13 research outputs found

    ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA KONVEKSI SONY KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

    Get PDF
    Modal Kerja Merupakan Sumber Kehidupan bagi perusahaan yang mempunyai hubungan erat dengan dana yang akan digunakan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya, penggunaan modal kerja oleh suatu perusahaan dalam operasi sehari-hari dimaksudkan untuk meningkatkan omset penjualan hasil produksi dengan tujuan akhir untuk memperoleh laba yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan modal kerja pada PERUSAHAAN KONVEKSI SONY sudah mencapai efisiensi dilihat dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas. Teknik analisa yang digunakan adalah laporan keuangan dengan menggunakan alat analisa yang meliputi rasio likuiditas (current rasio, quick rasio, dan cash ratio), rasio solvabilitas dan rasio rentabilitas (rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri). Adapun laporan keuangan yang dianalisa adalah dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian diketahui bahwa likuiditas perusahaan baik, dengan current ratio tertinggi 291,39% dan terendah 251,30% sedangkan quick ratio tertinggi 266,74% dan terendah 211,52% dan untuk cash ratio tertinggi 147,39% dan terendah 113,03%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan likuid dan mampu membayar hutang jangka pendek tepat pada waktunya. Dilihat dari rasio solvabilitas sudah baik, dengan solvabilitas tertinggi 352% dan terendah 315%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan aktiva yang dimiliki. Dilihat dari rasio rentabilitas cukup baik, dengan rentabilitas ekonomi tertinggi 13,30% dan terendah 8,87% sedangkan rentabilitas modal sendiri tertinggi 16,67% dan terendah 9,91%. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan cukup tinggi dalam menghasilkan laba. Dari hasil analisa tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Perusahaan Konveksi Sony Klaten telah mencapai efesiensi sehingga dalam penggunaan modal kerja sudah maksimal

    PENGARUH PEMILIHAN JENIS CUTTING TOOL TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR PADA PEMESINAN MILLING 3-AXIS

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekasaran permukaan benda berkontur menggunakan metode pemesinan milling 3-axis dengan parameter pembanding berupa pemilihan jenis cutting tool. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Pada penelitian ini pemesinan dilakukan di PT. Pirma Tasa sedangkan pengujian kekasaran permukaan dilakukan di Laboratorium Otomasi dan Manufaktur Universitas Indonesia, September – Desember 2017. Pada penelitian ini dihasilkan 9 sampel berupa benda berkontur cembung. Proses pertama yang dilakukan adalah pemodelan CAD. Setelah itu dilakukan proses CAM untuk menghasilkan G-Code. G-Code selanjutnya dieksekusi oleh mesin CNC untuk menghasilkan produk. Kemudian produk diuji untuk mengetahui nilai kekasaran permukaannya menggunakan alat uji kekasaran. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai kekasaran permukaan terendah terdapat pada konfigurasi 1, yaitu pemilihan cutting tool roughing menggunakan flat end mill dan finishing menggunakan ball end mill, menghasilkan nilai kekasaran rata-rata (Ra) sebesar 0,3631 ”m. Sementara nilai kekasaran permukaan tertinggi terdapat pada konfigurasi 3, yaitu pemilihan cutting tool roughing dan finishing menggunakan bullnose end mill, menghasilkan nilai kekasaran rata-rata (Ra) sebesar 0,7302 ”m

    Perilaku Masyarakat terhadap Kebersihan telinga di Desa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang

    Get PDF
    Kotoran telinga / serumen/ ear wax pada anak- anak adalah hal yang biasa dikeluhkan para orang tua, sehingga orang tua merasa serumen harus dibersihkan tanpa mengetahui tentang apa itu serumen, apa fungsi dan manfaat dari kotoran telinga. Ketidak tahuan yang mendasar ini menyebabkan orang tua sering kali memeriksakan anaknya ke dokter THT untuk dibersihkan kotoran telinganya dan tidak jarang kotoran telinga sampai mengeras bahkan sering kali menyebabkan infeksi yang berulang. Kotoran telinga yang penuh dan padat dapat mengganggu pendengaran bahkan tuli yang tidak permanen, sehingga untuk murid/ pelajar akan mengganggu dalam penerimaan pelajaran. Keadaan ini akan mengganggu proses belajar mengajar. Tujuan: Memberikan edukasi bagi masyarakat atau orang tua tentang serumen, manfaat serumen dan cara membersihkan telinga dengan benar, (2) Monitoring secara berkelanjutan tingkat pengetahuan orang tua tentang kebersihan telinga dari serumen yang keras/ obturan. Metode: Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Desa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang yang diikuti 27 dengan metode penyuluhan dan pembagian kuesioner. Hasil: Didapatkan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kebersihan telinga. Kesimpulan: Masyarakat didesa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang tingkat pengetahuan tentang teknik membersihkan telinga yang benar dan pengetahuan tentang dampak kebersihan telinga sangat baik sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya tuli sementara akibat serumen yang menumpuk dikarenakan kesalahan dalam membersihkan kotoran telinga, sehingga kegiatan ini dapat menurunkan angka ketulian di Indonesia yang merupakan program nasional dan internasional dalam pengendalian gangguan indra pendengaran: “Sound hearing 2030”.Earwax or serumen in children is a common thing that parents complain about, parents think that earwax should be cleaned without knowing what serumen is, what is the function and benefits of earwax. This basic ignorance causes parents often take their children to come to the ENT doctor to be cleaned and it is not uncommon for earwax to harden and often cause repeated infections. Full and dense earwax can interfere with hearing and even non-permanent deafness, so for students, it will interfere in the reception of lessons. This situation will interfere with the teaching and learning process. Provide education for the community or parents about serumen, the benefits of serumen and how to clean the ears properly, continuous monitoring the level of knowledge of parents about ear hygiene from earwax blockage. This community service activity was carried out in Muktiharjo Lor Village, Genuk Semarang which was attended by 27 people with the method of counseling and distribution of questionnaires. The result shows that an increase in public knowledge about ear hygiene was obtained. The community in Muktiharjo Lor, Genuk Semarang, the level of knowledge about the correct ear cleaning technique and knowledge about the impact of ear hygiene is great so that it is expected to prevent the occurrence of temporary deafness due to serum that accumulates due to errors in cleaning earwax, so that this activity can reduce the deafness rate in Indonesia which is a national and international program in control of impaired sense of hearing: "Sound hearing 2030"

    Correlation Analysis Study between Hearing Loss Occurence and Duration of Type 2 Diabetes Mellitus in Sultan Agung Islamic Hospital Semarang

    Get PDF
    Introduction: Hearing impairment due to cochlear damage is one complication of Type 2 Diabetes Mellitus (DM2). Objective: This study aims to determine the relationship between duration of DM2 with hearing impairment.Method: The analytic observasional study with the cross sectional design using the medical record of DM2 outpatient in internal clinic of Islamic Sultan Agung Hospital Semarang and also pure tone audiometric examinationñ€ℱs record in Otorynolaryngology clinic of Islamic Sultan Agung Hospital Semarang.31 medical records of DM2 patients were meeting the inclusion and exclusion criteria. The data consist of 18 medical records of patients with less than6 years duration of DM2, and 13 medical records of patients with more than 6 years duration of DM2. The pure tone audiometry was used to classified the hearing impairment. The data analysis was conducted using SPSS 20.0. The correlation between the duration of DM2 and hearing impairment was analyzed using Chi Square test. The significance relation between the duration of DM type 2 and hearing impairment was analyzed using cooficient contigency, with significance of < 0.05. Result: hearing impairmentñ€ℱs distribution frequency on tested ears in Sultan agung Islamic Hospital Semarang were 27 ears having SNHL type (43,5%), 19 ears having CHL (30,6%) and 16 ears were normal (25,8%), p = 0,02 (p < 0,05). Conclusion: There is a weak correlation between the DM 2 duration and the incidence of hearing impairment in Sultan Agung Islamic Hospital Semarang

    Optimasi Lifting Menggunakan Electric Submersible Pump dan Analisa Keekonomian pada Sumur “X” Lapangan “Y”

    Full text link
    Dalam memproduksikan minyak dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara sembur alam dan sembur buatan. Cara pertama dilakukan bila tekanan reservoir cukup tinggi sehingga dapat mengalirkan fluida ke permukaan dengan tekanan alami yang ditimbulkan oleh reservoir. Cara yang kedua dilakukan apabila tekanan reservoir tersebut sudah tidak mampu lagi mengalirkan fluida ke permukaan dengan tekanan alaminya. Ada beberapa metode pengangkatan buatan yang dapat digunakan agar fluida bisa naik ke permukaan. Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan pompa benam listrik (Electric Submersible Pump - ESP). Metode pengangkatan fluida dengan ESP banyak digunakan karena sangat efektif dan efisien untuk sumur yang mempunyai produktivitas indeks (PI) yang besar, sumur yang dalam, serta untuk sumur-sumur miring. Dalam merancang pompa ESP yang cocok untuk sumur minyak, diperlukan data yang akurat untuk membuat kurva IPR yang menjadi dasar pertimbangan untuk perancangan pompa ESP. Design pompa kemudian dapat disesuaikan dengan jenis dan tipe pompa yang dimiliki oleh Perusahan, karena tiap Perusahaan pembuat pompa ESP memiliki tipe dan jenisnya masing-masing. Dengan menggunakan pompa ESP diharapkan dapat meningkatkan produksi sumur yang juga dapat berpengaruh pada pemasukan bagi Perusahaan dan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dengan kenaikan produksi yang signifikan dikarenakan biaya sewa dan perawatan ESP yang tergolong cukup mahal

    Effect of Nasal Irrigation on Eosinophil and Reccurence in Allergic Rhinitis

    Get PDF
    Until now, the treatment of allergic rhinitis has not been satisfactory. Patients with allergic rhinitis are highly dependent on medical pharmacological treatment. Nasal irrigation is expected to help reduce symptoms due to decreased eosinophil counts and recurrence of allergic rhinitis. This study aims to determine the effect of nasal irrigation on eosinophils and the recurrence of allergic rhinitis—experimental research by pre – post-test group design. Twenty samples of allergic rhinitis patients were trained to wash their nose once a day at home—nasal mucosal secretion was collected to count eosinophils before and after intervention. The degree of recurrence was assessed based on the symptoms of nasal congestion, runny nose, sneezing, and itchy nose. The degree is divided into three groups: decrease, remain, and increase. The statistical analysis used in this study for bivariate analysis was Wilcoxon Test. There was a significant decrease in eosinophil count (p = 0.00) and recurrence of nasal congestion (p = 0.00), runny nose (p = 0.00), sneezing (p = 0.001) and itchy nose (p = 0.00) in allergic rhinitis after nasal irrigation intervention. Nasal irrigation treatment can help decrease eosinophil count and recurrence of allergic rhinitis

    Pengembangan Aplikasi Media Pembelajaran Sistem Organ dalam Tubuh Manusia Menggunakan HTML 5

    Get PDF
    Pembelajaran biologi khususnya sistem organ dalam tubuh manusia menggunakan alat peraga. Seiring perkembangan teknologi dan memudahkan pengembangan website maka diluncurkan HTML5. Alasan tersebut yang membuat penulis membuat media pembelajaran sistem organ dalam tubuh manusia menggunakan HTML 5. Penelitian ini dilakukan dengan metode SDLC (System Development Life Cycle) dalam perancangan dan pembangunan sistem dengan model Waterfall. Untuk merancang aplikasi ini menggunakan notepad ++, Miro Converter, perekam suara dan Ulead video studio 10. Hasil yang didapat dalam penilaian melalui kuesioner yang diujikan pada siswa di SMA Negeri 1 Wonosari didapat kesimpulan aplikasi ini dapat memudahkan siswa mengalami peningkatan 14%. Sedangkan hasil kuesioner yang telah diujikan pada guru biologi menyatakan aplikasi ini dapat membantu dalam kegiatan belajar mengajar jika di persentase interpretasi sebesar 96,00%. Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa Aplikasi Sistem Organ dalam tubuh Manusia menggunakan HTML 5 ini bermanfaat untuk kegiatan belajar mengajar khususnya sistem organ dalam tubuh manusia dan memberikan alternatif non- konvensional dalam sistem pembelajara

    KURANG PENDENGARAN AKIBAT BISING MESIN KERETA API PADA MASINIS PT. KERETA API (Persero) DAOP-IV SEMARANG HEARING LOSS DUE TO LOCOMOTIVE MACHINES NOISE ON LOCOMOTIVE ENGINEER IN Pt KERETA API (PERSERO) DAERAH OPERASI-IV SEMARANG

    Get PDF
    Background : Noise induced hearing loss (NIHL) is hearing loss due to longterm exposure of noise. The impairment located in the sensorineural organ of the ear and typically affect on both ears equally. In industrial environment, NIHL placed in the first rank compare to another occupational disease. NIHL study caused by vehicle especially in Indonesia inclusive of the locomotive machines noise on locomotive engineer is rather. Objective: To determine NIHL prevalence on locomotive engineer resulting from locomotive machine noise and to know about correlation between NIHL, with working duration and the age of the locomotive engineer. Methods : Cross Sectional Study. Locomotive engineers at P.T Kereta Api Daop IV Semarang who fulfilled the inclusion and exclusion criteria. Audiometri was measured after 12 hours free of noised. Result : Prevalence of NIHL on locomotive engineers at P.T. Kereta Api (Persero) Daerah operasi —IV Semarang was 20.4%. Distribution of working duration devided into 2 groups, less than 10 years of age 2 person (1.4%) and more than or equal to 10 years of age 26 persons (18.9%). Based on age, there was tendency to increase as many as 4 persons (2.9%) on locomotive engineer less than 40 years of age, as many as 10 persons (7.3%) on locomotive engineer between 40-50 years of age and as many as 14 persons (10.2%) on locomotive engineer more than 50 years of age. Relative risk of NEM prevalence on locomotive engineer after working 10 years increase 9.8 times. Conclusion : There were significance correlation between prevalence of NIHL with duration of work and tendency suffer NIHL as the age of locomotive engineer increase. Latar belakang : Kurang pendengaran akibat bising ("Noise induced hearing loss"= NIEIL) adalah kurang pendengaran akibat kebisingan yang berlangsung lama . Kerusakannya terjadi pada organ sensorineural telinga yang bersifat menetap dan umumnya simetris pada kedua sisi telinga. Di lingkungan industri , NIHL menduduki peringkat pertama dalam kelompok penyakit akibat kerja . NUM akibat bising mesin kendaraan terutama di Indonesia belum banyak diteliti , termasuk pengaruh mesin kereta api terhadap pendengaran masinis. Tuivan Penelitian : Mengetahui prevalensi NIHL akibat bising mesin K.A pada masinis dan mempelajari adakah hubungan kejadian NIHL dengan masa kerja dan umur masinis. Metodologi.: Uji Potong Lintang . Masinis P.T Kereta Api Daop IV Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dilakukan pemeriksaan Audiometri setelah 12 jam bebas pemaparan bising. Hasil : Angka kejadian NIHL pada masinis P.T. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi —IV Semarang sebesar 20,4 %. Distribusi masa kerja dilcelompolckan menjadi kurang dari 10 tahun sebanyak 2 orang (1,4%) mengalami NIHL dan 10 tahun atau lebih sebanyak 26 orang (18,9%). Kejadian NIHL berdasarkan umur terdapat kecenderungan meningkat yaitu, 4 orang (2,9%) pada masinis umur kurang dari 40 tahun , 10 orang (7,3%) pada masinis umur 40 sampai 50 tahun dan 14 orang (10,2%) pada masinis berumur diatas 50 tahun. Resiko relatif kejadian NIHL dibanding masinis normal setelah beketja lebill 10 tahun sebesar 9,8 kali . Kesimnulan : Ada hubungan yang bermakna antara kejadian NII3L dengan lama kerja dan ada kecenderungan meningkat pada pertambahan umur masinis

    Hubungan antara Rhinitis Alergi dengan Sinusitis Ethmoidalis

    No full text
    AbstrakSinusitis merupakan peradangan pada lapian mukosa sinus paranasal. Salah satu sinus yang paling sering mengalami peradangan sinusitis etmoidalis, Rhinitis alergi dapat menjadi faktor predisposisi dari sinusitis ethmoidalis karena berhubungan dengan terjadinya obstruksi ostium-ostium sinus akibat edema mukosa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan rhinitis alergi dengan sinusitis ethmoidalis. Penelitian observasional dengan desain cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 34 pasien. Data yang digunakan berupa rekam medik pasien di poli THT-KL dan hasil CT-scan sinus paranasal (SPN) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang periode 2016-2019. Data dianalisis dengan uji fisher exact. Hasil uji statistik menggunakan uji fisher exact didapatkan nilai p=0,022 (p<0,05) dan koefisien kontingensi adalah 0,389. Didapatkan hasil dari 24 pasien dengan rhinitis alergi yang menderita sinusitis ethmoidalis ada 18 pasien (75%). Pada 10 pasien dengan rhinitis non alergi yang menderita sinusitis ethmoidalis ada 7 pasien (70%). Hasil dari penelitian ini secara statistik terdapat hubungan antara rhinitis alergi dengan sinusitis ethmoidalis. Namun, antara rhinitis alergi dengan sinusitis ethmoidalis memiliki kekuatan hubungan yang lemah.Kata Kunci: rhinitis alergi, sinusitis ethmoidalis, sinus ethmoi

    Hubungan Kelainan Deviasi Septum dengan Lokasi Sinusitis pada CT Scan SPN

    Get PDF
    AbstrakSinusitis adalah inflamasi mukosa sinus paranasal yang salah satunya terkaitdengan deviasi septum, penyebab ini sering diabaikan pada saat pemeriksaanendoskopi. Potensi subjektivitas dan perbedaan pendapat di antara dokter dalammenafsirkan endoskopi hidung dapat berdampak negatif pada ketepatan diagnosisdan tatalaksana sinusitis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungandeviasi septum dengan lokasi sinusitis pada computed tomography (CT) scan sinusparanasal. Penelitian ini merupakan studi analitik observasional menggunakancross sectional design. Sampel penelitian 44 pasien deviasi septum nasi di poli THTKLRS Islam Sultan Agung Semarang. Deviasi septum dinilai dari pemeriksaanendoskopi, sedangkan sinusitis dinilai dari hasil pemeriksaan CT scan SPN,dibedakan menurut letaknya meliputi sinusitis maksilaris, frontalis, ethmoidalis, dansphenoidalis. Hasil penelitian diketahui bahwa 81,8% pasien mengalami deviasiseptum, dan sinusitis ditemukan pada 97,7% pasien. Sinusitis maksilaris ditemukanpada 77,3% pasien, sedangkan untuk sinusitis ethmoidalis, sphenoidalis danfrontalis masing-masing pada 72,7%, 45,5%, dan 38,6% pasien. Berdasarkanjumlah SPN yang terdampak sinusitis, multisinusitis adalah yang terbanyak (43,2%)diikuti oleh sinusitis tunggal (34,1%) dan pansinusitis (20,5%). Berdasarkan ujiRank Spearman diketahui bahwa deviasi septum berhubungan dengan sinusitismaksilaris dan ethmoidalis (p0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkanbahwa terdapat hubungan deviasi septum dengan dua lokasi sinusitis, yaitu sinusitismaksilaris dan ethmoidalis.Kata Kunci: deviasi septum, lokasi sinusiti
    corecore