477 research outputs found

    Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Keberlanjutan Usahatani Alpukat (Persea americana)

    Get PDF
    The sustainability of avocado fruit farming in Indonesia needs to be considered, this is because avocados have a large market potential in Indonesia. One of the factors in the sustainability of farming is the environment, where environmental factors consist of several indicators. The purpose of this study was to analyze the influence of environmental factors in influencing the sustainability of avocado farming. The method of determining the sample of farmers using stratified random sampling and obtained 125 respondents. Data analysis used path analysis with AMOS 24.0 software. The results of the path analysis show that environmental factors have a direct effect on sustainability with a standardized regression coefficient of 0.290. The forming of environmental factor variables consists of five indicators, including weeding and cleaning garbage, pruning branches, applying insecticides, applying fertilizers, and harvesting. The coefficient value is obtained from the fertilizer application indicator (x11 = 0.990); giving insecticides (x12 = 1.050); pruning branches (x13 = 1.080); weeding and clearing garbage (x14 = 1.050;, and harvesting (x15 = 1.000). Based on these data, it can be concluded that all indicators that form environmental variables have an effect on the sustainability of avocado farming.Keberlanjutan usahatani komoditas buah Alpukat di Indonesia perlu diperhatikan, Hal itu dikarenakan alpukat memiliki potensi pasar yang besar di Indonesia. Keberlanjutan usahatani tersebut salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan, dimana faktor lingkungan ini terdiri dari beberapa indikator. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor lingkungan dalam mempengaruhi keberlanjutan usahatani alpukat. Metode penentuan sampel petani menggunakan stratified random sampling dan didapat 125 responden. Analisis data menggunakan analisis jalur (Path analysis) dengan software AMOS 24.0. Hasil analisis jalur didapatkan bahwa faktor lingkungan berpengaruh langsung terhadap keberlanjutan dengan koefisien regresi terstandar 0,290. Pembentuk variabel faktor lingkungan terdiri dari lima indikator, meliputi penyiangan rumput dan pembersihan sampah, pemangkasan ranting, pemberian insektisida, pemberian pupuk, dan pemanenan. Nilai koefisien didapat dari indikator pemberian pupuk (x11 = 0,990); pemberian insektisida (x12= 1,050), pemangkasan ranting (x13=1,080), penyiangan rumput dan pembersihan sampah (x14= 1,050), serta pemanenan (x15 = 1,000). Berdasar data tersebut dapat disimpulkan bahwa semua indikator pembentuk variabel lingkungan berpengaruh terhadap keberlanjutan usahatani alpukat

    Peranan Model Pembelajaran Novick dalam Pemahaman Konsep Kalor Bagi Siswa Kelas VII Semester II MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pemahaman konsep siswa pada materi kalor dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Novick, (2) Hasil belajar siswa pada materi kalor dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Novick, (3) Respon siswa setelah belajar mengajar dengan model pembelajaran Novick pada materi kalor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian adalah kelas VII semester II MTsN 1 Model Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII-1 berjumlah 40 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes pemahaman konsep, tes hasil belajar (THB) dan, angket respon siswa. Hasi uji coba tes pemahaman konsep diperoleh reliabilitas soal 0,53 (kategori cukup) dan tes hasil belajar (THB) diperoleh reliabilitas soal 0,63 (kategori tinggi). Hasil penelitian diperoleh: (1) Pemahaman konsep siswa pada materi kalor dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran Novick pada pertemuan I diperoleh peningkatan rata-rata N-gain sebesar 0,56 (kategori sedang), pertemuan II peningkatan rata-rata N-gain sebesar 0,66 (kategori sedang), dan pertemuan III peningkatan rata-rata N-gain sebesar 0,74 (kategori tinggi). Rata-rata peningkatan N-gain pada pertemuan I, II, dan III sebesar 0,65 (kategori sedang). (2) Ketuntasan hasil belajar siswa secara individu terdapat 22 (55%) siswa tuntas. Secara klasikal dikatakan tidak tuntas karena hasil yang diperoleh sebesar (55%). TPK yang tuntas sebanyak 11 TPK (36,67%) dari 30 TPK. Respon siswa terhadap pembelajaran fisika dengan menggunakan model pembelajaran Novick pada umumnya 37 (92,5%) siswa menyatakan senang, 34 (85,0%) siswa merasa baru, dan 36 (90,0%) siswa menyatakan setuju untuk pembelajaran selajutnya menggunakan model pembelajaran Novick. English The study is intended to know : (1) The understanding of the concept of heat in teaching-learning process with Novick learning Model, (2) Learning outcomes of the students of the students in the topic of heat with Novick Learning Model, (3) The responses of the students after taught through Novick Model. The study uses descriptive qualitative research. The populations of the study are the students of class VII of semester II MTsN 1 Model Palangka Raya in academic year 2013-2014. The samples of the study are the student of class VII-I consisting of 40 student. The instruments to be used are the understanding of concept , test of learning outcomes (THB) and the questionnaires of the response of the student. The result of try out test of the understanding of concept, it was obtained reliability of test items 0,53(fair category) and learning outcomes, it is obtained reliability test item 0,63(high category). The result of the study, it was obtained: (1) the understanding of the concept of heat in teaching-learning process with Novick learning Model in meeting I, it is obtained that the improvement of the N-gain average amounts to 0,56 (fair category), in meeting II, it is obtained that the improvement of the N-gain average amounts to 0,66 (fair category), and in meeting III the improvement of the N-gain average amounts to 0,74 (high category). (2) Learning mastery for the students individually there are 22(55%) students who master the materials, classically, the students do not master the materials because the students only obtain 55%. The successful TPK amounts to 11 TPK (36,67%) out of 30 TPK. (3) the responses of the students after taught Novick learning in general, 37(92,5%) students feel happy, 34(85,0%) students feel new and 36(90,0%) students agree to use Novick learning Model for the future learning

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/AIDS PADA SISWA SMK DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN. (STUDI KASUS DI SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA)

    Get PDF
    Remaja merupakan keklompok usia tinggi penularan HIV/AIDS. hal ini disebabkan pada masa remaja terjadi krisis identitas dimana pengaruh teman sebaya lebih besar dari pada pengaruh keluarga. pencarian identitas ini mempengaruhi perilaku remaja. dalam rangka upaya penanggulangan HIV/AIDS perlu diperoleh informasi mengenai perilaku dan kepedulian masyarakat tentang HIV/AIDS khususnya pada remaja. tujuan penelitian ini mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap siswa SMK tentang HIV/AIDS dengan praktik pencegahannya. metode penelitian ini survey dengan pendekatan cross sectional. pengumpulan data wawancara menggunakan kuesionar. populasi penelitian ini semua siswa kelas II SMK Muhammadiyah Salatiga sebanyak 290 siswa. sampel diambil dengan teknik simple random sampling sebanyak 158 siswa.analisa data menggunakan uji rank spearman. hasil uji statistik : tidak ada hubungan pengetahuan dengan sikap (p-value=0,361), ada hubungan pengetahuan dengan praktik pencegahan (p-value=0,000) dan ada hubungan sikap dengan praktik pencegahan (p-value=0,001) untuk meningkatkan pengetahuan,sikap dan praktik pencegahan pada siswa SMK Muhammadiyah Salatiga maka perlu adanya penyuluhan tentang pengertian HIV, gejala AIDS dan cara pencegahan HIV/AIDS dari petugas kesehatan dan juga pemberian informasi tentang HIV/AIDS dari pihak sekolah. Kata Kunci: Pengetahuan,sikap, praktik pencegahan siswa,HIV/AID

    Kepuasan Masyarakat pada Pelayanan di Kantor Camat Bayung Lencir Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin

    Get PDF
    Penelitian ini membahas tentang kepuasan masyarakat pada pelayanan di kantor camat Bayung Lincir, Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten Musi Banyuasin. Hasil penelitian secara statistik yaitu, Y=1,4718 + 0,3024 X1 + 0,2418 X2 . Nilai konstanta sebesar 1,4718, hal ini menunjukan bahwa apabila variabel X1, X2 nilainya 0 maka nilai Y = 1,4718. Nilai koefisien X1 (kualitas pelayanan) nilainya sebesar 0,3024. Hal ini membuktikan bahwa apabila nilai X1 meningkat sebesar 1 satuan atau 100% maka nilai variabel (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,3024 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.Nilai koefisien X2 (semangat pegawai) nilainya sebesar 0.2418. Hal in membuktikan bahwa apabila nilai X2 meningkat 1 satuan atau 100% maka nilai variabel (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.2418 dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Penelitian ini menyimpulkan ada pengaruh kualitas pelayanan dan semangat kerja terhadap kepuasan masyarakat.diKantor Camat Bayung Lencir Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin. Hasil pengujian menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan dan semangat kerja terhadap kepuasan masyarakat di Kantor Camat Bayung Lencir Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin. Kualitas pelayanan memiliki pengaruh yang lebih kecil dibandingkan dengan semangat kerja karyawan, sehingga Kantor Camat Bayung Lencir Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin perlu meningkatkan kualitas pelayanannya agar masyarakat yang dilayani lebih terpuaskan. Mengingat bahwa di samping faktor kualitas pelayanan dan faktor semangat kerja pegawai, masih ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan masyarakat yang dilayani, maka Kantor Camat Bayung Lencir Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin perlu memperhatikan pula faktor-faktor lain seperti kurang tersedianya formulir, kurangnya alat transportasi dan minimnya dana operasional yang dapat menghambat kinerja dari pegawai Kantor Camat Bayung Lencir Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin.Kata kunci; Kualitas, Semangat Kerja dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Kerj

    DEKOMPOSISI GRAF PRISMA

    Get PDF
    Dekomposisi graf adalah kumpulan subgraf tak kosong  dari graf  sedemikian  sehingga  adalah subgraf yang dibangun oleh himpunan bagian sisi (  untuk suatu  himpunan bagian dari ) dan  adalah partisi dari . Subgraf  untuk  pada dekomposisi graf  tidak memuat simpul terpencil. Jika  adalah sebuah dekomposisi dari graf , maka  dapat dinotasikan dengan . Jika  merupakan dekomposisi dari graf sehingga  isomorfis dengan graf , maka graf  dikatakan dekomposisi. Pada penelitian ini dikaji dekomposisi pada graf prisma. Graf prisma merupakan graf yang diperoleh dari hasil kali Kartesius antara graf sikel dengan graf lintasan. Berdasarkan penelitian, diperoleh bentuk dekomposisi graf prisma  dengan  antara lain dekomposisi yaitu partisi graf berbentuk subgraf yang terdiri dari 3 graf lengkap  dan dekomposisi yaitu partisi graf berbentuk subgraf yang terdiri dari graf lintasan . Lebih khusus ketika  adalah bilangan genap, maka berlaku dekomposisi yaitu partisi graf berbentuk subgraf yang terdiri dari 2 graf lintasan.Kata kunci: Partisi, subgraf,graf lengkap, graf lintasa

    Optimasi Sabun Cair Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Merah (Zingiber Officinale Roch.var. Rubrum) Dengan Variasi Crude Palm Oil (Cpo) Dan Kalium Hidroksida (Koh)

    Full text link
    Sabun cair antibakteri banyak diminati masyarakat, tetapi sabun cairantibakteri yang berbasis bahan alam masih sedikit yang dikembangkan. Salah satubahan alam yang mempunyai aktivitas antibakteri adalah jahe merah (Zingiberofficinale Rosc var rubrum). Basis sabun cair dapat dibuat dengan cara mereaksikanasam lemak dan kalium hidroksida (KOH). Salah satu asam lemak yaitu crude palmoil (CPO). CPO mengandung karotenoid, tokoferol, dan tokotrienol yang sangat baikuntuk kesehatan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula optimumsabun cair variasi CPO dan KOH sehingga menghasilkan sifat fisikokimia danaktivitas antibakteri yang baik. Metode yang digunakan untuk memprediksi formulaoptimum adalah simplex lattice design (SLD) dengan program Design Expert 7.1.4.Rancangan formula awal untuk memprediksi formula optimum terdiri dari 5 formuladengan perbandingan CPO dan KOH berturut-turut 0:100, 25:75, 50:50, 75:25, dan100:0. Berdasarkan uji antibakteri ekstrak etanol rimpang jahe merah, diperolehkonsentrasi optimum sebesar 5%. Berdasarkan hasil prediksi dengan menggunakanmetode simplex lattice design diperoleh formula optimum dengan perbandingan CPOdan KOH sebesar 61,9% (CPO) dan 38,1% (KOH), dengan sifat fisikokimia untukbobot jenis sebesar 1,02107 mg/mL, pH sebesar 8,843, viskositas sebesar 14,8218Poise, dan alkali bebas sebesar 0,07614%. Berdasarkan uji T-test one sample denganmenggunakan nilai p> 0,05, mengindikasikan bahwa formula hasil prediksi denganhasil percobaan tidak berbeda secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa metodeSLD bisa digunakan untuk optimasi formula sabun cair ekstrak etanol rimpang jahemerah. Berdasarkan uji antibakteri yang telah dilakukan, formula optimum sabun cairekstrak etanol rimpang jahe merah mempunyai aktivitas antibakteri

    Perancangan Papan Pergantian Pemain Pada Permainan Sepak Bola Dengan Metode Scanning Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535

    Get PDF
    Perkembangan sepakbola Indonesia dari sepakbola yang hanya sebagai hiburan menjadi sepakbola yang berwujud industri mendorong penyelenggaraan setiap pertandingan sepakbola semakin mendekati persepakbolaan internasional layaknya di negara maju. Seluruh sarana pertandingan telah didukung dengan teknologi digital. Sementara sepakbola di Indonesia belum sepenuhnya seperti di negara maju. Salahsatnya adalah papan pergantian pemain. Penyelenggaraan sepakbola Indonesia masih menggunakan papan pergantian manual, yaitu dengan papan triplek atau sejenisnya. Dengan uraian tersebut maka perlu kiranya membuat alat yaitu papan pergantian pemain sepakbola digital. Papan pergantian pemain merupakan suatu alat yang digunakan dalam pertandingan sepak bola. Mempunyai fungsi untuk menginformasikan kepada pemain, official, dan penonton tentang pemain yang akan masuk maupun keluar dalam pertandingan sepakbola. Perangkat ini dikendalikan oleh sebuah mikrokontroler ATMega8535 dengan sebuah keypad sebagai masukan angka dan 8 buah sevensegment yang terbagi dalam dua sisi tampilan dan dua warna. Alat ini dibuat dengan metode scanning yang memungkinkan penggunaan port mikrokontroler lebih sedikit. Perangakat ini memakai keypad 3x4 sebagai input dimana untuk pengaturan sevensegment berwarna hijau menggunakan tombol * sebagai untuk pengaturan angka dan juga untuk mereset. Untuk pengaturan sevensegment berwarna merah menggunakan tombol # untuk pengaturan angka dan untuk mereset. Dimensi alat ini berukuran 70cm x 40cm dengan ketebalan 4cm. Papan pergantian pemain ini mempunyai dua sisi tampilan dimana setiap sisi tampilan mempunyai dua digit angka berwarna merah untuk menunjukkan pemain yang akan digantikan dan dua digit angka berwarna hijau untuk menunjukkan pemain yang akan masuk ke dalam permainan dengan angka yang dapat ditampilkan oleh papan pergantian pemain ini adalah mulai dari 0-99
    corecore