56 research outputs found

    POLA HAMBATAN SAMPING DI RUAS JALAN ADI SUCIPTO COLOMADU

    Get PDF
    Abstract   Traffic congestion that occurs on a road section is influenced by side frictions on that road segment. This also happened in the area of ​​the International Hotel Management School (IHS), located at Jalan Adi Sucipto, Colomadu, Karanganyar Regency. This study aims to analyze the pattern of side frictions, traffic flow conditions, and the performance of the road section. The parameters analyzed include side frictions, traffic volume, road capacity, degree of saturation, free flow speed, and level of road service, which is based on the 1997 Indonesian Road Capacity Manual. This study shows that, if the in/out activity data is used, the side friction on the observed roads is very high. When in/out activity data is not used, the side resistance is moderate. This study shows that the traffic volume on the observed road has more influence on the degree of saturation than the side frictions.   Keywords: traffic congestion; side frictions; traffic volumes; road capacity; degree of saturation     Abstrak   Kemacetan lalu lintas yang terjadi di suatu ruas jalan dipengaruhi oleh hambatan samping di ruas jalan tersebut. Hal ini juga terjadi di kawasan International Hotel Management School (IHS) Jalan Adi Sucipto, Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola hambatan samping, kondisi arus lalu lintas, dan kinerja ruas jalan tersebut. Parameter yang dianalisis meliputi hambatan samping, volume lalu lintas, kapasitas jalan, derajat kejenuhan, kecepatan arus bebas, serta tingkat pelayanan jalan, yang didasarkan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Hasil analisis menunjukkan bahwa, jika data aktivitas in/out digunakan, hambatan samping di ruas jalan yang diamati adalah sangat tinggi. Bila data aktivitas in/out tidak digunakan, hambatan samping adalah sedang. Penelitian ini penunjukkan bahwa volume lalu lintas di jalan yang diamati lebih berpengaruh terhadap derajat kejenuhan dibandingkan dengan hambatan samping.   Kata-kata kunci: kemacetan lalu lintas; hambatan samping; volume lalu lintas; kapasitas; derajat kejenuha

    Rolle der regulatorischen T Zellen in der Toleranzinduktion von B Zellen

    Get PDF
    Autoantikörper vermitteln verschiedene heterogene Autoimmunerkrankungen. Einerseits spielen sie eine Rolle bei systemischen Erkrankungen wie Systemischer Lupus Erythematosus (SLE). Sie können aber auch selektiv einzelne Organe betreffen wie z.B. die Niere bei bestimmten Formen der Glomerulonephritis. Für zukünftige Therapieansätze wäre es wünschenswert, die autoreaktiven B Zellen gezielt kontrollieren bzw. eliminieren zu können. Daher war es Ziel dieser Arbeit in dem NOH Mausmodell die B Zelltoleranz zu analysieren und den zu Grunde liegenden molekularen Mechanismus aufzuschlüsseln. Regulatorische T Zellen supprimierten gewebespezifische, autoreaktive B Zellen, indem sie deren Apoptose initiieren, deren Proliferation hemmen und zusätzlich den Isotypenwechsel der produzierten Antikörper kontrollieren. Diese Suppression erfolgte antigenspezifisch und kontaktabhängig. Weiterhin konnte gezeigt werden, dass regulatorische T Zellen notwendig und hinreichend sind, um die Autoantikörperproduktion von B Zellen zu hemmen. Hierzu induzierten Tregs die Expression von PD-1 auf B Zellen, wohingegen die Expression anderer inhibitorischer Moleküle wie Fas oder der TGF-ß2 Rezeptor unbeeinflusst blieb. Die funktionelle Relevanz von PD-1 auf aktivierten B Zellen konnte in vitro durch die Apoptoseinduktion nach Stimulation von PD-1 über ein Antikörperfragment nachgewiesen werden. Unterstützend wurde in vivo demonstriert, dass PD-1-defiziente im Vergleich zu -kompetenten autoreaktiven B Zellen der Suppression durch Tregs entgingen. Die Vermittlung des inhibitorischen Signals erfolgte auf den regulatorischen T Zellen über die PD-1 Liganden PDL-1 oder ersatzweise PDL-2, wobei PDL-1 nach Aktivierung induziert wurde. Abschließend konnte dargestellt werden, dass für die PD-1 vermittelte Suppression der B Zellen keine intermediären PD-1+ Zellen, wie z.B. T Helferzellen benötigt werden. Außerdem konnte über die Blockade von PD-1 und die Depletion der regulatorischen T Zellen bewiesen werden, dass es sich hierbei nicht um zwei parallel operierende Mechanismen handelt, da keine Synergie auftrat. Zusammenfassend demonstrieren die Ergebnisse eine direkte in vivo Suppression von autoreaktiven B Zellen durch Tregs über PD-1 - PDL-1/2 und beschreiben damit die Existenz eines vorher unbekannten peripheren B Zelltoleranzmechanismus gegen gewebeständige Autoantigene

    Evaluasi Fasilitas Jalur Lambat Dan Trotoar Berdasarkan Persepsi Pengguna ( Studi Kasus Jl. Slamet Riyadi Surakarta Jawa Tengah )

    Get PDF
    Di sepanjang Jl. Slamet Riyadi Surakarta, banyak dijumpai jalur lambat dan trotoar di kiri maupun kanan jalan. Namun jalur lambat dan trotoar ini tidak digunakan sebagaimana mestinya. Penggunaan jalur tersebut sebagian besar beralih fungsi menjadi tempat parkir maupun berdagang. Pengalihan fungsi ini sangat mengganggu ruang gerak para pengguna. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui respon pengguna, hubungan antara kepadatan, kecepatan dan arus serta kinerja dari trotoar tersebut. Metode penelitian dalam penelitian ini pada tahap awal yaitu penentuan jumlah sampel untuk penyebaran kuisioner, dari variabel – variabel yang sudah ada dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui apakah data tersebut sudah valid dan reliable. Setelah variabel dinyatakan valid maka kuisioner siap untuk disebar. Dari data yang sudah terkumpul , kemudian dapat dilakukan pengolahan data terhadap apa yang akan ditinjau, yaitu respon responden, grafik model hubungan, dan kinerja. Model yang digunakan untuk mengetahui grafik model hubungan yaitu menggunakan model greenshild. Responden jalur lambat dan trotoar rata – rata merasa puas terhadap sebagian besar variable yang ada, namun dari masing – masing ada dua variable yang harus diperbaiki agar dapat memuaskan pengguna jalur lambat maupun trotoar. Berdasarkan olah grafik menggunakan metode Greenshild diperoleh hasil bahwa pada survai penelitian ini tidak cocok untuk digunakan pendekatan metode Greenshild. Trotoar pada segmen I memiliki laju arus rata – rata sebesar 1 ped/ft/menit dan kecepatan rata – rata 9,72 ft/detik, maka trotoar termasuk dalam kriteria tingkat pelayanan A. Sementara pada segmen II memiliki laju arus rata – rata memiliki laju arus rata – rata sebesar 5 ped/menit/ft dan kecepatan rata – rata 11,11 ft/detik, maka trotoar termasuk dalam kriteria tingkat pelayanan A

    Analisis Karakteristik Arus Lalu Lintas Ditinjau Dari Time Headway Di Jalan Slamet Riyadi Surakarta

    Get PDF
    ABSTRACT Increasing the amount of development in various fields will affect the increase of transportation needs. It can be seen from platoon patterns of traffic flow in the urban roads, including Jl. Slamet Riyadi Surakarta. The parameter used to describe this condition is time headway between two successive vehicles in the traffic flow. This study aims to identify the patterns of platoon that occur in the field, to determine the average headway of any kind of existing pattern, and then to calculate the flow rate of headway based, and then to compare the result with field based. The data used in this study are: traffic flow recording, geometric and environmental conditions including the road network. The pattern of platoon is created by the possibility of the number and types of vehicles that can occur in a selected traffic lane. Based on observation, it can be seen that there are 9 patterns of platoon in the field and it can be grouped as follows: Model 1, MC followed by MC/HV/LV; Model 2, LV followed by LV/MC/HV; and Model 3, HV followed by HV/MC/LV. Based on the analysis, it can be seen that the highest of average headway (2.22 seconds) occurred at 12:05-12:20, while the lowest (1.80) occurred at 10:35-10:50. Derived from the obtained headway, it is found that the highest flow rate is 2028 vehicles/hours and the lowest flow rate is 1619 vehicles/hours. The results of t-test shown that t-stat is 0.873. Because this value is smaller than t-critical then it can be said that there was no significant difference flow rate between headway based and field data based. Keywords: pattern of platoon, headway, flow rat

    POLA HAMBATAN SAMPING DI RUAS JALAN ADI SUCIPTO COLOMADU

    Get PDF
    Abstract   Traffic congestion that occurs on a road section is influenced by side frictions on that road segment. This also happened in the area of ​​the International Hotel Management School (IHS), located at Jalan Adi Sucipto, Colomadu, Karanganyar Regency. This study aims to analyze the pattern of side frictions, traffic flow conditions, and the performance of the road section. The parameters analyzed include side frictions, traffic volume, road capacity, degree of saturation, free flow speed, and level of road service, which is based on the 1997 Indonesian Road Capacity Manual. This study shows that, if the in/out activity data is used, the side friction on the observed roads is very high. When in/out activity data is not used, the side resistance is moderate. This study shows that the traffic volume on the observed road has more influence on the degree of saturation than the side frictions.   Keywords: traffic congestion; side frictions; traffic volumes; road capacity; degree of saturation     Abstrak   Kemacetan lalu lintas yang terjadi di suatu ruas jalan dipengaruhi oleh hambatan samping di ruas jalan tersebut. Hal ini juga terjadi di kawasan International Hotel Management School (IHS) Jalan Adi Sucipto, Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola hambatan samping, kondisi arus lalu lintas, dan kinerja ruas jalan tersebut. Parameter yang dianalisis meliputi hambatan samping, volume lalu lintas, kapasitas jalan, derajat kejenuhan, kecepatan arus bebas, serta tingkat pelayanan jalan, yang didasarkan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Hasil analisis menunjukkan bahwa, jika data aktivitas in/out digunakan, hambatan samping di ruas jalan yang diamati adalah sangat tinggi. Bila data aktivitas in/out tidak digunakan, hambatan samping adalah sedang. Penelitian ini penunjukkan bahwa volume lalu lintas di jalan yang diamati lebih berpengaruh terhadap derajat kejenuhan dibandingkan dengan hambatan samping.   Kata-kata kunci: kemacetan lalu lintas; hambatan samping; volume lalu lintas; kapasitas; derajat kejenuha

    Analisa Arus Lalu-Lintas Menerus (Through Traffic) Di Kota Surakarta Dari Arah Tenggara

    Get PDF
    Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Propinsi Jawa Tengah dan sebagai daerah penghubung bagi kawasan hinterland-nya. Pergerakan menerus (through traffic) sebagai beban tambah bagi sistem jaringan dalam kota jika tidak tersedia jalan lingkar atau alternatif lain. Pola pergerakan yang akan terjadi pergerakan menerus (through traffic) dan pergerakan eksternal internal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui volume dan komposisi arus lalulintas, pola pergerakan dan prosentase pergerakan kendaraan dari arah Tenggara Kota Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada Minggu 10 Agustus 2014, berupa survai arus lalulintas di Jl. Ir Soekarno, Solo Baru, Sukoharjo. Tahap kedua dilaksanakan pada Minggu, 24 Agustus 2014 berupa survai asal tujuan kendaraan dengan metode wawancara secara random. Sampel terhadap responden selama 3 jam puncak dari 20% hasil penelitian tahap pertama. Berdasarkan analisa pembahasan dapat diketahui volume arus selama 12 jam sebanyak 27.049 kend (13.615,60 smp) dan selama 3 jam puncak 3.948,15 smp. Arus tersebut didominasi oleh sepeda motor (62,12%), mobil pribadi (31,74%) dan sisanya kendaraan lain. Lokasi asal pergerakan tercatat ada 11 daerah dengan mayoritas pergerakan berasal dari Sukoharjo 761 kendaraan (53,03%) dan Wonogiri 589 kendaraan (41,05%) selebihnya dari daerah lain (5,92%). Sedangkan lokasi tujuan pergerakan terdiri dari 26 daerah dengan jumlah terbanyak tujuan Kota Surakarta dengan jumlah 1099 kendaraan (76,59%).Selain itu, berdasarkan rute pergerakan kendaraan berat melalui Simpang Kerten: ada 26,74% pergerakan through traffic menuju ke Barat, 1,16% pergerakan through traffic ke Utara, 48,84% pergerakan eksternal-internal menuju ke Utara. Selain itu, 23,26% pergerakan eksternal-internal menuju Kota Surakarta tanpa melalui Simpang Kerten. Distribusi pergerakan yang terjadi adalah 23,41% through traffic dan 76,59% eksternal internal. Pergerakan through traffic untuk kendaraan ringan (LV) 13,24 %, sepeda motor (MC) 8,50% dan kendaraan berat (HV) 1,67%, sedangkan pergerakan eksternal-internal untuk kendaraan ringan 36,17%, sepeda motor 36,10% dan kendaraan berat 4,32%

    Analisis Karakteristik Dan Kinerja Simpang Empat Bersinyal (Studi Kasus Simpang Empat Telukan Grogol Sukoharjo)

    Get PDF
    Simpang Empat Telukan merupakan salah satu simpang bersinyal di Sukoharjo. Arus lalu lintas yang melalui simpang ini adalah arus menuju ke Solo Baru, Surakarta, Sukoharjo dan Wonogiri, yang merupakan daerah komersial. Simpang Empat Telukan mempunyai potensi yang dapat menimbulkan kemacetan, karena banyaknya bus dan angkutan yang berhenti di dekat simpang untuk mencari penumpang serta kendaraan berat yang melewati simpang tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi karakteristik arus lalu lintas dan kinerja simpang. Jenis data yang digunakan untuk keperluan analisis adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data geometrik jalan, data kondisi lingkungan, data arus lalu lintas, dan data waktu sinyal. Pencatatan arus lalu lintas dibagi dalam kendaraan ringan, kendaraan berat, sepeda motor dan kendaraan tak bermotor yang dipisahkan tiap interval 15 menit pada kondisi jam puncak pagi, siang dan sore, pengambilan dilakukan pada hari Kamis 19 April 2007 dan Sabtu 21 April 2007. Sedangkan data sekunder yang berupa data jumlah penduduk dari Badan Pusat Statistik. Data tersebut dianalisis untuk mencari kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, kendaraan terhenti dan tundaan dengan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa arus lalu lintas yang melewati simpang empat Telukan adalah padat. Jam puncak terjadi pada siang hari sebesar 2003,5 smp/jam dan pada pagi hari sebesar 1975,4 smp/jam. Pengaturan sinyal di simpang empat Telukan diatur dalam 3 fase dengan siklus 72 detik. Kinerja simpang dapat dilihat dari nilai kapasitas (lengan Utara 958,51 smp/jam, lengan Timur 195,82 smp/jam, lengan Selatan 1130,66 smp/jam, lengan Barat 198,07 smp/jam), derajat kejenuhan simpang yang cukup tinggi (lengan Utara 0,84, lengan Timur 0,82, lengan Selatan 0,81, lengan Barat 0,60), panjang antrian (lengan Utara 74,29 m, lengan Timur 81,82 m, lengan Selatan 77,14 m, lengan Barat 54,55 m), jumlah kendaraan terhenti (lengan Utara 776,98 smp/jam, lengan Timur 211,20 smp/jam, lengan Selatan 838,37 smp/jam, lengan Barat 110,88 smp/jam) dan tundaan (lengan Utara 36,66 detik/smp, lengan Timur 61,98 detik/smp, lengan Selatan 32,03 detik/smp, lengan Barat 35,87 detik/smp)

    Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal (Studi Kasus Simpang Bangak di Kabupaten Boyolali)

    Get PDF
    Simpang Bangak merupakan salah satu simpang bersinyal di Kabupaten Boyolali. Arus lalu lintas yang melalui simpang ini adalah arus menuju ke Solo, Boyolali dan ke Simo, yang merupakan daerah komersial. Simpang Bangak mempunyai potensi yang dapat menimbulkan kemacetan, karena banyaknya bus dan angkutan umum yang berhenti di dekat simpang untuk mencari penumpang serta kendaraan berat yang melewati simpang tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi karakteristik arus lalu lintas dan kinerja simpang. Jenis data yang digunakan untuk keperluan analisis adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi data geometrik jalan, data kondisi lingkungan, data arus lalu lintas, dan data waktu sinyal. Pencatatan arus lalu lintas dibagi dalam kendaraan ringan, kendaraan berat, sepeda motor dan kendaraan tak bermotor, pengambilan dilakukan pada hari senin 1 Juli 2013. Sedangkan untuk data sekunder yang berupa data jumlah penduduk dari Badan Pusat Statistik. Data tersebut dianalisis untuk mencari kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, kendaraan terhenti dan tundaan dengan menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Pengaturan sinyal di Simpang Bangak Boyolali diatur dalam 3 fase dengan fase 1 yaitu pendekat Timur dengan siklus 80 detik, fase 2 yaitu pendekat Barat dengan siklus 80 detik, dan fase 3 yaitu pendekat Utara dengan siklus 100 detik.Kinerja simpang Bangak Boyolali dapat dilihat dari nilai kapasitas (pendekat Timur 900,144 smp/jam, pendekat Barat 959,364 smp/jam, pendekat Utara 140,154 smp/jam), derajat kejenuhan simpang (pendekat Timur 0,55, pendekat Barat 0,52, pendekat Utara 0,73), panjang antrian (pendekat Timur 46,667 m, pendekat Barat 59,999 m, pendekat Utara 57,14 m), jumlah kendaraan terhenti (pendekat Timur 368 smp/jam, pendekat Barat 460 smp/jam, pendekat Utara 165 smp/jam) dan tundaan (pendekat Timur 24,662 detik/smp, pendekat Barat 34,478 detik/smp, pendekat Utara 98,938 detik/smp)

    Pemahaman Pelajar Sma Pengguna Sepeda Motor Terhadap Rambu, Marka, Peraturan Lalu Lintas Dan Safety Riding ( Studi Kasus Di Sma Batik 2 Surakarta )

    Get PDF
    Kota Surakarta tergolong dalam secondary city atau kota kelas menengah yang terus berkembang. Selain itu terdapat 3 terminal bus, 3 stasiun kereta api dan 1 bandar udara di kota ini. Pada tahun 2010 diluncurkan kendaraan masal yaitu Batik Solo Trans guna menambah kendaraan masal yang. Perkembangan keadaan transportasi diperkirakan juga akan terus meningkat di Kota Surakarta selama beberapa tahun kedepan. Dari data SATLANTAS POLRESTA Surakarta jenis kecelakaan menurut moda transportasi angka tertinggi tedapat pada sepeda motor adalah dan korban kecelakaan tertinggi terdapat pada usia produktif yaitu 16-30 tahun. Sedangkan pelanggaran lalu lintas menurut tingkat pendidikan angka tertinggi terdapat pada tingkat pendidikan SMA. Dari hal tersebut penulis ingin meneliti pemahaman pelajar SMA pengguna sepeda motor terhadap rambu, marka, peraturan lalu lintas dan safety riding. Metode penelitian dalam penelitian ini pada tahap awal adalah penentuan jumlah sampel untuk penyebaran kuisioner. Setelah kuesioner disebarkan kepada responden dari variabel-variabel pertanyaan yang sudah ada maka di uji validitas dan reliabilitas, untuk mengetahui apakah variabel-variabel tersebut sudah valid dan reliabel. Untuk butir soal yang tidak valid dan tidak reliabel maka butir soal itu dihilangkan tidak ikut kedalam perhitungan selanjutnya, kemudian dihitung nilai tingkat pemahaman terhadap rambu, marka, peraturan lalu lintas dan safety riding. Dari pembahasan klasifikasi tingkat pemahaman rambu lalu lintas yang terdiri dari rambu peringatan, rambu larangan, rambu perintah dan rambu petunjuk, didapatkan data tingkat pemahaman terhadap rambu lalu lintas adalah sangat paham 106 responden, paham 34 responden dan kurang paham 0 responden. Sedangkan tingkat pemahaman terhadap marka lalu lintas didapatkan data, klasifikasi sangat paham 78 responden, klasifikasi paham 51 responden dan klasifikasi kurang paham 11 responden. Pembahasan pemahaman peraturan lalu lintas didapatkan hasil tingkat pemahaman para responden dengan 3 klasifikasi yaitu sangat paham terdapat 121 responden, klasifikasi paham terdapat 19 responden dan klasifikasi kurang paham sebanyak 0 responden. Mayoritas responden mengenai tingkat pemahaman terhadap safety riding ini adalah klasifikasi sangat paham yaitu 126 responden, selanjutnya dengan klasifikasi paham 13 responden dan klasifikasi kurang paham dengan 1 responden
    corecore