888 research outputs found

    KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOLEKSI PRISON LIBRARIES

    Get PDF
    Abstrak:Perpustakaan saat ini menjadi fokus utama dalam hal sarana ataupun sebagai tempat yang mampu menyediakan informasi bagi para pengguna dalam memenuhi segala macam kebutuhan informasi yang dibutuhkan, untuk itu perlu adanya kebijakan tentang pengembangan perpustakaan.PRISON LIBRARIES, merupakan perpustakaan penjara yang berada di seluruh wilayah negara bagian Amerika Serikat (USA), yang dihadirkan sebagai bentuk dukungan pemerintah agar narapidana menjadi pribadi yang lebih baik.. Artikel kali ini akan dipaparkan dengan menggunakan metode jenis/pendekatan penelitian yang berupa Studi Kepustakaan (Library Research). PRISON LIBRARIES mengikuti pedoman ALA (American Libraries Association) dalam memberikan layanan perpustakaan umum yang setara kepada para pengunjung di Lapas. Adapun aspek pengembangan koleksi meliputi Analisis Masyarakat, Kebijakan Pengembangan Koleksi, Alat Bantu Seleksi, Pengadaan Bahan Pustaka, Evaluasi Koleksi, Stock Opname, Pelestarian Bahan Pustaka, Penyiangan/wedding.Kata kunci:  Pengembangan Koleksi, ALA, Aturan. Abstract:Libraries are currently the main focus in terms of facilities or as a place that is able to provide information for users in meeting all kinds of information needs needed, for that there needs to be a policy on library development. PRISON LIBRARIES, is a prison library located throughout the state. United States of America (USA), which is presented as a form of government support so that prisoners become better individuals. This article will be presented using a research type/approach method in the form of Library Research. PRISON LIBRARIES follows ALA guidelines in providing equal public library services to visitors to prisons. The aspects of collection development include Community Analysis, Collection Development Policy, Selection Aids, Procurement of Library Materials, Collection Evaluation, Stock Taking, Library Material Preservation, weddingKeywords: Collection Development, ALA, Policies

    KEBIJAKAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI (SMPN) DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PJOK DI KOTA BANJARBARU

    Get PDF
    Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Pendidik PJOK yang bekerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat yang bertampat di Kota Banjarbaru yang berjumlah Tiga kepala sekolah dan Sepuluh pendidik PJOK. Kumpulan data pada penelitian ini berupa jawaban dari angket yang telah di bagikan dan dijawab secara langsung. Berdasarkan hasil penelitian, dapat di simpulkan bahwa kebijakan kepala sekolah menengah pertama negeri (SMPN) dalam pelaksanaan kurikulun 2013 di kota banjarbaru baik di SMPN 1 BANJARBARU, SMPN 2 BANJARBARU, ataupun SMPN 3 BANJARBARU sudah mendukung pendidik pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Semua itu di lihat dari hasil jawaban pada angket yang di jawab oleh responden baik kepala sekolah maupun pendidik PJOK nya yang menunjukkan keselarasan hasil jawaban yang sangat baik. Dengan demikin pantas saja apabila ketiga sekolah tersebut selalu bermitra dengan Universitaas Lambung Mangkurat untuk di jadikan tempat pelaksanaan praktek pengenalan lingkungan (PPL)

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SEJARAH SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

    Get PDF
    Faktor-faktor kesulitan belajar merupakan faktor penyebab yang menghambatnya proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sehingga dapat mengetahui faktor internal dan faktor eksternal serta faktor yang paling dominan menyebabkan kesulitan belajar sejarah siswa Kelas X di SMK Muhammadiyah 2 Pekanbaru. Jenis penelitian adalah kuantitatif  melalui survei menggunakan kuesioner faktor-faktor kesulitan belajar sejarah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa pada mata pelajaran sejarah menjadi faktor internal tertinggi yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa dengan persentase sebesar74,0%. Selanjutnya, lingkungan sekolah menjadi faktor eksternal tertinggi yang mempengaruhi kesulitan belajar sejarah siswa dengan persentase sebesar71,8%. Penelitian juga menunjukkan faktor internal dan faktor eksternal secara bersama-sama mempengaruhi kesulitan belajar sejarah siswa sebesar 71,2%. Berdasarkan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa faktor internal dengan indikator minat siswa merupakan faktor paling dominan menyebabkan kesulitan belajar sejarah siswa

    MINAT SISWA KELAS VIII DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 2 MARTAPURA

    Get PDF
    Penelitian bertujuan agar mengetahui, minat siswa kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, di SMP Negeri 2 Martapura, Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa angket/kuesioner, Populasi penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Martapura yang berjumlah 548 orang dan untuk populasi kelas VIII berjumlah 174 orang. Sampel penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Martapura berjumlah 90 orang menggunakan purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah angket/kuesioner (daftar soal/pertanyaan) Hasil penelitian ini ditemukan bahwa: Minat siswa kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Negeri 2 Martapura tergolong tinggi

    Analisis karakteristik psikometri aspek leadership dan activity pada alat tes PAPI kostick menggunakan item response theory

    Get PDF
    INDONESIA: . Pada zaman globalisasi saat ini keberadaan alat tes psikologi tidak akan pudar seiring berjalannya waktu. Alat tes psikologi sendiri sangat berguna untuk kebutuhan dalam dunia psikologi khususnya dalam lingkup pendidikan, organisasi, industri dan klinis. Tes psikologi merupakan alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sampel perilaku tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi subtes dan item tes PAPI Kostick pada aspek leadership dan activity. PAPI Kostick PAPI terbagi dalam dua bentuk yaitu PAPI-I dan PAPI-N. PAPI-I adalah inventori kepribadian yang bersifat ipsatif, sedangkan PAPI-N bersifat normatif. PAPI-I terdiri dari 90 aitem berbentuk forced choice dan PAPI-N berisi 126 pernyataan dalam bentuk skala likert. PAPI-I maupun PAPI-N mengukur aspek kepribadian yang sama yaitu 10 jenis needs dan 10 jenis roles. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan model analisis IRT. IRT merupakan kerangka umum dari fungsi matematika yang menjelaskan interaksi antara subjek dan butir tes. Metode pengumpulan data pada penelitian ini yakni metode dokumentasi dengan jumlah keseluruhan data dalam penelitian ini yakni 340 dengan subjek mahasiswa psikologi angkatan 2019 dan 2020. Hasil analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan model Item Response Theory untuk menunjukkan bahwa pada aspek leadership memiliki 26 dari 27 aitem yang berfungsi dengan baik dengan presentase 96,29%, Pada aspek activity memiliki 14 dari 18 aitem yang berfungsi dengan baik dengan presentase 77,78. Kesimpulan aspek yang memiliki aitem tidak berfungsi dengan baik dapat diperbaiki pada setiap aitem pertanyaan jika dilakukan pengembangan dalam alat tes. Kata Kunci: Karakteristik Psikometri, Item Response Theory, PAPI Kostick ENGLISH: Pada zaman globalisasi saat ini keberadaan alat tes psikologi tidak akan pudar seiring berjalannya waktu. Alat tes psikologi sendiri sangat berguna untuk kebutuhan dalam dunia psikologi khususnya dalam lingkup pendidikan, organisasi, industri dan klinis. Tes psikologi merupakan alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sampel perilaku tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi subtes dan item tes PAPI Kostick pada aspek leadership dan activity. PAPI Kostick PAPI terbagi dalam dua bentuk yaitu PAPI-I dan PAPI-N. PAPI-I adalah inventori kepribadian yang bersifat ipsatif, sedangkan PAPI-N bersifat normatif. PAPI-I terdiri dari 90 aitem berbentuk forced choice dan PAPI-N berisi 126 pernyataan dalam bentuk skala likert. PAPI-I maupun PAPI-N mengukur aspek kepribadian yang sama yaitu 10 jenis needs dan 10 jenis roles. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan model analisis IRT. IRT merupakan kerangka umum dari fungsi matematika yang menjelaskan interaksi antara subjek dan butir tes. Metode pengumpulan data pada penelitian ini yakni metode dokumentasi dengan jumlah keseluruhan data dalam penelitian ini yakni 340 dengan subjek mahasiswa psikologi angkatan 2019 dan 2020. Hasil analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan model Item Response Theory untuk menunjukkan bahwa pada aspek leadership memiliki 26 dari 27 aitem yang berfungsi dengan baik dengan presentase 96,29%, Pada aspek activity memiliki 14 dari 18 aitem yang berfungsi dengan baik dengan presentase 77,78. Kesimpulan aspek yang memiliki aitem tidak berfungsi dengan baik dapat diperbaiki pada setiap aitem pertanyaan jika dilakukan pengembangan dalam alat tes. Kata Kunci: Karakteristik Psikometri, Item Response Theory, PAPI Kostick ARABIC: إيلوك فايز فاطمة الفهمي م Terjemahan yang akan disimpan terlalu panjang في عصر العولمة الحالي ، لن يتلاشى وجود مجموعات الاختبار النفسي بمرور الوقت. تعد أداة الاختبار النفسي نفسها مفيدة جدًا للاحتياجات في عالم علم النفس ، خاصة في البيئات التعليمية والتنظيمية والصناعية والسريرية. الاختبارات النفسية هي أدوات قياس موضوعية وموحدة لعينات سلوكية معينة. تهدف هذه الدراسة إلى تقييم الاختبار الفرعي PAPI Kostick وعناصر الاختبار على جوانب القيادة والنشاط. ينقسم PAPI Kostick PAPI إلى شكلين ، وهما PAPI-I و PAPI-N. PAPI-I عبارة عن جرد شخصية هو ipsatif ، بينما PAPI-N معياري. يتكون PAPI-I من 90 عنصرًا في شكل اختيار قسري ويحتوي PAPI-N على 126 عبارة في شكل مقياس ليكرت. يقيس PAPI-I و PAPI-N نفس جوانب الشخصية ، أي 10 أنواع من الاحتياجات و 10 أنواع من الأدوار. تستخدم هذه الدراسة نهجًا كميًا باستخدام طريقة IRT. IRT هو إطار عام للوظائف الرياضية يصف التفاعل بين الموضوعات وعناصر الاختبار. طريقة جمع البيانات في هذه الدراسة هي طريقة التوثيق بإجمالي عدد البيانات في هذه الدراسة وهو 340 مع موضوع طلاب علم النفس فئة 2019 و 2020. نتائج تحليل البيانات التي تم إجراؤها باستخدام نموذج نظرية الاستجابة للعناصر تبين أنه في الجانب القيادي هناك 26 من أصل 27 عنصرًا تعمل بشكل جيد بنسبة 96.29٪ ، وفي جانب النشاط ، يعمل 14 عنصرًا من أصل 18 بشكل صحيح بنسبة 77.78. في الختام ، يمكن تصحيح الجوانب التي تحتوي على عناصر لا تعمل بشكل صحيح في كل عنصر سؤال إذا تم تنفيذ التطوير في أداة اختبار

    LANGUAGE CHOICE: THE TEACHING AND LEARNING PROCESS OF ENGLISH IN INDONESIA (A Case Study at One of Elementary School in Cirebon)

    Get PDF
    NURDIANSYAH : LANGUAGE CHOICE: THE TEACHING AND LEARNING PROCESS OF ENGLISH IN INDONESIA (A Case Study at One of Elementary School in Cirebon) In Indonesia, the teachers have combine mother tongue (first language) and Indonesia language (second language) to teach foreign language. Language choices: In speaking to monolinguals the children use one language, and in speaking to bilinguals they mix the two languages (Fromkin, at al, 2011: 359). An alternative interpretation of the patterns of language choice in classrooms arises if we examine the interpersonal motivations that may lie behind any instance of language choice). According to Ladouse (in Nunan, 1991: 23) speaking is described as the activity as the ability to express oneself in the situation, or the activity to report acts, or situation in precise words or the ability to converse or to express a sequence of ideas fluently. Furthermore, Tarigan (1990: 8) said that “Berbicara adalah cara untuk berkomunikasi yang berpengaruh hidup kita sehari-hari”. It means that speaking as the way of communication influences our individual life strongly. The objective of the research is to analyze the use of language choice EFL teacher’s when teaching and learning process at the fifth grade students of SDN 2 Kalipasung. In this research is applies qualitative method. The researcher uses qualitative method in order to have better understanding about the topic of the research. Qualitative method is the best method in studying social reality and it presents the relation between the researchers and the object of the research directly. And then is more sensitive and more adaptive to the psychology of the object. The result of the research the language choice that the writer focused in his research. He founds that alignment in from the teacher’s spoken is about 30%, the emphasis is about 60% and evaluation is 10%. So, the teacher use language choice to drill the explanation about the material to make students understood well. The language choice that used in the process of teaching and learning English in Indonesia that the researcher found at one of Elementary School in Cirebon is Emphasi

    TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA DIDIK SMP NEGERI 5 PELAIHARI USIA 13 - 15 TAHUN DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PEKERJAAN DAN EKONOMI ORANG TUA

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini agar mengetahui tingkat kesegaran jasmani peserta didik di SMP Negeri 5 Pelaihari usia 13 - 15 tahun ditinjau dari latar belakang pekerjaan dan ekonomi orang tua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei, dengan pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran. Menurut Maksum (2009: 17) “penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SMP Negeri 5 Pelaihari Kabupaten Tanah Laut yang berusia 13 - 15 tahun yang berjumlah 31 orang dari peserta didik putra sebanyak 11 orang dan peserta didik putri sebanyak 20 orang, sedangkan sampel penelitian berusia 13 - 15 tahun berjumlah 31 orang dengan teknik total sampling atau sampel jenuh. Menurut Sugiyono (2015: 60) total sampling atau sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel. Hasil penelitian Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan disimpulkan: (1) Tingkat kesegaran jasmani peserta didik SMP Negeri 5 Pelaihari berkategori Baik Sekali (BS) 0 %, Baik (B) 0 %, Sedang (S) 19,36 %, Kurang (K) 74.19 %, Kurang Sekali (KS) 6.45 %. (2) Tingkat kesegaran jasmani dan pekerjaan orang tua 3 peserta didik atau 9,68 % dengan bekerja sebagai PNS, 10 peserta didik atau 32,26 % orang tua bekerja sebagai Pedagang, 1 peserta didik atau 3,22 % dengan orang tua bekerja sebagai pegawai swasta dan 17 peserta didik atau 54,84 % orang tua bekerja sebagai buruh/petani. (3) ekonomi orang tua, 5 peserta didik dengan latar belakang keluarga yang lebih dari Rp. 3.000.000 dengan persentase 16,13 %, 4 peserta didik dengan latar belakang ekonomi orang tua dengan rentang penghasilan Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 dengan persentase 12,90 %, 4 peserta didik dengan latar belakang ekonomi orang tua sebesar Rp. 1000.000 – Rp. 2.000.000 dengan persentase 12,90 % dan 18 peserta didik dengan latar belakang ekonomi orang tua berpenghasilan di bawah Rp. 1.000.000 dengan persentase 58,07 %

    KECEMASAN PADA ATLET DALAM OLAHRAGA RENANG

    Get PDF
    Setiap atlet yang akan menghadapi suatu pertandingan dalam berbagai even pertandingan, dalam keadaan cemas karena berbagai tekanan yang menjadi beban bagi dirinya. Kecemasan berdasarkan pengelompokannya ada kecemasan bawaan, dan ada juga kecemasaan yang sesaat. Kecemasaan bawaan lebih mendapatkan penanganan yang agak sulit karena sudah bawaan, sedangkan kecemasan sesaat dapat dilakukan dengan berbagai penanganan yang lebih mudah dibandingkan kecemasaan bawaan. Kecemasan sesaat masih dikelompokkan lagi dalam kecemasan cognitive dan kecemasan somatic. Banyak hasil penelitian mengungkapkan kecemasan somatic yang banyak cenderung berpengaruh pada atlet ketika menjelang pertandingan dibandingkan dengan kecemasan kognitif

    PENGGUNAAN SOFTWARE MATLAB SIMULINK SEBAGAI MEDIA UNTUK MEMBANTU SISWA SMK-TI GARUDA NUSANTARA CIMAHI PADA PEMBELAJARAN DASAR ELEKTRONIKA DIGITAL

    Get PDF
    Skripsi dengan judul “Penggunaan Software MatLab Simulink Sebagai Media Untuk Membantu Siswa SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi Pada Pembelajaran Dasar Elektronika Digital” merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan pada siswa kelas sepuluh program keahlian teknik komputer jaringan di SMK-TI Garuda Nusantara Cimahi tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh penerapan media bantu pembelajaran software MatLab (Simulink) terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa pada pembelajaran standar kompetensi dasar elektronika digital khususnya pada materi gerbang logika dasar.. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Penelitian dilakukan dengan memberikan dua perlakuan berbeda terhadap dua kelompok siswa. Pertama, kelompok eksperimen mendapatkan pengajaran dengan menggunakan media bantu pembelajaran software MatLab (Simulink), kedua kelompok kontrol mendapatkan pengajaran tanpa menggunakan media bantu pembelajaran software MatLab (Simulink) atau dengan metode ceramah yang disertai media slide (powerpoint). Pengumpulan data dilakukan dengan tes berbentuk pilihan ganda yang diberikan kepada siswa di awal dan di akhir penelitian, dengan demikian akan terlihat bagaimana hasil perbandingan kenaikan antara dua kelompok tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata peningkatan hasil belajar (gain) siswa yang menggunakan media bantu pembelajaran software MatLab (Simulink) sebesar 0.63 (63%) dengan peningkatan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan media bantu pembelajaran software MatLab (Simulink) sebesar 0.48 (48%) atau dengan dengan kata lain peningkatan hasil belajarnya lebih besar 0.15 (15%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan media bantu pembelajaran software MatLab (Simulink) pada materi ajar gerbang logika dasar berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa. Thesis with the title "Using MatLab Simulink Software as the Media to Help Vocational School of Information Technology Garuda Nusantara Cimahi in Digital Electronics Basic Learning" is an experimental study conducted in class X Computer Network Engineering program expertise in Vocational School of Information Technology Garuda Nusantara Cimahi in Academic Year 2013/2014. This study was conducted to gain an overview of the effect of the application of media learning aids MatLab software (Simulink) to the domain cognitive learning outcomes of students in learning digital electronics basic competency standard especially on the material of basic logic gates. The method used in this study is a quasi experimental design. The study was conducted by giving two different treatment of the two groups of students. First, the experimental group receive teaching with media assist learning MatLab software (Simulink). Second, control group receive teaching with the lecture method and powerpoint or without using media assist learning MatLab software (Simulink). Data collection was performed with a multiple choice test given to students at the beginning and at the end of the study, will thus be seen how the results of the comparison between the two groups The results showed that there were significant differences in the learning outcomes of students seen an average increase in learning outcomes (gain) of students who use media assist learning MatLab software (Simulink) of 0.63 (63%) with an increase in student learning outcomes that do not use the media assist learning MatLab software (Simulink) or with the lecture method of 0.48 (48%) or in other words an increase greater learning outcomes 0.15 (15%). From these results it can be concluded that the application of media assist learning MatLab software (Simulink) in the material of basic logic gates had positive effect on the improvement of cognitive learning outcomes of students

    KETERAMPILAN BERTANYA GURU SMP DAN KAITANNYA DENGAN PERHATIAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

    Get PDF
    Keterampilan bertanya merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang penting untuk dikuasai guru. Kurang baiknya keterampilan bertanya yang dimiliki oleh guru dapat mengakibatkan perhatian siswa kurang baik juga. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan keterampilan bertanya guru dalam pembelajaran matematika, (2) Mendeskripsikan perhatian siswa ketika guru menerapkan keterampilan bertanya dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah dua guru matematika dari dua sekolah yang berbeda yakni satu guru MTsN Matangglumpangdua dan satu guru SMP N 5 Peusangan, serta satu kelas di MTsN Matangglumpangdua dan satu kelas kelas di SMP N 5 Peusangan. Analisis data kualitatif dilakukan terhadap kedua guru untuk melihat keterampilan bertanya guru dalam pembelajaran, serta terhadap siswa untuk melihat perhatian siswa ketika guru menerapkan keterampilan bertanya. Keterampilan bertanya meliputi aspek pausing, prompting, dan probing secara teori dipahami oleh guru dan dalam pembelajaran matematika sudah dilakukan, namun kenyataan dilapangan tidak semua indikator pada masing-masing aspek dipenuhi untuk setiap pertemuan di kedua sekolah. Dalam pembelajaran di MTsN selama dua kali pertemuan, pada aspek prompting tidak dilakukan sekali pun indikator memecahkan pertanyaan menjadi beberapa sub pertanyaan dari pertanyaan semula dan pada aspek probing tidak dilakukan indikator pemindahan giliran. Selanjutnya dalam pembelajaran di SMP selama 2 kali pertemuan, pada aspek prompting tidak dilakukan dua indikator yaitu memecahkan pertanyaan menjadi beberapa sub pertanyaan dari pertanyaan semula dan mereview (mengulang) informasi yang diberikan sebelumnya. Pengajuan pertanyaan dengan penunjukan siswa untuk menjawab sebelum guru mengajukan pertanyaan ditemukan sebanyak empat kali pada pertemuan pertama dalam proses pembelajaran di MTsN, dua dan tiga kali pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua dalam proses pembelajaran di SMP yang menyebabkan sebagian siswa yang lain tidak memperhatikan karena siswa sudah mengetahui siapa yang harus menjawab pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya guru menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawab ditemukan sebanyak satu kali pada pertemuan pertama dan tiga kali pada pertemuan kedua dalam proses pembelajaran di MTsN, sedangkan dalam proses pembelajaran di SMP ditemukan sebanyak tiga kali pada pertemuan pertama dan dua kali pada pertemuan kedua. Pertanyaan yang dijawab sendiri oleh guru sebelum siswa memperoleh kesempatan untuk menjawab mengakibatkan siswa menjadi frustasi dan berkurangnya perhatian siswa
    corecore