11 research outputs found

    Magnetic resonance imaging of temporomandibular joint in juvenile idiopathic arthritis

    Get PDF
    Background: Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA) is the most common autoimmune inflammatory synovial arthritis causing wide range of disability in children. The involvement of temporo-mandibular joint (TMJ) in JIA varies ranging from 17% to 87%. Unlike other synovial joints, the TM joint is particularly vulnerable to inflammatory damage as the mandibular growth plate is superficial. JIA is a clinical diagnosis and is characterized by synovial hyperplasia and inflammation leading to joint effusion. TMJ involvement is clinically difficult to assess and often goes untreated. Children with TMJ arthritis have mastication dysfunction and pain. Delayed detection and treatment leads to abnormalities like micrognathia, jaw deformity, facial dysmorphism and chewing problems. MRI is the most sensitive modality to diagnose synovitis and involvement of TMJ in children of JIA.Methods: A cross-sectional observational study was undertaken in 30 children diagnosed as JIA as per ILAE criteria. They were evaluated clinically followed by contrast enhanced MRI for evidence of TMJ arthritis.Results: Of the 60 joints evaluated, clinical involvement was found in 18 joints (10 patients). 12(66.7%) out of them had MRI changes. 3(7.1%) joints out of 42 asymptomatic joints had MRI changes. 13 joints had synovial hypertrophy, 8 joints showed bone erosions. Bone marrow edema was seen in 2 joints, with no evidence of cartilage involvement in any joint. The sensitivity, specificity, PPV and NPV of clinical examination to diagnose TMJ arthritis as compared to MRI was 80.0%, 86.7%, 66.7% and 92.7% respectively.Conclusions: With paucity of clinical signs and symptoms, early involvement of TMJ arthritis in children of JIA can be detected by MRI to prevent long term disability in patients

    STUDI EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN (PNPM-PPK) DI KECAMATAN SURADADI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2007

    Get PDF
    Dalam rangka menanggulangi kemiskinan di wilayah pedesaan pemerintah telah membuat suatu kebijakan yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Program Pengembangan Kecamatan (PNPM-PPK) merupakan program penanggulangan kemiskinan yang mempunyai tujuan umum untuk mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan berdasarkan pengembangan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat, pemerintah lokal, serta penyediaan sarana prasarana sosial dasar dan ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan PNPM-PPK di Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal pada tahun 2007 dapat mencapai tujuan utamanya yaitu mengentaskan masyarakat miskin dari belenggu kemiskinan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif yang mencoba menggambarkan pelaksanaan program. Sedangkan analisa data menggunakan metode kualitatif dengan menganalisa data melalui penalaran sehingga dapat diketahui keefektifitasan dari setiap indikator. Ketujuh indikator yang digunakan sesuai dengan Petunjuk Teknis Operasional yang dikeluarkan oleh Ditjen PMD dan Sekretariat Pembina PPK Konsultan Manajemen Pusat. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya ada dua orang narasumber sebagai key person yang banyak mengetahui jalannya pelaksanaan program PNPM-PPK ini. Informasi yang didapat dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada narasumber. Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa secara umum proses kegiatan PNPM- PPK di Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal pada tahun 2007 telah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prosedur yang ada. Namun keberhasilan proses tersebut tidak diiringi dengan keberhasilan tujuan utamanya yaitu pengentasan kemiskinan. Karena kenyataan di lapangan hanya sebagian masyarakat yang dapat memanfaatkan bantuan sehingga dapat meningkatkan penghasilannya. Dengan demikian PNPM-PPK kurang berhasil dalam mengentasan kemiskinan di wilayah pedesaan. Key words: kemiskinan, desa, pemberdayaan

    STUDI EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN (PNPM-PPK) DI KECAMATAN SURADADI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2007

    Get PDF
    Dalam rangka menanggulangi kemiskinan di wilayah pedesaan pemerintah telah membuat suatu kebijakan yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Program Pengembangan Kecamatan (PNPM-PPK) merupakan program penanggulangan kemiskinan yang mempunyai tujuan umum untuk mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan berdasarkan pengembangan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat, pemerintah lokal, serta penyediaan sarana prasarana sosial dasar dan ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan PNPM-PPK di Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal pada tahun 2007 dapat mencapai tujuan utamanya yaitu mengentaskan masyarakat miskin dari belenggu kemiskinan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif yang mencoba menggambarkan pelaksanaan program. Sedangkan analisa data menggunakan metode kualitatif dengan menganalisa data melalui penalaran sehingga dapat diketahui keefektifitasan dari setiap indikator. Ketujuh indikator yang digunakan sesuai dengan Petunjuk Teknis Operasional yang dikeluarkan oleh Ditjen PMD dan Sekretariat Pembina PPK Konsultan Manajemen Pusat. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya ada dua orang narasumber sebagai key person yang banyak mengetahui jalannya pelaksanaan program PNPM-PPK ini. Informasi yang didapat dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada narasumber. Setelah dilakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa secara umum proses kegiatan PNPM- PPK di Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal pada tahun 2007 telah berjalan dengan lancar dan sesuai dengan prosedur yang ada. Namun keberhasilan proses tersebut tidak diiringi dengan keberhasilan tujuan utamanya yaitu pengentasan kemiskinan. Karena kenyataan di lapangan hanya sebagian masyarakat yang dapat memanfaatkan bantuan sehingga dapat meningkatkan penghasilannya. Dengan demikian PNPM-PPK kurang berhasil dalam mengentasan kemiskinan di wilayah pedesaan. Key words: kemiskinan, desa, pemberdayaan

    EM-Wave Biosensors: A Review of RF, Microwave, mm-Wave and Optical Sensing

    No full text
    This article presents a broad review on optical, radio-frequency (RF), microwave (MW), millimeter wave (mmW) and terahertz (THz) biosensors. Biomatter-wave interaction modalities are considered over a wide range of frequencies and applications such as detection of cancer biomarkers, biotin, neurotransmitters and heart rate are presented in detail. By treating biological tissue as a dielectric substance, having a unique dielectric signature, it can be characterized by frequency dependent parameters such as permittivity and conductivity. By observing the unique permittivity spectrum, cancerous cells can be distinguished from healthy ones or by measuring the changes in permittivity, concentration of medically relevant biomolecules such as glucose, neurotransmitters, vitamins and proteins, ailments and abnormalities can be detected. In case of optical biosensors, any change in permittivity is transduced to a change in optical properties such as photoluminescence, interference pattern, reflection intensity and reflection angle through techniques like quantum dots, interferometry, surface enhanced raman scattering or surface plasmon resonance. Conversely, in case of RF, MW, mmW and THz biosensors, capacitive sensing is most commonly employed where changes in permittivity are reflected as changes in capacitance, through components like interdigitated electrodes, resonators and microstrip structures. In this paper, interactions of EM waves with biomatter are considered, with an emphasis on a clear demarcation of various modalities, their underlying principles and applications
    corecore