98 research outputs found

    ESENSI TASAWUF AKHLAKI DI ERA MODERNISASI

    Get PDF
    Tasawuf sebagai salah satu tipe mistisisme, dalam bahasa Inggris disebut sufisme. Kata tasawuf mulai dipercakapkan pada akhir abad kedua hijriah yang dikaitkan dengan salah satu jenis pakaian kasar yang disebut shuff atau wol kasar. Tasawuf memiliki obsesi kedamaian dan kebahagiaan spiritual yang abadi. Tasawuf berfungsi sebagai pengendali berbagai kekuatan yang bersifat merusak keseimbangan daya dan jiwa, agar ia kebal terhadap pengaruh luar dirinya untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan jiwa. Esensi agama Islam adalah akhlak, yaitu akhlak antara seorang hamba dengan Tuhannya, antara seorang dengan dirinya sendiri, antara dia dengan orang lain, termasuk anggota masyarakat dengan lingkungannya. Akhlak yang terjalin dalam hubungan antar hamba dengan Tuhan menegasikan berbagai akhlak yang buruk, seperti tamak, rakus, gila harta, menindas, mengabdikan diri kepada selain khaliq, membiarkan orang yang lemah dan berkianat. Sebaliknya, mengedepankan akhlak kebajikan (terpuji) bisa menambah kesempurnaan iman seseorang, karena seorang mukmin yang sempurna adalah mereka yang paling sempurna akhlaknyaAkibat modernisasi dan industrialisasi, manusia mengalami degradasi akhlak yang dapat menjatuhkan harkat dan martabatnya. Kehidupan modern seperti sekarang ini sering menampilkan sifat-sifat yang tidak terpuji, terutama dalam menghadapi materi yang gemerlap ini. Sifat-sifat yang tidak terpuji tersebut adalah hirsh, yaitu keinginan yang berlebih-lebihan terhadapa materi. Cara menghilangkan sifat-sifat tersebut ialah dengan mengadakan penghayatan atas keimanan dan ibadahnya, mengadakan latihan secara bersungguh-sungguh, berusaha merubah sifat-sifatnya itu Agar posisi seseorang berbalik, yakni hawa nafsunya dikuasai oleh akal yang telah mendapat bimbingan wahyu, dalam dunia tasawuf diajarkan berbagai cara, seperti riyadhah (latihan) dan mujahadah (bersungguh-sungguh) dalam melawan hawa nafsu tadi. Dengan jalan ini diharapkan seseorang mendapatkan jalan yang diridlai Allah swt. Esensi dari tasawuf akhlaki dalam kehidupan masyarakat modern memiliki fungsi yaitu sebagai pendidikan Spiritual, pendidikan Kepribadian, pendidikan Sosial.Tasawuf sebagai salah satu tipe mistisisme, dalam bahasa Inggris disebut sufisme. Kata tasawuf mulai dipercakapkan pada akhir abad kedua hijriah yang dikaitkan dengan salah satu jenis pakaian kasar yang disebut shuff atau wol kasar. Tasawuf memiliki obsesi kedamaian dan kebahagiaan spiritual yang abadi. Tasawuf berfungsi sebagai pengendali berbagai kekuatan yang bersifat merusak keseimbangan daya dan jiwa, agar ia kebal terhadap pengaruh luar dirinya untuk mencapai kedamaian dan kebahagiaan jiwa. Esensi agama Islam adalah akhlak, yaitu akhlak antara seorang hamba dengan Tuhannya, antara seorang dengan dirinya sendiri, antara dia dengan orang lain, termasuk anggota masyarakat dengan lingkungannya. Akhlak yang terjalin dalam hubungan antar hamba dengan Tuhan menegasikan berbagai akhlak yang buruk, seperti tamak, rakus, gila harta, menindas, mengabdikan diri kepada selain khaliq, membiarkan orang yang lemah dan berkianat. Sebaliknya, mengedepankan akhlak kebajikan (terpuji) bisa menambah kesempurnaan iman seseorang, karena seorang mukmin yang sempurna adalah mereka yang paling sempurna akhlaknyaAkibat modernisasi dan industrialisasi, manusia mengalami degradasi akhlak yang dapat menjatuhkan harkat dan martabatnya. Kehidupan modern seperti sekarang ini sering menampilkan sifat-sifat yang tidak terpuji, terutama dalam menghadapi materi yang gemerlap ini. Sifat-sifat yang tidak terpuji tersebut adalah hirsh, yaitu keinginan yang berlebih-lebihan terhadapa materi. Cara menghilangkan sifat-sifat tersebut ialah dengan mengadakan penghayatan atas keimanan dan ibadahnya, mengadakan latihan secara bersungguh-sungguh, berusaha merubah sifat-sifatnya itu Agar posisi seseorang berbalik, yakni hawa nafsunya dikuasai oleh akal yang telah mendapat bimbingan wahyu, dalam dunia tasawuf diajarkan berbagai cara, seperti riyadhah (latihan) dan mujahadah (bersungguh-sungguh) dalam melawan hawa nafsu tadi. Dengan jalan ini diharapkan seseorang mendapatkan jalan yang diridlai Allah swt. Esensi dari tasawuf akhlaki dalam kehidupan masyarakat modern memiliki fungsi yaitu sebagai pendidikan Spiritual, pendidikan Kepribadian, pendidikan Sosial

    AKHLAK ISLAM MENURUT IBNU MISKAWAIH

    Get PDF
    Islam mengatur bagaimana berakhlak antara manusia dengan Sang Maha Pencipta, akhlak terhadap Rasulullah Saw. Sebagai pencetus doktrin akhlak. Akhlak terhadap orang tua (ibu bapak), akhlak terhadap guru, akhlak terhadap ulama,akhlak terhadap sesama manusia, akhlak bertetangga, akhlak bernegara, dan berbangsa, intinya, diseluruh aspek kehidupan di dunia ini ada tata cara bagaimana seharusnya berinteraksi dan bermuamalah baik dengan Allah maupun dengan sesama makhluk ciptaan Allah. Di sinilah letaknya kelebihan risalah Islam yang dibawa oleh baginda Nabi Muhammad Saw.Akhlak, Etika dalam Islam menurut Ibnu Miskawaih adalah “Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu  perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu). Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali Yaitu “Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran ( lebih dahulu ). Tidak sedikit timbul dalam fikian kita, soal ini; Dapatkah Etika itu menciptakan kita menjadi orang baik-baik ?. Jawabannya ialah : Etika itu tidak dapat menjadikan semua manusia baik ; akan tetapi dapat membuka matanya untuk melihat baik dan buruk, maka Etika tidak berguna bagi kita, kalau kita tidak mempunyai kehendak untuk menjalankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. Tujuan Etika diketahui bukan hanya untuk mengetahui pandangan (theory), bahkan dari setengah dari tujuan-tujuannya, ialah dapat mempengaruhi dan mendorong kehendak manusia untuk berbuat, supaya membentuk hidup suci dan menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan hidupnya, dan memberi faedah kepada sesama manusia. Maka Etika itu ialah mendorong kehendak manusia agar dapat berbuat baik dan menjauhkan diri dari perbuatan yang buruk, akan tetapi ia tidak selalu berhasil kalau tidak ditaati oleh kesucian manusia.Maka singkatnya bahwa pokok persoalan Etika ialah segala perbuatan yang timbul dari orang yang melakukan dengan ikhtiar dan sengaja, dan ia mengetahui waktu melakukannya apa yang ia perbuat. Inilah yang dapat kita beri hukum “baik dan Buruk”, demikian juga segala perbuatan yang timbul tidak dengan kehendak, tetapi dapat diikhtiarkan penjagaan sewaktu sadar

    Tasawuf dan pembentukan karakter pribadi perspektif KH. Ahmad Rifai dalam Kitab Abyan Al Hawaij

    Get PDF
    Skripsi yang berjudul “Tasawuf Dan Pembentukan Karakter Pribadi Perspektif KH. Ahmad Rifa’i Dalam Kitab Abyan Al- Hawaij” merupakan penelitian kepustakaan (library research) yang akan menjawab dua permasalahan utama, yaitu bagaimana pemikiran K.H. Ahmad Rifa’i tentang Tasawuf dalam Kitab Abyan Al-Hawaij, bagaimana Sufistik K.H. Ahmad Rifa’i terhadap Pembentukan Karakter Pribadi. Penelitian Kepustakaan ini menggunakan fasilitas yang terdapat di perpustakaan, seperti buku, majalah, dokumen, catatan dari kisah-kisah sejarah. Tujuannya untuk mengkaji gagasan primer terkait satu ruang lingkup masalah yang diperkuat gagasan sekunder secara relevan. Untuk sumber data yang diperoleh dari data primer dan data sekunder. Selanjutnya untuk teknik pengumpulan data menggunakan teknik telaah pustaka dan dokumentasi. Telaah pustaka dilakukan dengan tujuan mengumpulkan dan memilah data-data yang berasal dari buku-buku dan artikel yang berhubungan dengan penelitian, sedangkan telaah dokumentasi adalah pengumpulan dan pemilahan data yang berasal dari dokumen-dokumen. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa konsep tasawuf Ahmad Rifai ini ditekankan kepada akhlak yang dapat menjadi Solusi pemecah untuk dunia pendidikan dalam mengatasi krisis moralitas yang terjadi di bangsa Indonesia. Karakter yang menjadi ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu, ciri khas tersebut asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, dan merupakan mesin yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespon sesuatu. Di dalam kitab Abyan al-Hawaij merupakan kitab terpenting karena membahas secara lengkap dan menguraikan secara detail dengan bahasa yang gamblang tentang beberapa bidang keilmuan Islam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawi yang masih awam. Dalam Kitab tersebut dijelaskan delapan poin membiasakan sikap-sikap terpuji (zuhud, qonaah, shabar, tawakkal hatinya, mujahadah, ridho, syukur, dan ikhla) dan tercela (mencintai dunia, tamak, riya’, ujub, takabbur, hasud, dan sum’ah)

    Ayat-Ayat Makrifatullah dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim Karya Sahl Al-Tustari

    Get PDF
    Makrifat in the view of the Sufi is to know how the true nature of God is. In the world of tasawuf, makrifatullah is an important thing in spiritual formation. As happened in modern times, many negative impacts occur due to a lack of relevance to the spiritual aspect, so Sufism is needed to balance these dimensions. This study aims to explain the interpretation of makrifatullah verses according to Sahl al-Tustari in the book of Tafsir al-Qur'an al-'Azhim. This research is a qualitative research using a literature study approach. The analytical method used is content descriptive analysis technique. The results of this study indicate that makrifat in the Qur'an means knowing, knowing, acknowledging His Oneness and Omnipotence by thinking through His signs, increasing spirituality by carrying out religious obligations and avoiding His prohibitions, bowing to the Qur'an and hadith, having a sincere nature , always repent, have a calm soul, always remember Him under any circumstances. Sahl al-Tustari explained that to get protection from immoral acts, namely by makrifat. The results of this study are useful if they can be practiced to cleanse the heart which leads to harmony in life, closeness, obedience and piety to Allah in the formation of good moral

    Implementasi Ajaran Tasawuf untuk Menangkal Radikalisme di Kalangan Mahasiswa (Studi Kasus pada Kegiatan Suluk MATAN PW MATAN DKI Jakarta)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis penangkalan radikalisme dalam kegiatan Suluk MATAN. Untuk menjelaskan tujuan diperlukan tujuan-tujuan antara yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi tasawuf dalam menangkal radikalisme untuk ajaran moderasi Islam melalui penguatan akidah aswaja, mendeskripsikan dan menganalisis implementasi nilai-nilai tasawuf dalam menangkal radikalisme dalam kegiatan Suluk MATAN, kemudian mendeskripsikan dan menganalisis ajaran tasawuf dalam kegiatan Suluk MATAN sebagai upaya untuk menangkal radikalisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Teori utama yang digunakan sebagai alat analisa dalam penelitian ini adalah teori dari Bianca J Smith bahwasannya untuk menangkal radikalisme sebenarnya bisa dilakukan dengan ajaran tasawuf. Karena tasawuf mengajarkan tentang cinta, tasawuf itu dalam bentuk cinta dan bisa mengubah seseorang yang terpapar radikalisme. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa implementasi ajaran tasawuf untuk menangkal radikalisme dalam kegiatan Suluk MATAN PW MATAN DKI Jakarta di laksanakan melalui ajaran moderasi Islam melalui penguatan akidah aswaja yang di dalamnya dibingkai dalam ajaran tasawuf, relevansi nilai-nilai tasawuf terhadap nilai-nilai kebangsaan, dan adanya evaluasi yang dilakukan adalah terkait output kegiatan Suluk sebagai upaya mengcounter radikalisme melalui ajaran tasawuf di dalamnya. The purpose of this study is to describe and analyze the prevention of radicalism in MATAN's Suluk activities. To explain the objectives, intermediate objectives are needed, namely to describe and analyze the implementation of Sufism in counteracting radicalism for the teachings of Islamic moderation through strengthening aqidah aswaja, describing and analyzing the implementation of Sufism values in counteracting radicalism in MATAN's Suluk activities, then describing and analyzing the teachings of Sufism in MATAN's Suluk activities as an effort to ward off radicalism. This research uses qualitative methods, with data collection techniques through observation, interviews, questionnaires and documentation. The main theory used as an analytical tool in this study is the theory of Bianca J Smith that counteracting radicalism can actually be done with Sufism. Because Sufism teaches about love, Sufism is in the form of love and can change someone who is exposed to radicalism. From the research results, it is concluded that the implementation of Sufism teaching to ward off radicalism in the MATAN PW MATAN Suluk activity in DKI Jakarta is carried out through the teachings of Islamic moderation through strengthening aqidah aswaja which is framed in the teachings of Sufism, the relevance of Sufism values to national values, and the existence of The evaluation carried out is related to the output of Suluk activities as an effort to counter radicalism through Sufism in it

    UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN ADAB PESERTA DIDIK

    Get PDF
    This study aims to determine the efforts of Islamic Religious Education Teachers in improving students' manners at SMK Batik 2 Surakarta. What will be revealed in this study is the efforts of Islamic religious education teachers to improve student morals. In addition, it aims to find out the inhibiting factors or challenges experienced by teachers in improving student morals. According to the type, this research is qualitative research. This research is located at SMK Batik 2 Surakarta, with the research subject being the Islamic religious education teacher at SMK Batik 2 Surakarta. The methods used in data collection techniques are interviews, observation, and documentation. The stages used in analyzing the data are data reduction, data display, and conclusion drawing or verification. With this method, it is expected to obtain concrete data and in accordance with the needs of research conducted at SMK Batik 2 Surakarta. The results showed that: (1) the efforts of Islamic religious education teachers in improving student morals include: (a) increasing discipline (b) crafts (c) reducing gadgets, (d) adding insight into religion. (2) the inhibiting factors of Islamic religious education teachers in improving student morals at SMK Batik 2 Surakarta, namely especially from gadgets/cellphones have a strong influence. Actually, it is an appropriate and sophisticated communication tool, but young people now often misuse these gadgets. Then because of the differences in character because the characters of the students are different, maybe that is a very influential factor in this digital era. As for the factor of the lack of religious knowledge, it is very minimal so that the adab of the students is lost

    TASAWUF BUYA HAMKA DI ERA POSTMODERN

    Get PDF
    ABSTRAK TASAWUF BUYA HAMKA DI ERA POSTMODERN Siti Nurjanah Tassawuf modern Buya Hamka sangat populer, bahkan menjadi salah satu referensi bagi umat islam dalam hal peningkatan moral. Daya tarik pemikiran Buya Hamka terletak pada kemampuannya dalam memahami keadaan masyarakat dan kebutuhannya berdasarkan agama, teori sosial dan juga filsafat. Sebagaimana yang sudah kita ketahui, bahwa tasawuf Buya Hamka sangat berkontribusi dalam menjawab persoalan-persoalan di era modern. Era modern memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan era postmodern, tetapi dalam hal moral postmodern juga memiliki permasalahan yang kompleks. Postmodernisme mengarah pada melemahnya nilai-nilai moral masyarakat bahkan dapat dilihat dalam beberapa kebijakan pemerintah. Atas nama kebebasan berbicara, orang-orang mulai mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, seperti menentang undang-undang pornografi, melegalkan pernikahan sesama jenis, melegalkan gay dan lesbian, menuntut kebebasan beragama artinya bebas mendirikan sekte-sekte agama baru bahkan bebas untuk tidak menganut agama. Postmodern juga berdampak pada gaya hidup, dimana banyak masyarakat mencari kepuasan dan kebahagiaan dengan mengkonsumsi produk yang dinilai dapat meningkatkan prestise, kesuksesan atau meningkatkan rasa percaya diri. Karena hal tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi terkait bagaimana pemikiran tasawuf Buya Hamka dan apa yang melatarbelakangi pemikirannya tersebut? dan apakah tasawuf Buya Hamka bisa diaktualisasikan di era postmodern? Jenis penelitian ini adalah kepustakaan (Library Research) dan bersifat deskriptif filosofis. Menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi. Metode analisa data yang digunakan yaitu : metode kesinambungan historis, metode hermeneutika, metode heuristika dan metode content analysis, dalam pengambilan kesimpulan menggunakan metode lingkaran hermeneutika. Hasil dari penelitian ini adalah : Pertama Bagi Buya Hamka Tasawuf adalah membersihkan jiwa, mendidik dan menaikkan taraf spiritual, menekan semua keserakahan dan kerakusan, melawan hawa viii nafsu terlebih untuk kesenangan diri. Kedua aktualisasi tasawuf Buya Hamka bertujuan untuk mempertahankan perilaku dan akal manusia berdasarkan fitrah Islam yang seimbang. Manusia harus bekerja keras untuk membentuk karakter yang baik, menghindari kejahatan dan kegilaan. Pemikiran tasawuf Buya Hamka yang harus diaktualisasikan di era postmodern yaitu Konsep Tauhid, Konsep Zuhud serta Konsep Tawakal dan Qona‟ah. Kata Kunci : Tasawuf, Buya Hamka, Era Postmoder

    Strengthening Character Education for Gen Z ‎ in the Era of Disruption through a Personal-Constructive Sufi Approach

    Get PDF
    This study aims to find out how educational institutions prepare strategies and concepts for their students in the current era of disruption, especially in strengthening character formation in Generation Z. An era that offers acceleration in various areas of life, one of them is acceleration in uprooting the established foundations of life. The research method used in this research is library research with an analytical descriptive approach. The results of this study are that education must be able to present linear strategies and concepts with the characteristics of the Z-generation. One of these concepts is through a personal-constructive approach in strengthening the character education of students, especially the Z-generation. This approach was carried out as the Sufis in ancient times tried to improve their morals in totality before God and humans, namely through self-awareness of their spiritual potential and concrete actions that focused on fundamental things such as repentance, patience, sincerity, etc.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana lembaga pendidikan menyiapkan strategi dan konsep-konsep bagi peserta didiknya di era disrupsi seperti yang terjadi sekarang ini khususnya dalam memperkuat pembentukan karakter pada generasi-Z. Sebuah era yang menawarkan percepatan di berbagai bidang kehidupan, namun juga percepatan dalam mencerabut pondasi-pondasi kehidupan yang telah mapan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research dengan pendekatan deskriptif analitis. Hasil penelitian ini adalah pendidikan harus mampu menghadirkan strategi dan konsep yang linier dengan ciri khas dari generasi-Z. Salah satu konsep tersebut adalah melalui pendekatan personal-konstruktif dalam menguatkan pendidikan karakter peserta didik khususnya generasi-Z. Pendekatan ini dilakukan sebagaimana para Sufi di zaman dahulu berusaha memperbaiki akhlak dirinya secara totalitas di hadapan Tuhan maupun manusia yaitu melalui penyadaran diri akan potensi ruhaniah yang dimilikinya dan tindakan-tindakan nyata yang terfokus pada hal-hal yang bersifat fundamental seperti taubat, sabar, ikhlas, dan lain sebagainya
    corecore