195 research outputs found

    Tinjauan hukum Islam terhadap denda akibat pembatalan khitbah oleh pihak perempuan (studi kasus di Desa Bandung Kec. Mayong Kab. Jepara)

    Get PDF
    Pada umumnya upacara perkawinan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh bentuk dan sistim perkawinan adat setempat, baik sebelum perkawinan dilakukan maupun sesudah perkawinan dilakukan (akad nikah) dalam kaitannya dengan susunan masyarakat atau kekerabatan yang dipertahankan masyarakat bersangkutan. Tradisi perkawinan yang demikian memiliki corak yang beragam dimasyarakat dan sebetulnya dalam Undang-Undang tidak ada yang mengaturnya. Salah satu bentuk ekspresi dari adat masyarakat adalah pemberian benda-benda materi ketika pelaksanaan khitbah. Tradisi ini terjadi di Desa Bandung Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara. Pemberian ini merupakan tradisi yang turun temurun dan harus dilaksanakan bagi warga masyarakat. Pemberian tersebut merupakan hadiah sebagai bentuk pertanggung jawaban dan tanda bahwa seseorang tersebut sunguh-sunguh berniat untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan yang biasa dalam adat jawa disebut dengan paningset. Peminangan merupakan hanya perjanjian akan menikah dan bukan akad nikah, sehingga peminangan dapat diputuskan oleh salah satu pihak. Setelah terjadinya pemutusan yang dilakukan oleh sepihak bagaimana dengan status benda -benda tersebut. Penelitian ini mendasarkan pada dua rumusan masalah yaitu, pertama bagaimana pelaksanaan khitbah di Desa Bandung Kecamatan Mayong Kabupaten Jepara, dan yang kedua, bagaimana pandangan hukum Islam terhadap denda yang dibebankan pada pihak perempuan ketika terjadi pembatalan khitbah oleh pihak perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang didasarkan pada studi kasus pembatalan peminangan yang dilakukan oleh pihak perempuan. Dalam penelitian ini penulis mengadakan penelitian terhadap tokoh masyarakat, orang-orang yang pernah melakukan pembatalan peminangan, serta orang yang secara sosio ekonomi tidak terlalu mampu. Pendekatan yang digunakan yaitu kualitatif guna mengungkapkan hal-hal yang mendasar, mendalam, berorientasi pada proses studi kasus tunggal dan didasarkan pada asumsi adanya fenomena relatif yang dinamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan peminangan di Desa Bandung dengan membawa benda-benda materi merupakan norma adat setempat yang harus dijalankan, pemberian tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada calon mempelai perempuan juga merupakan bentuk tanggung jawab calon mempelai laki-laki yang digambarkan melalui simbol-simbol benda yang diberikan. Simbol yang demikian yang nantinya akan dilanjutkan dalam kehidupan rumah tangga yang sebenarnya. Sedangkan denda akibat dari pembatalan khitbah tersebut merupakan bentuk tanggung jawab pihak perempuan sebagai konsekwensi seseorang dalam hal pemutusan perjanjian (wan prestasi

    KEBIJAKAN TRANSFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KABUPATEN SITUBONDO (STUDI KASUS SMKN 1 SITUBONDO)

    Get PDF
    The concept is based transformative education that will give you change in the public education of the community developed into a modern society based on knowledge and technology. This study aims to determine the transformation of human resource policies on Vocational High School 1 Situbondo. The study sample is key informants selected through a process of observation by purposive sampling method is performed on a component policy makers at Vocational High School 1 Situbondo by 11 people. This study used a qualitative approach through in-depth interviews, documentation and observation. Analysis using analytical methods deksriptis Spradley (1997) ethnographic model which includes domain analysis, taxonomic, and analysis komponensial kultutal.Pola theme of leadership in educational efforts menngah kejuruaan can be developed through transformational and charismatic leadership backed by political power, business networks and bureaucratic network. In reality, the pattern of leadership is also based on commitment, exemplary leadership and courage in taking a risk on each policy will be implemented. Leaders always puts the entrepreneurial spirit in the leadership pattern and process of teaching the students the students to produce human resources who are competent and capable of creating jobs

    Modul paket keahlian pemasaran sekolah menengah kejuruan (SMK) kelompok kompetensi G

    Get PDF
    Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Pemasaran SMK ini terdiri atas 2 materi pokok, yaitu: materi profesional dan materi pedagogik. Masing-masing materi dilengkapi dengan tujuan, indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan dan kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut, kunci jawaban serta evaluasi pembelajaran

    The Effects of Economic, Social and Environmental Empowerment on the Accessibility and Independence of Poor Families in Lombok Barat Regency – West Nusa Tenggara Province, Indonesia

    Get PDF
    The successful of government carried out the poverty alleviation in every sub-district across the country to project program to eradicate poverty ( PPK ) the government cut back the PNPM independent rural perfect of PPK  and as a substitute for it. PNPM independent projects this rural be used as the legal basis for all poverty alleviation projects which are handed down to the village. Next to that  each city and sub-district in the context of poverty alleviation of poverty reduction project also lowered urban abbreviated P2KP synergy independent rural PNPM. The government believes the P2KP that the project should be in synergy will be able to alleviate urban poverty in Indonesia as a whole including West Lombok Regency as the research areas. P2KP project that known of tridaya program through economic social empowerment  that has been implemented in west Lombok regency in two subdistricts wich is set of execution location P2KP project namely Kediri district and Labuapi district to poverty alleviation families. Researcher are very interested to do this research as local government west lombok of year to   year always doing handling poverty project but not considered settled.The researcher calculate the number of population of poor households RTM  in west lombok regency areas for two district a number of 7.332 from a number of them there are 174 poor households. Sampling technique using the proposional random sampling and data analysis using Structural Equation Modelling (SEM) assistance by AMOS 22.The research results show that: 1) The economic empowerment has significant effect to poor hosehold accessibility. 2) The  social empowerment  has significant  effect to poor household accessibility,. 3) The empowerment of environment has  significant effect to poor household accessibility ., 4) The economic empowerment has  significant effect to poor horsehold independency 5) The  social empowerment has not significant effect to poor hosehold independency 6) The  environment empowerment has not significant effect to poor household independency,and 7) The accessibility of poor household has significant effect to  poor household independency. Keywords: empowerment,independency,social,economic,envirounmen

    struktur bahasa akit 119h

    Get PDF

    A Review of Decision-making Models in Developed Countries towards Enhancing the Quality of Built Heritage Assets in Developing Countries

    Get PDF
    Worldwide population is rapidly growing economically and politically. Hence, countries have challenges of conserving its heritage properties. However, the rapid development is emerging, ignoring the existing architectural relic on the assets. Thereby fading away historical value and loss of asset’s identity. Lack of optimum reuse decision-making and less application of the available models contributed to such phenomenon, particularly in developing countries. Consequently, this study aimed at appraising the models adopted in developed countries by reviewing 9 Journal articles from year 1999 to 2017. As a result, Europe and USA were found to have the practice of conserving their built assets.

    Democracy and Social Welfare Services in Nigeria: A Perspective of the Forth Republic

    Get PDF
    The concern for Social wellbeing of a nation’s citizens is one of the top policy priority areas for any responsible government across the globe. This concern places a heavy burden on not only the national government but also attract international interest and interventions. Social welfare programmes emanating from this concern for wellbeing is one effort that is often used as criteria to measure the developmental interest of a government about its citizens. Given the fact that social welfare programmes remain people-oriented efforts, it is expectedly a close acquaintance of a democratic leadership. Democratic governance, having been experimented and accepted in Nigeria as the only people- oriented leadership process makes it an obvious sine qua non for an improved social welfare service delivery. This paper therefore explores the two separate but interrelated concepts of “democracy and social welfare” with a view to establishing the link and/ or extent to which democracy enhances qualitative social welfare services and improved living standard. The paper obtained data principally from field survey and documented opinion on the on the Nigerian governments’ developmental and intervention policies and implementation strategies from 1999 to 2013. Aligning the paper to social democratic theory, it is maintained that  democratic government provides premise for social welfare services and remains a veritable platform to identifying and /or providing  transformational interventions that satisfy social needs at the grass root. The paper identifies some challenges for an effective and sustainable welfare service delivery to include inter-alia; lack of conducive environment for social welfare, inadequate demonstration of political will by the leadership to ensure wellbeing of citizens and whole scale corruption in the entire service delivery process. It is concluded that, the Nigeria government has well- articulated functional programmes that could address specific social needs but marred by the aforementioned challenges. Hence, social welfare services are operationally not effective to ensure wellbeing. There is need for a strong legislation to compel the provisions of necessary infrastructure for such interventions to be meaningful, prompt disbursement of funds, stiffer penalty on corrupt officials of service agencies, amongst other recommendations.   Keywords: Democracy, Welfare, Wellbeing, Corruptio

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PERAN PRIA DALAM BER-KB (Studi Kasus di Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara)

    Get PDF
    Dalam sejarah kesertaan pria sebagai peserta KB baru pada tahun 1999. Sebelumnya perhatian lebih difokuskan kepada kaum wanita. Menurut prediksi hasil penelitian dari Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia menunjukkan kesertaan pria dalam ber-KB baru sekitar 3% yang meliputi kondom 0,7%, vasektomi 0,4%, sanggama terputus 0,8% dan pantang berkala 1,1%. Bulan April 2008 jumlah peserta KB di Jepara tercatat sebanyak 160.474 orang, peserta KB pria sebanyak 5.974 orang (3,72 %). Melihat prosentase di atas dapat diteliti apa yang menyebabkan peran pria dalam program KB sangat rendah, sehingga berdasarkan latar belakang di atas, menarik untuk dilakukan penelitian tentang : "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PERAN PRIA DALAM BER-KB (Studi Kasus di Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara)". Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasangan usia subur (PUS) yang ada di Kecamatan Pakis Aji yaitu yang sudah ber-KB maupun yang belum sebanyak 8.504 orang. Sampel penelitian sebanyak 99responden, diambil secara random sampling. Alat analisis penelitian meliputi analisis regresi berganda, pengujian hipotesis, dan koefisien determinasi. Persamaan regresi berganda Y = 3,310 + 0,279X1 + 0,341X2 + 0,454X3 , berarti koefisien regresi untuk keterbatasan jenis kontrasepsi pria (X 1 ), kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam ber-KB (X 2 ), dan anggapan KB hanya untuk kaum wanita (X 3 ) mempunyai pengaruh positif terhadap Y. Hasil uji t untuk variabel keterbatasan jenis kontrasepsi pria didapat t hitung > t tabel , berarti Keterbatasan jenis kontrasepsi pria mempunyai pengaruh positif terhadap Rendahnya peran pria dalam ber-KB. Uji t untuk variabel Kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam ber-KB didapat t hitung > t tabel , berarti Kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam ber-KB mempunyai pengaruh positif terhadap Rendahnya peran pria dalam ber-KB. Uji t untuk variabel Anggapan KB hanya untuk kaum wanita didapat t hitung > t tabel , berarti Anggapan KB hanya untuk kaum wanita mempunyai pengaruh positif terhadap Rendahnya peran pria dalam ber-KB. Uji F test layak untuk digunakan dengan derajat signifikan 5 %, berarti Keterbatasan jenis kontrasepsi pria, Kurangnya pengetahuan dan pemahaman dalam ber-KB, dan Anggapan KB hanya untuk kaum wanita secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif terhadap Rendahnya peranpria dalam ber-KB. Hasil analisis koefisien determinasi ditunjukkan ketiga variabel independen mempengaruhi perubahan Rendahnya peran pria dalam ber-KB sebesar 47,9 %. Untuk meningkatkan peran pria dalam ber-KB perlu adanya pembentukan kelompok peneladanan atau kelompok “Priyo Utomo”, yaitu kelompok yang anggotanya peserta KB pria atau yang belum ber-KB tetapi mempunyai tujuan untuk meningkatkan pengetahuan peran pria dalam ber-KB

    Pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan / Kebersihan terhadap Pelayanan Kebersihan di Kabupaten Kudus

    Get PDF
    Skripsi yang berjudul “ PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN TERHADAP PELAYANAN KEBERSIHAN DI KABUPATEN KUDUS “. Secara umum bertujuan Untuk mengetahui bagaimana pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan yang dilaksanakan oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kudus serta bagaimanakan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kebersihan sebagai hasil adanya kontra prestasi antara pemungutan retribusi dengan pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis. Dalam teknik pengumpulan data, penulis mengguanakan data primer dan sekunder. Setelah data diperoleh, maka disusun secara sistematis dan selanjutnya dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif, sehingga diperoleh kejelasan mengenai permasalahan yang dibahas dan selanjutnya disusun sebagai skripsi yang bersifat ilmiah. Dari hasil penelitian dapat ditunjukan bahwa pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan persampahan/ kebersihan dilaksanakan oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kudus melalui Kepala Seksi kebersihan dan pertamanan dibantu oleh koordinator disetiap depo yang berada di desa – desa yang menggunakan jasa pelayanan persampahan/kebersihan. Pelaksanaan pemungutan retribusi dilakukan oleh Petugas Kebersihan disetiap depo selama satu bulan menggunakan karcis retribusi yang disediakan oleh petugas administrasi. Kendala – kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pemungutan adalah kurang adanya sosialisasi tentang adanya Peraturan Daerah Kabupaten Kudus Nomor 12 Tahun 2012 tentang retribusi pelayanan persampahan/kebersihan kepada masyarakat, sehingga masyarakat kurang tahu atas adanya perda tersebut dan tidak adanya orang yang dipungut retribusi serta tidak adanya pendataan kepada pengguna jasa pelayanan kebersihan. Tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten Kudus khususnya rumah tangga belum merasakan kepuasan akan pelayanan kebersihan yang diberikan oleh Petugas kebersihan selaku pemberi pelayanan kebersihan

    Manajemen sarana prasarana dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN 2 Boja Kendal

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Perencanaan sarana prasrana dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN 2 Boja Kendal. 2) Pelaksanaan sarana prasrana dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN 2 Boja Kendal. 3) Evaluasi sarana prasrana dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SMPN 2 Boja Kendal. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yang menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik menganalisis data dengan cara reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Perencanaan sarana prasrana dalam meningkatkan mutu pembelajaran sudah direncanakan dengan baik. Diawali dengan mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana pendataan dan menyeleksi kebutuhan sarana dan prasarana, dan menetapkan kebutuhan sarana dan prasarana. (2) Pelaksanaan sarana prasrana dalam meningkatkan mutu pembelajaran sudah terlaksana dengan baik sesuai meliputi : pendistributian sarana prasarana sesuai prosedur yang telah ditetapkan, penggunaan sarana prasarana sesuai dengan manfaat dan kegunaanya, melaksanakan pemeliharaan sarana prasarana agar terjaga dan terawat. (3) Sedangkan evaluasi sarana prasrana dalam meningkatkan mutu pembelajaran sudah berjalan dengan baik yaitu dengan melakukan pengawasan dan pengecekan sarana prasarana dimana waka sarana prasarana melakukan pengecekan setiap hari apa saja yang harus dievaluasi dan diperbaiki apabila sudah tidak dapat diperbaiki maka akan dihapuskan
    • …
    corecore