146 research outputs found
Managing Work Productivity Through Global Competence
This research was conducted to determine the role of global competence in practice in the industrial world on work productivity with motivation as a moderating variable that influences it with this type of applied research using quantitative methods Partial Least Square Structural Equation Model (PLS-SEM) explaratory prediction using SmartPLS software , the results of the research In this case, there is a significant effect between Global Competence on Work Productivity, while for the motivation variable as a moderating Global Competence on work productivity, it has a very small effect, namely 0.817 but has no effect at a significant level of 0.005
Mempelajari hubungan kematangan dan berat jenis durian (Durio zibhetinus, Murr) (Study of relationship between ripeness and specific gravity of durian)
The study was conducted to determine the ripeness of durian (Durio zibhetinus) by specific gravity. Total sampel were 32 duriarts, consited of 16 unripe durians and 16 ripe durians. Durians was colected from Bogor. Specific gravity of durians was measured by water displacement method and then the durians were opened to check the ripeness. Firmness and total soluble solid were determined to reveal the ripeness of flesh.
The specific gravity of ripe durian was (0.824± 0.03) g/cm3 whereas for unripe durian was (0.949 ± 0.03) g/cm3. The firmness of ripe durian was (5.99 ± 4.04) N and unripe one was (43.48 ±5.39) N. The total soluble solid of ripe durian was (43.48 ±5.39) % brix and unripe one was (6.91 ±1.30) % brix. The relationship of specific gravity (BJ) with the flesh of durian firmness and total soluble solid were fairly high with the correlation coefficients of 0.86 and 0.91 respectively.
Key Word : study , relationship, ripeness, specific gravity, durian, flesh
Model Alokasi lnsentif Berbasis Penilaian Kinerja Untuk Kelompok Dan lndividu Pekerja Pada Perusahaan Manufaktur
Studi ini didasarkan pada pengalaman empiris penerapan suatu model alokasi
insentif pada perusahaan manufaktur. Pengukuran kinerja dijadikan dasar
penilaian individu pe.'<erja dan kelompok pekerja. Pengelompokan pekerja bisa
didasarkan pada departemen, fungsional penunjang, pe·nakaian mesinlperalatan ·
atau kekhususan pekt~rjaan. Setiap individu pekerja memiliki indikator dan kriteria
peni/aian sendiri dan individu dalam satu kelompok memiliki indikator dan kriteria
penilaian yang sama. Penilaian dilakukan oleh individu yang ditunjukkan sebagai
penilai dimana terdapat kesepakatan antara penilai dengan individu yang dinilai.
Penanggung jawab penilaian adalah kepala bagian/departemen masing-masing.
Hasi/ penilaian individu berupa satu nilai angka (skala 0 - 100) yang mana hasi/
ini diproses dalam kelompok yang terdiri dari individu dengan indikator, kriteria
peni/aian serta penanggung jawab penilai yang sama. lnsentif merupakan
penghasilan tambahan (tidak tetap) dan diberikan berdasarkan kinerja jangka
wektu tertentu sehingga dimungkinkan individu yang bergaji tetap lebih rendah
bisa menerima insentif lebih tinggi. Besarnya nilai insentif masing-masing
kelompok dialokasikan oleh pimpinan perusahaan yang metode pembagiannya
merupakan model yang diajukan pada studi ini. Keseluruhan proses perhitungan
(proses penilaian dan alokasi insentif) dalam studi ini menggunakan aplikasi
Excel 2003 yang memungkinkan proses kerja menjadi optimal. lmplementasi dari
model ini menunjukkan adanya pembagian peran dan tanggung jawab yang
transparan antara pimpinan perusahaan, para manajer, supervisor, pimpinan
unit, para penilai dan individu yang dinilai berkenaan dengan penilaian dan
alokasi nilai insentif masing-masing kelompoklindividu
Peranan Struktural Organisasi dan Koorgadinasi dalam Pengambilan Keputusan pada PT. Bratha Indonesia (Persero) UMM Medan
PT. Bratha Indonesia (Persero) UMM Medan adalah salah satu
perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor yang berdomisili di Medan.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis pada
perusahaan PT. Bratha Indonesia (Persero) UMM Medan dapat
dirumuskan sebagai berikut "Organisasi dan koordinasi yang diterapkan perusahaan
belum cukup efektif sehingga pengambilan keputasan kurang tepat".
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka
penulis mencoba merumuskan hipotesis sebagai berikut : "Apabila
perusahaan menerapkan sistem organisasi dan koordinasi dengan baik maka pimpinan
perusahaan akan melakukan pengambilan keputusan yang tepat"
ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN MODEL Z-SCORE SEBAGAI PERINGATAN AWAL KEBANGKRUTAN PADA PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Apakah pada pabrik gula
Tasikmadu Karanganyar mempunyai kecenderungan untuk bangkrut, tidak
bangkrut atau keadaan rawan?”
Tujuan yang ingin dicapai adalah: 1) Untuk mengetahui kondisi keuangan
pada pabrik gula Tasikmadu Karanganyar; 2) Untuk mengetahui apakah pabrik
gula Tasikmadu mempunyai kecenderungan untuk bangkrut; 3) Untuk
membuktikan bahwa metode Z-Score dapat digunakan dalam memprediksi
terjadinya kebangkrutan pada pabrik gula Tasikmadu Karanganyar.
Populasi dalam penelitian ini adalah pabrik gula Tasikmadu Karanganyar
dengan sampel laporan keuangan pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar yang
dicatat tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005. Metode analisis data dianalisis
tiap-tiap rasio keuangan yang diberikan dihitung dengan menggunakan
Multivariate Analisis oleh Altman dengan Z-Score : X1 + X2 + X3 + X4 + X5
Berdasarkan hasil penelitian pada PG Tasikmadu Karanganyar
menunjukkan bahwa mengalami tidak bangkrut pada tahun 2001-2002, sedangkan
pada tahun 2003-2004 berada dalam keadaan meragukan (gray area), dan tahun
2005 mengalami kesuksesan keuangan yang didukung nilai Z-score yang
menunjukkan di atas standar penilaian (≥ 2,99)
PENERAPAN TEKNOLOGI PENGEMASAN HASIL PENGOLAHAN MAKANAN PADA KELOMPOK PENGRAJIN OLAHAN MAKANAN UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI DI KAMPUNG TEMATIK MACRAME RUMAH PINTAR “LAVENDER” RW XI DESA METESEHKECAMATAN TEMBALANG – SEMARANG
Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi. Pengabdian masyarakat yang akan dilakukan pada kelompok pengrajin olahan makanan di Rumah Pintar “LAVENDER” di RW 11, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang. Produk yang dihasilkan para pengrajin olahan makanan, saat pengemasannya masih konvensional, yaitu dengan cara membungkus hasil olahan dengan kantong plastik yang masih kurang menarik bagi konsumen. Melalui pengabdian masyarakat ini kegiatannya berupa pengenalan teknologi pengemasan untuk makanan maupun minuman. Tujuannya pengenalan teknologi pengemasan adalah untuk memberikan suatu kemasan yang lebih menarik komsumen dan juga akan meningkatkan nilah tambah dari produk olahan tersebut. Alat-alat yang diperkenalkan untuk olahan minuman diperkenalkan alat pengepres gelas plastik, dan untuk olahan makanan laminating press untuk kantong plastik dan alat vacum. Metode yang digunakan adalah pelatihan dan praktek pengoperasian alat pengemas makanan olahan. Jumlah peserta sebanyak 22 orang, selama menikuti kegiatan peserta sangat antusias dan aktif. Luaran pengabdian ini berupa ketrampilan teknologi pengemasan dan alat pengemasan berupa alat pres gelas plastik, laminating kantong kertas dan alat peniris makanan hasil penggorengan
MENGUJI KEKUATAN TARIK PADA SAMBUNGAN LAS GESEK BAJA KARBON RENDAH (AISI 1040) DAN BAJA TAHAN KARAT(AISI 304) DISAMBUNG MENGGUNAKAN MESIN LAS GESEK HASIL PENELITIAN RANCANG BANGUN
Pengelasan gesek (friction welding, FW) proses penyambungan terjadi akibat panas yang ditimbulkan oleh gesekan antara dua permukaan logam yang disambung. Kedua bagian logam yang akan disambung disatukan dibawah pengaruh tekanan aksial, kemudian salahsatu diputar sehinggapada permukaan kontakakan timbul panas (mendekati titik cair logam), maka setelah putaran dihentikan akan terbentuk sambungan logam. Keuntungan pengelasan gesek dapat menyambung dua bahan yang berbeda (dissimilar metal). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui performan mesin las gesek hasil penelitian, dengan melakukan pengujian kekuatan tarik hasil sambungan las. Bahan uji yang digunakan adalah baja karbon rendah (AISI 1040) dan Baja tahan karat (stainless steel) dengan jenis AISI 304. Pengelasan gesek dilakukan dengan menggunakan mesin las gesek dari hasil penelitian sebelumnya. Spesifikasi mesin las gesek power motor spindel utama 3 kWatt, motor bydraulik 1.5 kWatt, putaran 1450 RPM. Bahan uji AISI 1040 dan AISI 304 merupakan bahan uji yang berbeda (dissimilar metal). Ukuran bahan uji panjang 70 mm, diameter 12 mm. Parameter yang digunakan adalah putaran motor (N), tekanan gesek (p) dan waktu gesek (t). Hasil sambungan las dilakukan pengujian terhadap kekuatan tarik dan kekuatan bengkok. Sambungan las bahan uji yang sama AISI 1040, mengasilkan kekuatan tarik 626 MPa, sedangkan kekuatan untuk bahan AISI 1040 sekitar 548 MPa. Kondisi patahan terjadi diluar sambungan las. Kekuatan tarik pada sambungan antara AISI 1040 dan AISI 304 mencapai 558 MPa, patahan mengalami deformasi dengan pengecilan diameter. Kata kunci: Las gesek, Bahan berbeda, Baja karbon rendah, Stainless stee
- …