8 research outputs found

    Description of Factors Related To People With Leprosy in Mantar Village, Poto Tano District West Sumbawa Regency

    Get PDF
    Salah satu permasalahan dalam pengobatan kusta adalah terjadinya reaksi kusta yang dapat menyebabkan kecacatan pada penderita kusta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit kusta di Desa Mantar Kecamatan Pototano Kabupaten Sumbawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita kusta yang berdomisili di Desa Mantar Kecamatan Pototano Kabupaten Sumbawa Barat. Oleh karena itu, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah detail sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil analisis kelompok umur menunjukkan bahwa dari orang, 30 orang adalah <15 tahun yaitu 9 (36,7%), dan 21 (63,3%) adalah >15 tahun (usia produktif). Pada kategori jenis kelamin, terdapat 11 laki-laki (36,7%) dan 19 perempuan (63,3%). Kategori pendidikannya adalah mereka yang berpendidikan rendah yaitu SD-SMP. Ada petani dalam kategori bekerja sebagai petani yaitu sebamyak 30 orang (100%). Pada kategori pengetahuan, 5 orang (16,6%) memiliki pengetahuan cukup, dan 25 orang (83,4%) memiliki memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang kusta. Pasien kusta terkonfirmasi pertama berusia 15 tahun ke atas, dan sebagian besar adalah perempuan. Penderita kusta memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kusta karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit kusta yaitu 25 orang (83,3%). Diharapkan kepada petugas di Puskesmas Prtotano untuk meningkatkan kegiatan skrining dan penyuluhan kusta di masyarakat serta meningkatkan personal hygiene seperti menjaga cuci tangan

    SOCIALIZATION OF COMMUNITY RIGHTS TO HEALTH CARE SERVICES AT SERING ATAS

    Get PDF
    Achieving good health is one of the needs that must be met by every humans being. In addition to primary, secondary, and tertiary needs, the realization of health is the main key for humans to carry out all activities and ultimately fulfill the three elements of human needs. Policymakers still do not regard health as a primary need and a valuable investment in development. It's time to consider health issues an important factor and a worthwhile investment. Its implementation is based on a new paradigm commonly known as the healthy paradigm, wich health paradigm that prioritizes promotive and preventive efforts without neglecting curative and rehabilitative efforts. Therefore, every community has the right to live in a good and healthy environment. So all citizens of the Republic of Indonesia have the right to access health  care services. However, people still assume that medical services are only used if they are sick or have symptoms of illness. The purpose of this community service is to increase and develop public knowledge about the community’s right to health care services. The material was delivered using the lecture method at Dusun Sering Atas. The planned result is to increase public knowledge and awareness of the importance of the community's right to health care services. The result achieved is an increased in general understanding and awareness of the right to health care services

    Analisis Spasial dan Pemodelan Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue Tahun 2016-2018 di Kota Kupang

    Get PDF
    Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Kota Kupang memiliki tingkat mobilitas penduduk yang tinggi. Pemberantasan penyakit menular membutuhkan informasi yang berbasis lokasi sehingga pola penyebaran penyakitnya dapat diketahui sebagai acuan dalam pencegahan dan pengendalian. Tujuan: untuk mengetahui model dan pola spasial faktor risiko kejadian DBD tahun 2016-2018 di wilayah pesisir dan perbukitan Kota Kupang. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain case control.  Sampel kasus diambil secara total sampling sebanyak 93 kasus. Analisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil: Faktor host yang signifikan berpengaruh pada kejadian DBD di wilayah pesisir adalah umur (0,000), jenis kelamin (0,015), pendidikan (0,064), jenis pekerjaan (0,000) dan penggunaan obat anti nyamuk (0,026), sedangkan di wilayah perbukitan adalah umur (0,001), jenis pekerjaan (0,096) dan penggunaan obat anti nyamuk (0,003). Faktor lingkungan signifikan di wilayah pesisir adalah kepadatan (0,001), kegiatan PSN (0,000), sedangkan di wilayah perbukitan   jarak pohon pisang (0,044), kelembaban (0,026) dan kegiatan PSN (0,003). Faktor risiko  berpengaruh secara simultan di wilayah pesisir adalah umur (OR:13,497), kegiatan PSN (OR:6,546), pekerjaan (OR:3,237), sedangkan di wilayah perbukitan adalah umur (OR:74,59) dan kegiatan PSN (OR:15,193). Kesimpulan: Kasus DBD di wilayah pesisir lebih tinggi dibandingkan wilayah perbukitan dan secara spasial penyebaran kasus DBD di wilayah pesisir dan wilayah perbukitan menjadi wilayah fokus evaluasi dan intervasi program

    HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK IBU SEBAGAI PENGAWAS MINUM OBAT (PMO) DENGAN KEPATUHAN DALAM PENGOBATAN TB PARU PADA ANAK DI RUMAH SAKIT TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2016

    Get PDF
    TB Paru merupakan salah satu masalah utama bagi kesehatan masyarakat, dan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. Data di Rumah Sakit Tugurejo Semarang tahun 2015 terdapat 189 anak penderita TB Paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik Ibu sebagai Pengawas Minum Obat (PMO) dengan kepatuhan dalam pengobatan TB Paru pada anak di Rumah Sakit Tugurejo Semarang tahun 2016. Jenis Penelitian yang digunakan yaitu bersifat observasional analitik dengan desain case control study dengan uji statistic Chi-Square. Sampel yang digunakan terdiri dari 41 Ibu dari anak penderita TB Paru yang tidak patuh dalam pengobatan dan 41 Ibu dari anak penderita TB Paru yang patuh dalam pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara umur Ibu (pvalue 0,173), pendidikan terakhir Ibu (pvalue 0,070), status ekonomi keluarga (pvalue 0,607) dengan Kepatuhan Dalam Pengobatan Tb Paru Pada Anak. Ada hubungan antara Pekerjaan Ibu (pvalue 0,013, OR:0,317), dan peran serta Ibu sebagai PMO (pvalue 0,003, OR:6,568) dengan Kepatuhan Dalam Pengobatan Tb Paru Pada Anak. Saran bagi keluarga yang memiliki anak penderita TB Paru yaitu, keluarga tetap memberikan motivasi dan selalu mengawasi anak dalam meminum obat sebagai salah satu upaya penyembuhan dalam pengobatan TB Paru

    KOPAJA (KOMUNITAS PEDULI JANTUNG) DENGAN SELASSIH (SENAM LANSIA SEHAT SETIAP HARI) PROGRAM PENCEGAHAN TERJADINYA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI DESA KACEPIT SELOPAMPANG TEMANGGUNG

    Get PDF
    Penyakit Jantung Koroner(PJK) merupakan salah satu dari banyak penyakit yang mematikan dan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Data statistik dunia melaporkan tentang insiden terbesar dan prevalensi PJK di dunia ternyata semakin meningkat. Menurut WHO diperkirakan pada tahun 2005 tardapat 17,5 juta orang meninggal karena penyakit kardiovaskuler, mewakili 30% dari seluruh kasus kematian di dunia. Dari kematian ini, 7,6 juta diantaranya terkena serangan jantung dan 5,7 juta diantaranya stroke. Beban PJK meningkat di India. Diperkirakan prevalensi PJK adalah sekitar 3-4% di daerah pedesaan dan 8-11% di daerah perkotaan dan diantaranya adalah usia di atas 20 tahun, mewakili dua kali lipat di daerah pedesaan dan enam kali lipat di daerah perkotaan selama empat dekade terakhir. Pada tahun 2003 di India mencapai 29,8 juta orang diperkirakan menderita PJK, 14,1 juta diantaranya adalah di daerah perkotaan dan 15,7 juta di daerah pedesaan. Hal ini diperkirakan dua kali lipat dalam dua dekade mendatang, menjadikannya penyebab utama terbesar kematian pada tahun 2020 Sementara penyebab utama PJK di India masih diperdebatkan, dari sudut pandang kesehatan masyarakat terlihat jelas bahwa peralihan pada pola makan (diet) dan gaya hidup dengan urbanisasi dapat menjadi potensi meningkatnya resiko terkena PJK. Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yng menyerang organ jantung. Gejala dan keluhan dari PJK hampir sama dengan gejala yang dimiliki oleh penyakit jantung secara umum. Penyakit jantung koroner juga salah satu penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi karena adanya faktor resiko yang antara lain adalah tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya kolesterol, gaya hidup yang kurang aktivitas fisik (olahraga), diabetes, riwayat PJK pada keluarga, merokok, konsumsi alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit jantung koroner ini dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat dan menghindari fakto-faktor resiko.seperti pola makan yang sehat, menurunkan kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, menghindari stress kerja

    UPAYA PENCEGAHAN HIV-AIDS MELALUI PENYULUHAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA SMK FARMASI KABUPATEN SUMBAWA

    No full text
    HIV-AIDS is a sexually transmitted disease whose appearance is like an iceberg phenomenon, namely the number of reported sufferers is much smaller than the actual number of sufferers. The spread of HIV-AIDS is strongly influenced by factors of education, knowledge, attitudes and behavior. The provision of information is expected to increase knowledge and can be done by providing sosializaton to the community, group or individual. This study aims to prove that HIV-AIDS counseling has an effect on the level of knowledge about HIV/AIDS. The design of this study was a pre and post test group, involving 30 students of Pharmacy Vocational School in Sumbawa Regency, which were selected using simple random sampling technique. The mean level of knowledge of students before counseling was 12.03 and after counseling was 17.97. The p-value of the t-test is 0.0001, thus it is interpreted that counseling has an effect on the level of knowledge of students about HIV/AIDS at the Pharmacy Vocational School of Sumbawa Regency. Thus, it is important to increase knowledge and understanding of how to prevent and treat HIV Aids, especially among adolescents through sosialization about HIV Aids.

    The effect of providing counseling on efforts to prevent degenerative diseases on clean and healthy living behaviors in school settings for adolescents at SMK I Sumbawa

    No full text
    Degenerative disease is a disease that arises due to the deterioration of organ function due to the aging process and is one of the biggest causes of death in the world, causing 60% of deaths and 40% of the global disease burden. According to the World Health Organization (WHO), nearly 17 million people are dying from degenerative diseases every year (Departemen Kesehatan RI, 2005). Efforts to increase clean and healthy living behavior in adolescents require counseling to adolescents, especially regarding various kinds of degenerative diseases and prevention efforts that must be done. The preliminary study conducted by the researcher is that out of 50 students at SMK 1 Sumbawa, it is known that 45 class XI students have never received counseling/knowledge about degenerative diseases, and 35 of them have a negative lifestyle, including often eating instant noodles, fried snacks, etc. (SMK 1 Sumbawa, 2023). The method used was pre-experimental, namely one group pretest-posttest design. This study aims to determine the effect of providing counseling on efforts to prevent degenerative diseases on clean and healthy living behavior in school settings in adolescents at SMK I Sumbawa. The location of data collection was carried out at SMK1 Sumbawa

    Condition of the house physical environment on the incidence of acute respiratory infections in toddlers in Sumbawa, Indonesia.

    No full text
    Objective: The objective was to examine the relationship between the state of the home’s physical environment and the incidence of acute respiratory tract infections (ARI) in toddlers in the working area of the North Moyo Health Center in Sumbawa Regency, Indonesia. Methods: The research design employed is a case-control design with an analytic survey method and a retrospective methodology. This case research focuses on families with a child (age 1- <5 years). ARI victims in the last month at the interview, whereas the control on families with an infant (1- <5 years) who has not suffered from ARI in the past month
    corecore