Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Plant Growth Promoting Rhizobakteria (PGPR) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Merah (Oryza Nivara L.)

This study aims to determine the concentration and frequency of watering the Plant Growht Promoting Rhizobacteria (PGPR) on the growth and yield of red rice (Oryza Nivara L.). This study revealed a factorial Randomized Block Design (RBD) consisting of two (2) factors with three (3) replications, the first factor (K) was the concentration of PGPR biological fertilizer consisting of control (K0), 50 g / 10 L ( K1), 75 g / 10 L (K2) the second factor (F) the frequency of fertilization consisting of 2 fertilization times (F1): planting time (WT) and 21 DAS, 4 fertilization times (F2): planting time (WT) 14 , 21, 42 DAS and 5 times fertilization (F3): planting time (WT) 14, 21, 42, and 56 DAS. Of these two factors, there are 9 treatment combinations, namely K0F1, K0F1, K2FI, K0F2, K1F2, K2F2, K0F3, K1F3, K2F3. The results showed that the PGPR concentration and frequency had an effect on the growth and yield of red rice plants, the growth parameters of rice plants, the concentration of 50 g / 10 L of water with a frequency of 4 times the best plant height (57.48 cm), 0.29 cm stem diameter tillers 23.33 chicks. root fresh weight (10.90 g), root dry weight (6.23 g), shoot fresh weight (87.53 g), shoot dry weight (36.16 g), number of panicles per clump (18.11 clumps), permalai pithy weight (5866.69 tonnes / ha). The combination treatment with a concentration of 50 g / 10 L of water with a frequency of 4 times PGPR watering is highly recommended because it can increase the growth and yield of red rice plants.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi dan frekuensi penyiraman Plant Growht Promoting Rhizobakteria (PGPR) yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil padi merah (Oryza nivara L.). Penelitian ini menguakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua (2) faktor dengan tiga (3) kali ulangan, faktor pertama (K) ialah Konsentrasi pupuk hayati PGPR yang terdiri dari kontrol (K0), 50 g/10 L (K1), 75 g/10 L (K2) faktor kedua (F) frekuensi pemupukan yang terdiri dari 2 kali pemupukan (F1) : waktu tanam (WT) dan 21 HST, 4 kali pemupukan (F2) : waktu tanam (WT) 14, 21, 42 HST dan 5 kali pemupukann (F3) : waktu tanam (WT) 14, 21, 42, dan 56 HST. Dari kedua faktor tersebut terdapat 9 kombinasi perlakuan yaitu K0F1, K0F1, K2FI, K0F2, K1F2, K2F2, K0F3, K1F3, K2F3. Hasil penelitian menunjukkan kosentrasi dan frekuesi PGPR berpengaruh perumbuhan dan hasil tanaman padi merah, pada parameter pertumbuhan tanaman padi, konsentrasi 50 g/10 L air dengan frekuensi 4 kali penyiraman tinggi tanaman terbaik (57,48 cm), diameter batang 0.29 cm, pengamatan jumlah anakan 23,33 anakan, berat segar akar (10,90 g), berat kering akar (6,23 g), berat segar tajuk (87,53 g), berat kering tajuk (36,16 g), jumlah malai perrumpun (18,11 rumpun), berat bernas permalai (5866,69 ton/ha). Kombinasi perlakuan konsetrasi 50 g/10 L air dengan frekuensi 4 kali penyiraman PGPR sangat di anjurkan karena mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi merah

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BEBERAPA HORMON ALAMI TERHADAP LAJU PERKECAMBAHAN TANAMAN KOPI (Coffea Sp.)

This study aims to determine the effect of the administration of several natural hormones on the germination rate of coffee plants. This study used the Complete Random Design (RAL) method of a single factor pattern, which consisted of 4 treatments, namely water (M0), mung bean extract (M1), coconut water (M2), and shallot extract (M3). The results showed that: soaking using natural hormones had no real effect on the germination of coffee plants. Soaking using natural hormones produces different values, namely: Soaking using coconut water produces the highest normal sprout values and the lowest abnormal sprouts. the highest hypocotyl length, the highest epicot length. Soaking using mung bean sprout extract produced the highest germination rate value, the heaviest plant fresh weight (0.79 g) and the heaviest plant dry weight (0.39 g). Soaking using shallot extract produces the highest plant height. The overall results showed that soaking in water (control) for 12 hours alone was enough to influence and produce the best germination of coffee seeds in plant height, hypocotyl length, epicot length, highest percentage of normal germination, lowest percentage of abnormal germination.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian beberapa hormon alami terhadap laju perkecambahan tanaman kopi. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktor tunggal, yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu air (M0), ekstrak kacang hijau (M1), Air Kelapa (M2), dan ekstrak bawang merah (M3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: perendaman menggunakan hormon alami tidak berpengaruh nyata terhadap perkecambahan tanaman kopi. Perendaman menggunakan hormon alami menghasilkan nilai yang berbeda-beda, yaitu: Perendaman menggunakan air kelapa menghasilkan nilai kecambah normal tertinggi dan kecambah abnormal terendah. panjang hipokotil tertinggi, panjang epikotil tertinggi. Perendaman menggunakan ekstrak kecambah kacang hijau menghasilkan nilai laju perkecambahan tertinggi, bobot segar tanaman terberat (0,79 g) dan bobot kering tanaman terberat (0,39 g). Perendaman menggunakan ekstrak bawang merah menghasilkan tinggi tanaman tertinggi. Hasil keseluruhan, menunjukkan perlakuan perendaman dalam air (kontrol) saja selama 12 jam sudah cukup mempengaruhi dan menghasilkan perkecambahan benih kopi terbaik pada tinggi tanaman, panjang hipokotil, panjang epikotil, persentase kecambah normal tertinggi, persentase kecambah abnormal terendah

Pengaruh Kompos Dan Dosis The Kompos Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Sawi (Brassica JunceaL.) Di Lahan Kering Entisol.

Abstrack 1Veronika Abuk.  Effects of compost and a dose of compost tea on the growth and productivity of the mustard (Brassica juncea L.) in the dray land of entisol. Guided by 2.Eduardus Y. Neonbeni SP. MP and 3. Syprianus Ceunfin, SP., M. Sc. Thestudyaims to know theeffects ofcompost onthe growth and productivityofmustard plants (Brassicajuncea L.) and toknowhowadoseofcompostteaeffectgrowthand productivityof the mustard. Thestudywascarried out in September and October of2020in theoppositionofdaughterkimbana BTN, SouthBikomiDistrict,City Kefamenanu, North Central Timor (TTU). The research design used is a complete random design (CRD) oftwodistinctfactors.The first factorsisa compost consisting of thre cedars without compostascontrol,postfif teen ton/acresare, compost twenty five tons/acres are. Thesecondfactoris a three-arasdoseofcompostandcompostteatwo, compostfivemillits.The observedvariable compost tea in general donot showthe effect ofinteractions on all observations.The sole impactofcompost measure twentyfive tons/acres are shows fresh,non-econimical data of the tallest plant real difference between the cedar’streatment. Compostteatwo,fivemilli compost effects optimally increases growth and produce plants that are properlyexpressing with the freshet weigth of the tallest tatal plant, the higthest fresh weight. Keywords: (Brassicajuncea L.)compost and a dose of compost teaABSTRAK   1Veronika Abuk. Pengaruh Kompos Dan Dosis The Kompos Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Sawi (Brassica JunceaL.) Di Lahan Kering Entisol. Dibimbing oleh2. Eduardus Y. Neonnbeni SP. MP dan3. Syprianus Ceunfin, SP., M. Sc.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L.) dan untuk mengetahui pengaruh dosis the kompos terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi, untuk mengetahui interaksi antara kompos dan the kompos terhadap pertumbuhan dan hasil sawi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober tahun 2020 di Kontrakan Putri Kimbana BTN, Kelurahan Sasi, Kecamatan Bikomi Selatan, Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiridari 2 faktorial. Faktor pertama adalah Kompos terdiri dari tiga aras yaitu tanpa kompos sebagai kontrol, kompos 15 ton/ha, kompos 25 ton/ha. Faktor kedua adalah dosis the kompos terdiri dari tiga aras yaitu Tanpa the kompos sebagai kontrol, dosis the kompos 2,5ml, dosis teh kompos 5ml. Variabel yang diamati kompos dan dosis the kompos pada umumnya tidak menunjukan pengaruh interaksi pada semua pengamatan. Pengaruh tunggal perlakuan takaran kompos 25 t/ha menujukkan data berat segar non ekonomis tanaman tertinggi dan berbeda nyata antara aras perlakuan. The kompos 2,5 ml berpengaruh secara optimal dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang diekspresikan dengan berat segar total tanaman tertinggi, berat segar ekonomis tertinggi. Kata Kunci : (Brassica JunceaL.) Kompos, Dosis The Kompo

Optimlisasi Jumlah Tanaman per Lubang Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bayam Batik dengan Hidroponik Sistem Rakit Apung

The large population has an impact on competition between plants in the use of nutrients, sunlight and water. Setting the right number of plants per planting hole will reduce competition between plants in terms of receiving sunlight, nutrient absorption and water. This study aims to determine the optimization of the number of plants per planting hole and to find the optimal weight on the growth and production of batik spinach plants with hydroponic floating raft system. The research was conducted at Sun Rose Hydrofarm Greenhouse, Pancoran Mas, Depok City in March-April 2024. This study used a Randomized Complete Group Design (RCGD) with the treatment of the number of plants per planting hole consisting of five treatments as follows: 1 plant per planting hole, 2 plants per planting hole, 3 plants per planting hole, 4 plants per planting hole, and 5 plants per planting hole. The results showed that the treatment of 3 plants per planting hole was the optimal treatment and recommended for planting batik spinach with hydroponic floating raft system. The treatment of 3 plants per planting hole produces growth variables and production weight per plant that are not significantly different from the treatment of 1 plant per planting hole, and produces production weight per planting hole that is not significantly different from the treatment of 5 plants per planting hole.Banyaknnya populasi berdampak pada persaingan antar tanaman dalam penggunaan unsur hara, cahaya matahari dan air. Pengaturan jumlah tanaman per lubang tanam yang tepat akan mengurangi persaingan antar tanaman dalam hal mendapatkan sinar matahari, serapan unsur hara dan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi jumlah tanaman per lubang tanam serta mencari bobot optimal terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayam batik dengan hidroponik sistem rakit apung. Penelitian dilaksanakan di Greenhouse Sun Rose Hydrofarm, Pancoran Mas, Kota Depok pada bulan Maret-April 2024. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan perlakuan jumlah tanaman per lubang tanam yang terdiri dari lima perlakuan sebagai berikut: 1 tanaman per lubang tanam, 2 tanaman per lubang tanam, 3 tanaman per lubang tanam, 4 tanaman per lubang tanam, dan 5 tanaman per lubang tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan 3 tanaman per lubang tanam merupakan perlakuan yang optimal dan direkomendasikan untuk dilakukan penanaman bayam batik dengan hidroponik sistem rakit apung. Perlakuan 3 tanaman per lubang tanam menghasilkan peubah pertumbuhan dan bobot produksi per tanaman yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan 1 tanaman per lubang tanam, serta menghasilkan bobot produksi per lubang tanam yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan 5 tanaman per lubang tanam

PENGARUH TAKARAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA KULTIVAR KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) DI TANAH ENTISOL

This study aims to determine the response of three mung bean varieties to the correct dose of cow dung and to obtain the correct dose of cow dung for the growth and yield of three mung bean varieties. The design used in this study was a factorial randomized block design (RBD), 3 × 3 × 3. The first factor is the type of green bean variety, which consists of three levels, namely fore belu variety, wilzec variety, and mungo variety hepper. The second factor is the cow dung dose, which consists of 3 levels, namely 0 t / ha, 15 t / ha, 30 t / ha. The results showed that there is an interaction between the treatment of mung bean varieties and the treatment of the dosage of cow dung the initial observation of the soil temperature. The front belu mung bean had the highest plant growth and yield in terms of the highest plant height, the highest number of leaves, the highest dryness of the plants, the highest shell length, the highest weight of 100 seeds, the highest seed weight per plot and the highest harvest index. The dose of cow dung of 30 t / ha could change the growing environment and achieve the highest growth and yield effects. Mung bean varieties offer mixed growth and yield performance.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tiga kultivar kacang hijau terhadap takaran pupuk kandang sapi yang tepat dan mendapatkan takaran pupuk kandang sapi yang tepat bagi pertumbuhan dan hasil tiga kultivar kacang hijau. Rancangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, 3×3×3.  Faktor pertama adalah jenis kultivar kacang hijau yang terdiri dari 3 aras, yaitu kultivar fore belu, kultivar wilzec, kultivar mungo hepper. Faktor kedua adalah takaran pupuk kandang sapi terdiri dari 3 aras, yaitu 0 t/ha, 15 t/ha, 30 t/ha. Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi antara perlakuan jenis kultivar kacang hijau dan perlakuan takaran pupuk kandang sapi pada pengamatan suhu tanah awal.  Kultivar kacang hijau fore belu memiliki pertumbuhan dan hasil tanaman tertinggi yang diekspresikan dengan tinggi tanaman tertinggi, jumlah daun tanaman terbanyak, brangkasan kering tanaman tertinggi, panjang polong tanaman tertinggi, berat 100 biji tertinggi, berat biji perpetak tertinggi, dan indeks panen tanaman tertinggi. Takaran pupuk kandang sapi 30 t/ha mampu memodifikasi lingkungan tumbuh dan memberikan efek pertumbuhan dan hasil tanaman tertinggi. Jenis kultivar kacang hijau memberikan performa pertumbuhan dan hasil yang beragam

PENGARUH JENIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR (POC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L)

Cucumber (Cucumis sativus L.) is a vine that is generally consumed directly or in processed form. In Indonesia, there are still many who cultivate cucumbers in the conventional way and there are still many who use chemical fertilizers, but the expected results are not worth it so that many farmers who cultivate cucumbers eventually go out of business or go bankrupt. This proves that agricultural production that still uses chemicals will damage the soil texture. Efforts to reduce the excessive use of chemical fertilizers in increasing cucumber crop production include fertilizing using liquid organic fertilizers. This study aims to determine the effect of the use of liquid organic fertilizer banana weevil, tofu dregs, and banana peel on the growth and yield of cucumber plants (Cucumis sativus L.) and obtain the best type and time of application of liquid organic fertilizer for the growth and yield of cucumber plants (Cucumis sativus L.) This research will be conducted in August-September 2023, in Noebaun Village, Noemuti District, North Central Timor Regency. Field experiments using RAL factorial 3 x 3 were repeated 3 times. The first factor is the type of POC which consists of three treatments, namely POC banana weevil (P1), POC tofu pulp (P2) and POC banana peel (P3) with each POC treatment 20 ml / 10 L water. The second factor is the POC application time which consists of three treatments, namely POC application once every 1 week (O1), POC application once every 2 weeks (O2) and POC application once every 3 weeks (O3). So that there are 9 combinations of treatments, namely: P1O1, P2O1, P3O1, P1O2, P2O2, P3O2, P1O3, P2O3, P3O3 then there are 27 experimental polybags and 3 control polybags so that there are 30 experimental units. The results of the study stated that there was a real influence on the growth and yield of cucumber plants. This can be seen with the highest value for the parameters of soil acidity (pH 5.84), number of internodes 42 HST (11.11 internodes), fruit weight (350.86 grams), fruit length (20.09 cm), fruit diameter (26.71 mm). POC treatment of banana peel and application time once every 1 week is the best treatment in increasing cucumber growth and yield. This can be seen with the highest value for the parameters of soil acidity (pH 5.72), stem diameter 42 HST (0.42 mm), number of internodes (10.44 internodes), fruit weight (333.83 grams), fruit length (20.26 cm), fruit diameter (25.27 mm).Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman merambat yang umumnya dikonsumsi secara langsung maupun dalam bentuk olahan. Di Indonesia masih banyak yang membudidayakan mentimun dengan cara konvensional dan masih banyak yang menggunakan pupuk kimia tetapi hasil yang diharapkan tidak setimpal sehingga banyak petani yang budidaya mentimun akhirnya gulung tikar atau bangkrut. Hal ini membuktikan bahwa produksi pertanian yang masih menggunakan bahan kimia akan merusak tekstur tanah. Upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dalam meningkatkan produksi tanaman mentimun diantaranya dilakukan dengan pemupukan menggunakan pupuk organik cair. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui pengaruh penggunaan pupuk organic cair bonggol pisang, ampas tahu, dan kulit pisang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) dan Mendapatkan jenis dan waktu aplikasi pupuk organic cair terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus- September 2023, di Desa Noebaun, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara. Percobaan lapangan menggunakan RAL faktorial 3 x 3 di ulang 3 kali. Faktor pertama yaitu jenis POC yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu POC bonggol pisang (P1), POC ampas tahu (P2) dan POC kulit pisang (P3) dengan masing- masing perlakuan POC 20 ml/10 L air. Faktor kedua adalah waktu aplikasi POC yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu aplikasi POC 1 minggu sekali (O1), aplikasi POC 2 minggu sekali (O2) dan aplikasi POC 3 minggu sekali (O3). Sehinggga terjadi 9 kombinasi perlakuan yaitu : P1O1, P2O1, P3O1, P1O2, P2O2, P3O2, P1O3, P2O3, P3O3 maka terdapat 27 polybag percobaan dan 3 polybag control sehingga terdapat 30 satuan percobaan. Hasil penelitian menyatakan bahwa terjadi pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Hal ini terlihat dengan nilai tertinggi terhadap parameter derajat keasaman tanah (pH 5,84), jumlah ruas 42 HST (11,11 ruas), berat buah (350,86 gram), panjang buah (20,09 cm), diameter buah (26,71 mm).  Perlakuan jenis POC kulit pisang dan waktu aplikasi 1 minggu sekali merupakan perlakuan terbaik dalam meningkat pertumbuhan dan hasil mentimun. Hal ini terlihat dengan nilai tertinggi terhadap parameter derajat keasaman tanah (pH 5,72), diameter batang 42 HST (0,42 mm), jumlah ruas (10,44 ruas), berat buah (333,83 gram), panjang buah (20,26 cm), diameter buah (25,27 mm)

Pemberian Jenis Nutrisi dan Konsentrasi Nutrisi terhadap Pertumbuhan Sawi Pakcoy (Brassica Rapa Subssp. Chinensis) Secara Hidroponik Rakit Apung

The research was conducted at the Green House of the Faculty of Agriculture, Teuku Umar University, Meulaboh, West Aceh, starting from March to June 2021. The research used a factorial Completely Randomized Design (CRD) with 3 replications. The factors studied included the type of nutrients and the concentration of nutrients. The Type of Nutrient Factor (J) consisting of 3 levels, namely: J1 = AB mix nutrients, J2 = Hydro J nutrients, and J3 = Goodplant nutrients and the Nutrient Concentration Factor (K) consisting of 3 levels, namely: K1 = 600 ppm, K2 = 800 ppm, and K3 = 1000 ppm. The results showed that the type of nutrients had a significant effect on plant height, number of leaves, and leaf length on the growth of pak choi mustard greens. The best type of nutrient treatment was treatment J3 (Goodplant nutrients) on the growth of pak choi mustard greens on the number of leaves parameter. Nutrient concentration had a significant effect on plant height, number of leaves, and leaf length on the growth of pak choi mustard greens. The best nutrient concentration was found in the K3 treatment (1000 ppm) on the growth of pak choi mustard greens on the parameters of leaf height, number of leaves, and leaf length. The interaction of nutrient types and nutrient concentrations had a significant effect on plant height, number of leaves, and leaf length on the growth of pak choi mustard greens. The best interaction of nutrient types and nutrient concentrations was found in the J3K3 treatment (Goodplant nutrients and 1000 ppm) on the parameter of plant height at 28 HST and the J2K3 treatment (Hydro J nutrients and 1000 ppm) on the parameter of number of leaves at 14 HST on the growth of pak choi mustard greens.Penelitian dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar, Meulaboh Aceh Barat dimulai dari bulan Maret sampai bulan Juni 2021. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti meliputi jenis nutrisi dan konsentrasi Nutrisi. Faktor Jenis Nutrisi (J) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : J1 = Nutrisi AB mix, J2 = Nutrisi Hydro J, dan J3 = Nutrisi Goodplant dan Faktor Konsentrasi Nutrisi (K) yang terdiri dari 3 taraf yaitu: K1= 600 ppm, K2 = 800 ppm, dan K3 = 1000 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis nutrisi berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang daun pada pertumbuhan sawi pakcoy. Perlakuan jenis nutrisi terbaik pada perlakuan J3 (nutrisi Goodplant) pada pertumbuhan sawi pakcoy pada parameter jumlah daun. Konsentrasi nutrisi berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang daun pada pertumbuhan sawi pakcoy. Konsentrasi nutrisi terbaik terdapat pada perlakuan K3 (1000 ppm) pada pertumbuhan sawi pakcoy pada parameter tinggi daun, jumlah daun, dan panjang daun. Interaksi jenis nutrisi dan konsentrasi nutrisi berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang daun pada pertumbuhan sawi pakcoy. Interaksi jenis nutrisi dan konsentrasi nutrisi terbaik terdapat pada perlakuan J3K3 (nutrisi Goodplant dan 1000 ppm) pada parameter tinggi tanaman umur 28 HST dan perlakuan J2K3 (nutrisi Hydro J dan 1000 ppm) pada parameter jumlah daun umur 14 HST pada pertumbuhan sawi pakcoy

Pengaruh takaran biochar dan pupuk kandang ayam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bayam (amaranthus tricolor l.)

ABSTRACT                  This study aims to determine the effect of Biochar dose and chicken manure on the growth and yield of spinach plants. This research was carried out in October 2019 - November 2019 in the Experimental Field of the Faculty of Agriculture, University of Timor. By using the Complete Design (CRD) 2 factors 3x3 which was repeated 5 times. The first factor is rice husk biochar (B) consisting of 3 (three) levels, namely: (B0) Without biochar (B1) 2.25 t / ha, (B2). 5 t / ha. The second factor is chicken manure (J) consisting of 3 (three) levels, namely: (J0) Without chicken manure, (J1). Chicken manure 2.25 t / ha, (J2) Chicken manure 5 t / ha. on the dose of chicken manure J1 (2.25 t / Ha) has a significant effect on increasing yield of spinach on the parameters of fresh plant weight and plant wet weight. The dose of biochar and dose of chicken manure are very significant for the growth of spinach, on the parameters of plant height, number of leaves and stem diameter.ABSTRAK   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Takaran Biochar dan pupuk kandang Ayam Terhadap pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bayam. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 - November 2019 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Timor. Dengan menggunakan Rancangan Lengkap (RAL) 2 faktor 3x3  yang diulang 5 kali. Faktor pertama adalah biochar sekam padi (B) yang terdiri dari 3 (tiga) aras yaitu : (B0) Tanpa biochar (B1) 2,25 t/ha, (B2). 5 t/ha. Faktor kedua yaitu pupuk kandang ayam (J) terdiri dari 3 (tiga) aras yaitu: (J0) Tanpa pupuk kandang ayam, (J1). Pupuk kandang ayam 2,25 t/ha, (J2) pupuk kandang ayam 5 t/ha. pada takaran pupuk kandang ayam J1 (2,25 t/Ha) berpengaruh nyata untuk meningkatkan hasil tanaman bayam pada parameter bobot segar tanaman dan berat basah tanaman. Takaran biochar dan takaran pupuk kandang ayam sangat berpengaruh nyata untuk pertumbuhan bayam, pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang

Pengaruh Ukuran Partikel Biochar dalam Media Irigasi Kapiler dan Ketinggian Lubang Tanam yang Berbeda dalam Sistem Vertikultur terhadap Pertumbuhan dan Hasil Selada (Lactuca Sativa L.) di Lahan Kering

This study aims to test the size of biochar particles in capillary irrigation media and the height of planting holes in a vertical culture system on the growth and yield of lettuce (Lactuca sativa L.) in dry land using the Split Plot Design (RPT) factorial method with 3 replications. The first factor is the size of biochar particles consisting of three levels, namely: unsieved biochar, finely sieved biochar <0.5 mm, and the remainder of the sieve> 0.5 mm. The second factor is the height of the vertical culture consisting of three levels, namely: 25 cm, 75 cm, 125 cm from the ground surface. The results showed that the treatment of biochar particle size in capillary irrigation media that was able to increase lettuce growth and production was finely sieved biochar <0.5 mm, namely in the observation of plant height at the age of 14 MST, 21 MST, 28 MST and the root crown ratio. The treatment of planting hole height in the vertical culture system that is able to increase lettuce growth and production is the treatment of planting hole height of 25 cm which gives the best results for plant height at the age of 21 MST, 28 MST and root crown ratio.Penelitian ini bertujuan untuk menguji ukuran partikel biochar dalam media irigasi kapiler dan ketinggian lubang tanam dalam sistem vertikultur terhadap pertumbuhan dan hasil selada (Lactuca sativa L.) di lahan kering menggunakan metode Rancangan Petak Terbagi (RPT) faktorial 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah ukuran partikel biochar yang terdiri dari tiga aras yaitu : biochar tanpa diayak, biochar yang telah diayak halus <0,5 mm, sisa dari ayakan >0,5 mm. Faktor kedua adalah ketinggian vertikultur terdiri dari tiga aras yaitu : 25 cm, 75 cm, 125 cm dari permukaan tanah. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan ukuran partikel biochar dalam media irigasi kapiler yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi selada adalah biochar yang telah diayak halus <0,5 mm yaitu pada pengamatan tinggi tanaman umur 14 MST, 21 MST, 28 MST dan rasio tajuk akar. Perlakuan ketinggian lubang tanam dalam sistem vertikultur yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi selada adalah perlakuan ketinggian lubang tanam 25 cm memberikan hasil terbaik pada tinggi tanaman umur 21 MST, 28 MST dan rasio tajuk akar

Produksi Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) pada Perbedaan Pupuk Organik Cair Melalui Drip Irigasi Otomasi dan Media Tanam

Chili pepper is one of the commodities that has economic potential. The problems that arise when cultivating chili peppers are optimal nutrient requirements and the right planting media. The purpose of this study was to determine the effect of providing various types of liquid organic fertilizers through automated drip irrigation and planting media on the production of chili peppers. The design used in this study was a Nested Design. The main plot (Factor 1) is liquid organic fertilizer with two levels, namely Superior Plant Hormone fertilizer (P1) and Herbafarm fertilizer (P2). The subplot (Factor 2) is a planting medium with four levels of treatment, namely soil planting media (control) (M0), soil planting media + rice husk charcoal + goat manure with a ratio of 1: 1: 1 (M1), soil planting media + cocopeat + chicken manure with a ratio of 3: 2: 1 (M2), soil planting media + sawdust + rice husk charcoal with a ratio of 1: 1: 1 (M3). The experiment was conducted with 4 replications so that there were 32 experimental units. The parameters observed in this study were the number of fruits per plant (fruit), fruit weight per plant (g), plant productivity (ton/ha), weight per fruit (g), fruit diameter (mm), fruit length (cm). The results showed that the provision of liquid organic fertilizer had a significant effect on fruit diameter and fruit length. while the provision of different planting media did not have a significant effect on all parameters.Cabai rawit merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi ekonomis. Permasalahan yang timbul pada saat melakukan kegiatan budidaya tanaman cabai rawit adalah kebutuhan hara yang optimal dan media tanam yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai macam pupuk organik cair melalui drip irigasi otomasi dan media tanam terhadap produksi tanaman cabai rawit. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Rancangan Tersarang. Petak utama (Faktor 1) adalah pupuk organik cair dengan dua taraf yaitu pupuk Hormon Tanaman Unggul (P1) dan pupuk Herbafarm (P2). Anak petak (Faktor 2) adalah media tanam dengan empat taraf perlakuan yaitu media tanam tanah (kontrol) (M0), media tanam tanah+arang sekam+pupuk kandang kambing dengan perbandingan 1:1:1 (M1), media tanam tanah+cocopeat+pupuk kandang ayam dengan perbandingan 3:2:1 (M2), media tanam tanah+serbuk gergaji+arang sekam dengan perbandingan 1:1:1 (M3). Percobaan dilakukan dengan 4 ulangan sehingga terdapat 32 satuan percobaan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah buah per tanaman (buah), bobot buah per tanaman (g), produktivitas tanaman (ton/ha), bobot per buah (g), diameter buah (mm), panjang buah (cm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap diameter buah, dan panjang buah. sedangkan pemberian perbedaan media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter