33 research outputs found
Manfaat Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh (Studi Kasus di Kelas VII D MTs Negeri Surakarta II Tahun Pelajaran 2013/2014)
Proses belajar-mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Dalam pembelajaran di kelas guru menggunakan berbagai metode dan strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu guru juga menggunakan berbagai alat bantu sebagai penunjang dalam mengajar seperti buku paket dan media pembelajaran lainnya. Penggunaan LKS oleh guru sangat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran karena pada LKS ini terdapat soal-soal yang dapat langsung dikerjakan. Madrasah sanawiyah Negeri Surakarata II merupakan salah satu Sekolah yang mengajarkan mata pelajaran Fiqh. Pembelajaran di kelas VII D yang merupakan bagian dari MTsN II Surakarta dirasa kurang optimal karena kurangnya referensi buku paket sebagai buku pegangan siswa serta kurangnya media pembelajaran yang disediakan pihak sekolah. Salah satu media yang ada yang efektif sebagai penunjang pembelajaran siswa adalah LKS dan salah satunya pada mata pelajaran Fiqh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan manfaat dari LKS dalam meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Fiqh serta mendeskripsikan kelebihan dan
kekurangan LKS pada mata pelajaran Fiqh di kelas VII D di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Surakarta II Tahun 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan penelitian
kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis secara induktif yang berarti
proses mengorganisasikan fakta atau hasil-hasil pengamatan yang terpisah menjadi suatu
rangkaian, kemudian dideskripsikan dan dianalisis.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa manfaat LKS dalam meningkatkan
pemahaman siswa dan kelebihan serta kekurangan dengan menggunakan LKS yaitu, membantu
siswa dalam memahami materi, menjadikan siswa lebih siap dalam menerima pelajaran di
sekolah, membantu dalam proses belajar mengajar baik dari siswa maupun guru, memotivasi
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran baik secara perseorangan maupun kelompok. Adapun
kelebihan LKS, yaitu materi dalam LKS mudah dipahami, membantu guru memahami materi,
memotivasi siswa terlibat aktif dalam pembelajaran baik secara perseorangan maupun kelompok,
dapat membangkitkan semangat siswa dalam proses belajar di kelas maupun di rumah, mampu
mengarahkan cara belajar siswa, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar giat,
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuan masing-masing siswa. Sedangkan kekurangan LKS yaitu dimanfaatkan oleh guru
yang kurang kreatif untuk tidak mengajar, guru terlihat agak malas dalam membuat soal, kadang
isi LKS tidak sesuai dengan yang diharapkan, menimbulkan pelajaran yang membosankan,
lembar kerja siswa hanya melatih siswa untuk menjawab soal
Hubungan Intensitas Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dengan Akhlak Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun 2013
Jejaring sosial telah berkembang pada masa ini, salah satu yang paling populer saat ini adalah facebook. Facebook banyak diminati karena kemudahan kemudahan fitur yang dimilikinya. Sehingga dari anak-anak sampai dewasa tak
jarang yang menguasai pengoperasian jejaring sosial facebook. Siswa SMP Al-Islam 1 Surakarta termasuk yang tanggap teknologi, sehingga sebagian besar dari
siswanya telah menguasai facebook. SMP Al-Islam 1 Surakarta merupakan sekolah yang berbasis keislaman sehingga menekankan penanaman akhlakul karimah kepada anak didiknya. Maka dalam hal ini penulis akan meneliti hubungan intensitas penggunaan facebook dengan akhlak kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun 2013. Dari latar belakang tersebut penulis dapat merumuskan masalah adakah hubungan intensitas penggunaan facebook dengan akhlak siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun 2013? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan facebook dengan akhlak siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun 2013. Manfaat penelitian ini secara teoritis sebagai bahan pengalaman bagi penulis dalam penyusunan karya tulis, menjadi referensi bagi penelitian lain yang berhubungan dengan masalah jejaring sosial, sedangkan manfaat praktis diharapkan dapat memberikan informasi bagi sekolah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan peranannya untuk membina akhlak siswa.
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Metode penentuan subyek menggunakan populasi dan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta yang menggunakan facebook yaitu 214 siswa. Sampel yang digunakan sebanyak 22 siswa. Metode pengumpulan data yang dipakai menggunakan metode angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dipakai menggunakan analisis statistik
dengan teknik korelasi Spearman Rank dengan rumus sebagai berikut: Dari hasil penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa adanya hubungan negatif antara intensitas penggunaan facebook dengan akhlak siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun 2013. Berdasarkan analisis data yang diperoleh yaitu nilai ρhitung -0,459 dan harga ρ tabel 0,428 (0,459>0,428). Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif
antara intensitas penggunaan facebook dengan akhlak siswa. Maknanya semakin intens penggunaan facebook semakin rendah akhlak siswa, atau sebaliknya
Penerapan Bimbingan Konseling Islami (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012)
Bimbingan konseling Islami merupakan kegiatan proses bantuan terhadap
individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah sehingga
dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimanakah penerapan
bimbingan konseling Islami dalam menangani anak yang bermasalah di SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan
penerapan bimbingan konseling Islami dalam menangani anak yang bermasalah di
SMP Muhammadiayh 10 Surakarta. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah
memberikan hasil sumbangan pemikiran dalam rangka teknis-teknis pelaksanaan
bimbingan konseling Islami. Sedangkan secara praktis adalah dapat bermanfaat
untuk peningkatan penanganan efektifitas kasus.
Ditinjau dari obyeknya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan,
karena data yang diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini diperoleh dari
lapangan, yaitu di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Untuk memperoleh data
dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode observasi, wawancara, dan
studi dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif, sedangkan penarikan kesimpulannya menggunakan cara berpikir
induktif yaitu, cara berpikir untuk mengambil kesimpulan dari masalah yang
sifatnya khusus ke masalah-masalah yang sifatnya umum.
Peneliti menyimpulkan bahwa bahwa dalam penerapan BKI di sekolah
tersebut, guru BKI dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling
menggunakan metode diskusi kelompok, ceramah, tanya jawab, dan pemberian
angket. Program bimbingan mencakup: pemahaman, pencegahan, pemeliharaan,
dan pengembangan. Sedangkan program konseling mencakup: pencegahan dan
advokasi. Dalam menjalankan tugasnya sebagai konselor, langkah-langkah yang
dilakukan guru BK adalah dengan melakukan pengamatan terhadap anak yang
memiliki gejala sedang mempunyai masalah, kemudian menetapkan jenis bantuan
yang akan diberikan terhadap anak tersebut, setelah itu guru BK melakukan
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Dengan menerapkan program-program
tersebut, maka tujuan dari penerapan BKI di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta
dapat tercapai
Pendidikan Islam Non Formal Bagi Masyarakat Pinggiran Di Majelis Asy-Syifa Gilingan Kec. Banjarsari Surakarta Tahun 2013 - 2014
Pendidikan Islam merupakan bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal dengan ajaran Islam. Proses pendidikan Islam adalah kontinyu, yang bermula dari dilahirkannya seseorang
hingga meninggal dunia. Pendidikan nonformal merupakan perwujudan dari demokratisasi pendidikan melalui perluasan pelayanan pendidikan untuk kepentingan masyarakat. Pendidikan Islam merupakan tanggung jawab bersama, tak terkecuali masyarakat. Oleh karena itu Majelis Asy-Syifa yang bertempat di Cinderejo Lor Gilingan mencoba untuk mewujudkan hal tersbut, yaitu melalui pendidikan nonformal bagi masyarakat (khususnya masyarakat pinggiran).
Dari latar belakang tersebut penulis dapat merumuskan masalahnya, yaitu baggaimana pelaksanaan pendidikan Islam bagi masyarakat pinggiran di Majelis Asy-Syifa tahun 2013-2014, dan apa saja yang menjadi faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan pendidikan Islam bagi masyarakat pinggiran di Majelis Asy-Syifa. Manfaat dari penelitian ini yaitu menambah wawasan tentang pentingnya pendidikan Islam bagi masyarakat pinggiran. Bagi penulis, menambah wawasan
tentang pelaksanaan pendidikan Islam bagi masyarakat pinggiran di Majelis Asy-Syifa serta faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikannya.
Bagi pengurus majelis, dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi dalam pelaksanaan pendidikan Islam di Majelis Asy-Syifa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah pengurus majelis dan proses pelaksanaan pendidikan Islam bagi masyarakat pinggiran di Majelis Asy-Syifa. Pengumpulan data melalui metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh dengan melalui Triangulasi dengan langkah-lankah membandingkan data hasil pengamatan dengan
hasil wawancara. Sedangkan analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan Islam bagi masyarakat pinggiran di Majelis Asy-Syifa cukup berhasil. Untuk lulusan PAUD Asy-Syifa sudah lebih siap secara fisik dan mental untuk memasuki pendidikan dasar. Untuk majelis taklim (pengajian ahad pagi) terbukti dengan adanya kesadaran dari jama’ah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Sementara sebagian besar santri TPA sudah bisa membaca al-Qur’an dengan cukup baik dan mengaplikasikan do’a sehari-hari dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
untuk pelatihan keterampilan sudah cukup berhasil, hal ini terbukti dengan sudah dititipkannya hasil kreasi mereka ke Bina Usaha Mandiri dan Majelis Asy-Syifa untuk dijualkan.
Adapun faktor yang mendukung pendidikan Islam bagi masyarakat pinggiran di Majelis Asy-Syifa Gilingan adalah usaha yang serius dari pengurus, pengajar (Ustad/ah, relawan, guru), adanya pelatihan ketrampilan sebagai penunjang pendidikan, kerja sama yang baik Majelis Asy-Syifa dengan pihak atau lembaga lain, tersedianya perpustakaan. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain berupa kurangnya kesadaran masyarakat tentang pendidikan Islam, terbatasnya tempat pelaksanaan pendidikan Islam, terbatasnya dana yang ada
Fungsi Manajemen Pembelajaran Dalam Efektivitas Belajar Mengajar Pai Siswa Kelas VII Di Smp Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
Keberhasilan pendidikan dan efektivitas Proses Belajar Mengajar (PBM) dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya dipengaruhi oleh faktor manajemen pembelajaran. Tanpa manajemen pembelajaran yang terprogram dan
terencana dengan baik, proses belajar mengajar (PBM) diantaranya dalam mata pelajaran PAI tidak akan berlangsung secara kondusif sehingga materi yang disampaikan kurang begitu efektif. Manajemen pembelajaran benar-benar akan
mengelola pembelajaran dari awal sampai akhir pelajaran termasuk juga didalamnya terdapat manajemen kelas atau pengelolaan siswa di dalam kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Berdasar latar belakang tersebut, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut, bagaimanakah fungsi manajemen kelas dalam efektivitas Proses Belajar Mengajar (PBM) mata pelajaran PAI kelas VII di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta?. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan bagaimanakah
fungsi manajemen pembelajaran dalam efektivitas Proses Belajar Mengajar(PBM) mata pelajaran PAI kelas VII di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengembangan ilmu pendidikan, khususnya tentang fungsi manajemen pembelajaran dalam efektivitas belajar mengajar PAI di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu guru PAI dan Siswa di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi.
Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, sedangkan penarikan kesimpulannya menggunakan cara berpikir deduktif yaitu, cara berpikir untuk mengambil kesimpulan dari masalah yang sifatnya khusus ke masalah-masalah yang sifatnya umum.
Kesimpulan penelitian ini menyatakan Guru PAI di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta dalam melaksanakan fungsi manajemen pembelajaran dalam efektivitas proses belajar mengajar (PBM) berlangsung dengan cukup baik. Hal
ini dapat diketahui sebagai berikut: a. Perencanaan yang dilakukan Guru PAI di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta yaitu guru hanya menyusun RPP, Silabus, Prota, Promes dan Pekan/Minggu Efektif. b. pelaksanaan yang dilakukan ada
empat proses yaitu sebelum membuka pelajaran, membuka pelajaran, pelaksanaan/menyampaikan materi dan penutup. c. Evaluasi yang dilakukan Guru di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta berupa tes tertulis. Keadaan siswa di SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta pada saat pembelajaran PAI di kelas berlangsung dengan baik dan efektif. Keadaan lingkungan di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta pada saat pembelajaran juga berlangsung dengan cukup baik, sebab
masih ada siswa yang berbicara sendiri dengan temannya pada saat pembelajaran berlangsung
Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura
Peran sekolah sangatlah penting dalam membentuk prilaku para siswanya. Sekolah berfungsi sebagai fasilitator yang akan mengantar para siswa agar mereka berprestasi dengan iman, ilmu dan amal. Di sekolah peran guru agama sangat
dibutuhkan dalam membimbing dan mengarahkan para siswanya terutama berkaitan mengenai akhlak. Masa remaja merupakan masa tidak stabilnya emosi yang kadang-kadang menyebabkan timbulnya sikap dan tindakan yang oleh orang dewasa dinilai sebagai perbuatan nakal. Kenakalan yang terjadi di SMK
Muhammadiyah Kartasura sangat beragam bentuknya sehingga perlu diadakan penanggulangan agar tidak menyebar luas.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana peran guru pendidikan agama Islam dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMK Muhammadiyah Kartasura. Tujuan
penelitian ini yaitu identifikasi pelaksanaan dan usaha-usaha yang dilakukan guru pendidikan agama Islam dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMK Muhammadiyah Kartasura. Manfaat penelitian ini yaitu memberi sumbangan
untuk menambah wawasan di bidang pendidikan agama Islam, bagi guru pendidikan agama Islam dapat memberi motivasi dalam menanggulangi kenakalan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan melalui pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Setelah melakukan analisis data, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pertama, guru pendidikan agama Islam berperan cukup aktif dan efektif turut serta dalam menanggulangi kenakalan siswa. Hal ini bisa dilihat dari
tindakan-tindakan yang telah dilakukan guru pendidikan agama Islam melakukan tanggung jawabnya sebagai pendidik, pembimbing siswa ke arah pencapaian kedewasaan, mengajarkan siswa bersikap, bertingkah laku, mengarahkan, menumbuh kembangkan keimanan dan ketakwaan serta terbentuknya anak didik yang Islami. Kedua, kenakalan siswa dibagi menjadi dua: (1) Kenakalan ringan seperti sholat tanpa berwudhu, bercanda ketika sholat, tidak ikut sholat berjamaah, mencontek, tidak mengerjakan PR, pacaran/duduk berdua dengan lawan jenis, memakai seragam tidak rapi/tidak dimasukkan, terlambat masuk sekolah, tidak sopan/berkata kotor/menghina guru, rambut panjang, membawa/bermain HP pada
waktu pelajaran, membuat keributan/kegaduhan dalam kelas, merokok, membolos, alpa, dan tidak masuk dengan membuat surat keterangan palsu. (2) Kenakalan berat seperti menyimpan/memepertontonkan gambar/film porno, berjudi, minum-minuman keras. Ketiga, strategi dalam menanggulangi kenakalan tersebut adalah strategi prefentif, strategi represif, strategi kuratif (penyembuhan
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Novel Habibie Dan Ainun Karya Bacharuddin Jusuf Habibie
Tugas utama sebuah pendidikan adalah menjadikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, baik secara akademik maupun berperilaku. Namun sayangnnya, pendidikan Indonesia sekarang berdimensi paradoks, dalam satu sisi dapat mencetak SDM yang cerdas, namun di sisi lain SDM tersebut
bertingkahlaku yang tidak baik. hal inilah yang mendasari terkonsepnya sebuah pendidikan yang dapat memperbaiki serta memperkokoh karakter SDM Indonesia melalui pendidikan yang dinamakan Pendidikan Karakter. Dalam menerapkan pendidikan karakter, tidak lepas dari metode yang mengarah pada efektif dan efesien suatu pendidikan karakter tersebut. Metode pendidikan karakter ini tentunya bersifat subjektif, yang salah satunya adalah metode cerita atau kisah. Dilihat dari hal ini, dalam sebuah novel yang terkandung sebuah kisah-kisah dan cerita-cerita secara tidak langsung memungkinkan untuk menerapkan pendidikan karakter melalui sebuah novel. Salah satunya adalah novel “Habibie dan Ainun”. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter apa saja yang terkandung dalam novel “Habibie dan Ainun”. Adapun tujuan dari penelitian untuk mengetahui dan mengklasifikasikan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel „Habibie dan Ainun”, manfaat dari penelitian ini secara teoritik dapat menambah khazanah ilmu tentang nilainilai
pendidikan karakter, dan secara praktis dapat memberikan suatu pencerah bagi para pembaca bahwa dalam sebuah novel terdapat nilai edukasi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan pendekatan kualitatif dengan memanfaatkan data utama berupa literaturliteratur
yang terkait. Objeknya berupa novel “Habibie dan Ainun” karya Bacharuddin Jusuf Habibie. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan metode dokumentasi, yaitu dokumen primer, sekunder dan tersier. Data yang telah terkumpul dari dokumen kemudian dianalisis mengunakan metode analisis isi
(Content Analysis). Hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam novel “Habibie dan Ainun” beserta klasifikasinya. Yaitu; nilai religius yang termasuk klasifikasi nilai-nilai
pendidikan karakter yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Nilai jujur, disiplin, mandiri, kreatif, rasa ingin tahu, gemar membaca, bertanggungjawab dan kerja keras termasuk nilai-nilai pendidikan karakter yang
berhubungan dengan diri sendiri. Nilai demokratis, cinta damai, komunikatif, dan menghargai prestasi nilai-nilai pendidikan karakter berhubungan dengan orang lain. Serta nilai peduli sosial dan peduli lingkungan yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan karakter terhadap lingkungan. Klasifikasi terakhir adalah nilai toleransi, nasionalis dan cinta tanah air yang termasuk pada nilai-nilai pendidikan karakter yang berhubungan dengan bangsa dan negara
Fungsi Bimbingan Konseling Islami Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di Smk Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013
Bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan, siswa dalam proses pembelajarannya dan dalam tempatnya belajar akan mengalami banyak kendala dan hambatan baik dari proses adaptasi, perubahan fisik dan rohani siswa, serta pengaruh lingkungan yang bersifat internal maupun eksternal, ketidak siapan siswa terhadap masalah yang dihadapinya cenderung akan mengarahkan siswa dalam perilaku menyimpang seperti penyimpangan dalam perilaku/akhlak siswa serta dalam akademis yang rendah. Fungsi bimbingan dan konseling dalam sebuah lembaga pendidikan sangatlah diperlukan berfungsi dalam mengurangi maupaun menangani permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswa, sehingga dengan program dan layanan bimbingan dan
konseling perilaku menyimpang dari siswa dapat dihindari dengan memberikan masukan, solusi serta tindakan yang nyata dari bimbingan dan konseling. Skripsi ini membahas bagaimana fungsi bimbingan dan konseling Islami dalam membina akhlak siswa di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta dan apa saja yang menjadi hambatan dalam proses bimbingan dan konseling Islami. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagaimana telah dipaparkan dalam rumusan masalah
yaitu untuk mengetahui bagaimana fungsi bimbingan dan konseling Islami dalam pembinaan akhlak siswa di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah wawancara, pengamatan/observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna itulah ditarik kesimpulan. Sedangkan yang dijadikan subyek penelitian adalah guru bimbingan konseling, wali kelas, kepala sekolah, dan siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah fungsi bimbingan konseling Islami dalam pembinaan akhlak siswa di SMK Muhammadiyah 1 Surakarta sudah sesuai dan berfungsi positif, baik dalan fungsi kuratif, Prefentif, preserfatif. Dan dalam penangani siswa yang bermasalah serta membina akhlak siswa yaitu pembinaan akhlak siswa yang ditekankan pada kedisiplinan mematuhi tatatertib serta
memberikan contoh, pemberian nasihatserta membiasakan perilaku akhlakul karimah di lingkungan sekolah dan mengadakan kegiatan – kegiatan ekstrakulikuler bagi siswa
Upaya Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Man 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013
Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan. Terutama bila dilihat dari keadaan dewasa ini yang menunjukkan betapa pentingnya bimbingan dan konseling di sekolah
yaitu dalam hal memotivasi belajar siswa dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh siswa.
Rumusan masalah ini adalah bagaimana upaya Bimbingan dan Konseling untuk yang meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X MAN 1 Boyolali dan apa saja yang menjadi faktor pendorong dan penghambat dalam upaya Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X di MAN 1 Boyolali. Penelitian ini bertujuan yaitu (1) mengetahui kesulitankesulitan yang dihadapi BK dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X, (2) menambah wawasan mengenai pendidikan terutama cara-cara mengatasi kesulitan belajar siswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Subjek penelitian siswa kelas X ( tidak
hanya siswa yang memiliki kesulitan dan masalah). Untuk memperoleh data penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan guru BK, wali kelas dan siswa, selain itu juga menggunakan metode observasi guna mengambil data melalui sejumlah sumber-sumber agar pengambilan datanya bisa sistematis, selain metode tersebut, juga menggunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data tentang gambaran umum MAN 1 Boyolali. Adapun penelitianini dalam menganalisis upaya bimbingan dan konseling untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas X dengan induktif dan deduktif agar mengetahui perbedaan antara siswa sebelum mendapat bimbingan dan konseling dan setelah mendapat bimbingan dan konseling.
Kesimpulan penelitian ini adalah (1) pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN 1 Boyolali dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X melalui bimbingan individu yang bekerjasama dengan wali kelas, guru MAPEL dan wali murid. (2) Upaya bimbingan dan konseling untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan bimbingan dan konseling dalam menangani masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa dalam hal motivasi belajar. Misalkan, menurunnya motivasi
belajar siswa kelas X yang di akibatkan karena siswa yang berasal dari sekolah umum belum bisa menyesuaikan diri terha dap MAPEL yang berbasis agama.
Karena adanya permasalahan tersebut, maka bimbingan dan konseling memberikan arahan, serta motivasi belajar dengan cara pendekatan pribadi terhadap siswa yang bermasalah tersebut sampai siswa tersebut bisa menyesuaikan dirinya
Pengaruh Pendidikan Akhlak Terhadap Perilaku Eks Pekerja Seks Komersial Di Balai Rehabilitasi Sosial“Wanita tama”Surakarta- I
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan akhlak terhadap pembentukan perilaku eks pekerja seks komersial. dan faktor pendukung dan penghambat perubahan perilaku eks pekerja seks komersial. Metode
penelitian ini menggunakan metode penulisan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap para informan yang dipilih secara purposive. Analisis deduktif dipilih untuk menguji teori dengan pendapat, pengamatan dan dokumentasi di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan akhlak yang diajarkan pada Balai
Rehabilitasi sosial Wanita Utama Surakarta merupakan pendidikan non-formal yang dibimbing langsung oleh para fasilitator dan beberapa lembaga lainya. Pendidikan akhlak dibalai rehabilitasi sosial diajarkan kepada para penerima
manfaat untuk memahami pendidikan akhlak Islam secara sebenar-benarnya, yaitu dengan menjalani segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya yang di dalamnya termasuk meninggalkan perzinaan.Adapun faktor pendukung dalam
pelaksanaan pendidikan Akhlak terhadap perilaku penerima manfaat antara lain (1) Dukungan dari Pemerintah dan Masyarakat, (2) Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi dan Lingkungan yang mendukung, (3) Kinerja yang baik dari pihak
Balai dalam setiap pelaksanaan kegiatan pelayanan dan pembinaan khususnya pembinaan pendidikan akhlak, (4) Sarana dan prasarana yang mendukung, (5) Suasana yang senantiasa ditumbuhkan dan dijaga oleh pihak balai untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi penerima manfaat. Sedangkan faktor penghambatnya antara lain (1) Kurang maksimalnya penggunaan sarana multimedia di dalam kegiatan kegiatan pembinaan, (2) Ketidakcocokan yang dirasakan oleh beberapa penerima manfaat terhadap penerima manfaat yang lain dan pembina, (3) Rasa bosan para penerima manfaat dikarenakan terjadinya pengulangan di dalam metode yang disampaikan, (4) Tidak dibedakannya pemberian materi kepada penerima manfaat yang baru datang