2,066 research outputs found

    STRATEGI PENGEMBANGAN KOMODITAS UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) BERBASIS AGRIBISNIS DI KABUPATEN KUNINGAN

    Get PDF
    Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi dan subsistem-subsistem agribisnis dalam pengembangan komoditas ubi jalar yang berbasis agribisnis di Kabupaten Kuningan, menganalisa faktor-faktor startegis internal dan eksternal yang dapat menentukan keberhasilan pengembangan komoditas ubi jalar (Ipomoea batatas L.) berbasis agribisnis di Kabupaten Kuningan serta merumuskan, memformulasikan dan menentukan strategi dalam pengembangan komoditas ubi jalar berbasis agribisnis di Kabupaten Kuningan. Penelitian dilaksanakan pada Bulan Desember 2011-Februari 2012 di Kabupaten Kuningan yang meliputi Kecamatan Cilimus, Cigandamekar, Jalaksana, Japara, Cipicung, Karamatmulya, Pancalang dan Sindangagung. Metode penelitian meliputi analisis deskriptif dan matrik SWOT dengan jumlah sampel keseluruhan 98 responden. Komoditas ubi jalar di Kabupaten Kuningan berpotensi untuk dikembangkan berdasarkan subsistem-subsistem agribisnis yang ada. Faktor strategis internal berupa tersedianya SDM, SDA dan kelembagaan tani, sistym dan pola tanam yang sesuai, pengalaman usahatani ubi jalar cukup memadai. Faktor strategis eksternal berupa terjangkaunya biaya produksi bidiadaya, sewa lahan dan tenaga kerja, munculnya industri pengolahan ubi jalar, permintaan pasar (demand) yang cukup luas dan posisi tawar ubi jalar di tingkat petani semakin membaik yang dapat menentukan keberhasilan pengembangan ubi jalar di Kabupaten Kuningan. Hasil analisis SWOT diperoleh koordinat (1,16 ; 1,01) yang mana koordinat ini pada kuadran I, yaitu strategi agresif. Strategi ini menunjukkan situasi yang sangat menguntungkan dengan memiliki kekuatan dan peluang sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan adalah memilih jenis sarana produksi yang berkualitas tetapi harga terjangkau dan tenaga kerja yang terampil serta meyewa lahan yang potensi, menanam varietas unggul yang sesuai agroklimat dan selera pasar dengan pola dan sistim tanam yang tepat, mampu memanfaatkan fasilitas layanan dan kebijakan pemerintah dan mempertahankan dan meningkatkan produksi dan produktivitas ubi jalar secara kualitas, kuantitas dan kontinyunitas untuk memenuhi permintaan (demand) pasar dengan tepat. Kata kunci : Strategi, Komoditas Ubi Jalar, Agribisnis, Kabupaten Kuningan Purpose of this research is to identify the potential of subsystems agribusiness and financial feasibility of the development of commodity-based agribusiness sweet potato in Kuningan regency, analyze strategic factors internal and external to determine the success of the development of commodity sweet potato ( Ipomoea batatas L.) based agribusiness in Kuningan regency, define, formulate and determine the strategy in the development of commodity-based agribusiness sweet potato in Kuningan regency. The research was conducted in December 2011 - February 2012 at the Kuningan regency which includes the districts Cilimus, Cigandamekar, Jalaksana, Japara, Cipicung, Karamatmulya, Pancalang and Sindangagung. Methods of research include descriptive analysis and SWOT matrix with a sample of 98 respondents overall. Commodity sweet potato in Kuningan regency is financially feasible and has the potential to be developed based subsystems existing agribusiness. Internal strategic factors such as the availability of human resources, natural resources and agricultural institutions, systems and appropriate cropping patterns, sweet potato farming experience sufficient. External strategic factors such as inaccessibility of farm production costs, lease of land and labor, the emergence of sweet potato processing industry, market demand (demand) is quite extensive and bargaining power of sweet potatoes at the farm level has improved to determine the successful development of sweet potato in Kuningan regency. SWOT analysis of the results obtained by the coordinates (1,16 ; 1,01) in which the coordinates in quadrant 1, the aggressive strategy. This strategy shows a very favorable situation by having strengths and opportunities so that they can take advantage of existing opportunities. Strategies that should be applied is to choose the type of production quality but reasonably priced and highly skilled workforce and a potential rent of land, plant varieties suitable agro-climatic and market taste patterns and appropriate cropping systems, able to utilize the facilities and services of government policy, maintain, improve production and productivity of sweet potato in quality, quantity and continuity to meet the market demand with appropriate (demand). Keywords: Strategy, Sweet potato Commodities, agribusiness, Kuningan Regency

    Kemampuan Menulis Cerpen Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipethink Pair Share

    Full text link
    Short story writing ability cooperative model types using Think Pair Shareclass XII SMAN 2 Ciamis. This research is motivated low ability students inwriting short stories in class XIISMAN 2 Ciamis. The limited vocabulary ofthe students is also difficult for them in expressing their ideas into written formas well as the lack of variety of learning models used by the teacher. This studyaimed to describe the ability to write a short story using cooperative learningmodel Think Pair Share class XII SMAN 2 Ciamis.This type of research isquantitative research. The methods used in processing the data of this study isdescriptive method. Total smaple of 26 students. Sampling was done byproportional random sampling, research instruments is sheets of testperformance. Data collection techniques can be done in a way; 1) observation,2) understand the curriculum, 3) developing or designing learning scenarios,4) develop an assessment rubric, 5)implement the learning according to theRPP, and 6) carry out performance teste to write short stories.The resultsshowed that the ability to write a short story by using the type cooperativemodel Think Pair Share class XII SMAN 2 Ciamis overall quite good. It wasseen on the average value of students as follows; 1) the average grade writingshort stories with the aspect of character and characterzation are 92,12;2) theaverage value of writing a short story by observing the grooves is 81; 3)average value of writing a short story by observing the background is 65,58.The average value of short story writing skills class XII SMAN 2 Ciamis, afterusing the type cooperative model Think Pair Share overall was 79,27 withqualifying well. The observations in class XII SMAN 2 Ciamis research foundadvantages and disadvantages of cooperative learning model Think PairShare. The advantages of this model are; 1) group more easily and quicklyshape it; 2) enhance creativity and active participation of students towardslearning; 3) the acceptance of greater individual. Whileshortcomings/weaknesses of this model is the number of groups that formed somany members of the group are reported and nedd to be monitored

    Makna Tanda Komunikasi Intrapersonal dalam Sketsa (Studi Kasus pada Karya Studi Dua Maestro)

    Full text link
    Sketsa dalam konteks seni rupa adalah sebagai sebuah gambar rancangan, guna diwujudkan pada tujuan karya sesungguhnya.Pada proses kreasi sketsa terjadi komunkasi intrapersonal yakni komunikasi dengan dirinya sendiri, dalam memecahkan persoalan visual. Respon Balik akan tercermin dalam penanda-penanda visual, yang terlihat secara telanjang berupa gambar kembar maupun koreksi visual sebagai solusi perenungan. Berkait dengan hal tersebut, sketsa merupakan laboratorium diri, yang di dalamnya terdapat kode-kode pribadi kreatornya. Kode maupun tanda tersebut menjadi hal yangmenarik untuk dimaknai, dengan menggunakan pendekatan teori semiotik

    LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI SMA NEGERI 7 PURWOREJO

    Get PDF
    Praktik Pengalaman Lapangan merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk mempraktikkan beragam teori yang mereka terima di bangku kuliah dan merupakan salah satu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar di lapangan secara langsung kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan kemampuan akademis maupun praktis dalam dunia pendidikan, memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan keterampilan, kemandirian dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan. Praktik Pengalaman Lapangan ini bertujuan untuk mendapatkan pengalaman mengenai proses pembelajaran serta kegiatan-kegiatan lain yang berlangsung di sekolah. Hal tersebut digunakan sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang berkualitas, memiliki nilai, sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dibutuhkan Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan merupakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa pendidikan yaitu di dalam bidang pendidikan. Melalui PPL, mahasiswa calon guru diterjunkan ke sekolah untuk mengamati, mengenal dan belajar mempraktikkan semua kompetensi mengajar yang telah dipelajari di bangku kuliah, sehingga mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan dengan bimbingan dan arahan dari guru pembimbing, dosen pembimbing dan koordinator PPL di Sekolah. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2015 yang berlokasi di SMA Negeri 7 Purworejo, mulai dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2015 sampai tanggal 12 September 2015. Dalam hal ini, Praktik Pengalaman Lapangan melakukan kegiatan mengajar baik yang bersifat terbimbing maupun yang bersifat mandiri. Dalam kegiatan PPL mahasiswa menjalankan program mengajar minimal dengan 4 kali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Program mengajar yang dilakukan bervariasi, yaitu menggunakan metode Student Centered Learning, ceramah, diskusi informatif, dan tanya jawab. Dalam kegiatan PPL di SMA Negeri 7 Purworejo, penyusun mendapatkan kesempatan praktik mengajar di X IBB, XI IBB, XI IIS 3 dengan materi ajar Struktur Atom dan Tabel Periodik. Kegiatan PPL diharapkan mampu memberikan pengalaman dan pandangan baru bagi praktikan dalam dunia sekolah sehingga dapat membawa praktikan menjadi seorang pendidik yang profesional dan berkualitas

    PENGARUH PROGRAM LATIHAN DENGAN PRINSIP INTERVAL TUGAS LATIHAN LOMPAT SEGI-6, LOMPAT SEGI-4 DAN LARI 200 METER TERHADAP PERKEMBANGAN KEBUGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Lari dan lompat adalah suatu bentuklatihan fisik yang mudah, murah aman untuk dilaksanakan, sehingga cocok untuk kegiatan olahraga kesehatan. Metode interval training dianggap sebagai suatu metode latihan yang baik, karena latihan ini dilakukan secara sistematis dan menggunakan prinsip overload secara progresif. Berangkat dari dasar pemikiran di atas, metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4 danlari 200 meter mampu meningkatkan kebugaran jasmani, perlu dilakukan pembuktian dengan jalan penelitian. Pertanyaan penelitian yang diangkat dalam penelitian ini yaitu: 1. Adakah pengaruh metode interval training tugas latihan lompat segi-6,lompat segi-4 danlari 200 meter terhadap perkembangan kebugaran jasmani. 2.Adakah perbedaan pengaruh metode interval training tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4 dan lari 200 meter terhadap perkembangan kebugaran jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh program kebugaran jasmani metode interval training tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4, lari 200 meter dan perbedaan pengaruhnya terhadap perkembangan kebugaran jasmani. Untuk mengetahui pencapaian tujuan, diangkat hipotesis: 1. Ada pengaruh metode interval training tugas latihan lompat segi-6. Lompat segi-4 dan lari 200 meter terhadap perkembangan kebugaran jasmani. 2. Ada perbedaan pengaruh metode interval training tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4 dan lari 200 meter terhadap perkembangan kebugaran jasmani. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan pre-test post-test control group design. Subyek penelitian sebanyak 60 orang siswa-siswi SD, yang di kelompokkan menjadi 3 kelompok. Treatmen diberi kanselama 8 minggu, frekwensi 3 kali per minggu. Pengumpulan data dilaksanakan dengant es Shuttle-Run (4 x 10 meter), teslari 1069 m, tes Vertical-Jumps dantes Squat-Jumps. Analisis data menggunakan uji-t dananava. Atas dasar perhitungan data, metode interval training tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4 danlari 200 meter mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kebugaran jasmani.Perbedaan antara tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4 danlari 200 meter di simpulkan tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kebugaran jasmani.Namun demikian ditinjau dari analisis diagram presentasi peningkatan hasil latihan metode interval training tugas latihan lompat segi-4 lebih bagus dari tugas latihan lompat segi-6 dan tugas latihan lari 200 meter terhadap perkembangan kebugaran jasmani. Dan di tinjau dari komponen kebugaran jasmani yang paling tinggi secara berurutan adalah: daya tahanotottungkai, power otottungkai, daya tahan kardiovaskulerdankelincahan

    Identification of Landslide Prone Areas Using Slope Morphology Method in South Leitimur District, Ambon City

    Get PDF
    South Leitimur District is one of the districts in Ambon City where landslides often occur, and this disaster causes many losses. One of the mitigation efforts is mapping areas with the potential for landslides to determine their distribution and risks. This study aims to apply the slope morphology method to identify landslide-prone areas in South Leitimur Regency. This study uses a Digital Elevation Model (DEM) extracted into the shape of slopes and slopes and processed using ArcGIS 10.8 software. This study uses the slope morphology method or SMORPH to identify and classify areas with potential landslides based on the matrix between the slope's shape and angle. The results of the study were classified into four classes of landslide potential, namely very low potential with an area of 2,489, 53 ha, low with an area of 3,278, 22 ha, medium with an area of 672, 32 ha, and high with an area of 685, 67 ha. Hutumury Village is a village that has the largest landslide potential area in each class of landslide potential in the South Leitimur District; this is because this village is a village that has the most significant area compared to other villages. The village that has a low landslide potential is Ema Village. The results of this study also illustrate that the higher the slope with convex or concave slopes, the higher the potential for landslides. The results of this study are expected to help the government of South Leitimur Regency in efforts to mitigate landslides in the future

    Spatial Modelling of Landscape and Land Cover Pattern at Semarang City

    Get PDF
    Semarang City is one of the largest city in Indonesia. Tidal flooding at the coast and landslide at the hills, are the issues the city currently dealing with as a side effect of land conversion. The study on spatial pattern and its change of landscape/land cover is important for a better understanding in environmental management at this city. Landsat images from 1996, 2003 and 2016 and landscape indices were used to analyze landscape/land cover pattern and its change. Binary Logistic Regression and GIS were used to build a mathematical and spatial modelling of landscape/land cover change using driving factors. Land cover change mostly happened to shrubs that turned into mixed crops at 1996-2003; while at 2003-2016, it happened to agriculture that turned into settlements. Landscape indices shows that the highest land utilization and land fragmentation with high mixing and diversity mostly occurred at elevation 25-100 MASL at 1996-2003; and at 2003-2016, it occurred at elevation 100-500 MASL. Spatial modeling of landscape/land cover at Semarang City can explain 61,98% from its actual condition. Elevation has the strongest significance relation to the landscape/land cover change

    Paduan Ornamen Budaya Nusantara dalam Estetika Fasade Arsitektur Landmark Karya Wolff Schoemaker

    Get PDF
    Wolff Schoemaker is an architect who reads local culture in architectural works. Placement of archipelago ornaments in the facade of the Landmark building forms an architectural blend of western aesthetics with rational understanding and eastern concepts with cultural symbols. The method used in this research is qualitative, which is described in an interpretive descriptive manner. The study uses the aesthetic theory of Edmund Burke Feldman with his formulation regarding four aspects, namely function, structure, style and meaning. This concept produces a model of formalism and symbolic analysis as part of the aesthetic meaning of architecture. Pepatraan ornaments on the shape of the building are equipped with the heads of Kala and Makara as the application of the decoration in the façade. It forms Landmark architecture with the concept of west and east. The placement of Kala is influenced by the concept of Total Work of Art in the Jugendstil style in Europe by placing figurative ornaments in accordance with formal aesthetic principles. The eastern concept is seen in the left and right sides of the building which has a shape similar to the temple architecture. It applies to the Kala ornament in the middle, so that the aesthetic appeal of the Landmark consists of the aspects of formal and symbolic form.Keywords: Ornament, Architecture, Kala, Wolff Schoemake
    • …
    corecore