1,929 research outputs found
Comparative Linguistics of The Middle and Modern English Words in Geoffrey Chaucer’s Canterbury Tales (A Morphological Analysis)
This research mainly explores the comparison of words from Middle and Modern English periods. This research paper discusses two major concerns: first is the word changes and second is the similarities and differences of words in both periods. The researcher uses morphological analysis to compare each words in both periods as in Carstairs and McCarthy (2002) and also Boiij (2005). There are five word classes which are analyzed, they are nouns, pronouns, adjectives, verbs and adverbs. A qualitative approach by Dörnyei (2007) is applied in this study. This method allows the researcher to make a systematic and factual description of the obtained data. The researcher uses qualitative data collection as the technique of collecting data. The sources of data are taken from Geoffrey Chaucer’s Canterbury Tales which is written in two different periods. The Middle English words are collected from Robinson (1957), meanwhile the Modern English words are collected from Ecker and Crook (1993). The results of data analysis show that words with a final -e in Middle English have lost in Modern English as the result of GVS (Great Vowel Shifting). In Modern English, nouns have -s and -es endings as a sign of plural forms, these replace -en plural ending in Middle English. The first and third person pronouns have a similar forms, the changes are drawn by the second person pronouns thou, ye, thee, and yow are replaced by you in Modern English. Adjectives have lost a final -e in Modern English. The transformation of verbs are shown by the replacement of -eth inflectional ending. It is replaced by -s or -es in Modern English. Adverbs have no replacement of inflectional endings. The -ly ending is found in both periods as a sign of adverbs
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Materi Ajar Seribu Pena Bahasa Indonesia Untuk Sma/Ma Kelas XII Karangan Pudji Isdriani Terbitan Erlangga Tahun 2009
Materi ajar dalam buku teks bahasa dan sastra Indonesia dapat mewujudkan
harapan membentuk karakter generasi penerus bangsa karena kegiatankegiatannya
mengindikasikan ke arah terbentuknya karakter. Materi ajar untuk
SMA kelas XII banyak terdapat nilai-nilai pendidikan karakter. Materi ajar
memuat aspek seperti kerjasama, kejujuran, tanggung jawab dll. Tujuan penelitian
ini adalah: (1) mengidentifikasi dan mendiskripsikan nilai-nilai pendidikan
karakter pada materi ajar Bahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas XII karangan
Pudji Isdriani terbitan Erlangga tahun 2009, (2) untuk mengetahui makna nilainilai
pendidikan karakter pada materi ajar Bahasa Indonesia untuk SMA/MA kelas
XII karangan Pudji Isdriani terbitan Erlangga tahun 2009. Sumber data
penelitian ini berupa materi ajar Bahasa Indonesia karangan Pudji Isdriani
terbitan Erlangga tahun 2009. Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis interaktif dan analisis isi.
Hasil penelitian yang diperoleh sejumlah 85 data nilai pendidikan karakter
dengan rincian: nilai religius, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin
tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab dan bergaya hidup
sehat masing-masing terdapat 5 data. Nilai disiplin terdapat 4 data. Disamping itu
nilai jujur, toleransi, demokrasi masing-masing terdapat 3 data. Nilai semangat
kebangsaan juga terdapat 2 data. Dari segi makna materi ajar Seribu Pena Bahasa
Indonesia Untuk SMA/MA Kelas XII Karangan Pudji Isdriani terbitan Erlangga
tahun 2009 mengajarkan kepada para siswa untuk dapat menumbuhkan rasa cinta
kepada Tuhan, menciptakan rasa senang akan kehadirannya, senang bergaul
dengan orang lain. Siswa juga dapat menumbuhkan sikap menghargai
keberhasilan orang lain, menilai sama hak dan kewajiban dengan orang lain, patuh
terhadap aturan, suka menyediakan waktu untuk membaca, menempatkan
kepentingan negara dan ingin mendalami sesuatu yang dibaca. Disamping itu
siswa juga dapat menumbuhkan tindakan untuk hidup rukun dengan orang lain,
tidak mau bergantung pada orang lain, melaksanakan, tugas dengan tertib, suka
membantu orang lain, menciptakan kebiasaan hidup sehat, mencegah kerusakan
alam, tidak pantang menyerah, menghasilkan sesuatu yang baru, rela berkorban
demi negara dan jujur dalam perbuatan
PRAKTIK SOSIAL KOMUNITAS OUTSIDER DI JOMBANG
AbstrakPunk adalah sekelompok individu yang menyuarakan anti kemapanan, anti penindasan dan mendukung kebebasan. Dalam praktiknya dikehidupan nyata mereka berlaku bebas sesuai keinginan mereka. Gaya punk pada dasarnya adalah cara pemaknaan terpisah, sadar diri dan ironi. Punk adalah satu gaya memberontak yang menciptakan perpaduan pembangkangan dengan karakter abnormal seperti piercing, binlainers, rambut yang diwarnai. Mereka tidak menyadari bahwa dibalik sebuah kebebasan, mereka terikat oleh doxa yang menindas mereka melalui peraturan-peraturan. Outdsider adalah kelompok punk yang berada di Indonesia khususnya yang berada di Kabupaten Jombang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk praktik sosial berdasarkan habitus menjadi anggota outsider. Penelitan ini menggunakan pendekatan struktural genetis milik Bourdieu, dibantu dengan proposisi teori praktik sosial Pierre Bourdieu guna mengindetifikasi praktik perjuangan kelas anggota outsider yang ada di Jombang. Subyek penelitian yaitu anggota outsider yang berada di Jombang dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi partisipatif dan wawancara mendalam. Hasilnya kelompok yang mendominasi komunitas outsider di Jombang adalah kelompok pelajar dan anak jalanan. Modal budaya berupa kemampuan bermusik dan habitus tentang punk yang membuat kedua kelompok tersebut bisa merubah status. Kata kunci: Doxa, Habitus, Modal, Ranah, Praktik Sosial Punk, OutsiderAbstractPunk is a group of individuals who voiced anti-establishment, anti-oppression and support freedom. In practice real life they apply freely as they wish. Punk style is basically the way the meaning of a separate, self-conscious and ironic. Punk was a rebellious style that creates a fusion of defiance with abnormal characters such as piercing, binlainers, colored hair, and others. But they do not realize that behind a freedom they are bound by their oppressive doxa through regulations in a group they do not realize. Outdsider is a punk group who were in Indonesia, especially those in Jombang. This study aimed to identify the forms of social practices based habitus become members outsider, which is used as a member of the Capital and Sphere outsider outsider Jombang anniversary event of the outsider in Jombang. This study takes the subject of outsider members who are in Jombang by using techniques of data collection participant observation and interviews with the study subjects. This research uses genetic structural approach belongs to Bourdieu, assisted with the proposition of the theory of social practices of Pierre Bourdieu to identifying the practice of class struggle outsider members in Jombang. The result is a community group that dominates the outsider in Jombang is a group of students and street children. Cultural capital in the form of musical ability and habitus of punk that makes the two groups could change the status.Keywords: Doxa, habitus, capital, Sphere, Social Practice Punk, Outside
Pers Tionghoa Pasca Orde Baru di Yogyakarta
Since the end of Soeharto regime in 1998, dozens of newspapers with Chinese language and Indonesian newspapers which were published by Chinese people started to emerge. Having bases in some major cities, these newspapers aimed for all Chinese community. However, most of them did not exist in a long period. Interestingly, some of the Chinese press in some regions goes along in some certain pages in the local newspapers, such as in Yogyakarta. With this format, they can survive and become the media of expression for Indo-Chinese people. This paper essentially observes these phenomena in three Yogyakarta local newspapers, namely Bernas Jogja, Radar Jogja, and Harian Jogja (Harjo). Keywords: politic of recognition, identity, minority, contestation, media busines
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU PENJAS LULUSAN PERGURUAN TINGGI UPI PRODI PJKR FPOK DENGAN LULUSAN PRODI PJKR LAINNYA
Persoalan yang sangat mendasar dalam pendidikan jasmani bukanlah semata-mata bagaimana proses meningkatkan efektivitas belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Di dalam proses pembelajaran penjas juga terkandung beberapa tuntutan perubahan pada domain belajar kognitif, belajar afektif dan belajar psikomotor. Itulah sebabnya penyediaan pengalaman belajar yang mengandung nilai-nilai kependidikan, implimentasi pendekatan dan model pembelajaran yang serasi dengan substansi tugas ajar dan beberapa sumber belajar lainnya perlu di dapatkan oleh seorang calon tenaga pengajar. Disisi lain latar belakang pendidikan guru juga dapat mempengaruhi proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses pembelajaran berdasarkan latar belakang pendidikan guru yang berbeda. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat kualitatif. Populasi disini adalah guru penjas dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah SMAN 1 Cikeusal, sedangkan sampel menggunakan teknik random sampling. Berdasarkan hasil analisis peneliti, terdapat perbedaan proses pembelajaran pendidikan jasmani oleh lulusan yang berbeda. Kesimpulannya secara umum, ada keragaman yang terjadi disekolah dalam penyampaian proses belajar mengajar oleh setiap gurunya. Tidak hanya dari faktor sarana dan prasarana, banyak sekali yang menjadi keragaman proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, baik itu dari lingkungan, waktu aktif belajar, dan latar belakang pendidikan lulusan guru mata pelajaran yang bersangkutan;--
UJI PATOGENISITAS CENDAWAN ENTOMOPATOGEN METARHIZIUM BRUNNEUM PETCH PADA HAMA RAYAP PERUSAK TANAMAN PALA (COPTOTERMES CURVIGNATHUS HOLMGREN) DI LABORATORIUM
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu kematian rayap setelah diinfeksi oleh cendawan M. brunneum sebagai biotermitisida di Laboratorium serta untuk mendapatkan konsentrasi yang efektif dari cendawan entomopatogen M. brunneum dalam mengendalikan hama rayap pada tanaman pala. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hama dan Lamoratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala mulai dari bulan September 2015 sampai Februari 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri atas 6 taraf perlakuan dengan 4 ulangan sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mortalitas C. curvignathus tertinggi dijumpai pada aplikasi 1010 konidia/9 ml aquades dan 106 konidia/9 ml aquades yaitu 100% dengan masa inkubasi M. brunneum mulai tampak pada 1,83 hari setelah aplikasi pada perlakuan 1010 konidia/9 ml aquades dan mampu menghambat kemampuan makan rayap hingga 50,77%. Rata-rata waktu kematian C. curvignathus mencapai 100% kurang dari 4 hari setelah aplikasiKata kunci : C. curvignathus, M. brunneum, tanaman pala, Biotermitisid
- …