12 research outputs found

    PENYIAPAN LAHAN TANPA BAKAR (ZERO BURNING) DALAM PEREMAJAAN TANAMAN KARET DI PERKEBUNAN KOMERSIAL

    Get PDF
    Ramalan harga karet alam dunia yang masih akan tetap baik hingga tahun 2025 menyebabkan usaha agribisnis perkebunan karet di Indonesia masih sangat menjanjikan dalam beberapa tahun ke depan. Pada perkebunan yang sudah established umumnya laju peremajaan (replanting) adalah sebesar 5-10% per tahun. Pada tahap penyiapan lahan dalam peremajaan dilakukan secara mekanis disertai pembakaran yang bertujuan untuk mengurangi sumber inokulan penyakit jamur akar putih (JAP). Sejak diterbitkannya UU Perkebunan No. 18 tahun 2004, mau tidak mau perkebunan komersial harus mulai berfikir untuk beralih ke teknik penyiapan lahan tanpa pembakaran (zero burning), walaupun hal tesebut bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Zero burning di satu sisi memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah ramah lingkungan, namun di sisi lain zero burning memliliki beberapa kelemahan yaitu sisa hasil tebangan sangat berpotensi menjadi inokulan penyakit JAP, pelapukan sisa hasil tebangan yang cukup lama dan menyulitkan dalam pengerjaan pengolahan tanah. Namun demikian beberapa perkebunan di Sumatera Utara telah beralih ke penyiapan lahan zero burning yang diikuti dengan perlakuan-perlakuan tertentu pada sisa hasil tebangan. Dukungan riset yang memadai masih sangat diperlukan agar jangan sampai penerapan zero burning justru menciptakan masalah baru bagi perkebunan. Terdapat dua upaya alternatif dalam memecahkan permasalahan sisa hasil tebangan dalam penyiapan lahan zero burning yaitu ; (1). Mempercepat dekomposisi sisa hasil tebangan, melalui reduksi ukuran sisa hasil tebangan menggunakan alat perajang dan dengan menginokulasikan mikroorganisme pelapuk yang efektif, (2). Meningkatkan nilai tambah sisa hasil tebangan menjadi sumber energi (briket arang dan gas bakar), sebagai bahan pengawet, penghilang bau malodor serta koagulan lateks (asap cair), yang secara tidak langsung akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar perkebunan terutama dalam produksi briket arang dan asap cair. Kata kunci :Hevea brasiliensis, penyiapan lahan, replanting, zero burning

    Pengaruh PDRB, Tingkat Pendidikan, dan Pengangguran terhadap Kemiskinan di Kota Yogyakarta tahun 1999-2013

    Get PDF
    Kemiskinan menjadi salah satu masalah fundamental dari suatu daerah yang didalamnya terdapat berbagai faktor yang dapat menjadi penyebabnya. Dari beberapa faktor itu, dipilih variabel PDRB, tingkat pendidikan, dan pengangguran yang di diagnosa memiliki pengaruh terhadap kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PDRB, Tingkat Pendidikan, dan pengangguran terhadap kemiskinan di Kota Yogyakarta pada tahun 1999-2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi DIY dan sumber lainnya sebagai pendukung. Sedangkan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PDRB dan tingkat pendidikan memiliki hubungan yang negatif terhadap variabel kemiskinan, Untuk variabel pengangguran memiliki pengaruh positif terhadap variabel kemiskinan di kota Yogyakarta di tahun 1999-2013. Kemudian dari ketiga variabel independen dinyatakan mempengaruhi kemiskinan di Kota Yogyakarta pada tahun 1999-2013

    Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terpadu pada Sistem Penjualan Point of Sale dan Siklus Pembelian Berdasarkan Realtime Processing yang Berbasis Database MS. SQL Server 2000 dengan Interface Visual

    Get PDF
    Beberapa tahun yang lalu ketika komputer PC baru saja hadir, software akuntansi yang digunakan cukup relatif sederhana. Software akuntansi tersebut hanya mempunyai fungsi tunggal yaitu mengotomatisasi tugas dari double entry accounting dan menghasilkan sebuah neraca yang jelas. Ketika sekarang komputer PC menjadi lebih baik dan mempunyai standarisasi database yang digabungkan dengan software akuntansi serta mempunyai fungsi tambahan seperti Cost Accounting, Point Of Sale (POS), Customer Resource Management (CRM), Human Resources (HR) dan Payroll, maka untuk membedakan super produk ini dengan program akuntansi yang sederhana diberilah nama ERP software. Informasi merupakan salah satu hal yang paling dibutuhkan dalam dunia bisnis. Bagi suatu badan usaha retail, informasi digunakan untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Misalnya informasi mengenai biaya yang dikeluarkan oleh badan usaha untuk pembelian satu jenis barang. Berdasarkan informasi ini, manajer perusahaan dapat menentukan apakah biaya yang dikeluarkan sudah efisien atau tidak, atau berapa profit yang dihasilkan dengan adanya penjualan dalam unit tertentu. Department Store "X" bergerak dalam bidang usaha penjualan pakaian, aksesoris wanita dan mainan anak-anak yang berdiri pada tanggal 20 Oktober 2003 terletak di jalan Probolinggo, Jawa Timur. Karena merupakan suatu badan usaha baru maka segala macam penerapan sistemnya juga baru. Pemilik menghendaki diterapkannya suatu sistem informasi yang realtime processing, terutama yang berkaitan dengan transaksi penjualan dan pembelian. Pemilik menghendaki adanya pertanggungjawaban yang jelas antara unit-unit yang ada terutama pada divisi marketingnya. Sehingga dengan demikian maka resiko terjadinya kesalahan atau kehilangan barang dapat ditekan sedapat mungkin dan tiap orang tahu tanggung jawabnya masing masing dengan jelas. Penerapan Sistem Penjualan Point Of Sale dan Siklus Pembelian berbasis Database Ms SQL Server 2000 dengan interface Visual Basic 6.0 diharapkan dapat bermanfaat bagi Department Store "X" untuk kebutuhan informasinya dengan mewujudkan sistem informasi akuntansi secara realtime processing

    Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Tindak Pidana Transfer Pricing Di Indonesia (Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Agung No. 2239 K/PID.SUS/2012 Tentang Kasus Penghindaran Pajak Asian Agri Group)

    Get PDF
    Pada Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) tidak mencakup korporasi sebagai subjek dalam ketentuan pidananya hal ini di karenakan Undang-Undang (KUP) masih menggunakan azas geen straft zonder schuld, dimana azas ini hanya mengenal pertanggungjawaban pidana bagi orang pribadi. Tetapi pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 2239 K/PID.SUS/2012 hakim dapat mempertanggungjawabkan pengurus dan juga korporasinya. Pada kasus ini hakim melakukan penemuan hukum, karena hakim menganggap tidak adil jika yang dipidanakan hanya orang pribadi sedangkan korporasi yang menikmati hasil dari tax ivation ini tidak terkena sanksi, dengan menggunakan azas vicarious liability. Saran penulis adalah memasukkan doktrin pertanggungjawaban pidana bagi korporasi pada Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Sehingga jelas dasar hukumnya

    Pembangunan Infrastruktur Jaringan Internet Murah Berbasis Gelombang Radio

    Get PDF
    Pandemi Covid-19 terjadi sudah lebih dari satu tahun ini dan hampir semua sektor terdampak pandemi ini. Tercatat pada website resmi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, tentang pertumbuhan kasus Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah, menunjukkan bahwa kasus meninggal dunia banyak terjadi pada penduduk usia ≥ 60 tahun, bahkan 2,5% dari anak berumur 0-5 tahun positif Covid-19. Dalam dunia pendidikan, Pemerintah menghimbau kepada seluruh institusi pendidikan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara online. Interaksi dan komunikasi diantara para peserta didik dan pendidik ini dilakukan secara virtual melalui berbagai macam aplikasi. Sarana penunjang yang tidak kalah penting adalah ketersediaan jaringan internet. Di Dusun Tanggulangin Desa Margosari Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal saat ini memang sudah ada jaringan internet yang disediakan oleh provider internet, namun biayanya masih dirasa cukup mahal oleh penduduk sekitar. Tingkat akses internet untuk kegiatan belajar mengajar secara online di Dusun Tanggulangin Desa Margosari cukup tinggi karena jumlah penduduk dengan status pelajar atau mahasiswa cukup banyak. Selain itu, pengembangan infrastruktur jaringan internet membutuhkan dana yang cukup besar. Berdasarkan hal-hal tersebut, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ditujukan untuk “Pembangunan Infrastruktur Jaringan Internet Murah Berbasis Gelombang Radio di Dusun Tanggulangin Desa Margosari Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal”. Hasil dari kegiatan ini, masyarakat sekitar mendapatkan kemudahan dalam mengakses internet dengan biaya yang lebih terjangkau.  The Covid-19 pandemic has occurred for more than a year and almost all sectors have been affected by this pandemic. It was recorded on the official website Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, regarding the growth of Covid-19 cases in Central Java Province, showing that many deaths occurred in people aged 60 years, even 2.5% of children aged 0-5 years are positive for Covid-19. In the world of education, the Government urges all educational institutions to conduct online teaching and learning activities. Interaction and communication between students and teachers is done virtually through various applications. Supporting facilities that are no less important is the availability of the internet network. In Dusun Tanggulangin Desa Margosari Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal, currently there is already an internet network provided by internet providers, but the cost is still considered quite expensive by local residents. The level of internet access for online teaching and learning activities in Dusun Tanggulangin Desa Margosari is high enough because the number of residents with student status is large enough. In addition, the development of internet network infrastructure requires substantial funds. Based on these things, community service activities are aimed at " Pembangunan Infrastruktur Jaringan Internet Murah Berbasis Gelombang Radio di Dusun Tanggulangin Desa Margosari Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal". As a result of this activity, the surrounding community has easy access to the internet at a more affordable cost

    The Effect of Molasses Application on Soil Biological Indicators and Maize Growth of Different Tillage Soil: A Pot Experiment

    Get PDF
    Soil enzyme activity and labile carbon (LC) have long been used as soil health indicators. Soil health can be improved by molasses addition resulting in better plant growth and productivity. The effect of molasses on soil biological activity and plant growth under different tillage soil has not been discussed in many studies in Hungary. We assessed two soil types under different long-term tillage practices: conservation tillage (CT), which leaves 30% or more residue on the soil surface, and conventional-ploughing tillage (PT). A pot experiment with maize as the crop was carried out using the composite soil (0-20 cm) of CT and PT; a randomized block design with four replications was employed. Three levels of molasses concentration, 0 g L-1, 0.05 g L-1, and 0.2 g L-1 were applied. LC, dehydrogenase (DHA), β-glucosidase activity, plant height, and dry weight biomass were measured at the end of the experiment (after eight weeks). The results indicated that LC in CT increased by 7.61-21.23% over the increase in molasses concentration. LC concentration was significantly higher in the CT than in the PT soil. β-glucosidase activity increased along with the increase of molasses concentration by 11.42-30.43% in CT and 16.03-56.67% in PT; however, the significantly different appeared only in PT soil. The molasses application affected the DHA as well. The activity of dehydrogenase increases by 39.49-80.76% and 30.43-50.59%, respectively, in CT and PT. Nevertheless, no significance occurred in the tillage system or the molasses concentration. Our study also found that the different molasses concentrations did not affect the plant height and dry weight biomass in CT and PT. However, applying each molasses concentration in CT markedly escalated the plant height and dry weight biomass compared to PT. The enhancement of soil biological activity and plant growth by the molasses application allows a promising strategy for maintaining the soil health of agricultural land

    PENGARUH PUPUK MAJEMUK TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN LILIT BATANG DAN HARA DAUN TANAMAN KARET

    Get PDF
    AbstrakHarga karet alam dunia yang volatil saat ini telah menyebabkan munculnya inovasi dalam pemupukan tanaman karet diantaranya penggunaan pupuk majemuk tablet. Percobaan pemupukan telah dilakukan pada TBM karet umur 3 tahun yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk majemuk tablet terhadap pertumbuhan lilit batang dan kandungan hara daun. Terdapat tiga perlakuan dalam penelitian ini yaitu, (A) pupuk majemuk briket (500 g/pohon/tahun) sebagai kontrol, (B) pupuk majemuk tablet (200 g/pohon/tahun) atau setara dengan 40% kontrol, dan (C) pupuk majemuk tablet (300 g/pohon/tahun) atau setara dengan 60% kontrol. Formulasi pupuk majemuk yang digunakan adalah 18–1014–2+1TE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyerapan hara N dan K pada perlakuan A lebih cepat yang direfleksikan melalui hara daun A yang lebih tinggi dibandingkan B dan C. Walaupun hara daun N dan K pada perlakuan A relatif lebih tinggi, tetapi penambahan lilit batang terbesar terdapat pada perlakuan C kemudian A dan B, yaitu 7,52 cm; 7,23 cm; dan 6,99 cm (P = 0,23). Tidak ditemukan korelasi yang kuat antara penambahan ukuran lilit batang dengan kandungan hara daun (P = 0,66) tetapi terdapat korelasi positif yang cukup kuat (r = 0,64; P = 0,025) antara penambahan ukuran lilit batang dengan curah hujan.Abstract The world’s natural rubber price that is volatile has led to the innovation in rubber trees fertilization by using tablet fertilizer. The study of fertilization was conducted in an immature rubber tree 3 years planted (TBM 3) to find out the responses of fertilization in rubber girth and leaf nutrient content. Three treatments were established viz. (A) briquette fertilizer 500 g/tree/year as control, (B) tablet fertilizer 200 g/tree/year equivalent to 40% of control, (C) tablet fertilizer 300 g/tree/year equivalent to 60% of control. The formula of briquette and tablet was identic (18–10–14–2+1TE).  The results show that nitrogen and potassium uptake in treatment briquette fertilizer 500 g/tree/year (A) was faster, it was reflected through leaf nutrient content that was higher than B and C. Even though the contents of N and K in rubber leaf in A was relatively higher however the highest girth increment occurred in C then A and B, i.e. 7.52 cm; 7.23 cm; and 6.99 cm respectively. No strong correlation between girth size increment and nutrient leaf status in this study (P = 0.66). However a moderately strong correlation (r = 0.64; P = 0.025) appeared between girth size increment and monthly precipitation

    Labilis szén, mint a talajbiológiai aktivitás indikátora mikrobiális oltóanyagok és Ca-tartalmú talajjavító alkalmazásánál = Labil carbon as an indicator of soil biological activity in the application of microbial inoculants and soil conditioner containing Ca

    Get PDF
    A labilis szén (LOC) tartalom, az active szén (POXC=permanganát oxidálható szén) mérése a talajok mikrobiális aktivitásának a kimutatását szolgáló módszer. Célja a növények és a mikroorganizmusok számára is elérhető széntartalom megállapítása. Az LOC a szerves anyagok egy kis- és könnyen oxidálható része, a mikrobiális biomassza és a szénhidrát molekulák szén-tartalmának a mérésével, érzékenyebb a talajon végzett beavatkozásokra a teljes vagy összes szerves szén-tartalommal (TOC) összehasonlítva. Méréséinket tenyészedényes és szabadföldi kísérletekben végeztük, egy savanyú kémhatású gyenge P-ellátottságú és alacsony szervesanyag tartalmú agyagbemosódásos barna erdőtalajon (pH=4,9; Humusz=1.64 %; felvehető P2O5=66 mg kg-1), valamint egy semleges kémhatású magas P és szervesanyag tartalmú típusos réti talajon (pH=6.75; Humusz=2.53 %; felvehető P2O5=303 mg kg-1), kukorica (Zea mays) tesztnövénnyel. Vizsgálataink alapján a talajok LOC-tartalma jól szemlélteti a talajtípusok közötti különbséget, összefüggésben az eltérő kémhatású és szervesanyag tartalmú talajok biológiai aktivitásával. A talaj kémhatásának CaO kezeléssel való javítása hatással van a biológiai aktivitás, így a labilis szén-tartalom növekedésére is. Tenyészedényes kísérletben kereskedelmi mikrobiális oltóanyagok (Pseudomonas putida, Azotobacter chroococcum, Bacillus circulans, B. megaterium, Funneliformis-, Claroideoglomus- és Rhizophagus sp.) hatását az LOC-tartalom növekedése mindkét talajtípuson jelezni tudta. Szabadföldi körülmények között azonban nem találtunk különbséget az oltóanyagok hatására, mivel az LOC jellegzetes időbeli változását a talaj nedvességtartalma és a talajszerkezet időbeli – pl. vetés utáni – változásai is befolyásolni képesek. = Labil organic carbon (LOC) content, the active C=POXC, i.e the permanganate oxidizable C is a common method in general to evaluate the current soil microbial activity. LOC method is able to estimate the C-forms, available both the plants and the microbes in soils. LOC is the easily oxidizable forms of soil organic matter – like microbial biomass and carbohydrate C – which is a sensitive indicator of soil management in comparison with the known Total Organic Carbon (TOC) content. Pot and field experiments were designed on siltic Luvisol (pH=4.91; SOM=1.64 %; available P2O5=66 mg kg-1 ) and on silty clay Gleysol (pH=6.75; SOM=2.53 %; available P2O5=303 mg kg-1 ), with Zea mays test-plant. We suggest, that LOC can be an approriate indicator to show the differences between soil types and the resulted soil biological activities. In case if the pH is improved through CaO-addition, both soil biological activity and LOC can be enhanced. Industrial biofertilizer products, as microbial inoculants (i.e. Pseudomonas putida, Azotobacter chroococcum, Bacillus circulans, B. megaterium, Funneliformis-, Claroideoglomus- and Rhizophagus sp.) could enhance LOC content in both soil types in the pot experiments at controlled environmental condition. In field experiment, however LOC could show dynamic changes in time, correlated both with the soil moisture and the structural changes of soil physical – management – parameters

    The Effect of Molasses Application on Soil Biological Indicators and Maize Growth of Different Tillage Soil

    Get PDF
    Soil enzyme activity and labile carbon (LC) have long been used as soil health indicators. Soil health can be improved by molasses addition resulting in better plant growth and productivity. The effect of molasses on soil biological activity and plant growth under different tillage soil has not been discussed in many studies in Hungary. We assessed two soil types under different long-term tillage practices: conservation tillage (CT), which leaves 30% or more residue on the soil surface, and conventional-ploughing tillage (PT). A pot experiment with maize as the crop was carried out using the composite soil (0-20 cm) of CT and PT; a randomized block design with four replications was employed. Three levels of molasses concentration, 0 g L-1, 0.05 g L-1, and 0.2 g L-1 were applied. LC, dehydrogenase (DHA), β-glucosidase activity, plant height, and dry weight biomass were measured at the end of the experiment (after eight weeks). The results indicated that LC in CT increased by 7.61-21.23% over the increase in molasses concentration. LC concentration was significantly higher in the CT than in the PT soil. β-glucosidase activity increased along with the increase of molasses concentration by 11.42-30.43% in CT and 16.03-56.67% in PT; however, the significantly different appeared only in PT soil. The molasses application affected the DHA as well. The activity of dehydrogenase increases by 39.49-80.76% and 30.43-50.59%, respectively, in CT and PT. Nevertheless, no significance occurred in the tillage system or the molasses concentration. Our study also found that the different molasses concentrations did not affect the plant height and dry weight biomass in CT and PT. However, applying each molasses concentration in CT markedly escalated the plant height and dry weight biomass compared to PT. The enhancement of soil biological activity and plant growth by the molasses application allows a promising strategy for maintaining the soil health of agricultural land
    corecore