9 research outputs found

    MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PEREMPUAN SEBAGAI KEPALA KELUARGA: Studi pada PKBM Ash-Shoddiq Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

    Get PDF
    Latar belakang penelitian ini adalah status single parent yang diemban oleh perempuan kepala keluarga yang bercerai atau ditinggal meninggal oleh suaminya. Dengan status single parent ini menimbulkan persepsi negatif karena tidak adanya pekerjaan dan pendapatan yang tetap. Permasalahan tersebut ditindaklanjuti oleh PKBM Ash-Shoddiq telah menerapkan model pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan kemandirian perempuan kepala keluarga. Tujuan dalam penelitian ini: a) Mendeskripsikan profil sosial ekonomi perempuan di Desa Pagerwangi; b) Mendeskripsikan program pembelajaran partisipatif yang telah dilaksanakan oleh PKBM Ash-Shoddiq dalam meningkatkan kemandirian perempuan kepala keluarga (PEKKA); c) Menggambarkan kemandirian perempuan kepala keluarga di Desa Pagerwangi sebagai produk dari model pembelajaran partisipatif yang diikutinya di PKBM Ash-Shoddiq; dan d) Menggambarkan konstruksi model pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan kemandirian perempuan kepala keluarga (PEKKA). Secara metodologis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di PKBM Ash-Shoddiq Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Subyek penelitian adalah warga belajar yang berjumlah 10 orang dan berstatus sebagai perempuan kepala rumah tangga. Teknik pengambilan data dengan menggunakan wawancara mendalam (indepth interview) kepada warga belajar program pendidikan perempuan. Adapun temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdeskripsikannya rekomendasi model pembelajaran bagi perempuan kepala rumah tangga, melalui pembelajaran partisipatif yang mampu membangkitkan motivasi warga belajar untuk mandiri. Kemandirian warga belajar tidak hanya pada aspek ekonomi saja namun juga pada perbedaan kondisi sosial dan perubahan pola afektif dari perempuan kepala keluarga, karena eksistensi mereka terlihat melalui aktifitasnya yang bermanfaat bagi lingkungan sosial dan ekosistemnya. Disimpulkan bahwa rekomendasi model ini melahirkan cara belajar yang bermanfaat bagi diri warga belajar dan juga bagi masyarakat sekitarnya dalam merubah perilaku, kebiasaan, gaya hidup sehingga terbentuklah komunitas belajar. Hal ini mengindikasikan bahwa rekomendasi model pembelajaran tersebut mendukung dan memberi gagasan baru bagi pelatihan pendidikan perempuan khususnya perempuan kepala keluarga. The background of this research is the burden of women being single parents, which is caused by either divorce or because of the husbands’ passing on (death) living them widowed. The status of single parent is of negative effect, because there is no job and parmanent employment for such ladies. This is a challenge handled by Ash-Shoddiq CLC which has implemented a participatory learning model aimed to increase female self-reliance as family heads. The objectives of this research were therefore: a) To discover the implementation profile of a participatory learning model in the improvement of female self-reliance as family heads, b) To describe the construction of a participatory learning model developed and in use by PKBM Ash-Shoddiq, c) To describe the implementation process of a participartory learning model of Ash-Shoddiq, and d) To describe a self-reliance profile of women after engaing in learning, where a participatory learning model had been implemented. The study used a qualitative method and the subjects of research were 10 women, all family heads. The sampling technique was indepth interview from one subject to the other. The study established that a participatory learning model could lead to the self-reliance of women as family heads; and that self-reliance was not only reflected in the improved economic status of women, but also could be seen in the change of the women’s social status and their affective framework of thinking or doing things, because with the affection, their contribution could be directly felt by the larger community. The research therefore, concluded that “a participatory learning model could be of benefit to the CLC learners or participants and also the entire surrounding

    PELATIHAN WIRAUSAHA BOGA DALAM PROGRAM PASTRY DAN BAKERY

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelatihan wirausaha boga program pastry dan bakery pada warga belajar yang diselenggarakan oleh LKP Multi Karya dan untuk mengetahui keluaran atau lulusannya. Dan untuk mengetahui keluaran atau lulusan LKP Multi Karya setelah mengikuti pelatihan wirausaha boga program pastry dan bakery. Pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana pelatihan wirausaha boga dalam program pastry dan bakery?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Tempat penelitian di LKP Multi Karya. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Proses Pelatihan Wirausaha Boga Program Pastry dan Bakery pada Warga Belajar yang diselenggarakan oleh LKP Multi Karya dalam proses pembelajaran yaitu dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang relevan, yaitu: ceramah, brainstroming, demonstrasi dan tanya jawab. Selanjutnya dalam pelaksanaan pelatihan yaitu praktek langsung dimana komposisi praktek 80%, teori 20% dengan metode partisipatif dengan tehnik pembelajaran 3 tahap yaitu tahap pra pembelajaran, tahap pembelajaran dan tahap penilaian; 2) Pemanfaatan hasil belajar kursus wirausaha boga di LKP Multi Karya adalah dengan disalurkannya para lulusan ke hotel-hotel yang telah bekerjasama dengan LKP Multi Karya dan mendorong alumni lulusan LKP Multi Karya untuk dapat mandiri dengan membuka lapangan kerja sendiri dan disertai optimisme yang tinggi

    Pendampingan Pemasaran Usaha Pedagang Kaki Lima Masa Pandemi Covid-19 di Kota Palangka Raya

    Get PDF
    Tujuan kegiatan PKM adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dari aspek pemasaran usaha melalui pendekatan kebersamaan dengan Peraturan Daerah Kalteng di Kota Palangka Raya demi mempertahankan dan meningkatkan usaha selama masa pandemi yang diakibatkan oleh Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Kegiatan PKM dilaksanakan dengan berkunjung secara langsung kepada 20 pedagang kaki lima (PKL)  sebagai mitra PKM yang berlokasi sekitar jalan Pinus dan jalan Karet Kelurahan Panarung Kota Palangka Raya baik saat siang hari, sore hari, ataupun malam hari untuk kegiatan koordinasi, sosialisasi, pendampingan dan diskusi, dan monitoring evaluasi. Hasil kegiatan PKM munculnya pemahaman dan kesadaran dari para PKL untuk melaksanakan secara sukarela dari Peraturan Daerah Kalteng yang berkaitan dengan pandemi yang diakibatkan oleh Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), terutama penerapan disiplin dan penegakan hukum Protokol Kesehatan

    Kajian Narrative terhadap Profil Farmakokinetik Antibiotik pada Pasien Kritis: Implikasi terhadap Ketercapaian Target Farmakokinetik-Farmakodinamik

    Get PDF
    ABSTRACTThe severity of diseases, the complexity of treatment, and the use of medical devices in the intensive care unit (ICU) may change the pharmacokinetics (PK) profile of antibiotics among critically ill patients.This narrative review aims to explain the PK profile of critically ill patients compared to other group of patients and to describe the pharmacokinetic-pharmacidynamic (PK-PD) target attainment among this group of patients. Only articles published less than 10 years ago were included in this narrative review. Evidences have indicated that critically ill patients have relatively larger volume distribution (Vd) of hydrophilic antibiotics compared to patients with stable conditions. The fluid shifting to interstitial space, hypoalbuminemia, and aggressive fluid treatment may contribute to the increase value of Vd in critically ill patients. The clearance (CL) of hydrophilic antibiotics in critically ill patients is highly determined by dynamic changing of renal function compared to patients in other wards. The phenomenon of augmented renal clearance and the use of high intensity of renal replacement therapy can increase the CL of hydrophilic antibiotics. The different PK profile of antibiotics may lead to the failure of attaining the PK-PD target if the dose of antibiotics is not adjusted according to such differences.ABSTRAKTingkat keparahan penyakit yang relatif tinggi dibandingkan pasien di bangsal rawat lain dan penggunaan terapi serta alat medis yang relatif lebih kompleks di ruang intensive care unit (ICU) dapat berdampak pada perubahan profil farmakokinetik (PK) antibiotik pada pasien kritis. Tujuan utama kajian naratif ini adalah untuk memaparkan profil PK dan ketercapaian target farmakokinetik-farmakodinamik (PK-PD) pasien kritis di ICU. Hanya artikel yang diterbitkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yang digunakan dalam kajian naratif ini. Bukti penelitian menunjukkan bahwa volume distribusi (Vd) antibiotik hidrofilik pada pasien kritis lebih besar dibandingkan dengan pasien yang relatif lebih stabil atau subyek sehat. Perpindahan cairan intravaskuler ke daerah interstitial, hipoalbuminemia, dan terapi cairan khususnya yang diberikan secara agresif merupakan faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan Vd pada pasien kritis. Clearance (CL) antibiotik hidrofilik pada pasien kritis ditentukan oleh perubahan fungsi ginjal yang relatif lebih dinamis dibandingkan dengan pasien di ruang rawat inap lain. Fenomena augmented renal clearance yang umum dijumpai pada pasien kritis dan penggunaan renal replacement therapy dengan intensitas yang tinggi dapat meningkatkan CL antibiotik hidrofilik. Perbedaan profil PK tersebut berpotensi menyebabkan kegagalan untuk mencapai target PK-PD apabila tidak dilakukan penyesuaian dosis antibiotik pada pasien kritis. Identifikasi profil PK perlu diupayakan sebagai langkah awal untuk mengoptimalkan pemberian antibiotik pada kelompok pasien kritis

    Narrative Study on Pharmacokinetics of Antibiotics among Critically Ill Patients: the Implication on the Pharmacokinetics-Pharmacodynamics Target Attainment

    Get PDF
    The severity of diseases, the complexity of treatment, and the use of medical devices in the intensive care unit (ICU) may change the pharmacokinetics (PK) profile of antibiotics among critically ill patients. This narrative review aims to explain the PK profile of critically ill patients compared to other group of patients and to describe the pharmacokinetic-pharmacidynamic (PK-PD) target attainment among this group of patients. Only articles published less than 10 years ago were included in this narrative review. Evidences have indicated that critically ill patients have relatively larger volume distribution (Vd) of hydrophilic antibiotics compared to patients with stable conditions. The fluid shifting to interstitial space, hypoalbuminemia, and aggressive fluid treatment may contribute to the increase value of Vd in critically ill patients. The clearance (CL) of hydrophilic antibiotics in critically ill patients is highly determined by dynamic changing of renal function compared to patients in other wards. The phenomenon of augmented renal clearance and the use of high intensity of renal replacement therapy can increase the CL of hydrophilic antibiotics. The different PK profile of antibiotics may lead to the failure of attaining the PK-PD target if the dose of antibiotics is not adjusted according to such difference

    Kajian Narrative terhadap Profil Farmakokinetik Antibiotik pada Pasien Kritis: Implikasi terhadap Ketercapaian Target Farmakokinetik-Farmakodinamik

    No full text
    ABSTRACT The severity of diseases, the complexity of treatment, and the use of medical devices in the intensive care unit (ICU) may change the pharmacokinetics (PK) profile of antibiotics among critically ill patients.This narrative review aims to explain the PK profile of critically ill patients compared to other group of patients and to describe the pharmacokinetic-pharmacidynamic (PK-PD) target attainment among this group of patients. Only articles published less than 10 years ago were included in this narrative review. Evidences have indicated that critically ill patients have relatively larger volume distribution (Vd) of hydrophilic antibiotics compared to patients with stable conditions. The fluid shifting to interstitial space, hypoalbuminemia, and aggressive fluid treatment may contribute to the increase value of Vd in critically ill patients. The clearance (CL) of hydrophilic antibiotics in critically ill patients is highly determined by dynamic changing of renal function compared to patients in other wards. The phenomenon of augmented renal clearance and the use of high intensity of renal replacement therapy can increase the CL of hydrophilic antibiotics. The different PK profile of antibiotics may lead to the failure of attaining the PK-PD target if the dose of antibiotics is not adjusted according to such differences. ABSTRAK Tingkat keparahan penyakit yang relatif tinggi dibandingkan pasien di bangsal rawat lain dan penggunaan terapi serta alat medis yang relatif lebih kompleks di ruang intensive care unit (ICU) dapat berdampak pada perubahan profil farmakokinetik (PK) antibiotik pada pasien kritis. Tujuan utama kajian naratif ini adalah untuk memaparkan profil PK dan ketercapaian target farmakokinetik-farmakodinamik (PK-PD) pasien kritis di ICU. Hanya artikel yang diterbitkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yang digunakan dalam kajian naratif ini. Bukti penelitian menunjukkan bahwa volume distribusi (Vd) antibiotik hidrofilik pada pasien kritis lebih besar dibandingkan dengan pasien yang relatif lebih stabil atau subyek sehat. Perpindahan cairan intravaskuler ke daerah interstitial, hipoalbuminemia, dan terapi cairan khususnya yang diberikan secara agresif merupakan faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan Vd pada pasien kritis. Clearance (CL) antibiotik hidrofilik pada pasien kritis ditentukan oleh perubahan fungsi ginjal yang relatif lebih dinamis dibandingkan dengan pasien di ruang rawat inap lain. Fenomena augmented renal clearance yang umum dijumpai pada pasien kritis dan penggunaan renal replacement therapy dengan intensitas yang tinggi dapat meningkatkan CL antibiotik hidrofilik. Perbedaan profil PK tersebut berpotensi menyebabkan kegagalan untuk mencapai target PK-PD apabila tidak dilakukan penyesuaian dosis antibiotik pada pasien kritis. Identifikasi profil PK perlu diupayakan sebagai langkah awal untuk mengoptimalkan pemberian antibiotik pada kelompok pasien kritis

    LOKALITAS DALAM SENI GLOBAL TAHUN 2013

    No full text
    Globalisasi yang sedang diwacanakan ternyata melampaui batas-batas kata world. Globalisasi mengisyaratkan mengenai poin-poin lokal seni budaya yang tersebar di manapun dapat disebut aktivitas global. Jim Supangkat memberikan pandangannya mengenai global art bahwa upaya mengidentifikasi global contemporary art yang justru mempertanyakan tanda-tanda keseragaman. Sejarawan terkemuka Hans Belting memulainya dengan melihat global contemporary art sebagai “global art” yang harus dibedakan dari world art. Bagi Hans Belting, pengertian world art mencerminkan pemahaman modernisme yang hegemonik(1). Jadi secara struktur world art masih sebatas klaim bahwa pandangan dunia Barat merupakan pandangan yang mampu diaplikasikan ditiap pelosok kebudayaan dunia, padahal jika dibaca secara teliti hal ini sebatas hegemoni dari moderisme dengan jargon world art. Global art menurut Hans Belting sama sekali bukan tanda-tanda munculnya kenyataan yang diprediksi universalisme. Global Art muncul karena sebab sebab ekonomi. Perkembangannya di art market tidak peduli pada keseragaman pada universalisme. Bisnis membuat global contemporary art memedulikan kekuatan lokal demi kepentingan bisnis(2). Global art mampu merangkul tiap-tiap aspek lokal yang walaupun ada sebuah kepentingan namun keberpihakannya mengankat nilai- nilai lokal didalam percaturan medan sosial seni sudah selayaknya diapresiasi. Tidak ada batas antara Timur dan Barat, semua kebudayaan itu bersifat global. perlu juga diuraian mengenai batas-batas istilah “lokal” serta “global art” dalam kesempatan ini karena sering terjadi pemaknaan yang bias. Istilah “lokal” didalam seminar yang bertajuk “Lokalitas dalam Global Art” berada pada wilayah artefak-artefak kebudayaan lokal yang terdapat di Bali khususnya, ikon-ikon lokal yang mencirikan lokal jeniusnya. Sedangkan Global art berkutat kepada wacana seni yang diangkat dengan kekuatan lokal serta mampu diwacanakan diseluruh penjuru atau pelosok dunia. Note: (1) Lihat “Contemporaneity”: Biennale Indonesia Awards 2010. Pewacanaan Contemporaneity oleh Jim Supangkat. ( 2) Ibid

    LOKALITAS DALAM SENI GLOBAL

    No full text
    Globalisasi yang sedang diwacanakan ternyata melampaui batas-batas kata world. Globalisasi mengisyaratkan mengenai poin-poin lokal seni budaya yang tersebar dimanapun dapat disebut aktivitas global. Jim Supangkat memberikan pandangannya mengenai global art bahwa upaya mengidentifikasi global cobtemporary art yang justru mempertanyakan tanda-tanda keseragaman. Sejarawan terkemuka Hans Belting memulainya dengan melihat global contemporary art sebagai "global art" yang harus dibedakan dari word art. Di Dalam ranah seni pertunjukan, Etnomusikologi itu sebuah eklitisme, tidak sekedar ilmu mencari musik disana sini, menyelidiki, mengkaji, bermain musik, namun Etnomusikologi itu lahir dari perlawanan para lokalitas pencinta musik - musik tradisional terhadap superior komunitas musik barat yang selalu menganggap diri paling hebat dan paling bermutu. Di sini para Etnomusikologi berjuang mengangkat citra lokal. Dari ranah visual art atau seni rupa dan desain dewasa ini terhembus wacana seni rupa mengenai Global Art yang kembali melirik dan menghadirkan ikon atau unsur lokal kemudian divisualkan secara kreatif dengan ide-ide "gila", sehingga disetiap karya-karya akan hadir atmosfer lokal bernuansa baru yang mampu eksis di dalam ranah medan sosial seni rupa dunia
    corecore