311 research outputs found
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN KREDIT PENSIUN DI BANK BUKOPIN KOTA MALANG MENGGUNAKAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING)
ABSTRAKProses penerimaan data debiturpada bank bukopinmasihmenggunakanformulirpermohonan yang harusdiisisecaratertulisdanmembutuhkanwaktu yang lama dalampenginputan data pemohonpadasistem. Dalammengadakanpemeriksaan data debitur, proses penilaiankriteriakreditBank Bukopin KC Malangmasihharusmenginputkan data pemohonkedalamsistem, yang mengharuskanpemohonmenunggu proses penilaiansementarakelayakankreditdanperhitunganjumlah plafond maksimaldebiturtersebutselesai, sehinggamenyitawaktuuntukmemproses data kelayakankreditpensiuntersebut. Untukituperludibuatsuatusistemdengantujuanmempercepat proses pengambilankeputusan. Sistempendukungkeputusankelayakankreditpensiun Bank BukopindibangunmenggunakanmetodeSimple additive weighting (SAW) dimanametodeinimenggunakanpembobotankriteriadengantujuanmempersingkat proses verivikasi data calondebitur. Denganadanya system pendukungkeputusanini proses verifikasiakanlebihcepat.Berdasarkanhasilperhitungan system danperhitungan manual, proses penilaianbobotkriteriacalondebituradalahsamadan valid, makadapatdisimpulkanbahwametodeSimple Additive Weighting dapatmembantumempercepat proses verifikasi data.Kata Kunci :SistemPendukungKeputusan, KelayakanKreditPensiun, Fuzzy MADM, Simple Additive WeightingABSTRACTThe process of data reception debtor in Bukopin still use the application form which must be writing and take a long time in the input data the applicant on the system. In examining the debtor data , process credit assessment criteria Bukopin KC Malang applicant must still input data into the system , which requires applicants to wait while the assessment process and the calculation of the amount of the credit worthiness of the debtor maximum ceiling finishes , so it takes time to process the data of the pension credit worthiness . For a system that needs to be made with the aim of speeding up the decision-making process . Decision support system pension credit worthiness Bukopin built using the Simple additive weighting ( SAW ) in which this method uses weighting criteria with the aim to shorten the process of data verification of borrowers . With the decision support system verification process will be faster .Based on the calculation system and manual calculations , the prospective borrower assessment criteria weights are equal and valid , it can be concluded that the Simple Additive weighting method can help speed up the process of data verificationKeywords : Decision Support Systems , Pension Credit Eligibility , Fuzzy MADM , Simple Additiv
Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang Terhadap Makna Cost.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan pemahaman makna cost antara
mahasiswa akuntansi yang berasal dari SMA jurusan IPA, SMA jurusan IPS, SMK jurusan
Akuntansi dan SMK non jurusan Akuntansi. Sampel penelitian adalah 79 mahasiswa Akuntansi S1
dan mahasiswa Akuntansi D3 yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif untuk tahun akademik
2012/2013 dan telah lulus mata kuliah cost accounting dan teori akuntansi. Penelitian ini diuji
menggunakan uji Kruskal Wallis H-Test dan uji Mann Whitney U-Test. Hasil menunjukan bahwa
terdapat perbedaan antara mahasiswa akuntansi yang berasal dari SMA jurusan IPA, SMA jurusan
IPS, SMK jurusan Akuntansi dan SMK non jurusan Akuntansi. Dan terdapat perbedaan antara
mahasiswa akuntasi yang telah mengambil mata kuliah teori akuntansi dan yang belum mengambil
mata kuliah teori akuntansi
HUBUNGAN PAPARAN DEBU KAPAS DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN GEJALA PENYAKIT BISINOSIS PADA PEKERJA SPINNING 1 DI PT. X KABUPATEN SEMARANG
Debu kapas merupakan faktor pencemar udara yang menyebabkan penyakit bisinosis. PT. X merupakan perusahaan pemintalan benang yang menghasilkan debu kapas dari proses produksinya. Berdasarkan hasil survei pendahuluan 70% pekerja pada pabrik spinning 1 PT. X mengalami batuk, sesak napas dan gejala gangguan pernapasan yang diduga penyakit bisinosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan paparan debu kapas dan karakteristik individu dengan gejala penyakit bisinosis pada pekerja di bagian spinning 1 PT. X Kabupaten Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross-sectional. Variabel yang diukur adalah kadar debu kapas, umur, jenis kelamin, masa kerja, status gizi, penggunaan masker, kebiasaan merokok, dan riwayat penyakit paru. Penentuan sampel menggunakan teknik simple random sampling kemudian dilanjutkan dengan teknik sampel minimal sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 53 orang. Analisis univariat menunjukkan prevalensi gejala penyakit bisinosis sebesar 62,3%. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman menunjukkan ada hubungan antara kadar debu kapas dengan gejala penyakit bisinosis (p value = 0,001), masa kerja dengan gejala penyakit bisinosis (p value = 0,025),riwayat penyakit paru dengan gejala penyakit bisinosis (p value = 0,043). Sementara untuk variabel jenis kelamin, umur, status gizi, pemakaian masker, dan kebiasaan merokok tidak terdapat hubungan dengan gejala penyakit bisinosis. Saran dalam penelitan ini adalah melakukan rotasi kerja kepada pekerja yang memiliki gejala bisinosis dan telah bekerja selama lebih dari 5 tahun ke bagian yang memiliki nilai kadar debu yang rendah.
Kata Kunci: Debu Kapas, Karakteristik Individu, Bisinosi
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KOMERSIALISASI PENCIPTA LAGU MELALUI KARAOKE (Studi Pada Karaoke Bandar Lampung)
Kemajuan dunia ilmu pengetahuan, seni dan sastra di era informasi kini
membuat hukum harus dapat bervolusi lagi untuk melindungi hak-hak individu,
termasuk hak cipta dan jaminan kepastian hukum bagi pencipta, pemegang hak
cipta dan pemilik hak terkait.
Hak Cipta atas Lagu atau musik dilindungi oleh Negara sebagaimana di
atur dalam Undang-undang Hak Cipta Nomor 28 tahun 2014. Undang-undang
tersebut di perbaharui untuk peningkatan perlindungan dan jaminan kepastian
hukum untuk semakin dapat melindungi hak si pencipta dari maraknya
komersialisasi yang dilakukan oleh para pengguna lagu tanpa membayar royalti
kepada si pencipta lagu.
Pemungutan royalti dari Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) ke pelaku
usaha Karaoke dilakukan agar pencipta lagu mendapatkan haknya yaitu hak moral
dan hak ekonomi, akan tetapi dalam implementasinya UU ini belum bisa
mengakomodir perlindungan Lagu di Indonesia.
Penarikan royalti lagu dari LMK ke rumah bernyanyi (karaoke) di Bandar
lampung mengalami beberapa hambatan dalam pengimplementasianya. Berbagai
faktor seperti kurangnya kesadaran pengguna dan kurangnya sosialisasi akan UU
Hak Cipta membuat karaoke lokal sulit untuk ditarik royalti daripada karaoke
besar seperti inul vista
Metode pendeketan penelitian ini menggunakan metode pendekatan
yuridis normative. Kemudian data yang digunakan yaitu data primer dan
sekunder. Hasil penelitian ini di analisa dengan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemungutan royalti oleh lembaga
manajemen kolektif (LMK) memang dilakukan untuk mendapatkan hak moral
dan hak ekonomi si pencipta lagu. Namun banyaknya jumlah LMK dalam
menarik royalti menjadikan tumpang tindih kewenangan dalam melakukan
pemungutan royalti lagu. Masalah ini dijawab dengan dibentuknya Lembaga
Manajemen Kolektif Nasional (LMKN). LMKN ini menaungi LMK yang telah
ada.Pemungutan royalti yang dahulu besaran nominalnya menjadi variable bebas
dalam negosiasi pemungutan royalti kini besaran tarif sudah di ataur menurut
keputusan menteri.
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian UU Hak Cipta Nomor 28 tahun
2014 dan keputusan menteri dalam mengatur perlindungan hukum terhadap
komersialisasi lagu sudah maksimal namun di butuhkan waktu dalam
menerapkanya dalam peraturan di indoensi
Analisis dan Implementasi Cat Swarm Optimization sebagai metode pelatihan MLP dengan Studi Kasus Prediksi Time Series Harga Minyak Mentah
Minyak mentah merupakan sumber energi utama yang sangat dibutuhkan di seluruh dunia yang merupakan komuditas yang sangat penting. Sehingga peruhahan harga minyak mentah dunia sangat berpengaruh terhadap keadaan suatu negara dalah hal ini adalah perekonomian dalam negara tersebut. Untuk itu suatu sistem prediksi harga minyak mentah diperlukan untuk pengambilan kebijakan ekonomi di suatu negara.
Untuk memprediksi harga minyak berdasarkan data historynya bisa dilakukan dengan cat swarm optimization (CSO) yang merupakan metode pelatihan multi layer perceptron (MLP). CSO merupakan algortima yang meniru perilaku dari tingkah laku sekumpulan kucing. Ada dua bagian penting dalam CSO yaitu seeking mode dan tracing mode.
Di dalam tugas akhir ini akan dilakukan implementasi algoritma CSO pada MLP pada studi kasus data time series harga minyak mentah dunia, dan akan dilakukan analisis performasi untuk mendapatkan arsitektur dan parameter terbaik.
minyak mentah, prediksi, multi layer perceptron, cat swarm optimization, tracing mode dan seeking mod
Verifying Unified Modeling Language-based Interaction Using Coloured Petri Nets
Interaksi mempelajari perilaku komponen di dalam sistem. Dalam sebuah sistem interaktif, karakteristik komponen mempengaruhi kinerja sistem. Dalam riset ini, metode untuk melakukan verifikasi interaksi dikenalkan menggunakan Coloured Petri Nets (CPN). Pertama, interaksi dimodelkan menggunakan diagram sekuen Unified Modeling Language (UML). Kemudian, diagram tersebut ditransformasikan menjadi model CPN. Untuk melakukannya, aturan transformasi dikenalkan. Interaksi di model CPN diverifikasi menggunakan teknik yang tersedia. Teknik tersebut antara lain: analisis state space , properti liveness, dan properti fairness. Selain itu, teknik dikenalkan untuk mengidentifikasi kesalahan dalam state space. Luaran dari riset ini adalah sebuah metode. Metode tersebut mempunyai tiga bagian penting. Bagian pertama adalah semantik formal dari diagram use case dan diagram sekuen. Semantik di definisikan dalam graf menggunakan gaya penulisan semantik denotasional. Bagian kedua adalah aturan transformasi yang mengubah diagram sekuen menjadi model CPN. Bagian ketiga adalah verifikasi model CPN. Verifikasi ini akan menunjukkan ada tidaknya kesalahan, yaitu kesalahan inisialisasi, kesalahan pascatugas, dan kesalahan urutan. Metode diterapkan pada studi kasus mesin penjaja coklat. Mesin ini merupakan contoh sistem interaktif yang kaya interaksi antara manusia dan mesin
PENGARUH KEDALAMAN DAN CAIRAN PENDINGIN TERHADAP KEKASARAN DAN KEKERASAN PERMUKAAN PADA PROSES BUBUT KONVENSIONAL
Proses pembubutan pada umumnya adalah suatu proses yang prinsip kerjanya berputar kemudian menyayat benda kerja menggunakan pahat secara memanjang dan melintang. Pada proses pembubutan permukaan sering terjadi peningkatan panas, khususnya permukaan benda kerja yang bersinggungan dengan pahat secara langsung, hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat kekasaran dan kekerasan permukaan benda kerja. Jenis cairan pendingin dan kedalaman pemakanan juga berpengaruh terhadap tingkat kekasaran dan kekerasan permukaan benda kerja pada proses pembubutan, sehingga menimbulkan permasalahan yaitu bagaimana pegaruh variasi cairan pendingin dan kedalaman pemakanan terhadap tingkat kekasaran dan kekerasan permukaan baja ST 60. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cairan pendingin dan kedalaman pemakanan terhadap kekasaran dan kekerasan permukaan baja ST 60.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan rancangan analisa varian. Dalam penelitian ini benda kerja digunakan sebanyak 9 buah yang mendapatkan perlakuan berbeda dalam proses pengerjaannya, yaitu variasi kedalaman pemakanan dan jenis cairan pendingin. Kemudian dari ke 9 benda kerja tersebut masing – masing benda kerja ditentukan 3 titik untuk dilakukan uji kekerasan dan 3 titik untuk dilakukan uji kekasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis cairan pendingin dan kedalaman pemakanan berpengaruh terhadap kekasaran dan kekerasan permukaan benda kerja hasil pembubutan. Nilai kekasaran permukaan benda kerja paling tinggi yaitu 16,09 μm, dan nilai kekerasan permukaan benda kerja paling tinggi yaitu 61 kg/mm2, diperoleh dengan menggunakan jenis cairan pendingin (Cutting APX) dan kedalaman pemakanan 0,2 mm. Sedangkan nilai kekasaran permukaan benda kerja paling rendah yaitu 15,94 μm, dan nilai kekerasan permukaan benda kerja paling rendah yaitu 59,4 kg/mm2, diperoleh dengan menggunakan jenis cairan pendingin (Drumus) dan kedalaman pemakanan 0,2 m
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Sub Pokok Bahasan Manajemen di Kelas X MIPA 4 SMA Pasundan 2 Bandung)
Judul penelitian ini “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Think Pair Share Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Ekonomi sub Pokok Bahasan Manajemen di Kelas X MIPA 4
SMA Pasundan 2 Bandung”. Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya
dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share,
keaktifan belajar siswa serta untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share terhadap keaktifan belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi di SMA Pasundan 2 Bandung (studi kasus siswa kelas X MIPA
4 di SMA Pasundan 2 Bandung).Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah survey. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 4 di SMA
Pasundan 2 Bandung yang berjumlah 40 siswa. Analisis data yang digunakan
adalah analisis verifikatif data melalui perhitungan rata-rata skor dengan bantuan
IBM SPSS Statistics Version 21.0. Hasil penelitian rekapitulasi skor rata-rata
tanggapan responden mengenai model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share sebesar 3,90 (78%) sedangkan mengenai keaktifan belajar sebesar 3,87
(77%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden terhadap
model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan keaktifan belajar “Baik”.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil penelitian
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yaitu dilihat dari
perhitungan koefisien determinasi dengan nilai R Square sebesar 0,441. Hal ini
dinyatakan variabel X mempunyai pengaruh sebesar 44,1% terhadap variabel Y
dan sisanya 55,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor yang memberikan
pengaruh kepada variabel Y sebanyak 44,1% disebabkan oleh indikator variabel
X berupa sintaks model pembelajaran kooperatif, keunggulan model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share dan langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe think pair share. Sebagai penutup, penulis menyampaikan saran
kepada pembaca apabila terdapat siswa yang cenderung memiliki karakteristik
pasif, guru sebaiknya menggunakan variasi model pembelajaran yang menarik.
Salah satunya mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share.
Karena cara ini dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share,
Keaktifan Belajar
Problem-Based Introduction (PBI) Learning Model on The Problem Solving Ability of Prospective Economy Teachers
Ability Problem solving of learners is needed in understanding the economy in order to support student learning achievement. But the problem-solving ability of learners was still low. This is because teachers rarely train the problem-solving skills of learners during the learning process. The purpose of this research is to analyze the implementation of PBI (Problem Based Introduction) model and how much influence of PBI (Problem Based Introduction) model to problem-solving ability. The research method is True Experimental Design (real experiment) The population in this research are all students SMA Negeri 27 Bandung. As for the sample of the research is the students of class X SMA Negeri 27 Bandung as much as two classes are randomly selected by class Instruments used in the research in the form of Multiple Choice type test questions problem-solving problem learners and a questionnaire scale using a Likert Scale model The data analysis is done using t-test, based on postes obtained data of independent samples test with sig value (2-tailed) 0.12 Based on the result of the calculation, the writer concludes that the problem-solving ability of learners who get the model learning problem-based Introduction (PBI) is better than the problem-solving ability of learners who get expository exposure. Therefore, Problem Based Introduction (PBI) model can be used as an alternative for teachers in implementing their learning to create an active, effective and enjoyable learning atmosphere
LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) Lokasi SMA Angkasa Adisutjipto
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta Semester Khusus Tahun 2016 yang berlokasi di SMA Angkasa Adisutjipto Jl.Janti Komplek AURI Lanud. Adisutjipto Yogyakarta mulai dilaksanakan pada tanggal 15 Juli sampai dengan 15 September 2016. Praktik mengajar dilaksanakan oleh 16 orang mahasiswa yang berasal dari program Pendidikan Bahasa Prancis, Pendidikan Geografi, Pendidikan Sosiologi, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Bahasa indonesia, Pendidikan Fisika. Tiap mahasiswa didampingi oleh guru pembimbing pengampu mata pelajaran sesuai dengan program studi tiap mahasiswa praktikan. Praktikan sendiri adalah mahasiswa dari program Pendidikan Fisika. Selama PPL, praktikan diberi kesempatan untuk mengajar di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2. Praktik mengajar dilaksanakan pada hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu langkah yang dapat memberikan pengalaman berharga kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan kemampuannya baik secara akademis maupun dengan tujuan memberikan hasil kerja nyata kuliah di UNY demi kemajuan pendidikan. Praktik pengalaman lapangan ini bertujuan mendapatkan pengalaman dalam bidang pembelajaran di sekolah atau lembaga sehingga penyusun dapat mengenal, mempelajari dan menghayati permasalahan sekolah baik yang terkait dengan proses pembelajaran maupun kegiaan kelembagaan yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjadi calon tenaga pendidik.
Praktikan diharapkan mampu untuk memiliki nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan sebagai seorang pendidik Mahasiswa belajar mengenal sekolah dengan segenap persoalannya dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu pendidikan yang telah dipelajari dan mengembangkannya di masyarakat. Dalam hal ini, penyusun melaksanakan praktik pengalaman lapangan di SMA Angkasa Adisutjipto
- …