87,299 research outputs found

    Pemilihan Tetua Persilangan Pada Kubis (Brassica Oleracea Var. Capitata) Melalui Analisis Keragaman Genetik [Parental Line Selection in Cabbage (Brassica Oleracea Var. Capitata) Through Genetic Diversity Analysis]

    Full text link
    Kubis (Brassica oleracea var. capitata) merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Untuk meningkatkan hasil panen kubis tiap tahunnya perlu didukung oleh tersedianya varietas unggul yang tahan penyakit, terutama penyakit busuk hitam dan akar gada yang dapat menggagalkan panen. Metode yang dapat diaplikasikan untuk merakit varietas unggul adalah melalui persilangan. Penelitian ini bertujuan untuk memilih kombinasi tetua persilangan yang ideal pada tanaman kubis melalui analisis keragaman genetik menggunakan marka SSR (Simple Sequence Repeats). Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Mei 2013 di laboratorium Functional Crop Genomics and Biotechnology, Seoul National University, Korea Selatan menggunakan 16 genotipe kubis yang diperoleh dari Perusahaan benih Joeun, Korea Selatan. Keragaman genetik 16 genotipe kubis dianalisis menggunakan 35 marka SSR polimorfik, dan selanjutnya digunakan untuk menentukan keragaman genetik berdasarkan metode UPGMA. Nilai jarak genetik antar genotipe diperoleh berdasarkan rumus 1-nilai kesamaan genetik. Hasil analisis keragaman genetik membagi 16 genotipe kubis menjadi dua kelompok heterotik utama pada nilai kesamaan genetik 65,2%. Berdasarkan hasil analisis keragaman genetik dan nilai jarak genetik diperoleh empat kombinasi tetua persilangan ideal, yaitu genotipe IMO-03 vs IMO-08 (nilai jarak genetik 43%) dan IMO-03 vs IMO-10 (nilai jarak genetik 39%) untuk karakter ketahanan terhadap penyakit busuk hitam, serta genotipe IMO-18 vs IMO-10 dan IMO-17 vs IMO-10 dengan nilai jarak genetik masing-masing 45% dan 44% untuk karakter ketahanan terhadap penyakit akar gada. Keempat kombinasi tetua tersebut dipilih karena terletak pada kelompok heterotik berbeda serta mempunyai nilai jarak genetik yang jauh sehingga diharapkan dapat meningkatkan peluang heterosis pada progeni yang dihasilkan.KeywordsBrassica oleracea var. capitata; Genotipe; Keragaman genetik; Kubis; Pemilihan tetu

    FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA MENGENAI KELAINAN GENETIK PENYEBAB DISABILITAS INTELEKTUAL DI KOTA SEMARANG

    Get PDF
    Background: Disability intellectual (DI) caused by several factors. Parents are highly plays an important. The knowledge parents about a disability intellectual influenced by several factors, that is age, sex, education level, level of income, exposure to get information, consultation to doctor, and socio-cultural. Methods: The research is analytic observational with design cross sectional, samples all parents patients. Research in SLB-C Widya Bhakti Semarang, purpose to know anything influences the level of knowledge parents about intellectual disability cause. Total sampel is 50. The tested data using chi square. Results: The level knowledge to DI in Semarang is good (48 %). The consultation to the doctor ( p = 0,056 ) having influence on the knowledge parents about a genetic disorder caused disability intellectual. While the age ( p = 0,144 ), the level of education ( p = 0,575 ), income levels ( p = 0,976 ), exposure to information ( p = 0,266 ), and social-culture the religion ( p=0, 606 ) and jobs ( p = 0,379 ) no have influence. The conclusion: The consultation to doctor having influence on the knowledge parents about abnormality a genetic disorder caused disability intellectual. While the age, levels of education, level level income and exposure information have no influence meaningful on the knowledge parents about a genetic disorder cause disability intellectual. Key word: Disability intlektual, a genetic disorder, the level knowledge, education, income, exposure to information, consultation doctor, social and cultura

    Diversity analysis of mangosteen (Garcinia mangostana) irradiated by gamma-ray based on morphological and anatomical characteristics

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keragaman genetik manggis (Garcinia mangostana L.) yang diiradiasi dengan sinar gamma dosis 0 Gy, 20 Gy, 25 Gy, 30 Gy, 35 Gy dan 40 Gy. Bahan tanaman yang digunakan adalah biji yang dikumpulkan dari Kampung Cegal, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Data dihasilkan dari karakteristik morfologi dan anatomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan dosis sinar gamma dapat menghambat pertumbuhan benih, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk tumbuh dan menurunkan viabilitas benih. Secara morfologi, hal itu juga menurunkan tinggi tanaman, diameter batang, ukuran daun, dan jumlah daun. Secara anatomi, kepadatan stomata berkorelasi positif dengan tinggi tanaman dengan nilai korelasi adalah 90% dan 74%. Iradiasi sinar gamma dapat meningkatkan keragaman morfologi hingga 30%. Pemotongan benih setelah iradiasi dapat meningkatkan keragaman dan tingkat kelangsungan hidup manggis. Kata kunci: Garcinia mangostana, sinar gamma, keragaman genetik

    STRUKTUR ALJABAR PADA PEWARISAN GENETIK

    Get PDF
    Pewarisan genetik adalah aspek pertama yang dipelajari dalam genetika. Aljabar pada pewarisan genetik ini merupakan aljabar atas suatu  lapangan. Secara umum, aljabar dengan realisasi genetik bersifat komutatif tetapi bersifat non-assosiatif. Jika individu P kawin dengan Q dan hasilnya dikawinkan dengan R, hasil perkawinannya tidak akan sama dengan individu P dikawinkan dengan hasil perkawinan individu Q dengan R, atau dengan kata lain  (non-assosiatif). Sedangkan jika individu P dikawinkan dengan individu Q hasilnya akan sama dengan indivdu Q dikawinkan dengan individu P atau  (komutatif). Dalam skripsi ini dibahas tentang aljabar pada pewarisan genetik. Aljabar pada pewarisan genetik merupakan aljabar atas lapangan real.  merupakan aljabar dengan realisasi genetik jika  memuat suatu pemisah gamet. Aljabar dengan realisasi genetik merupakan aljabar barik jika memuat suatu homomorfisma non-trivial.   Kata kunci : Aljabar gamet, Matriks Stokastik, Aljabar dengan Realisasi Genetik, Aljabar bari

    Heritabilitas Dan Kemajuan Genetik Harapan Populasi F2 Pada Tanaman Cabai Besar (Capsicum Annuum L.)

    Get PDF
    Peningkatan produksi cabai besar dapat dilakukan dengan perbaikan bahan tanam melalui program pemuliaan tanaman. Kegiatan pemuliaan tanaman pada tanaman cabai besar diawali dengan meningkatkan keragaman genetiknya. Selain keragaman genetik perlu juga diketahui parameter genetik seperti heritabilitas dan estimasi kemajuan genetik yang akan dicapai. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keragaman genetik, pendugaan nilai heritabilitas dan kemajuan genetik harapan pada populasi F2 tanaman cabai besar. Penelitian dilaksanakan di Desa Pandesari, Kec. Pujon, Malang pada bulan Maret – Agustus 2013. Percobaan menggunakan metode pengamatan single plant dengan menanam dua populasi F2 dan dua populasi F1. Jumlah tanaman pada masing-masing populasi F2 sebanyak 200 tanaman, sedangkan pada populasi F1 sebanyak 20 tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keragaman genetik pada semua karakter kuantitatif yang diamati kecuali karakter panjang tangkai buah,diameter buah dan tebal daging buah, nilai duga heritabilitas tinggi pada semua karakter kuantitatif yang diamati kecuali karakter umur berbunga, bobot buah total dan umur panen, sedangkan nilai duga kemajuan genetik harapan tinggi pada semua karakter kuantitatif yang diamati kecuali karakter umur panen. Karakter kuantitatif yang memiliki nilai heritabilitas dan kemajuan genetik tinggi dapat dijadikan karakter seleksi

    Efisiensi Seleksi Awal Pada Kebun Benih Semai Eucalyptus Pellita Efficiency of Early Selection in Seedling Seed Orchards of Eucalyptus Pellita

    Full text link
    Efisiensi seleksi merupakan saat yang paling kritis dalam program pemuliaan pohon karena akan menentukan waktu yang paling optimal dalam kegiatan seleksi, yaitu pada saat peningkatan genetik (genetic gains) per tahun maksimum dalam satu siklus pemuliaan. Efisiensi seleksi dapat diketahui dengan melihat tren waktu dari parameter genetik, yaitu rasio antara korelasi peningkatan genetik per tahun terhadap peningkatan genetik pada umur daur melalui seleksi tidak langsung (indirect selection). Tren waktu dari parameter genetik pada pertumbuhan diameter dan tinggi dianalisis dengan menggunakan data umur 1 (satu) sampai dengan 6 (enam) tahun untuk mengetahui efisiensi seleksi awal pada 7 (tujuh) kebun benih semai Eucalyptus pellita di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan dan Riau. Kebun benih semai pada setiap lokasi terdiri atas tiga provenan dari Papua Nugini. Penggabungan jumlah kuadrat dan jumlah hasil perkalian, diperoleh dari analisis varian pertumbuhan pada ketiga provenan tersebut dan digunakan untuk menaksir parameter genetik di setiap lokasi. Oleh karena parameter genetik pada akhir daur (8 tahun) dalam studi ini tidak tersedia, maka pada umur tersebut dilakukan ekstrapolasi dengan menggunakan fungsi regresi dari tren parameter genetik pada umur yang lebih muda. Varian fenotipik dan varian genetik dihitung pada setiap umur yang dikonversi setara dengan akar variannya dan kemudian dianalisis dengan regresi linier menggunakan rerata pertumbuhan sebagai variable bergantung. Tren dari korelasi umur muda-dewasa dihitung dengan menggunakan modifikasi fungsi Richard dengan rasio rerata pertumbuhan pada umur yang lebih tua terhadap rerata pertumbuhan pada umur yang lebih muda sebagai variabel bergantung. Hasil analisis menunjukkan bahwa seleksi lebih awal selalu memberikan peningkatan genetik yang lebih tinggi dibandingkan seleksi pada akhir daur. Efisiensi seleksi awal atau umur optimum untuk melakukan seleksi yaitu pada saat peningkatan genetik per tahun maksimum, ditemukan pada umur 3 - 5 tahun di ketiga lokasi

    Electronic word of mouth dan minat beli pada follower produk hijab Naihijab.id

    Get PDF
    The intense competition for selling hijab fashion in online shops makes businesses have to develop effective strategies so that their products can compete in the market. One strategy used to attract consumer buyers is to introduce their products through electronic word of mouth (eWom). This study aims to test eWom's ability to predict consumer buying interest. The subjects of this study were 361 followers of the Naihijab.id tiktok account, aged 17-24 years, which were obtained using the accidental sampling technique. The scale used is the EWOM scale and the purchase intention scale. A simple linear regression test results show that the hypothesis is accepted. Namely, eWom can predict buying interest in followers of the Naihijab. id tiktok account by 21.5%. Of the seven dimensions of eWOM, only four significantly predict purchase intention: platform assistance, positive self-enhancement, social benefits, and advice seeking. In contrast, the remaining three dimensions are insignificant in predicting purchase intention. The implications of this research show that for consumer buying interest to increase, Naihijab.id business owners need to strengthen several aspects of eWom that have a strong contribution to consumers and improve several aspects that are not significant

    Penyelidikan genetik berkembang maju

    Get PDF
    SERDANG, 21 Mac - Penyelidikan berkatain genetik semakin berkembang daripada pembiakan terpilih tradisional tumbuhan dan haiwan kepada kaedah moden genetik penjujukan DNA, manipulasi genetik dan terapi gen, kata Timbalan Naib Canselor (Penyelidikan dan Inovasi), Universiti Putra Malaysia (UPM), Prof. Dato’ Dr. Husaini Omar
    corecore