135 research outputs found
PENINGKATAN KUALITAS NUTRIEN PADA FERMENTASI CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK SEBAGAI BAHAN PAKAN UNGGAS
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh fermentasi terhadap kualitas nutrien campuran bungkil inti sawit dan onggok (BISTO). Fermentasi BISTO (FBISTO) dilakukan dengan penambahan kombinasi inokulum Bacillus sp., Trichoderma sp., dan Cellulomonas sp. dengan rasio 1:1:2 dan dengan lama inkubasi selama enam hari. BISTO, FBISTO, dan jagung kemudian dianalisis nilai energi metabolis (EM) dan kecernaan protein kasar (PK) dengan metode koleksi total menggunakan 36 ekor ayam petelur jantan (Lohmann) umur 14 hari. Data dianalisis menggunakan analisis variansi dan perbedaan yang nyata antara ketiga bahan pakan dianalisis lebih lanjut dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga bahan pakan (BISTO, FBISTO, dan jagung) memiliki perbedaan yang nyata (P<0,05) pada nilai EM dan kecernaan PK. FBISTO memiliki nilai EM 10% lebih tinggi (P<0,05) jika dibandingkan BISTO. Sedangkan kecernaan PK FBISTO meningkat (P<0,05) dua kali lipat dibandingkan BISTO. Akan tetapi, nilai EM dan kecernaan PK FBISTO masih lebih rendah (P<0,05) jika dibandingkan dengan jagung. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fermentasi dapat memperbaiki kualitas nutrien campuran bungkil inti sawit dan onggok yang ditandai dengan peningkatan nilai energi metabolis dan kecernaan protein kasar. Campuran bungkil inti sawit dan onggok terfermentasi memiliki potensi untuk mensubstitusi sebagian proporsi jagung pada pakan ternak unggas
Growth Performance, Mortality, Relative Organ Weight, Blood Biochemistry, and Intestinal Microbial of Arbor Acres Broiler Fed Diets Containing Mannan-Riched Fraction (Mrf) and Probiotic-Enhanced Liquid Acidifier
The research purpose was to carry out the effect of mannan-riched fraction (MRF) and probiotic enhanced water as natural growth promoters (NGPs) on Growth Performance, mortality, relative organ weight, blood biochemistry, and intestinal microbial flora. A total of 3000 day old chicks (DOC) Arbor Acres broiler were randomly allocated to 4 dietary treatments and 4 replications of 187 broilers per cage. Four treatments used in research were as follows: i) CON, basal diet, ii) basal diet, CON+ MRF (Actigen™) 80g/100kg/feed , iii) basal diet, CON+ 0.2% drinking water + 2 ml/L Combination feed additive (Acid-Pak 4-way®), and iv) ) basal diet, CON+ MRF (Actigen™) 80g/100kg/feed+ drinking water 2 ml/L Combination feed additive (AcidPak 4-way®). The results showed that using mannan riched fraction (MRF) (feed) and combination with probiotic-enhanced liquid acidifier (drinking water) presented significant difference (P>0.05) on body weight gain at 1-28 days and intestinal microbial. On the blood biochemistry, the effect of combination began to reduce the amount of glutamic oxaloacetic transaminase (GOT) and glutamic pyruvic transaminase (GPT) at 21 days periods. To sum up, the addition of mannan-riched fraction and combination with probiotic enhanced liquid acidifier doesn’t impacted on growth Growth Performance, blood biochemistry, relative organ weight but give significant effect on intestinal microbial and reduces mortality of broiler
The Effect of Using Organik Protein in Feed on Abdominal Fat and Internal Organs of Broiler
The purpose of this research was to determine the effect of organik protein in feed on the quality of abdominal fat and internal organs in broilers. The material used 500 broilers. Levels of organik protein in feed P0 (0% organik protein); P1 (1.5% organik protein); P2 (3.0% organik protein); P3 (4.5% organik protein) and P4 (6.0% organik protein). The variables measured were abdominal fat and internal organs weight of broiler (heart, liver, gizzard, pancreas and spleen). The data were analyzed by using ANOVA and if it shoes significant different among treatment continued by using Duncan’s Multiple Range Test. The result showed that the treatment gave no significant effect (P>0.05) on abdominal fat and weight of heart, liver and spleen. The use of organik protein in feed can reduce `abdominal fat and improve the performance of internal organs such as the gizzard, liver, spleen, pancreas and heart of broilers
Pengaruh Lama Pemanasan terhadap Komposisi Kimia Biji Rami (Linum usitatissimum) sebagai Bahan Pakan Unggas
Bahan pakan ternak dengan profil nutrisi yang baik sangat dibutuhkan seiring perkembangan zaman, salah satu bahan dengan potensi besar yaitu biji rami. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh lama pemanasan autoklaf terhadap komposisi kimia biji rami sebagai bahan pakan ayam pedaging. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan yaitu: P0 (tanpa pemanasan autoklaf), P1 (pemanasan autoklaf 5 menit), P2 (pemanasan autoklaf 10 menit), dan P3 (pemanasan autoklaf 15 menit). Variabel penelitian meliputi kandungan zat antinutrisi (tanin dan asam fitat), kandungan nutrisi (bahan kering, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, dan abu), gross energy, dan fraksi serat (ADF dan NDF). Analisis data menggunakan ANOVA dan apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama pemanasan autoklaf memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan zat antinutrisi, kandungan nutrisi, gross energy, dan fraksi serat, dengan penurunan kadar antinutrisi tanin dan asam fitat, penurunan bahan kering, protein kasar, lemak kasar, gross energy, dan NDF. Selain itu, terdapat peningkatan kandungan serat kasar, abu, dan ADF. Kesimpulan penelitian ini bahwa perlakuan terbaik terdapat pada pemanasan biji rami menggunakan autoklaf pada suhu 121 oC dengan tekanan 1,5 atm selama 15 menit
Dried of Poultry Waste Urea-Molasses Block (dpw-umb) as Potential for Feed Supplementation
ABSTRACT. The research purpose was to determine the nutrient content of dried poultry waste molasses block (DPW-UMB). The use of dried poultry waste in the manufacture of the urea-molasses block was as a substitute of urea and could improve the value added in dry season. The treatments used for research were T1 (15% manure layer chicken and 25% molasses), T2 (10% manure layer chicken and 30% molasses), and T3 (20% manure layer chicken and 30% molasses). Chemical analysis: the dried of poultry waste were analyzed for dry matter, crude protein, crude fibre, ash, fat, and gross energy. The statistical formulation diet composed with Microsoft Excel Ver. 2016. The results showed that the 20% manure layer chicken and 30% molasses (T3) were better than T2 and T1 on nutrient content with 92.04% Dry Matter (DM), 13.34% Crude Protein (CP), 13.39% Crude Fiber (CF), 37.16% ash, 3.44% fat, but low in Gross Energy (GE) (2631.63 kcal/kg). It could be concluded that dpw-umb T3 were dried of poultry waste contained sufficient levels of gross energy, crude protein, crude fibre, ash, and fat it could be used as feedstuff for ruminants for supplementation with the required nutrients.(Kotoran Ayam Molasses (Kamblok) Sebagai Potensi Supplementasi Pakan) ABSTRAK. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan nutrisi dari Kotoran Ayam Molasses Blok (KAMBLOK) dengan analisis proksimat. Sebagai bahan pengganti urea dengan kotoran ayam kering dalam pembuatan urea molasses blok dan meningkatkan nilai tambah dalam suplementasi Kotoran Ayam Molasses Blok (KAMBLOK) pada musim kemarau. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini adalah Kotoran Ayam Molasses Blok (KAMBLOK) dengan T1 (Kotoran Ayam Petelur 15% dan Molasses 25%), T2 (Kotoran Ayam Petelur 10% dan Molasses 30%), T3 (Kotoran Ayam Petelur 20% dan Molasses 30%). Analisis kandungan nutrisi yang dilakukan adalah bahan kering, protein kasar, serat kasar, abu, lemak, dan gross energi. Analisis statistik menggunakan Microsoft excel versi 2016. Hasil Penelitian menunjukan Kotoran Ayam Molasses Blok (KAMBLOK) T3 lebih baik dari T2 dan T1 pada bahan kering (BK) 92, 04%, protein kasar (PK) 13,34%, serat kasar (SK) 13,39%, abu 37,16%, lemak 3,44% tetapi rendah dalam gross energi (GE) adalah 2.631,63 kal/kg. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kotoran ayam mengandung beberapa kandungan yaitu protein kasar, gross energy, serat kasar, abu, dan lemak yang bisa digunakan sebagai pakan potensial untuk supplementasi
Pengaruh Penggunaan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica) sebagai Pengganti Bekatul Terhadap Kualitas Karkas dan Berat Organ Dalam Ayam Pedaging
Biji asam jawa mempunyai potensi besar sebagai penggati bekatul. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggantian bekatul dengan tepung biji asam jawa dalam pakan terhadap bobot karkas, persentase karkas, dan organ dalam ayam pedaging. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan : P0 = Jagung 60% + konsentrat 30% + bekatul 10% ( kontrol ), P1 = Jagung 60% + konsentrat 30% + bekatul 7,5% + tepung biji asam jawa 2,5%, P2 = Jagung 60% + konsentrat 30% + bekatul 5% + tepung biji asam jawa 5%, P3 = Jagung 60% + konsentrat 30% + bekatul 2,5% + tepung biji asam jawa 7,5%, P4 = Jagung 60% + konsentrat 30% + bekatul 0% + tepung biji asam jawa 100%, dengan 4 kali pengulangan dan pada setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam pedaging. Penggantian bekatul dengan tepung biji asam jawa dilakukan pada saat umur ternak 21 hari pemeliharaan. Variabel penelitian yang diamati terdiri dari bobot karkas, persentase karkas dan berat organ dalam ayam pedaging. Pengunaan tepung biji asam jawa sebagai pengganti bekatul memberikan pengaruh tidak berbada nyata (P>0,05) terhadap berat karkas ayam pedaging. Pemberian tepung biji asam jawa sebagai pengganti bekatul dalam pakan belum mampu meningkatkan bobot karkas, persentase karkas dan berat organ dalam ayam pedaging
Pengaruh Level Protein Dalam Media Maggot Sebagai Aditif Pakan Terhadap Kualitas Daging Dada Ayam Pedaging
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh level protein dalam media maggot sebagai aditif pakan terhadap kualitas daging dada ayam pedaging. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 160 ekor DOC broiler dan tepung maggot. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan lapang dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan meliputi P0 (Pakan basal tanpa perlakuan), P1 (Pakan basal + 0,25% tepung maggot), P2 (Pakan basal + 0,50% tepung maggot), P3 (Pakan basal + 0,75% tepung maggot), P4 (Pakan basal + 1% tepung maggot). Variabel yang diamati adalah deposisi daging dada, Water Holding Capacity (WHC), keempukan dan protein daging. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis varian (ANOVA) dari rancangan acak lengkap (RAL). Apabila terdapat pengaruh diantara perlakuan maka dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan's (UJBD). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung maggot sebagai aditif pakan pada ayam pedaging memberikan berpengaruh tidak nyata (P0,05) terhadap deposisi daging dada, protein, Water Holding Capacity (WHC) dan keempukan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan tepung maggot sebagai aditif pakan tidak menunjukkan adanya peningkatan terhadap kualitas daging dada ayam pedaging
Effect Of Fish Oil Alone or In Combination With Tomato Powder Supplementation In Feed On Egg Quality of Local Ducks
The purpose of this research was to investigate the effect of fish oil alone or in combination with tomato powder supplementation in feed on egg quality of local ducks. Fivety 28-weeks old female local ducks with initial egg production of 4 days before research was 55.00 + 4.08% (coefficient of variation 7.42%) were randomly distributed to five treatments with 2 repetition and 5 birds of each. The treatmens were T0: basal feed (control); T1: basal feed + 1500 ppm fish oil ; T2: basal feed + 3000 ppm fish oil; T3: basal feed + 1500 ppm fish oil + 150 ppm tomato powder; T4: basal feed + 3000 ppm fish oil + 150 ppm tomato powder. Variable observed in this research were egg shape index, egg shell weight, yolk weight, and albumen weight. Data were analyzed using one-way Anova based on Completely Randomized Design, if significant effect appear was then continued with Duncan Multiple Range Test. The result showed that there were no significant effect (P>0.05) of fish oil alone or in combination with tomato powder supplementation in feed on egg shape index, egg shell weight, yolk weight, and albumen weight of local ducks. The conclusion of this research is that there was no effect of fish oil alone or in combination with tomato powder supplementation in feed on egg quality of local ducks
The Magnetic Technology in Drinking Water of Laying Hens
The experiment was conducted to know the best level of magnetic technology for improving water quality and to compare the use of magnetic technology (MT) and non-magnetic technology (NMT) in drinking water of the laying hens. This study had 2 experiment steps. The first step studied 3 levels (1350 Gs, 2700 Gs, 5400 Gs) of magnetic technology. The results showed that MT had a significant effect (p0.05) on biochemical oxygen demand (BOD) and pH of drinking water. 2700 Gs used in the second step was the best result to improve water quality. Magnetic technology was used to treat drinking water of 288 ISA Brown birds aged 57-week assigned to 2 treatments (NMT and MT). MT showed no significant effect (p>0.05) on hen day production (HDP) but improved (p<0.05) the feed conversion ratio (FCR) of laying hens.Keywords: laying hens, magnet, production, water qualit
- …