44,457 research outputs found

    Pemikiran Teologi Hassan Hanafi

    Full text link
    Teologi merupakan pondasi sebuah agama, sedangkanemikiran Teologi dari seorang ahli teolog akanmemberikan efek yang signifian kepada penganutnyadalam kehidupan konkret. Karena sebagai pondasiagama tadi, teologi akan menjadi dasar berperilaku danpenyemangat kehidupan seseorang. Maka dibutuhkankonsep teologi yang tidak hanya teosentris, namun jugaantroposentris. Hasan Hanaf mencoba menafsirkankembali dalil-dalil teologi dalam al-Qur'an dan Sunnah,dengan metode pemikiran dialektika, fenomenologi, danhermeneutik. Dalil-dalil teologi tidak lagi dipergunakanHasan Hanaf untuk membuktikan ke-Maha-an dankesucian Tuhan, namun digunakan sebagai tuntutankepada manusia untuk dapat mengamalkan konsepdari dalil-dalil tersebut dalam kehidupan nyata. Konsepantroposentris inilah yang ditekankan oleh para teologdi era kontemporer seperti Muhammad Abduh, M.Iqbal, Fazlur Rahman, Murtadha Mutahhari dan lainlain. Rekonstruksi Teologi Hasan Hanaf dari teosentriske antroposentris yang diejawentahkan dalam gerakan“Kiri Islam”, telah menginspirasi banyak orang untukmemikirkan kembali pemikiran teologi yang mempunyaikontribusi positif dalam perilaku kehidupan umatIslam

    THE NEW THEOLOGY: CONSTRUCTING CRITICAL ISLAMIC THEOLOGY BASED ON HEGEL’S DIALECTIC THEORY

    Get PDF
    Diskursus teologi Islam saat ini, seperti halnya teologi Kristen di masa modern Barat, mengalami tantangan yang sangat berat, terutama bagaimana aliran pemikiran ini, baik secara rasional, empirik, maupun metodologis, dapat diterima dan sejalan dengan tuntutan dan perkembangan dinamika kemanusiaan kontemporer. Hampir sekitar 10 abad lamanya, isu-isu teologi Islam masih “bermain” di wilayah perdebatan metafisik an sich, di sana, belum menyentuh isu-isu fisik-humanistik-, yang bersifat historis-empiris, di sini. Akibatnya, teologi Islam tidak hanya dianggap meaningless, tetapi juga tidak berdaya, terisolasi dan termarginalisasi dihadapan kekuatan-kekuatan saintisme kontemporer. Artikel ini, ingin membaca ulang teologi Islam dalam konteks   tuntutan dan semangat era kontemporer, dengan berbasis pada teori dialektika Hegel. Tujuannya adalah membangun model teologi alternative yang sejalan dengan semangat tuntutan masa kini. Untuk merumuskan model baru teologi Islam [the new theology] seperti ini, masalah yang diangkat: 1). Bagaimana asal usul diskursus teologi Islam?.2). Mengapa dialektika Hegel yang dijadikan framework atau tool of analysis untuk pembacaan teologi Islam masa kini; dan 3). Bagaimana pembacaan teologi Islam berbasis teori dealektika Hegel?. Hasil penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Pertama, asal-usul teologi Islam, meski ada pengaruh eksternal dari teologi Yahudi, Kristen dan ilmu-ilmu Yunani, namun, faktor internal, dalam hal ini, al-qur’an itu sendiri menjadi sumber yang paling otoritatif munculnya diskusi mengenai teologi dalam Islam.  Kedua, teori dialektika Hegel merupakan sublimasi dari teori argumen filosofis Plato untuk mencairkan dua kutub pemikiran yang berlawanan atau kontradiktif, Socrates dan lawan bicaranya di masa Plato, empirisme dan rasionalisme di masa modern bagi Hegel, dan Mu’tazilah dan Asy’ariyah dalam teologi Islam. Ketiga, pembacaan kontemporer teologi Islam melahirkan model teologi alternative yang dalam tulisan ini disebut Teologi Kritis Islam atau The New Theology. &nbsp

    MICHAEL AMALADOSS DAN TEOLOGI PERJUANGAN DARI FILIPINA

    Get PDF
    Penelitian yang berjudul Michael Amalados dan Teologi Perjuangan dari Filipina berisi tentang kajian Teologi terhadap perubahan dan tantangan-tantangan yang terjadi dalam revolusi industri 4.0. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kepustakaan. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah Teologi perjuangan dimaknai dengan dari dan dalam perjuangan bukan tentang perjuangan. Teologi ini merupakan sebuah refleksi orang-orang Kristen Filipina untuk membebaskan orang-orang miskin yang tertindas. Teologi ini juga disebut dengan teologi rakyat (umat) yang dipenuhi oleh Koreo. Tokoh-tokoh pemikiran dari teologi ini adalah Fr. Louei Hechanova, Edicio de La Torre dan lain-lainnya. Pemikiran mereka dipengaruhi teologi pemikiran Amerika Latin pada saat keikut-sertaan mereka dalam Asosiasi Ekonomi Para Teologi Dunia Ketiga tahun 1970-an. Refleksi dari pemikiran tersebut melahirkan sebuah gerakan yang disebut dengan “EDSA” atau Revolusi EDSA (Perayaan). Melalui revolusi ini juga kekuasaan diktatoran Ferdinand Marcos digulingkan (tahun 1986). Darisitulah muncul pemikiran pembebasan teologi perjuangan yakni spiritual baru, eklesia baru, analisis sosial baru, dan analisis sosial baru yang diperkuat dengan praktek ZEN

    Teologi Migrasi: Subjek Perjumpaan Teologi bagi Kaum Migran di Indonesia

    Get PDF
    AbstrakKaum migran seringkali menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan dalam pelbagai diskusi-diskusi tertentu. Kaum migran dengan segala ironi yang ada menjadi sebuah topik tersendiri untuk dijamah dan dirangkul dengan berbagai konteks yang ada. Salah satu media utama dalam merangkul kaum migran adalah teologi. Dalam hal ini, teologi diharapkan mampu merangkul kaum migran dengan segala keprihatinan yang mereka miliki. Teologi diharapkan tidak hanya sebatas pada perspektif teoritis saja tetapi juga mampu menyentuh harkat, martabat, situasi, perasaan kaum migran. Timbul suatu pertanyaan! Bagaimana bentuk teologi yang dapat merangkul kaum migran? Tulisan ini akan mencoba merumuskan sintesis tentang bentuk teologi yang dapat merangkul kaum migran dan menjawab sebuah pertanyaan dilematis tentang perlunya paradigma teologi ini di penjuru Nusantara

    PARADIGMA PEMIKIRAN TEOLOGI MAHASISWA FAKULTAS USHULUDDIN IAIN IMAM BONJOL PADANG

    Get PDF
    Abstrak : Penelitian ini  mencoba menggali corak pemikiran keagamaan mahasiswa. Adapun pemikiran keagamaan yang menjadi fokus penelitian ini adalah Ilmu teologi Islam atau disebut Ilmu kalam atau Ilmu Tauhid. Teologi Islam yang dimaksud adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana persepsi manusia tentang Tuhannya dan bagaimana pula hubungan manusia dengan TuhanNya. Menurut Harun Nasution ( 1989:136) mempelajari teologi Islam merupakan suatu keharusan agar seseorang punya landasan aqidah yang kuat, yang kokoh, sehingga tidak mudah terombang ambing oleh peredaran zamanKata kunci : Pemikiran, Teologi

    MEMPRIBUMIKANTEOLOGI ISLAM ;\ud DARI EKSKLUSIF-APOLOGIS KE INKLUSIF-TRANSFORMATIF\ud

    Get PDF
    Tulisan ini hendak menjelaskan pemaknaan sebahagian umat Islam terhadap tauhid dan relasinya dengan proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Asumsi yang dibangun adalah bahwa tauhid atau teologi dengan makna substansial sebagai pembebasan yang bersifat inklusif telah mengalami pereduksian yang sistemik menjadi teologi-apologis dan eksklusif. Munculnya berbagai gagasan dari pemikir muslim seperti Harun Nasution, Nurcholish Madjid, Dawam Rahardjo, Kuntowidjoyo, Mansour Faqih dan lain-lain merupakan kritik atas teologi apologis yang eksklusif. Berkembangnya wacana Islam rasional, Islam peradaban dan Islam transformatif dan lain sebagianya di satu sisi, dapat ditempatkan sebagai respon dari semakin eksklusifnya teologi sebagai pembebasan sehingga umat Islam kian terpinggirkan dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini disebabkan pola internalisasi dan indoktrinasi teologi Islam cenderung monolog, kaku dan tidak menyediakan ruang kesejarahan dan kemanusiaan. Di bahagian lain hal ini juga dapat dipahami sebagai upaya kontekstualisasi nilai-nilai Islam khususnya teologi Islam pada persoalan dan isu-isu kebangsaan yang semakin majemuk

    BUDAYA-BUDAYA YANG BERPENGARUH TERHADAP TEOLOGI KRISTEN

    Get PDF
    Setiap wawasan teologi kristiani tumbuh dan berkembang sesuai dengan pola pikir dan situasi sosial-politik yang hidup dalam konteks budaya dan zamannya. Apabila wawasan teologi didalami, maka patut ditegaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan teologi kristen sangat dipengaruhi oleh budaya Yahudi, budaya Yunani, budaya Romawi dan budaya kristiani sendiri. Oleh karena itu, pada bagian ini akan dipaparkan secara khusus kekayaan dari masing-masing budaya yang sangatmenentukan isi teologi kristiani

    Pergulatan Filosofis Tentang Theisme Dan Atheisme

    Full text link
    Theisme merupakan salah satu bagian dari kajian Teologi (harafiah: Theos =Tuhan, Logos = ilmu, pemikiran). Theisme sendiri merupakan suatu paham yangmeyakini Tuhan itu ada.Argumen-argumen yang dibangun untuk membuktikanbahwa Tuhan itu ada, merupakan bagian dari upaya yang dilakukan oleh Teologinarural. Teologi natural merupakan sebuah USAha unruk memperoleh kesimpulan kesimpulanyang bermakna tentang eksistensi Tuhan yang didasarkan hanya padapikiran manusia saja. Teologi natural bersandar pada kemampuan-kemamplankognitif manusia seperti: pengalaman, ingatan, instropeksi, penalaran deduktif,penalaran induktif, dan inferensi, unruk mendapatkan eksplanasi yang paling baikini berbeda dengan Teologi pewahyuan (revealed theolog) yang mendasarkanarumentasinya pada pernyataan-pernyataan yang dinyatakan telah difirmankan olehTuhan atau atas dasar kejadian-kejadian yang dianggap sualu ungkapan dari Tuha

    TEOLOGI PLURALISME DALAM PERSPEKTIF BUDHY MUNAWAR RACHMAN

    Get PDF
    IKHTISAR M. Hasan Ma’arif. 2011. Teologi Pluralisme dalam Perspektif Budhy Munawar Rachman. Jurusan Aqidah Filsafat, Fakultas Adab Dakwah Ushuluddin, IAIN Syekh Nurjati. Kata kunci: Teologi, Budhy Munawar Rachman, Pluralisme Istilah teologi berasal dari bahasa Yunani Theologia yang terdiri dari perkataan Theos artinya Tuhan dan Logos yang berarti ilmu. Jadi Teologi berarti ilmu tentang Tuhan atau ilmu ketuhananan. Bisa juga teologi adalah ilmu yang membicarakan tentang Tuhan dan pertaliannya dengan manusia, baik berdasarkan kebenaran wahyu ataupun berdasarkan penyelidikan akal murni. Dari latarbelakang tersebut muncul beberapa permasalahan yaitu, (1) Bagaimana latarbelakang pemikiran Teologi Pluralisme Budhy Munawar Rachman, (2) bagaimana konsep Budhy Munawar Rachman dalam Teologi Pluralisme. Tujuan penulisan skripsi ini adalah (1) mengetahui gambaran umum teologi pluralisme, (2) mengetahui dan memahami konsep teologi pluralisme Budhy Munawar Rachman. Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan kajian kepustakaan (library research) dengan menempuh empat tahapan yaitu, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan penyajian data. Teknik pengolahan data dilakukan dengan memakai kategorisasi dan klasifikasi sesuai dengan tujuan penulisan. Hasil penelitian dan kesimpulan dapat dijelaskan bahwa, (1) kemunculan pluralisme sendiri berawal dari konsepsi tentang alam atau doktrin logis yang menyatakan bahwa suatu pernyataan baru dianggap benar apabila memiliki kriteria logis. Menurut aliran pluralisme, kriteria kebenaran bisa terdiri dari banyak hal dan bukan hanya logika semata, (2) konsep teologi pluralisme Budhy bukan berarti menyamakan semua agama atau mencampuradukan ajaran semua agama. pluralisme juga bukanlah menganjurkan orang untuk pindah agama akan tetapi, pluaralisme lebih didasarkan bahwa kita adalah masyarakat majemuk. Pluralisme harus dipahami sebagai pertalian sejati kebhinekaan dalam ikatanikatan keadaban. Bahkan, pluralisme adalah suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia dan keselamatan agama-agama, (3) dalam konteks negara Indonesia yang kaya akan budaya dan agama, pluralisme tidak semata-mata kepada tentang adanya kemajemukan. Namun, lebih kepada keterlibatan aktif terhadap kemajemukan tersebut. Setiap pemeluk agama juga dituntut bukan saja untuk mengakui keberadaan hak agama lain, tetapi terlibat juga dalam usaha memahami perbedaan dan persamaan guna tercapainya kerukunan dalam kebhinekaan. Bagaimanapun juga perbedaan keyakinan tidak harus dipandang sebagai halangan dalam menciptakan persatuan, akan tetapi harus dipandang sebagai suatu potensi strategis dalam menciptakan basis kekuatan dalam menghadapi setiap tantangan dan hambatan dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

    Refleksi Pada Relasi Antara Teologi dan Filsafat Dalam Perspektif Teologi Injili

    Get PDF
    The pros and cons of philosophy and theology have a reputation in the history of Chris-tianity. The importance of understanding philosophy and its importance can be explained correctly. Re-flections on the relationship between philosophy and theology will help Christians sharpen and develop their theology, especially evangelical theology. Therefore, philosophy and theology need to be har-moniously correlated in knowing God through His truth, by always thinking of God and advancing God's word through the perspective of evangelical theology. Philosophy and theology are mutually reinforcing and sharpening. Meanwhile, the relationships offered are mutually constructive in their task as a means of knowing God and also to build insight into the evangelical Christian world. Relasi pro dan kontra mengenai filsafat dan teologi telah tergores di dalam sejarah ke-kristenan. Pentingnya memahami filsafat dan  teologi sangatlah penting, sehingga dapat merelasikan ke-duanya secara tepat. Refleksi terhadap relasi antara filsafat dan teologi akan membantu orang Kristen untuk menajamkan dan mengembangkan teologinya, khusus teologi injili. Oleh sebab itu, filsafat dan teologi perlu direlasikan secara harmonis di dalam mengenal Allah melalui kebenaran-Nya, dengan senantiasa bersikap takut akan Allah dan menghargai firman Allah melalui perspektif teologi injili. Keilmuan filsafat dan teologi saling menguatkan dan menajamkan. Adapun relasi yang dimaksud ialah keduanya digunakan saling membangun dalam tugasnya sebagai sarana pengenalan akan Allah serta sebagai kerangka untuk membangun wawasan dunia Kristen yang injili
    • …
    corecore