79 research outputs found
PENANGANAN ANAK DALAM MASA TANGGAP DARURAT BENCANA ALAM: TINJAUAN KONVENSI HAK ANAK DAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK
Kajian tentang penanganan anak dalam masa tanggap darurat sangat jarang dilakukan. Kajian ini akan mencoba mengkaji salah satu pendekatan dalam memberikan layanan kepada anak-anak yang menjadi korban bencana alam yaitu pendekatan berbasis hak. Kajian ini akan memberikan landasan konseptual dan teoritis dalam merancang dan melaksanakan program penanganan anak. Pendekatan ini menekankan pada upaya pemenuhan hak anak melalui partisipasi dari semua pemangku kepentingan baik dari unsur pemerintah maupn non-pemerintah seperti lembaga swadaya masyarakat, perusahaan dan masyrakat.Pendekatan berbasis hak mengacu pada Konvensi PBB tentang Hak Anak dan Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Berdasarkan dua perundang-undangan tersebut ada lima kluster atau kelompok hak anak yang harus dipenuhi dalam masa tanggap darurat yaitu Hak sipil dan kemerdekaan, Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, Kesehatan dan kesejahteraan dasar, Pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya dan Perlindungan khusu
Pengelolaan Kegiatan Religius Dalam Menginternalisasikan Karakter Toleransi Dan Cinta Damai Di MTsN I Kota Malang
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menganalisa dan menjelaskan nilai karakter toleransi dan cinta damai dari kegiatan religious, strategi penunjang pengelolaan kegiatan religius dalam menginternalisaiskan karakter toleransi dan cinta damai, dan faktor - faktor yang menjadi keberhasilan. Dalam penelitian ini, penulis mengguanakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian studi kasus. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi. Kemudian, data yang terkumpul berupa kata-kata, catatan lapangan, dan dokumentasi dianalisis dengan cara reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dan untuk pengecekan keabsahan data, menggunakan triangulasi.Hasil penelitian kegiatan praktis religius menunjukkan nilai – nilai toleransi dan cinta damai semisal bakti sosial nilai yang didapat yaitu gotong royong, sholat berjamaah memiliki nilai berupa silaturrahmi, Idul Fitri memiliki nilai saling memaafkan sehingga menjauhkan konflik dan sebagainya. Strategi yang digunakan yaitu dengan cara struktural, formal, mekanik (media, metode) dan organik (pembiasaan). Faktor yang menjadi keberhasilan diantaranya: dana, fasilitas sekolah, pemateri, talent siswa, dukungan struktural, motivasi siswa dan motivasi pengurus kegiatan, dan latar belakang siswa.
Kata Kunci : Pengelolaan Kegiatan Religius, Karakter Toleransi, Karakter Cinta Damai
Penetapan mustahiq zakat NU Care-LAZISNU Kota Semarang pada masa pandemi Covid-19
Penelitian ini berjudul: Penetapan Mustahiq Zakat NU CARE-LAZISNU Kota Semarang Pada Masa Pandemi Covid-19. Penelitian ini dilatar belakangi oleh situasi Pandemi Covid-19 yang mewabah hampir di seluruh dunia. Kondisi tersebut mengakibatkan banyak masyarakat yang terkena dampak pandemi. Hal itu dikarenakan adanya pembatasan sosial yang di insrtuksikan oleh pemerintah melalui kebijakan social distancing dan physical distancing dalam PPKM (Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). oleh sebab itu, membuat kondisi ekonomi masyarakat menjadi melemah. Penetapan calon mustahiq pada masa Pandemi Covid-19 sangat penting dilakukan karena saat ini umat manusia sedang dihadapkan dengan kondisi yang serba sulit dan banyak memerlukan bantuan baik dalam bentuk meteri maupun finansial. Dari permasalahan tersebut, maka peneliti ingin mengetahui pertimbangan dalil Al-Qur’an atau undang-undang dalam menetapkan kriteria mustahiq zakat, bagaimana NU-CARE LAZISNU Kota Semarang dalam menentukan kriteria mustahiq zakat dan kriteria baru yang ditetapkan NU-CARE LAZISNU Kota Semarang dalam menetapkan kriteria mustahiq.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan oleh penulis yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari amil NU CARE-LAZISNU Kota Semarang. Sumber data sekunder diperoleh melalui buku-buku, jurnal, artikel, dokumentasi, dan sumber lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Sedangkan untuk memperoleh informasi dan data-datanya peneliti melakukan wawancara dan dokumentasi. Kemudian dari data yang terkumpulkun, peneliti menganalisis mengunakan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa NU CARE-LAZISNU Kota Semarang menggunakan dalil Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 60 dan Undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. Proses penetapan kriteria mustahiq zakat NU CARE-LAZISNU Kota Semarang dilakukan dengan tiga tahap yaitu, 1. Pendataan calon mustahiq, 2. Verifikasi data calon mustahiq, 3. Penetapan calon mustahiq dan pentasyarufan zakat. Kriteria baru untuk menetapkan mustahiq zakat selama Pandemi Covid-19 di NU CARE-LAZISNU Kota Semarang mengalami perubahan. Perubahan ini dapat dilihat dari indikator-indikator dalam menetapkan mustahiq zakat. Sebelum Pandemi Covid-19 indikator terdiri dari keadaan rumah, pekerjaan, penghasilan. Sedangkan pada masa Pandemi Covid-19 indikator dievaluasi dengan menambahkan kriteria baru calon mustahiq zakat yaitu. 1. Terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau kehilangan pekerjaan, 2. Mengalami kebangkrutan atau penutupan usaha, 3. Keterbatasan waktu dalam bekerja yang mengakibatkan penurunan penghasilan. Calon mustahiq yang memiliki rumah bagus dan memiliki hak penuh atas rumah yang ditempati, namun memenuhi idikator baru tetap mendapakan bantuan zakat
PENDIDIKAN MODERASI ISLAM MENURUT GUS DUR DAN BUYA HAMKA
Abstrak
Absor, Ulil, 2022.Pendidikan moderasi Islam menurut Gus Dur dan
Buya Hamka. Tesis Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Ponorogo, Pembimbing: (1). Dr. H. Nurul Iman, Lc,
M.H.I (2). Dr. Wahyudi setiawan, M.Pd.I
Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang
multikulturalisme seringkali memunculkan klaim kebenaran tunggal
sehingga memicu terjadinya aksi kekerasan, kebencian, sikap tidak
saling menghargai dan menghormati antar sesama manusia.Oleh
karena itu kita perlu memahami tentang bagaimana konsep pendidikan
moderasi Islam dan bagaimana pandangan Gus Dur dan Buya Hamka
sebagai representasi tokoh Islam yang berpaham moderat serta apa
kontribusi kedua tokoh tersebut terhadap perkembangan Islam di
Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menambah wawasan
keilmuan dan mengetahui pentingnya pendidikan moderasi berislam
dalam kehidupan tentang pemikiran Gus Dur dan Buya Hamka dalam
kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode studi
pustaka (library research) karya asli kedua tokoh tersebut sebagai
sumber utamanya.
Adapun konsep dari pendidikan moderasi Islam di Indonesia
diantaranya Tawasuth atau mengambil sikap tengah-tengah, tidak
terlalu keras juga tidak terlalu bebas. Tawazun atau seimbang dalam
memahami dan mengamalkan segala aspek kehidupan. Tasamuh atau
toleransi / saling menghormati dan menghargai perbedaan satu sama
lain. I’tidal atau berdiri tegak, artinya berani mengambil sikap tegas.
Sebagaimana dalam pandangan Gus Dur bahwa dalam
menerapkan moderasi Islam harus bersifat demokratis dan berkeadilan
yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keagamaan, kearifan
budaya dan kemajemukan masyarakat Indonesia tanpa adanya
diskriminasi. Sementara menurut Buya Hamka, pendidikan
moderasiyang memperhatikan mem profetik Islam, seperti
humanisasi, liberasi dan transendensi untuk perubahan sosial.
Moderasi Islam yang diteladankan oleh kedua tokoh ini
merupakan wajah Islam Indonesia yang damai, harmonis dan toleran,
komprehensif, seimbang antara teks dan konteks, ketuhanan dan nilai�nilai kemanusiaan, individu dan kelompok, keagamaan dan
kebangsaan juga sikap dan cita-cita manusia dalam membentuk
pribadi yang soleh baik secara spiritual maupun sosial.
Kata kunci: Moderasi Islam, Gus Dur dan Buya Hamka
Perancangan dan Pembuatan Kamus Teknik Digital dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroller AT89S8252.
Umumnya sudah banyak kamus yang bereda r dimasyarakat saat ini, tetapi
kamus yang beredar tidak disertai dengan cara pengucapannya tetapi hanya
menampilkan tulisannya saja. Sehingga biasanya orang hanya membaca tulisannya saja,
padahal belum tentu tulisan dengan cara pengucapannya itu sama. Untuk itu dibuatlah
alat yang dapat menterjemahkan bahasa Indon esia – Inggris atau sebaliknya dengan
keluaran suara. Alat ini dibuat de ngan menggunakan mikrokontroller AT89S8252
sebagai pemroses data, EEPROM sebagai penyimpan database, dan ISD sebagai
penyimpan suara. Sehingga alat ini dapat mengeluarkan suara cara pengucapan dari kata
yang dicari.
Cara kerja rangkaian ini diawali dengan memasukkan data melalui keypad. Data
tersebut kemudian diolah oleh Mikrokontroller yang kemudian disimpan dalam
EEPROM. Data yang diambil dari card ekspansi EEPROM 8 kbyte dan ISD oleh
mikrokontroller, kemudian ditampilkan dala m LCD dan speaker sebagai output data
yang sebelumnya dikuatkan dulu dengan ra ngkaian penguat. Mic berfungsi untuk
pemasukan input data berupa suara
Apabila diinginkan penambahan database, kita dapat melakukan dengan cara
menambah kapasitas memori melalui card ek spansi memori yang lebih besar sampai
dengan 64 kbyt
METODE IJTIHAD MUI SUMUT TENTANG PENETAPAN HUKUM PENGGUNAAN PROTOKOL KESEHATAN PADA PELAKSANAAN SHALAT BERJAMAAH MASA PANDEMI COVID-19
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Proses ijtihad Majelis UlamaIndonesia Sumatera Utara dalam memutuskan fatwa penetapan hukum protokolkesehatan dalam pelaksanaan shalat dan menjelaskan praktik pelaksanaan sholatberjamaah di masa pandemiCovid-19. Jenis penelitian yang digunakan didalamtesis ini Sesuai dengan objek kajiannyayang dituangkan di sini, maka penelitian
yang dilakukan ini pada prinsipnya adalah penelitian kualitatif. , dalam hal iniadalah Mesjid dan masyarakat Muslim . Penelitian ini merupakan PenelitianEmpiris dengan pendekatan Case Approach dan Conseptual Approach.
Hasil penelitian tesis ini yaitu berdasarkan analisa penulis melalui hasilwawancara dengan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Propinsi SumateraUtara dan para pengurus BadanKemakmuran Mesjid dan jamaah mesjid bahwa
pelaksanaan protokol kesehatan terlaksana walaupun ada pihak yang tidak setujudan kontra dalam melaksanakannya disebabkan kurangnya kesadaranmasyarakat akan bahaya pandemi . Adapun mengenai ijtihad yang digunakan
oleh ulama, dalam hal ini MUI khususnya MUI Sumut yang diwakili oleh DewanKomisi Fatwa MUI Sumatera Utara bahwa metode ijtihad yang digunakanadalah Ijtihad Jama’I atau Ijtihad secara kolektif
PERAN GURU DALAM MEMBINA SANTRI TAHFIDZ DI PONDOK PESANTREN AL-BAROKAH YOGYAKARTA
Ulil Absor. “Peran Guru Dalam Membina Santri Tahfidz Di Pondok
Pesantren Al-Barokah Yogyakarta.” Skripsi. Yogyakarta. Program Studi
Pendidikan Agama Islam. Fakultas Agama Islam. Universitas Alma Ata
Yogyakarta 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam
membina santri tahfidz di Pondok Pesantren Al-Barokah Yogyakarta, apa saja
hambatan atau kendala peran guru tahfidz di Pondok Pesantren Al-Barokah
Yogyakarta serta bagaimana cara untuk mengatasi hambatan atau kendala yang
ada. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Adapun
subyek penelitiannya adalah guru tahfidz, pengurus putri, dan santri putri. Dalam
pengumpulan datanya menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi,
dan triangulasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1) Peran guru dalam
membina santri tahfidz sudah berjalan dengan baik. Indikatornya adalah santri
merasa termotivasi dalam menghafal Al-Qur’an dan terdorong dengan nasihat
yang disampaikan oleh guru, keteladanan guru dalam keadaan atau kesibukan
apapun tetap memprioritaskan mengajarkan Al-Qur’an kepada santri, serta guru
sering mengarahkan santri untuk mengikuti dan mematuhi kegiatan yang ada di
pondok pesantren Al-Barokah. Adapun peran guru dalam membina santri tahfidz
di Pondok Pesantren Al-Barokah Yogyakarta diantaranya adalah: peran guru
sebagai teladan, motivator, pembimbing, inspirator, inisiator, fasilitator, pengelola
kelas, supervisor, dan evaluator. 2) Hambatan atau kendala peran guru tahfidz
diantaranya: kurangnya kesadaran santri dalam niat menghafal Al-Qur’an,
semangat santri tahfidz cenderung fluktuatif, santri terkadang memprioritaskan
tugas kampus atau sekolah, rasio guru dan santri timpang, tidak ada target khatam,
adanya rasa malas, santri keluar pondok atau boyong sebelum khatam, dan wali
santri kurang memperhatikan progress hafalan anaknya. 3) Cara untuk mengatasi
hambatan atau kendala yang ada adalah dengan memberikan nasihat dan motivasi
menghafal Al-Qur’an dan menjaganya, memberikan teladan dalam menjaga
hafalan dan mengamalkan ajaran Al-Qur’an, meminta santri aktif mengikuti setiap
kegiatan ada di Pondok Pesantren Al-Barokah Yogyakarta, memberikan
punishment atau hukuman bagi santri yang melanggar peraturan.
Kata Kunci: peran guru, santri tahfid
Meningkatkan kesiapan prakerin melalui layanan bimbingan kelompok teknik live model pada siswa kelas xi perbankan syariah smk tamansiswa kudus
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan penerapan layanan bimbingan kelompok teknik modeling dalam meningkatkan kesiapan Prakerin pada siswa kelas XI Perbankan Syariah SMK Tamansiswa Kudus tahun pelajaran 2017/2018. 2. Mendeskripsikan peningkatan kesiapan Prakerin pada siswa Kelas XI Perbankan Syariah SMK Tamansiswa Kudus tahun pelajaran 2017/2018 setelah penerapan layanan bimbingan kelompok teknik modeling.
Kesiapan siswa dalam Prakerin ditandai dengan siswa tidak merasa cemas dan panik dalam melaksanakan kegiatan prakerin. Selalu siap dalam menghadapi tantangan dan permasalahan di Prakerin, mampu menyelesaikan masalah yang muncul di tempat Prakerin. Tidak mudah menyerah ketika menjumpai permasalahan di tempat Prakerin. Untuk meningkatkan kesiapan dalam Prakerin peneliti menggunakan layanan bimbingan kelompok teknik modeling. Layanan bimbingan kelompok teknik modeling dilakukan dalam empat tahapan; Pembentukan, Peralihan, Kegiatan, Pengakhiran.
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan bimbingan konseling. Subjek yang diteliti sebanyak 7 siswa kelas XI Perbankan Syariah SMK Tamansiswa Kudus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah teknik mixedmethod dengan menggabungkan analisis data kuantitatif dengan diperkuat dengan data kualitatif agar diperoleh simpulan penelitian yang lebih kuat.
Hasil penelitian diawali dengan periode pra siklus, hasil pengamatan pada pra siklus diketahui kesiapan Prakerin siswa sebesar 9,57 (38%) kategori (Kurang). Pada siklus I kesiapan Prakein diketahui pada pertemuan pertama sebesar 11,15 (46%) kategori (Kurang), pertemuan kedua sebesar 13,29 (53%) kategori (Cukup), pertemuan ketiga sebesar 14,86 (59%) kategori (Cukup). Siklus II pertemuan pertama kesiapan Prakerin sebesar 16,229 (65%) kategori (Cukup), pertemuan kedua sebesar 17,43 (70%) kategori (Baik), pertemuan ketiga sebesar 19,29 (77%) kategori (Baik).
Dari hasil uraian hasil penelitian dan pembahasan peneliti menyimpulkan pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut. 1. Kemampuan peneliti dalam menerapkan layanan bimbingan kelompok teknik live model untuk meningkatkan kesiapan Prakerin pada siswa kelas XI Perbankan Syariah SMK Tamansiswa Kudus mengalami peningkatan. Pada siklus I peneliti memperoleh skor 54 (54%) kategori (Cukup), di siklus II kemampuan peneliti meningkat dan memperoleh skor 74 (74%) kategori (Baik). 2. Kesiapan Prakerin pada siswa kelas XI Perbankan Syariah SMK Tamansiswa Kudus diketahui meningkat. Pada siklus I diketahui kesiapan Prakerin mendapatkan skor rerata 14,86 (59%) kategori (Cukup). Pada siklus II meningkat sehingga memperoleh skor rerata 19,29 (77%) kategori (Baik). Saran yang disampaikan peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah: Kepala sekolah hendaknya membekali ilmu-ilmu dasar yang banyak diaplikasikan di dunia industri melalui kegiatan belajar dan mengajar yang efektif sehingga pada saat siswa melaksanakan kegiatan prakerin, siswa tidak banyak menghadapi kendala yang berhubungan dengan materi akademis dan memperbanyak frekuensi bimbingan dan konseling untuk membantu mempersiapkan mental siswa sebelum terjun ke Dunia Usaha dan Dunia Industri. 2. Guru Bimbingan dan Konseling: Guru bimbingan dan konseling hendaknya ikut andil dalam kegiatan matrikulasi atau pembekalan kepada siswa sebelum terjun langsung ke dunia usaha dan dunia industri. Sehingga siswa memiliki kesiapan yang baik. 3. Kepala Kompetensi Keahlian Perbankan Syariah: Kepala kompetensi keahlian perbankan syariah hendaknya memberikan program pelatihan keterampilan kepada siswa melalui kegiatan PBM sesuai dengan bidang keahliannya dan tuntutan dunia kerja. 4. Siswa: Siswa hendaknya mencari dan memiliki informasi tempat Prakerin yang akan dituju dan memiliki informasi pekerjaan yang akan dilakukan di tempat kerja melalui kegiatan diskusi dengan panitia Prakerin dan kakak kelas. 5. Penelitian Selanjutnya: Penelitian selanjutnya hendaknya memperhatikan jenis layanan yang dapat digunakan pada lingkup subjek yang lebih luas, seperti layanan klasikal ataupun lintas kelas. Sehingga efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling untuk mempersiapkan siswa menghadapi prakerin dapat dirasakan oleh semua sisw
Social Protection in Developing Countries Contributions of Social Protection to Resolving the Problem of Poverty and Vulnerability
The Covid-19 and global recession increased uncertainty at macro and
micro levels. Social protection was designed as a short response to these
crises. This paper examines the coverage of social protection and its
potential contribution in solving poverty and vulnerabilities in developing
countries. This paper also investigates the experience of Indonesia in
implementing social protection programs to reduce poverty and prevent
vulnerable groups from poverty and other deprivation. This paper fount that
social protection plays significant contributions to resolving the problem of
poverty and vulnerability in developing countries since social protection
contribute to economic growth, the fulfilment of human rights, increase
human development, create social and political stability, prevent the slide
into poverty and eliminate discrimination and marginalization. The
experience of Indonesia in implementing social protection program shows
considerable progress in improving the welfare of the people in poverty and
vulnerable groups. There is considerable room for improvement as there
are some gaps in the implementation of social protection programs
including lack of coordination and synergies among the existing
programmes, small coverage, financial sustainability, cost of
administration, targeting issues, compliance and policy driven
- …