30 research outputs found

    PENGARUH PUPUK BIOLOGI DAN VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L) DI KEBUN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

    Get PDF
    Penelitian tentang Pengaruh Pupuk Biologi dan Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kentang ( Solanum tuberosum L0 dilaksanakan di desa Wage, kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo. Penelitian dilaksanakan mulai September sampai Desember 2011. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua faktor yaitu faktor Varietas terdiri dua yaitu Varietas Cosima dan DTO-33. Faktor pemberian jenis pupuk terdiri tiga yaitu pemberian pupuk NPK,Organik dan pupuk biologi. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali dengan penempatan perlakuan dalam ulangan dilakukan secara acak. Hasil penelitian menunjukkan Varietas kentang DTO-33 dengan pemberian pupuk biologi menghasilkan batang tanaman terpanjang yaitu 65 Cm waktu umur 115 hari, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata dengan perlakuan lain serta juga menghasilkan jumlah daun terbanyak yaitu 98.67 waktu umur 91 hari, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Varietas kentang DTO-33 dengan perlakuan pemberian pupuk biologi secara tunggal menghasilkan jumlah umbi dan berat umbi terbanyak, masing- masing 9.33 dan 1.37 kg/tan, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata dengan perlakuan lain

    Uji Produktivitas Model PKP 240 pada Tanaman Tebu Varietas BL di Lahan Kering Mumbul Kabupaten Jember

    Get PDF
    Secara empirik data Produktivitas tebu mulai tahun 1941 s/d tahun 2009, sangat memprihatinkan dan sekaligus merupakan tantangan dan peluang bagi para peneliti untuk selalu melakukan penelitian pada komoditas tebu. Ditinjau dari aspek hablur per hektar dari tahu 1941 dapat menghasilkan hablur rata-rata 16,33 ton / ha dan selanjutnya secara sistematis mengalami penurunan yaitu tahun 2009 mencapai rata-rata 6,2 ton/ha. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah budidaya tebu dengan cara yang benar dapat ditingkatkan produktivitasnya. Penelitian ini dilaksanakan pada luasan lahan 3 hektar dengan varietas BL, waktu tanam Juni 2008 dan panen Agustus 2009 dengan model PKP 240 di kebun percobaan mumbul Kabupaten Jember Jawa Timur Hasil penelitian membuktikan bahwa bobot tebu mencapai 170 ton/ha, rendemen mencapai 9,0 dan hablur mencapai 17 ton/ha. Bila dibandingkan rata-rata hablur tahun 2009 yang mencapai 6,2 ton/ha, maka hasil penelitian ini membuktikan bahwa budidaya tebu yang benar baik secara teknik maupun berdasar agroekosistem mampu meningkatkan produktivitas tanaman tebu di lahan kerin

    Optimization of Stratified Sugarcane Seeds of Main Plantation and Variety in Budchips (Single Bud) Toward the Growth of Certified Superior Sugarcane Seeds

    Get PDF
    The study is implemented in Agroindustry Plantation Research and Development Perning. It belongs to one of state owned sugarcane industries, namely Gempolkerep sugarcane industry of PTPN X in the area of East Java Province from March up to December 2013. The objectives of the study are: 1). Producing appropriate technology to optimize life growth and success of sugarcane seeds developed through budchips (single bud) using Procedure Standard Operation 2. Producing superior certified sugarcane seeds which are able to grow uniformedly in a relatively shorter time to fulfill the availability of budchips (single bud) sugarcane seeds. The results of the study revealed that : 1). Superior certified seeds cane in the main plantation through stratified KBP, KBN, KBI which are developed in budcips model as KBD cane seeds until 90 days statistically did not show significant difference to life growth level. The life growth success could achieve 86-98 percent, under the specific terms and conditions of SOP (Prosedure Operasional Standard). This appropriate technology is recommended to produce and develop the availability of superior certified sugarcane seeds through single budchip model from stratified main plantation (KBP, KBN, KBI) and toward many other examined varieties such as (BL, PS 862, PS 864, PS 851, PS 881, POJ 3016, Kentung, PSJT 961, klon C1 and C2 which statistically do not reveal significant different toward tall growth and number of sugar cane leaves. The sugar cane seeds proceed within 90 days show relatively homogenous and qualified growth. Superior certified sugarcane seeds produced within the same period show larger number compared to sugarcane seeds developed through mule system. The availability of sugarcane seeds through single budchip model guarantee the demand of sugarcane seeds in certain wide range of area because it provides better probability to grow and live

    Manusia & Sampah

    Get PDF
    Buku yang kami susun dengan judul Manusia & Sampah berisi empat bahasan, yaitu; 1) Pembahasan Al-Qur’an dan Assunnah tentang kebesaran Allah SWT dalam penciptaan dan pengaturan Alam semesta sesuai dengan hukum tertentu termasuk bumi/tanah dan Air serta bagaimana Allah SWT memberikan amanah kepada manusia untuk mejaga kelestarian alam. 2) Perilaku manusia dan perubahannya untuk memberikan optimisme kepada sivitas akademika di lingkungan Sekolah bahwa perilaku manusia itu dinamis dan dapat dikondisikan 3) Pembahasan tentang bagaimana lingkungan hijau diciptakan di area lingkungan sekolah baik yang memiliki lahan kosong maupun lahan sempit, salah satu tawaran dalam bentuk tanaman hindroponik dan tanaman gantung, dan 4) Pembahasan tentang manajemen pengelolaan sampah sekolah baik sampah organik maupun on-organik

    Uji Efikasi Beauveria Bassiana Untuk Pengendalian Hama Ulat Plutella Xylostella Pada Tanaman Kale (Brassica Oleracea) Var. Sabellica

    Get PDF
    This study aimed to determine the effectiveness of Beauveria bassiana in controlling Plutella xylostella pests. The first stage of the experiment was conducted in vitro at the Pest and Disease Laboratory of UMSIDA by testing the ability of B. bassiana at spore densities of 100, 103, 105, and 107 CFU.mL-1 in inactivating P. xylostella caterpillars. The field application test was carried out on land endemic to leaf caterpillar pests in Seloliman Village,  Mojokerto, East Java Province, Indonesia. The experiment was arranged in a Randomized Block Design with four B. bassiana spore density treatments repeated four times.  Observations were made on the intensity of attack as well as wet weight and dry weight of plants. Data analysis used ANOVA followed by Duncan's test at the 5% test level to determine differences between treatments. The results showed that B. bassiana effectively deactivated the activity up to 60.2% in the application with a spore density of 107. The application of B. bassiana reduced the intensity of P. xylostella pest attack to 63.41% and increased the wet weight and dry weight of kale leaves by 246.0%. and 305.8% compared without B. bassiana application. The application of this entomopathogenic fungus can be a solution for controlling pests on land that is endemic to leaf caterpillar attacksPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Beauveria bassiana dalam mengendalikan hama Plutella xylostella. Percobaan tahap pertama dilakukan secara in vitro di Laboratorium Hama dan Penyakit UMSIDA dengan menguji kemampuan B. bassiana pada kepadatan spora 100, 103, 105, dan 107 CFU.mL-1 dalam menginaktivasi ulat P. xylostella. Uji aplikasi lapangan dilakukan pada lahan endemik hama ulat daun di Desa Seloliman, Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok dengan empat perlakuan kepadatan spora B. bassiana yang diulang sebanyak empat kali. Pengamatan dilakukan terhadap intensitas serangan serta bobot basah dan bobot kering tanaman. Analisis data menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf uji 5% untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa B. bassiana efektif menonaktifkan aktivitas hingga 60,2% pada aplikasi dengan kepadatan spora 107. Aplikasi B. bassiana menurunkan intensitas serangan hama P. xylostella menjadi 63,41% dan meningkatkan bobot  basah dan bobot kering daun kale sebesar 246,0%. dan 305,8% dibandingkan tanpa aplikasi B. bassiana. Aplikasi jamur entomopatogen ini dapat menjadi solusi pengendalian hama pada lahan yang endemik serangan ulat daun

    PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT DUSUN TLOCOR DENGAN IMPLEMENTASI MESIN PENGADUK ADONAN UNTUK PEMBUATAN DODOL RUMPUT LAUT

    Get PDF
    Abstract. Abstract. Gracillaria verrucosa seaweed is usually used as a raw material for making agar-agar, but it is necessary to develop alternative products that have economic value and good nutritional value, one of which is processed dodol. Dusun Tlocor, Kedungpandan, Jabon is mostly in the form of aquaculture and Gracilaria verrucose seaweed producers, as well as marine tourism destinations. Tlocor has great potential for the development of seaweed-based products as well as a typical snack center to support these tourist destinations. The problem faced is that the potential has not been optimally developed, related to the need for a dough molen machine for seaweed dodol production. Community service activities were carried out first by providing training on how to make seaweed dodol that has a good taste and good nutritional content. The second stage was to demonstrate the making of seaweed dodol as well as provide assistance for the dough-making machine to the Dusun Tlocor community group that cultivates seaweed. The third stage was to assist with the registration of a seaweed dodol product name permit, a business group for the seaweed farming community, and the marketing strategy for the product.  As a result of the socialization and training carried out, the community received very good improvements in terms of skills in making dodol, knowledge of dodol ingredients, and skills in using the dodol dough mixing machine. Abstrak. Rumput laut Gracillaria verrucosa biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan agar-agar, namun perlu dikembangkan produk alternatif yang memiliki nilai ekonomis dan nilai gizi yang baik salah satunya berupa olahan dodol. Dusun Tlocor Kedungpandan Jabon sebagian besar wilayah berupa pertambakan dan penghasil rumput laut gracilaria verrucose juga menjadi destinasi wisata bahari Tlocor sangat potensial untuk pengembangan produk berbasis rumput laut sekaligus menjadi pusat jajanan khas untuk mendukung destinasi wisata tersebut. Permasalahan yang dihadapi adalah belum dikembangkan potensi tersebut secara maksimal, terkait dengan kebutuhan mesin molen adonan untuk produksi dodol rumput laut. Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan pertama dengan memberikan pelatihan bagaimana membuat dodol rumput laut yang mempunyai cita rasa yang enak dan kandungan nutrisi yang baik. Tahap kedua adalah mendemonstrasikan pembuatan dodol rumput laut sekaligus memberikan bantuan mesin molen pembuat adonan tersebut kepada kelompok masyarakat dusun Tlocor yang membudidayakan rumput laut. Tahap ketiga adalah membantu pendaftaran untuk izin nama produk dodol rumput laut dan kelompok usaha bagi masyarakat pembudidaya rumput laut dan strategi pemasaran produk tersebut. Dari hasil pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan yang dilakukan, masyarakat mendapatkan peningkatan sangat baik dalam hal ketrampilan pembuatan dodol, pengetahuan bahan dodol, dan ketrampilan penggunaan mesin pengaduk adonan dodol. 

    Sosialisasi Kekompakan Tim Melalui Outbound pada Kelompok Sadar Wisata Desa Mojo Kabupaten Bojonegoro

    Get PDF
    The socialization program for team cohesiveness was carried out at the Tourism Awareness Group (Pokdarwis) of Mojo Village. This Pokdarwis has just been formed and has a role in managing boat tours and star fruit plantation tourism owned by Mojo Village. Boat tours and star fruit gardens are the mainstay of Mojo Village. The socialization for team cohesiveness was carried out with 33 people targeting the entire Pokdarwis group. Outbound activities are carried out indoors and outdoors for one full day. The purpose of outbound activities is to build the work of the Pokdarwis team as a whole and foster motivation among Pokdarwis members. The success of the socialization program was seen from the enthusiasm of Pokdarwis during outbound and through filling out questionnaires from members of Pokdarwis. Pokdarwis members have internal motivation that is better than external motivation. Internal motivation leads to self-motivation of Pokdarwis members, while external motivation refers to factors outside oneself. The results of data processing indicate that Pokdarwis Mojo also has good team cohesiveness. Compact teamwork and strong self motivation are very much needed by Pokdarwis in developing tourism in Mojo Village

    AGROEKOSISTEM

    Get PDF
    Agroekosistem merupakan mata kuliah yang mempelajari dan menjelaskan terkait konsep dasar agroekosistem dan ruang lingkupnya, permasalahan terkait agroekosistem, solusi serta usaha mewujudkan pertanian berkelanjutan. Buku ajar Agroekosistem ini berisi 10 Bab. Pada bab pertama mengulas mengenai sumber daya alam dan ruang lingkup ekologi, termasuk ekosistem dan keanekaragaman hayati. Bab 2 membahas mengenai konsep dasar, komponen dan tipe agroekosistem. Bab 3 mengulas mengenai energi dan daur biogeokimia termasuk rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida ekologi. Bab 4 berisi materi dinamika dan komunitas vegetasi, termasuk didalamnya jenis dan proses terjadinya suksesi. Bab 5 berisi mengenai adaptasi dan distribusi. Bab 6 membahas mengenai analisis vegetasi. Bab 7 berisi materi tentang analisis biodiversitas ekosistem. Bab 8 berisi materi tentang interaksi antara agroekosistem dan ekosistem alami. Bab 9 membahas mengenai faktor lingkungan yang mempengaruhiinteraksi antar komponen agroekosistem. Bab 10 beirisi materi mengenai pertanian berkelanjutan
    corecore