1,507 research outputs found

    ECONOMIC AGENCY THROUGH MODULARITY THEORY

    Get PDF
    Economic agency as a matter of rational decision-making and as a problem of bounded rationality has never gone too far from its earlier formalization in the 1950s. Not that the advancement on this topic is so slow, but the same problem concerning higher level cognition as another general program of cognitive science is not as easy as behavioral studies. This paper will show a parallelism between economic agency and folkpsychological perspective, and in turn will give a short description on how folk psychology is unseparable from modularity theory. In short, then there must be a way to cope with cognition as the black box of economics if we can identify the appropriate level of description of cognitive structure, i.e.: modularity theory.bounded rationality, folk psychology, modularity theory

    Efektivitas Media Dan Materi Penyuluhan Dalam Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo Di Kecamatan Sakernan Kabupaten Muaro Jambi

    Get PDF
    Kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan dengan keterbatasan jumlah penyuluh, keterbatasan di pihak sasaran yaitu tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi, keterbatasan sarana dan waktu belajar bagi petani. Permasalahan ini perlu diimbangi dengan penggunaan media dan pemilihan materi penyuluhan. Pemilihan media dan materi penyuluhan yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan penyuluhan, sehingga penyuluh harus menentukan media dan memilih materi yang tepat sesuai dengan kondisi petani agar informasi yang disampaikan dapat diterima dan diterapkan oleh petani. Target dari penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang terjadi selama ini adalah bagaimana efektivitas media dan materi memiliki pengaruh dalam penerapan sistem tanam jajar legowo. Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui pengaruh efektivitas media penyuluhan dalam penerapan sistem jajar legowo, (2) mengetahui pengaruh media penyuluhan dengan penerapan sistem jajar legowo, (3) mengetahui pengaruh efektivitas media dan materi dalam penerapan sistem tanam jajar legowo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara yang nyata antara efektivitas media  dan materi penyuluhan dengan penerapan sistem tanam jajar legowo. (terdapat hubungan antara materi pokok dengan penerapan sistem tanam jajar legowo di daerah penelitian dengan X2 = 4,62 dan thit = 7,9958 ; terdapat hubungan antara materi yang penting dengan penerapan sistem tanam jajar legowo di daerah penelitian dengan X2 = 6,81 dan thit = 19,04 ; terdapat hubungan antara materi penunjang dengan penerapan sistem tanam jajar legowo di daerah penelitian dengan X2 = 14,56 dan thit = 12,80 ;terdapat hubungan antara media lisan dengan penerapan sistem tanam jajar legowo di daerah penelitian dengan X2 = 14,56 dan thit = 12,80; terdapat hubungan antara madia cetak dengan penerapan sistem tanam jajar legowo di daerah penelitian dengan X2 = 15,75 dan thit = 12,48 ;dan tidak terdapat hubungan antara media terproyeksi dengan penerapan sistem tanam jajar legowo di daerah penelitian dengan X2 = 0,45 dan thit = 0,62

    GUTS IN THE EDGE OF WEALTH: An inquiry to human creativeness

    Get PDF
    Creativeness has been a hot topic of human intelligence system underlying innovations, discoveries, and many novelties brought to the enrichment of human civilization. Unfortunately, present cognitive theories relatively separated from speculative philosophical debates only to show the very slowly development, to give a picture about how creativeness works. Here we present some synthesis between neurological reentrance system, infant evolutionary psychology, and modified socio- psychological theories to construct a new view of creativeness apart from main discussion on cognitive science that so far is still much centered on the problem of consciousness. We present a random graphical model to construct what we call ‘space of creativeness’ as a bridge between micro and macro-view of human cognitive system. Furthermore, as a part of our main concern, our space of creativeness will be useful to explore the nature of the interconnectedness between human creativeness and her economic potentiality, along with its phase transitions throughout population.creativeness, wealth, random graph, self-discrepancy theory, evolutionary psychology, reentrant neurology

    ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN BATIK KERIS DI SURAKARTA

    Get PDF
    Manajemen modal kerja sangat penting bagi suatu perusahaan agar dapat beroperasi dengan ekonomis dan efisien. Selain itu perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam menghadapi bahaya krisis atau kekacauan keuangan Oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah modal kerja pada Perusahaan Batik Keris Surakarta telah digunakan secara efisien dalam usaha meningkatkan rentabilitasnya? “. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja perusahaan selama 2 tahun terakhir dari tahun 2004-2005 dalam kaitannya dengan rentabilitas. Hipotesis pada penelitian ini adalah “Diduga Modal Kerja Pada Perusahaan Batik Keris telah digunakan secara efisien dalam usaha meningkatkan rentabilitasnya”. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi laba dari tahun 2004-2005 serta literatur lain yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan: 1) Rasio Likuiditas; a) Current Ratio, b)Quick Ratio, c)Net Working Capital Ratio (Rasio Modal Kerja Bersih); 2) Rasio Aktivitas, meliputi; a) Total Assets Turnover (Total Perputaran Kekayaan), b) Working Capital Turnover (Perputaran Modal Kerja), 3) Ratio Rentabilitas; a) Rentabilitas Ekonomi; b) Rentabilitas Modal Sendiri; dan 4) Analisis Sumber dan Penggunaan Dana atas Dasar Modal Kerja. Berdasarkan hasil Analisis likuiditas selama 2 (dua) tahun yaitu dari tahun 2004– 2005 menunjukkan kondisi yang kurang baik yaitu rata-rata hasil analisis likuiditas dibawah 100 % artinya PT. Batik Keris Surakarta akan mengalami kesulitan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya karena PT. Batik Keris Surakarta kurang dapat mengelola likuiditasnya dengan baik. Pada tingkat perputaran net working capital, diperoleh ratio sebesar -11,35 dan –15,42%, artinya penurunan Net Working Capital Ratio, membuktikan bahwa ini mungkin disebabkan oleh kenaikan Hutang Lancar lebih besar daripada kenaikan Aktiva Lancar; pada tahun 2004, hasil perhitungan ratio aktivitas untuk total asset turnover, diketahui sebesar 0,55 kali, hal ini menunjukkan bahwa tingkat aktivitas perputaran produk atas penjualan berdasarkan aktiva, penjualan yang diperoleh lebih dari separoh jumlah aktiva yang dimilikinya. Namun pada perputaran aktivitas berdasarkan selisih hutang dan aktiva lancar (perputaran modal kerja), tingkat penjualan dikatakan rendah bila hasil penjualan tersebut harus digunakan untuk menutup hutang jangka pendek yang selanjutnya mempengaruhi penurunan modal kerja. Sedangkan untuk tahun 2005 hasil perhitungan ratio aktivitas untuk total asset turnover, diketahui sebesar 0,31 kali, hal ini menunjukkan bahwa tingkat aktivitas perputaran produk atas penjualan berdasarkan aktiva, penjualan yang diperoleh kurang dari separoh jumlah aktiva yang dimilikinya, sehingga, tingkat aktivitas perputaran produk atas penjualan berdasarkan aktiva dikategorikan rendah. Namun pada perputaran aktivitas berdasarkan selisih hutang dan aktiva lancar, tingkat penjualan dikatakan rendah bila hasil penjualan tersebut harus digunakan untuk menutup hutang jangka pendek yang selanjutnya mempengaruhi penurunan modal kerja. Hasil ratio rentabilitas pada Batik Keris Surakarta yang diperoleh mengalami penurunan, pada tahun 2004 sebesar 20,12% dan tahun 2005 hanya sebesar 14,45%. Namun hasil ratio rentabilitas kondisi keuangan cukup baik karena penurunan ratio rentabilitas ekonomi hasilnya positif. Tingkat rentabilitas pada setiap tahunnya rata-rata lebih rendah tahun berikutnya, dengan kata lain ratio rentabilitas mengalami penurunan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva produktif yang digunakan untuk berproduksi dari tahun ke tahun juga menurun. Berdasarkan analisis sumber dan penggunaan modal kerja pada PT. Batik Keris Surakarta, diperoleh hasil bahwa tambahan hutang jangka panjang digunakan untuk menutup kekurangan modal sendiri. Apabila dilihat dari secara menyeluruh pertambahan hutang obligasi, keuntungan netto dan berkurangnya modal kerja digunakan untuk menutup berkurangnya modal sendiri, berkurangnya laba ditahan dan berkurangnya laba tahun berjalan. Selisih antara sumber-sumber dengan penggunaan sebesar Rp. 123.844.445 dapat digunakan untuk menambah aktiva tetap, disamping itu penambahan aktiva tetap dilakukan karena umur ekonomis aktiva tetap yang lama sudah habis. Jadi dari hasil analisis data secara keseluruhan menunjukkan bahwa penggunaan modal kerja pada Perusahaan Batik Keris Surakarta belum digunakan secara efisien dalam usaha meningkatkan rentabilitasnya (hipotesis tidak terbukti)

    TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN PEMASANGAN PAPAN BUNGA TERHADAP KERUGIAN PIHAK KETIGA (SUATU PENELITIAN DI KOTA BANDA ACEH)

    Get PDF
    RENDRA SUTRIADI, TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK DALAMPERJANJIAN PEMASANGAN PAPAN BUNGATERHADAP KERUGIAN PIHAK KETIGA (Suatu Penelitian Di Kota Banda Aceh)FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SYIAH KUALA(iv, 64), pp., bibl.M. JAFAR, S.H., M.Hum. Perjanjian jasa pemasangan papan bunga antara pengusaha dengan pemesan dan pengguna jasa lahir akibat adanya asas kebebasan berkontrak yang terkandung dalam Pasal 1338 Jo Pasal 1320 KUH Perdata. Dalam perjanjian tersebut pengusaha berkewajiban melakukan pemasangan papan bunga sesuai dengan pesanan dan berhak atas biaya pemasangan. Namun dalam praktik, pihak pengusaha mendapat tuntutan ganti rugi akibat papan bunga yang mereka pasang telah menyebabkan terjadinya kerugian terhadap pihak ketiga.Tujuan penulisan skripsi ini untuk menjelaskan bentuk kerugian yang dapat terjadi dalam perjanjian jasa pemasangan papan bunga dan akibat hukumnya, tanggung jawab pemilik usaha dan pemasang papan bunga terhadap kerugian yang terjadi dan upaya yang ditempuh pihak yang dirugikan terhadap kerugian yang diakibatkan oleh papan bunga.Untuk memperoleh data dalam penulisan skripsi ini dilakukan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder, sedangkan penelitian lapangan dilakukan guna memperoleh data primer melalui wawancara dengan responden dan informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan perjanjian jasa pemasangan papan bunga di Kota Banda Aceh tidak terlepas dari kerugian terhadap pihak ketiga yang berada atau melintas di lokasi pemasangan papan bunga. Bentuk kerugian dalam perjanjian jasa pemasangan papan bunga yang terjadi adalah kerugian akibat kerusakan kenderaan atau objek lain di lokasi dan kerugian akibat cederanya orang di sekitar lokasi. Akibat hukum yang timbul akibat kerugian tersebut adalah terjadinya tuntutan pihak ketiga yang mengalami kerugian kepada pihak yang bertanggung jawab dalam pemasangan papan bunga dimaksud. Tanggung jawab pemilik usaha dan pemasang papan bunga terhadap kerugian yang terjadi adalah karena sifat perdata hubungan hukum antara pengusaha jasa pemasangan papan bunga dengan pemesan atau pengguna jasa, maka tentunya berakibat adanya tuntutan tanggung jawab pihak ketiga terhadap kerugianyang dideritanya. Oleh karena itu, pengusaha jasa pemasangan papan bunga yang menjalankan usaha yang bersifat ekonomis harus bertanggung jawab dalam pembayaran ganti rugi kepada pihak ketiga sesuai dengan kerugian yang ditimbulkan. Upaya yang ditempuh pihak yang dirugikan terhadap kerugian yang dialami biasanya dilakukan oleh pihak ketiga dengan mengajukan tuntutan ganti rugi dan menuntut agar pengusaha/pengelola jasa pemasangan papan bunga bertanggung jawab atas kerugian yang diderita pihak ketiga yaitu dengan memperbaiki kerusakan atau mengobati pihak ketiga yang mengalami cedera setelah sebelumnya menempuh usaha musyawarah. Disarankan kepada pemesan papan bunga agar dalam menggunakan jasa pemasangan papan bunga untuk lebih selektif dalam memilih tempat yang layak untuk melaksanakan pekerjaan sesuai pesanan guna agar tidak dirugikan dikemudian hari baik dalam terpenuhinya pesanan atau terhindari dari kewajiban mengganti kerugian pihak ketiga. Kepada pemilik usaha atau pengusaha jasa pemasangan papan bunga agar lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya guna menghindari terjadinya risiko yang timbul dari pemasangan papan buang dan terhindar tuntutan ganti rugi. Kepada para pihak yang terlibat dalam perjanjian jasa pemasangan papan bunga agar dalam penyelesaian perselisihan akibat adanya kerugian yang timbul lebih mengutamakan penyelesaian secara damai

    PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

    Get PDF
    1.1. Latar Belakang Pariwisata kini menjadi salah satu sektor yang diandalkan oleh pemerintah untuk dikembangkan sebagai upaya meningkatkan devisa negara dan mencari terobosan di sektor non migas. Untuk sektor pariwisata, Indonesia cukup ptensial karena mempunyai kekayaan obyek wisat dengan berbagai jenisnya serta ditunjang oleh keindahan alam dan keanekaragaman budaya. Perancangan ”Program AFTA 2003” dapat dijadikan sebagai momentum di dalam pengembangan sektor pariwisata di Indonesia. Pemerintah Indonesia bertekad menjadikan sektor pariwisata sebagai penghasil devisa utama. Guna mewujudkan tekad tersebut, maka pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan antara lain dikeluarkannya UU No. 9 Tahun 1990 yaitu memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan serta meningkatkan mutu obyek dan daya tarik pariwisata, sehingga sektor pariwisata mampu menajadi salah satu roda penggerak pembangunan nasional, dan dapat memberikan kesempatan usaha dan menciptakan lapangan kerja serta di dukung dengan program pencegahan dan penangkalan dampak negatif. Ditinjau dari sektor kepariwisataan, Kabupaten Subang memiliki potensi obyek wisata yang cukup dikenal, baik dilingkup Kabupaten Subang itu sendiri maupun lingkup nasional. Obyek yang cukup dikenal tersebut adalah obyek wisata air panas Ciater yang secara greografis terletak di Desa Ciater Kabupaten Subang 32 km dari Bandung sebelah utara atau 8 km dari Tangkuban Perahu, dapat dicapai oleh semua jenis kendaraan dalam waktu 45 menit dengan rute Bandung-Lembang-Ciater. Ciater merupakan salah satu obyek wisata air panas yang mengandung kadar yodium dan belerang, bersumber dari Kawah Gunung Tangkuban Perahu. Kawasan wisata Ciater yang terkenal dengan sumber air panas serta lingkungan perkebunan tehnya merupakan kawasan yang diandalkan bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Subang di sektor kepariwisataan. Hal ini dapat dibuktikan dengan tingginya jumlah wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke obyek wisata Sari Ater dalam 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang sangat pesat yaitu, dari jumlah 1.229.773 orang pada tahun 1997 menjadi 1.359.205 orang pada tahun 2001 dengan kenaikan mencapai 7,8% (Sumber : PT. Sari Ater Raya tahun 2002). Akan tetapi peningkatan jumlah wisatawan ini tidak diikuti dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang pariwisata. Hal ini mengakibatkan : Tingkat kenyamanan pengunjung berkurang akibat terlalu banyaknya pengunjung terutama pada hari-hari libur. Tingginya tingkat kemacetan lalu lintas yang disebabkan antrian pengunjung kawasan wisata Ciater menimbulkan gangguan lalu lintas regional Bandung – Subang. Kurangnya kapasitas parkir kendaraan, baik untuk kendaraan pribadi (sekelas sedan) maupun kendaraan umum (terutama bis), merupakan penyebab utama kemacetan tersebut. Bangunan kios yang disediakan cenderung berubah menjadi kumuh sehingga kurang menunjang fungsi obyek wisata Sari Ater yang telah memiliki pasaran internasional. Walaupun demikian, minat masyarakat dari dalam dan luar daerah Subang serta wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke kawasan Ciater tetap tinggi. Makin tingginya minat masyarakat untuk berwisata ke kawasan Ciater merupakan peluang yang harus dimanfaatkan, baik oleh pihak pengelola Ciaternya sendiri maupun oleh Pemerintah Kabupaten Subang dengan menyediakan berbagai sarana pendukung maupun dalam bentuk peningkatan pelayanan terhadap pengunjung. Sehingga peningkatan jumlah pengunjung tersebut dapat dibarengi dengan peningkatan pelayanan sarana dan prasarana yang dapat menampung jumlah pengunjung yang datang ke kawasan wisata Ciater. Saat ini potensi-potensi wisata di Kabupaten Subang belum banyak memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan seperti halnya mempertahankan kelestarian alam serta daya dukung lahan yang ada. Dari uraian diatas, maka pengembangan kawasan wisata Ciater memang sangat diperlukan, dengan penekanan desain pada arsitektur yang memperhatikan lingkungan, sehingga didapatkan bentuk Pengembangan dari Kawasan Wisata Ciater yang berkualitas dan sesuai dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Selain itu, diharapkan nantinya kawasan wisata Ciater dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang berkelanjutan dan dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi wisatawan baik dari kota Subang maupun dari luar kota Subang. 1.2. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Mengungkapkan dan merumuskan potensi obyek wisata Ciater Subang, yang nantinya dijadikan acuan untuk menyusun perencanaan dan perancangan pengembangan kawasan wisata Ciater Subang. b. Sasaran Penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan judul Pengembangan Wisata Ciater di Subang dengan berorientasi pada kegiatan kepariwisataan serta pelestarian alam (ekoturisme), sehingga nantinya didapat integrasi antara olahan wisata dan kelestarian alam. 1.3. Manfaat a. Secara Subyektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, dan sebagai pedoman penyusunan LP3A. b. Secara Obyektif Diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan, baik bagi mahasiswa yang mengajukan proposal Tugas Akhir maupun bagi mahasiswa arsitektur yang lain dan masyarakat umum yang membutuhkan. 1.4. Ruang Lingkup a. Subtansial Perencanaan dan perancangan dari pengembangan kawasan wisata Ciater merupakan usaha pengembangan suatu kawasan untuk mendapatkan peningkatan kawasan wisata baik kualitas maupun kuantitas serta mampu meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan yang akan berkunjung ke obyek wisata Ciater. Hasil yang dicapai nantinya, diharapkan dapat menghasilkan bentuk tampilan arsitektur yang menarik dan dapat memanfaatkan kontur tanah dari obyek wisata, untuk dijadikan sebagai kawasan yang rekreatif. Tampilan arsitektur dengan menekankan pada tampilan kawasan yang berwawasan lingkungan yang memperhatikan segi peningkatan dan pengembangan lingkungan yang berkualitas. b. Spasial Secara spasial kawasan wisata Ciater sebagai kawasan perencanaan masuk pada wilayah administratif kabupaten Subang propinsi Jawa Barat. 1.5. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang akan digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu dengan mengumpulkan data primer maupun data sekunder, menggambarkan permasalahan yang ada, untuk kemudian dianalisa menuju ke sebuah kesimpulan, sehingga muncul program dan konsep dasar dalam perencanaan dan perancangan arsitektur. 1.6. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Ciater ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika pembahasan landasan program perencanaan dan perancangan arsitektur. BAB II TINJAUAN PUASTAKA DAN STUDI BANDING Meninjau mengenai pengertian kawasan wisata dan rekreasi, hubungannya dengan pariwisata, wisata air panas, arsitektur ekoturisme dan meninjau perancangan suatu kawasan. Semua itu merupakan hasil studi literatur dan dilengkapi dengan studi banding, untuk melandasi program perencanaan dan perancangan arsitektur. BAB III TINJAUAN KAWASAN WISATA CIATER – SUBANG Peninjauan mengenai kondisi kepariwisataan Kabupaten Subang, berisi tentang deskripsi kondisi dan potensi kawasan wisata Ciater baik fisik maupunnon fisik yang mengarah pada pengembangan kawasan wisata Ciater sebagai obyek wisata yang memperhatikan keberadaan lingkungan. BAB IV KESIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN Berisi mengenai kesimpulan yang diambil dari bab-bab sebelumnya, dengan batasan yang memiliki lingkup yang jelas, serta anggapan untuk menyatakan hal-hal diluar disiplin ilmu arsitektur. Ketiga hal tersebut merupakan suatu dasar untuk mengarah ke pendekatan program perencanaan arsitektur, yang nantinya berguna di dalam konsep desain dari kawasan wisata Ciater. BAB V PENDEKATAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Menguraikan dan menganalisa untuk memperoleh pendekatan-pendekatan dalam program perencanaan dan perancangan arsitektur secara menyeluruh, yaitu pendekatan aspek fungsional, pendekatan aspek kontekstual, pendekatan kinerja, pendekatan aspek teknis dan pendekatan aspek arsitektural. BAB VI LANDASAN KONSEPTUAL DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Menguraikan tentang landasan konseptual dan program perencanaan dan perancangan dengan pendekatan arsitektur sebagai faktor penentu dalam desain grafis

    PENERAPAN MODEL ARIMA DALAM PERAMALAN JUMLAH PELANGGAN WIFI INTERNET DI SURABAYA

    Get PDF
    PT. Exas adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. PT. Exas merupakan salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan salah satu asset penjualannya yaitu wifi internet. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peramalan jumlah pelanggan wifi internet PT. Exas untuk 10-15 Mei 2012  kedepan dengan menggunakan model ARMA. Dalam analisis ini, penulis menggunakan software Minitab 17 dan Eviews 8 untuk pengolahan data. Asumsi stasioneritas harus terpenuhi sebelum melakukan analisis lebih lanjut. Pada peramalan jumlah pelanggan wifi internet PT. Exas dengan model ARMA diperoleh nilai model ARMA (1,0,0) dengan ARMA  p = 1 didapat dari proses Partial Autocorrelation Function, nilai d = 0 didapat dari proses Differencing dan nilai q = 0   didapat dari proses Autocorrelation Function  Peramalan jumlah pelanggan wifi internet PT. Exas dengan menggunakan model ARMA diharapkan dapat membantu perusahaan mengestimasi pelanggan dengan menghasilkan ramalan untuk memprediksi banyaknya jumlah pelanggan wifi internet PT. Exas pada periode yang akan datang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa model ARMA (1,0,0) layak digunakan pada jumlah pelanggan wifi internet PT. Exas dengan keakuratan yang cukup. Kata Kunci : Peramalan, Pelanggan Wifi Internet,  ARIMA

    MASALAH PERJODOHAN DALAM NOVEL MEMANG JODOH KARYA MARAH RUSLI (Kajian Sosiologi Sastra)

    Get PDF
    Wacana perjodohan telah banyak diangkat ke tema novel-novel modern Indonesia sejak angkatan Balai Pustaka. Banyak penulis Minangkabau mengangkat wacana adat yang berbenturan dengan modernitas. Dalam karya-karya angkatan Balai Pustaka, selain mengkultuskan adat sebagai inti masalah, juga mendongkrak pemikiran-pemikiran modern yang sarat akan kemerdekaan individualisme. Penelitian ini menggambarkan bagaimana dan apa saja pandangan-pandangan kaum muda mengenai adat dan modernitas dalam novel. Objek penelitian ini adalah tentang tema-tema masalah perjodohan sebagaimana yang terjadi pada novel pada zaman Balai Pustaka. Pengaruh barat dan kemerdekaan individual melawan sistem adat lantas dideskripsikan Marah Rusli dalam novel Memang Jodoh yang secara pengerjaan justru telah selesai lima puluh tahun yang silam namun terbit 2013 lalu. Penelitian bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang: 1) struktur novel; 2) Bagaimana masalah perjodohan yang digambarkan dalam novel; 3) Bagaimana penentangan masalah perjodohanyang muncul dalam novel tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menggunakan metode deskriptif analitis dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta disusul dengan analisis. peneliti melakukan pengumpulan data-data yang sesuai dengan rumusan masalah novel. Pengumpulan data-data berupa data pustaka, wawancara diharapkan mampu menjadi bahan agar maksud penelitian bisa terpenuhi. Pisau analisis peneliti yaitu menggunakan pisau sosiologi sastra karena sastra merupakan mimesis atau cerminan masyarakat melalui perenungan pengarang. Hasil penelitian menunjukan adanya permasalahan perjodohan. Masalah perjodohan di antaranya adalah perkawinan ideal dan perkawinan pantang. Di samping itu, masalah perjodohan ini dipicu karena adanya penentangan kaum muda terpelajar yang cenderung mendukung pemikiran barat. Upaya penentangan kaum muda terhadap adat adalah melakukan perkawinan pantang yakni menikah dengan masyarakat di luar sukunya

    RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Sorong)

    Get PDF
    Dalam proses penyelenggaraan kegiatan akademik dituntut adanya suatu kecepatandan keakuratan dalam pengolahan data. Hal ini diperlukan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi mahasiswa yang merupakan prioritas utama universitas muhammadiyah sorong. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikembangkan suatu system pengelolaan akademik dengan memilihUniversitas Muhammadiyah Sorong sebagai obyek penelitian. Sistem informasi akademik inidisebutsebagai Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) yang meliputi informasi tentang nilai yang meliputi nilai UTS, nilai UAS, Transkrip nilai,jadwal yang meliputi jadwal Kuliah, jadwal UTS, jadwal UAS. Tujuan utama penelitian untuk menghasilkan system informasi akademik berbasis web yang lebih terintegrasi untuk dapat mendukung  kinerja pengelola akademik ataupun sebagai acuan bagi pihak universitas dalam melakukan perbaikan kinerja yang belum optimal sehingga dapat meningkatkan pelayananterhadap mahasiswa. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagaijawabanterhadap kesulitan yang seringkali dihadapi oleh pengelola akademik maupun mahasiswa sehingga pengelolaan data-data maupun penyajian informasi akademik bisa lebih efektif dan efisien.Â
    • …
    corecore