1,858 research outputs found

    Analysis Of Ecotourism Income Organic Vegetables On Agroforestri Land Of Kidul Pujon Village Kecamatan Pujon, Malang District

    Get PDF
    Abstract: The purposes of this study is to determine the increase and development of income through organic vegetable ecotourism on agroforestry land. This research was conducted in Pujon Kidul Village, Tulungrejo Hamlet in June - October 2018.The approach taken is participatory rural assessment, modification of Participatory Rural Appraisal / PRA in agroforestry farmers. The technique of determining respondents in this study uses purposive sampling.Intensive results of agroforestry (agrisilviculture) analysis, average agroforestry farmer income from carrot vegetable crops reached Rp.5568,750, - / harvest, large red chili reached Rp.6,160,000, - / harvest, cabbage reached Rp.2,220,000, - / harvest , mustard reached Rp. 3,077,778, - / harvest, shallot reached Rp. 8,350,000 / harvest, leek onion reached Rp 2,258,333, - / harvest, cayenne reached Rp 9,833,333, - / harvest, brongkoli reached Rp. 4,800,000, - / harvest, and eggplant reach Rp. 195,238, - / harvest. The average farmer income for agroforestry received revenue reaching Rp. 13,603,488, with total costs reaching Rp. 4,468,247, and the average profit reached Rp. 935,242. B / C Ratio value of 3.34. With these average profits, farmers have the potential in terms of economic improvement for forest farmers to live well. The production of Perhutani gum has an average land area of 10.5 ha. From that area it produces sap 267.1 Kg / Ha. The average income from the sale of sap reaches Rp 801.257, - / Ha. The existing stands are P. merksuii with an average diameter of 15.35 cm, average stand height of 15.35 meters, and the average number of stands per hectare as many as 403.95 trees.Farmers need to increase existing land intensification by paying attention to the level of development of agroforestry land so that it can provide optimum ecological and economicimpacts to the community

    Characteristics of Pili Hemaglutinin Protein and Its Role in the Pathogenesis of Urinary Tract Infection with Uropathogenic Escherichia Coli

    Full text link
    Urinary tract infection (UTI) is one of the most common infectious diseasesencountered in the community. The bacteria most frequently implicated as the causes ofUTI are the Gram-negative bacteria, especially Escherechia coli. Early phase of thepathogenesis of the infection constitutes adhesion of bacteria onto the epithelial cells ofurinary tract. SDS-PAGE examination was carried out to investigate molecule ofhemagglutinin protein and hemagglutination (HA) test continued by adhesion andinhibited adhesion tests.The observation of molecular weight of pili E. coli protein molecule byexplorative examination using SDS-PAGE showed on E. coli strip that the mostprominent molecular weights (MW) of the proteins were 61 kDa, 37 kDa, 30 kDa, and 20kDa. Purification by electro-elusion was done to proteins of the MW of 20 kDa, 37 kDaand 61 kDa. The HA test results indicated the 61 kDa, 37 kDa, and 20 kDa werehemagglutinin proteins and one which subsequently applied as sub unit proteins ofUropathogenic E. coli (UPEC) was the 37 kDa. Adhesion test of UPEC bacteria carriedout on urinary bladder epithelial cells of rabbit showed a significant correlation betweenadhesion index and various doses of subunit proteins of UPEC 37 kDa as coat of urinarybladder epithelial cells. Spearman rank correlation test and regression/non regressionanalysis confirmed an exponential decrease of UPEC adhesion to urinary tract epithelialcells as a response to the increasing doses of coating protein. This finding points out thatpili hemagglutinin protein subunit of UPEC 37 kDa was an adhesive molecule. Pilihemagglutinin protein subunit of UPEC 37 kDa is an adhesive molecule, which plays arole in adherence of UPEC to epithelial cells of urinary bladder at the early pathogenesisof urinary tract infection

    Pengembangan Perilaku Tanggung Jawab pada Pembelajaran Teknik Pengelasan Busur Manual (SMAW) Siswa SMK

    Get PDF
       Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan perilaku kemandirian siswa pada pembelajaran Teknik Pengelasan Busur Manual (SMAW) siswa kelas XII TP SMK Negeri 2 Pengasih.  Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan dua siklus. Setting penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran Teknik Pemesinan CNC. Penelitian ini dilaksanakan di kelas XII TL pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021 pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2021. Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas XII TL yang berjumlah 18 orang dan pengampu mata pelajaran tersebut. Prosedur dalam penelitian ini adalah (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi (observation), dan (4) refleksi (reflection) dalam setiap siklus. Instrumen penelitian ini menggunakan angket, catatan lapangan, lembar observasi, dan dokumentasi.Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dilihat berdasarkan keberhasilan produk dan keberhasilan proses. Indikator keberhasilan produk dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa yakni memperoleh rata-rata nilai 78 dan berkembangnya perilaku tanggung jawab siswa; sedangkan indikator keberhasilan proses dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan.  Temuan penelitian ini adalah (1) Penggunaan model pembelajaran integrasi nilai-nilai tanggung jawab dalam pembelajaranTeknik Pengelasan Busur Manual (SMAW) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh siswa berdasarkan hasil postes Siklus I 78 meningkat menjadi 8,8 pada postes siklus II. (2) Terjadi peningkatan proses pembelajaran Teknik Pengelasan Busur Manual (SMAW) yang ditandai dengan berkurangnya kepasifan siswa dan peningkatan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Penguasaan materi dan peningkatan proses pembelajaran tersebut disertai pula dengan peningkatan perilaku tanggung jawab seperti menjaga kebersihan bengkel dan peralatan kerja, menggunakan peralatan kerja, membawa peralatan ibadah dan sekolah, dan pekerjaan yang dilakukan di sekolah dapat berguna dalam kehidupan mandiri/ masyarakat.&nbsp

    Pengembangan Perangkat Pembelajaran PadaMateri Pokok Kalkulus SMA Kelas XI Semester 2

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran kalkulus SMA kelas XI semester 2 dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI yang layak digunakan dalam proses pembelajaran, serta mendeskripsikan kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan tersebut. berdasarkan pada kriteria dari Nieveen, yaitu valid, praktis, dan efektif. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang menggunakan model pengembangan 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel. Tahap-tahap yang dilakukan meliputi tahap pendefinisian, tahap perancangan dan tahap pengembangan. Pengembangan perangkat dimulai dari tahap analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis materi, analisis tugas, spesifikasi tujuan pembelajaran, pemilihan media, pemilihan format, desain produk. Uji coba dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu (1) uji coba/validasi ahli dan praktisi; (2) uji coba terbatas; dan (3) uji coba lapangan. Uji coba lapangan dilaksanakan di SMA N 1 Kasihan pada dua kelas berbeda dengan guru yang sama. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri lembar validasi untuk memperoleh data mengenai kevalidan produk yang dikembangkan, lembar observasi digunakan sebagai alat untuk memperoleh data mengenai kepraktisan produk yang dihasilkan dan lembar penilaian guru dan siswa untuk memperoleh data mengenai kepraktisan produk berdasarkan penilaian guru dan siswa, dan tes hasil belajar untuk memperoleh data keefektifan.Analisis data kevalidan dan kepraktisan dilakukan dengan cara mengkonversi data kuantitatif berupa skor hasil penilaian menjadi data kualitatif berupa nilai standar skala lima. Analisis kevalidan yaitu dilakukan dengan menganalisis hasil validasi ahli dan praktisi, analisis kepraktisan yaitu dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan hasil penilaian oleh guru dan siswa. Analisis data keefektifan dilakukan dengan cara menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dari nilai ulangan harian. Penelitian ini menghasilkan perangkat pembelajaran kalkulus SMA yang terdiri atas silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kegiatan siswa (LKS), dan tes hasil belajar (THB) yang berkualitas dan layak digunakan dalam proses pembelajaran. Masing-masing komponen perangkat pembelajaran tersebut memenuhi kriteria sangat valid, praktis dan efektif

    Implementasi Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Di Smp Muhammadiyah 3 Medan Selayang

    Get PDF
    Latar belakang penelitian ini adalah bahwa kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dan menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Disinilah diperlukan kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen pendidikan untuk meningkatkan kinerja guru dan tenaga pendidikan yang ada di sekolah, sehingga visi, misi, dan tujuan sekolah dapat diwujudkan. Dalam kontek ini kepala sekolah memiliki kewenangan dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi manajemen kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga pendidikan serta bagaimana hasilnya di SMP Muhammadiyah-3 Medan Selayang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif dan mengambil lokasi penelitian di SMP Muhammadiyah-3 Medan Selayang. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi, obsevasi, dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan cara mendiskrifsikan problematika, dan mencari pola-pola hubungan, menemukan apa saja yang dianggap penting dan dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis data dilakukan sejak peneliti berada di lapangan, sewaktu pengumpulan data, dan setelah semua data terkumpul atau setelah selesai di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Implementasi manajemen kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja di SMP Muhammadiyah-3 Medan Selayang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. 2. Hasil dari implementasi manajemen kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga pendidikan di SMP Muhammadiyah-3 Medan Selayang belum sepenuhnya efektif. Khususnya ii untuk tenaga administrasi, guru bimbingan dan penyuluhan (BP), tenaga labolatorium IPA, dan tenaga perpustakaan. Oleh karena itu peranan Majelis Dikdasmen Perguruan dan kepala sekolah perlu dimaksimalkan. Sedangkan untuk tenaga pendidikan (guru) sudah berjalan efektif dan memenuhi kualifikasi serta kompetensi yang diharapkan, begitu juga dengan kinerja yang dilakukan. 3. Faktor utama kurang maksimalnya kinerja tenaga administrasi, karena tenaga yang ada tidak sebanding dengan jumlah siswa dan guru yang ada. Guru bimbingan dan penyuluhan, karena belum adanya tenaga khusus guru bimbingan dan penyuluhan. Sedangkan tenaga labolatorium IPA, dan perpustakaan, karena mereka bukanlah petugas yang mempunyai kualifikasi dan kompetensi khusus pada bidangnya serta mereka belum pernah mengikuti pendidikan maupun pelatihan. 4. Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dan tenaga pendidikan dilakukan dengan cara: pengadaan guru dan tenaga pendidikan, pembinaan disiplin, pemberian motivasi, penghargaan (riward), dan perseps

    JURIDICAL REVIEW OF THE IMPOSITION OF ADDITIONAL PENALTIES FOR PERPETRATORS OF CORRUPTION IN INDONESIA

    Get PDF
    To eradicate corruption, strict sanctions must be applied in order to have a deterrent effect on corruptors, at the same time it is expected to stop anyone from committing corruption. One of the latest breakthroughs was to apply additional penalties, namely revocation of certain rights. The perpetrators of corruption would lose the right to vote and be elected in public office. The additional criminal imposition in the corruption case was still relatively new, so it was very interesting to study. This study discussed the suitability of additional criminal imposition of the revocation of the right to vote and be elected in public office against the convicted person of corruption by Article 38 of the Criminal Code and how to revoke the right to vote and be elected in a public position. From the background above, then the problem in this paper was how were additional penalties in criminal corruption cases, and how was the process of implementing additional penalties in criminal cases of corruption. Given this study used a normative approach, then the collection of legal materials was carried out with procedures for identification and inventory of primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials. The results of the study indicated that additional penalties in corruption cases must be understood as part of the efforts to prosecute those who broke the law. The methodology used was how the process of carrying out additional penalties in criminal cases of corruption was as an effort to restore state assets. How was the process of implementing additional punishments in cases of corruption in the case of revoking political rights in Indonesia. The problem approach used in this study was the normative juridical approach. Based on this approach, this study covered the scope of a positive legal inventory research. Considering that this research used a normative approach, the collection of legal materials was carried out with procedures for identification and inventory of primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials. In this case the law violated was a criminal act of corruption. Criminal act of corruption was a special crime. The principle of its enactment was that special criminal law was prioritized over general crimes. Additional forms of penalties included: deprivation of goods, payment of substitute money, closure of the company. If the convict did not pay the replacement money, then the property could be confiscated by the prosecutor and auctioned to cover the replacement money. The process of implementing court decisions was generally regulated in Chapter XIX of the Criminal Procedure Code. In the event that a judge imposed additional criminal penalties in the form of a replacement payment, the convict was given a period of one month.

    PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan 1) Mendeskripsikan perencanaan KKG di Gugus Sultan Agung Dabin 6 Karangrayung; 2) Mendeskripsikan pengorganisasian KKG di Gugus Sultan Agung Dabin 6 Karangrayung; 3) Mendeskripsikan pelaksanaan KKG di Gugus Sultan Agung Dabin 6 Karangrayung; dan 4) Mendeskripsikan Evaluasi KKG di Gugus Sultan Agung Dabin 6 Karangrayung. Penelitian pengelolaan KKG di Gugus Sultan Agung Dabin 6 Karangrayung ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti sebagai key instrumen. Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Sumber data dalam penelitian ini berupa informan, dokumen, dan lokasi. Nara sumber dalam penelitian ini adalah Bapak Sutarto, Auwadi, Siswoyo, Nakidi, Narsono, dan Lisjiono. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan validitas, konfirmability, defendabilitas, dan triangulasi. Hasil penelitian ini adalah 1) Kegiatan perencanaan program KKG di Gugus Sultan Agung Dabin 6 Karangrayung Kabupaten Grobogan meliputi penyusunan program kegiatan baik itu program rutin jangka pendek maupun program jangka panjang. Program rutin jangka pendek meliputi kegiatan pertemuan rutin KKG tiap bulan, tiap semester, sedangkan program jangka panjang meliputi program tahunan; 2) Pengorganisasian dalam KKG Gugus Sultan Agung Dabin 6 Karangrayung dibuat dengan menyusun kepengurusan KKG serta penyusunan jadwal yang disesuaikan dengan program jangka pendek maupun program jangka panjang; 3) Pelaksanaan program KKG di Gugus Sultan Agung Dabin 6 Karangrayung sesuai dengan perencanaan yang telah. Pelaksanaan program KKG difokuskn pada kegiatan pembinaan profesionalisme yang dilakukan terhadap guru yang tergabung dalam KKG Gugus Sultan Agung Dabin 6 Karangrayung; dan Evaluasi program KKG dilakukan untuk mengetahui tingkat keaktifan guru dalam program tersebut; dan 4) Evaluasi keaktifan guru dilakukan dengan mengecek daftar kehadiran guru dalam setiap forum rutin yang diselenggarakan KKG

    Prestasi Belajar Ditinjau Dari Sikap Belajar Mahasiswa Dan Cara Dosen Mengajar Dalam Mata Kuliah Kewirausahaan Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP UMS Angkatan 2008/2009

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh sikap belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar kewirausahaan, 2) pengaruh cara dosen mengajar terhadap prestasi belajar kewirausahaan, dan 3) pengaruh antara sikap belajar mahasiswa dan cara dosen mengajar terhadap prestasi belajar kewirausahaan Program Studi Pendidikan Akuntansi FKIP UMS Angkatan 2008/2009. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang kesimpulannya diperoleh berdasarkan pada hasil analisis statistik. Penelitian ini mengambil lokasi di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2008/2009 FKIP Akuntansi UMS sebanyak 200 mahasiswa. Sampel dalam penelitian adalah sebanyak 50 mahasiswa. Data yang diperlukan diperoleh melalui angket dan dokumentasi. Angket sebelumnya diujicobakan dan diuji validitas serta diuji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji t, uji F, uji R2, dan sumbangan relatif dan efektif. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi: Y = 2,570 + 0,024X1 + 0,022X2 yang artinya prestasi belajar dipengaruhi oleh sikap belajar mahasiswa dan cara dosen mengajar. Kesimpulan yang diperoleh adalah: (1) sikap belajar mahasiswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan program studi FKIP Akuntansi UMS. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh thitung X1 = 3,732 > dari ttabel (2,012) pada taraf signifikansi 5%. (2) cara dosen mengajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar kewirausahaan program studi FKIP Akuntansi UMS. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh thitung X2 = 3,504 > ttabel (2,012) pada taraf signifikansi 5%. (3) sikap belajar mahasiswa dan cara dosen mengajar secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prestasi belajar kewirausahaan program studi Akuntansi FKIP UMS. Hal ini terbukti dari hasil uji F yang memperole h Fhitung sebesar 21,518 > Ftabel (3,20) pada taraf signifikansi 5%. (4) Hasil uji koefisien determinasi memperoleh nilai R2 sebesar 0,478, ini berarti 47,8% prestasi belajar dipengaruhi oleh variabel sikap belajar mahasiswa dan cara dosen mengajar. Sisanya sebesar 52,2% dijelaskan oleh variabel lain, misalnya fasilitas belajar, kreativitas belajar dan lain-lain. (5) Hasil perhitungan sumbangan efektif menunjukkan bahwa kontribusi sikap belajar mahasiswa terhadap prestasi belajar sebesar 21,6% (X1), sedangkan cara dosen mengajar memberikan kontribusi sebesar 26,2% (X2), sehingga total sumbangan efektif sikap belajar mahasiswa dan cara dosen mengajar dalam meningkatkan prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan program studi FKIP Akuntansi UMS adalah sebesar 47,8% (R2)

    Peningkatan Tuntas Belajar Fisika Melalui Materi Ajar Dan Pendekatan Sets Pada Pokok Bahasan Fluida Statis Dan Dinamis Kelas XI-IA Semester 2 SMA Negeri 2 Semarang

    Get PDF
    Nilai ulangan Blok Semester I tahun ajaran 2006-2007 siswa kelas XI IA-3 SMA Negeri 2 Semarang 55% tidak tuntas belajar Fisika. Dengan menggunakan materi ajar Fisika berwawasan SETS dan pendekatan SETS.Hasil yang dicapai pada siklus I : Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar meningkat, ditandai dengan peningkatan perilaku siswa, dan jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar meningkat menjadi 75 %. Kelemahan pada siklus I, terletak pada jumlah anggota kelompok terlalu banyak, dan kemampuan akademik kelompok tidak merata. Pada siklus II jumlah kelompok diubah menjadi 8 kelompok jumlah anggota kelompok menjadi lebih sediki. Pembagian anggota kelompok berdasarkan kemampuan akademik.Hasil yang dicapai pada siklus II : Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I, jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar menjadi 84 %. Dari hasil yang telah dicapai pada siklus I dan siklus II, dapat disimpulkan bahwa materi ajar berwawasan SETS dengan pendekatan SETS,pembagian kelompok berdasarkan kemampuan akademik dapat menjadi salah satu model pembelajaran Fisika bagi guru.Kata Kunci: Tuntas Belajar; Wawasan SETS; Pendekatan SET
    corecore