adalah Sahabat. Sahabat oleh umat Islam diyakini sebagai orang yg paling memahami Islam kerana mereka menyaksikan langsung turunnya al-Quran dan menyaksikan langsung tindak tanduk Nabi. Dalam kenyataannya sahabat tidak jarang berbeza dengan Nabi sama ada masa beliau hidup mahupun selepas meninggal. Kenyataan ini menimbulkan isu krusial dalam kajian hadith khasnya dan dalam pemikiran Islam secara amnya. Kertas kerja ini hendak membincangkan isu perbezaan Sahabat dengan Sunnah Nabi dengan mengajukan rumusan seperti berikut; Bagaimana cara Sahabat memperlakukan Sunnah Nabi; Metodologi apa yg digunapakai oleh sahabat dalam memahami dan menerapkan sunnah Nabi; mengapa dan apa punca perbezaan sahabat dengan Sunnah Nabi? ; layakkah perbezaan sahabat disebut sebagai pembangkangan terhadap wahyu Allah? Mengikut hasil penyelidikan, kertas kerja ini mendapati bahawa generasi sahabat adalah generasi yg paling komitmen dengan ajaran ajaran Sunnah Nabi dan pembacaan kontemporeri terhadap Sunnah Nabi memiliki kererbatasan dalam menangkap instrument penting dalam memahami Sunnah dan instrument yg dimaksud ialah konteks Sunnah itu sendiri, hal mana dimiliki secara penuh oleh sahabat

    The Role of Maqāsid al-Syariah in Strengthening Contemporary Ijtihad

    Get PDF
    An in-depth and comprehensive study of al-Shari’s (al-Quran and al-Sunnah) actions in all aspects of Islamic law shows that the legal determination is not empty of the objectives to be achieved or realized. For this reason, all experts in Islamic law (ex- cept al-Dzāhiriyyah experts) (Ahmad al-Raisūni, 2013: 38.), either usuliyyin (Experts in Islamic Legal Methodologi or Theory) or jurists (Fuqaha) agree that each law must have certain objectives. These goals are then called Maqāṣid Al-Sharia. Maqāṣid Al-Sharia is a central issue in the study of Islamic law, and therefore, having sufficient knowledge about it is very important for an Islamic Expert (ulama) especially the mujtahid in actualizing Islamic laws. It is important because all sets of Islamic law in the form of arguments (Adillat al-Ahkam), Nushus (legal texts), laws (Ahkām), in order to be used and work properly must be in line and in accordance with and certainly can support the realization of Maqāṣid Al- Sharia. That is why Maqāṣid Al-Sharia becomes a central issue in the study of Islamic la

    Imam al-Syafi'i: Pembangun Mazhab Fikih Moderat

    Get PDF
    Subjek utama dalam buku ini adalah Imam alSyafi„i, seorang tokoh, ulama, faqih dan mujtahid yang telah dan sedang mempengaruhi dan membimbing sikap keberagamaan kita sehari-sehari. Ketokohan Imam al-Syafi„i sangat layak untuk selalu dikaji sebab beliau adalah sosok yang sangat patut dijadikan sebagai contoh bukan hanya bagi seorang individu muslim, tapi juga penuntut ilmu, tokoh dan ulama. Beliau dalam setiap tahapan kehidupannya memiliki sikap yang luhur yang dapat menjadi kunci kejayaannya di kemudian hari. Kecerdasannya tidak hanya terhad pada aspek intelektual tapi juga memiliki kecerdasan spritual. Ia tidak hanya „alim tapi juga „abid. Berbeda dengan ilmuan lain yang tenggelam dalam dunia intelektual dan mengorbankan aspek-aspek lain yang penting, Imam al-Syafi„i membagi waktunya menjadi sepertiga untuk menulis karya ilmiah, sepertiga untuk mengajar dan sepertiga yang lain untuk beribadah yang mengasah kecerdasan spritualnya. Buku ini ingin mencoba membedah lima aspek atau bagian dari kehidupan Imam al-Syafi„i

    Impact of opioid-free analgesia on pain severity and patient satisfaction after discharge from surgery: multispecialty, prospective cohort study in 25 countries

    Get PDF
    Background: Balancing opioid stewardship and the need for adequate analgesia following discharge after surgery is challenging. This study aimed to compare the outcomes for patients discharged with opioid versus opioid-free analgesia after common surgical procedures.Methods: This international, multicentre, prospective cohort study collected data from patients undergoing common acute and elective general surgical, urological, gynaecological, and orthopaedic procedures. The primary outcomes were patient-reported time in severe pain measured on a numerical analogue scale from 0 to 100% and patient-reported satisfaction with pain relief during the first week following discharge. Data were collected by in-hospital chart review and patient telephone interview 1 week after discharge.Results: The study recruited 4273 patients from 144 centres in 25 countries; 1311 patients (30.7%) were prescribed opioid analgesia at discharge. Patients reported being in severe pain for 10 (i.q.r. 1-30)% of the first week after discharge and rated satisfaction with analgesia as 90 (i.q.r. 80-100) of 100. After adjustment for confounders, opioid analgesia on discharge was independently associated with increased pain severity (risk ratio 1.52, 95% c.i. 1.31 to 1.76; P < 0.001) and re-presentation to healthcare providers owing to side-effects of medication (OR 2.38, 95% c.i. 1.36 to 4.17; P = 0.004), but not with satisfaction with analgesia (beta coefficient 0.92, 95% c.i. -1.52 to 3.36; P = 0.468) compared with opioid-free analgesia. Although opioid prescribing varied greatly between high-income and low- and middle-income countries, patient-reported outcomes did not.Conclusion: Opioid analgesia prescription on surgical discharge is associated with a higher risk of re-presentation owing to side-effects of medication and increased patient-reported pain, but not with changes in patient-reported satisfaction. Opioid-free discharge analgesia should be adopted routinely

    Reducing the environmental impact of surgery on a global scale: systematic review and co-prioritization with healthcare workers in 132 countries

    Get PDF
    Abstract Background Healthcare cannot achieve net-zero carbon without addressing operating theatres. The aim of this study was to prioritize feasible interventions to reduce the environmental impact of operating theatres. Methods This study adopted a four-phase Delphi consensus co-prioritization methodology. In phase 1, a systematic review of published interventions and global consultation of perioperative healthcare professionals were used to longlist interventions. In phase 2, iterative thematic analysis consolidated comparable interventions into a shortlist. In phase 3, the shortlist was co-prioritized based on patient and clinician views on acceptability, feasibility, and safety. In phase 4, ranked lists of interventions were presented by their relevance to high-income countries and low–middle-income countries. Results In phase 1, 43 interventions were identified, which had low uptake in practice according to 3042 professionals globally. In phase 2, a shortlist of 15 intervention domains was generated. In phase 3, interventions were deemed acceptable for more than 90 per cent of patients except for reducing general anaesthesia (84 per cent) and re-sterilization of ‘single-use’ consumables (86 per cent). In phase 4, the top three shortlisted interventions for high-income countries were: introducing recycling; reducing use of anaesthetic gases; and appropriate clinical waste processing. In phase 4, the top three shortlisted interventions for low–middle-income countries were: introducing reusable surgical devices; reducing use of consumables; and reducing the use of general anaesthesia. Conclusion This is a step toward environmentally sustainable operating environments with actionable interventions applicable to both high– and low–middle–income countries

    Implementation of Maqasid Al-Syariah Contemporary Perspective

    Get PDF
    Al-DharÅ«riyyÄt al-Khamsah is an important issue in the study of maqasid al-syariah. This has continued to undergo discourse enrichment since al-Juwaini and al-Gazali introduced it. In a sense, scholars from the past to the present have always tried to develop how the mechanism of its application into the real world according to the context of their respective times. Enrichment, innovation, and development of the discourse of the implementation of al-DharÅ«riyyÄt al-Khamsah are considered necessary based on the fact that the needs of modern society are very much different from the needs of society in the past when our scholars discussed this issue. The results show that this matter has been debated in many cases at least the scholarly debate on the arrangement and concept of each item from the five matters. This paper will attempt to introduce the interpretations of contemporary scholars to the mechanism of preserving and defending religion, soul, lineage, intellect, and property

    Al-Ijtihad: Ta'atturuhu wa Ta'tiruhu fi Fiqhay al-Maqasid wal Waqi

    Get PDF
    corecore