226 research outputs found
Pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Industri Guna Mempersiapkan Uji Kompetensi Siswa Jurusan Teknik Gambar Bangunan Di SMK 1 Sedayu
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persiapan, program, pelaksanaan,
monitoring, evaluasi praktik industri, serta mengetahui seberapa besar hubungan, serta
sumbangan program di sekolah dan praktik industri terhadap uji kompetensi siswa
Jurusan Teknik Gambar Bangunan di SMK 1 Sedayu.
Penelitian ini merupakan penelitian Expost Facto dan eksplanasinya tergolong
penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Sampelnya adalah
guru ,siswa kelas 3 Jurusan Teknik Gambar Bangunan, dan pelaku dunia industri
sejumlah 40 responden. Data diambil dengan menggunakan 3 metode yaitu,
dokumentasi, wawancara dan angket. Pada instrumen angket sebelumnya diuji
validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis datanya yaitu analisis kuantitatif untuk
memperoleh harga mean,modus,median, standar deviasi, normalitas, linieritas,
regresi, korelasi, dan sumbangan.
Dari hasil dokumentasi diperoleh profil sekolah, modul praktik kerja industri
siswa, struktur kurikulum SMK, dan perangkat uji kompetensi. Dari hasil wawancara
diperoleh persiapan dalam praktik kerja industri adalah, sekolah melakukan
kerjasama dengan konsultan perencana, kemudian diberi pembekalan yang diisi oleh
ketua Pokja, kepala sekolah, dan pihak industri. Pelaksanaannya dilaksanakan selama
3 bulan, kegiatan monitoring dilakukan 1 kali dalam 1 bulan, kegiatan evaluasi
dilakukan meliputi:kedisiplinan siswa, penguasaan materi siswa, produk, dan
penilaian siswa. Program praktik kerja industri yang telah disepakati adalah Up
Dating Map, RAB, Drafting, menggambar pondasi, utilitas bangunan, menggambar
dinding dan lantai, Program Uji kompetensi meliputi: gambar manual, gambar dengan
AutoCad, dan Perhitungan RAB. Dari hasil angket diperoleh nilai korelasi antara
program produktif sekolah dengan uji kompetensi sebesar rhitung = 0,602 masuk dalam
kategori cukup. Korelasi Program praktik kerja industri terhadap uji kompetensi
sebesar rhitung = 0,717 masuk dalam kategori cukup dan korelasi program produktif
sekolah terhadap praktik kerja industri sebesar rhitung = 0,656 masuk dalam kategori
cukup, serta sumbangan yang diberikan untuk uji kompetensi sebesar 35,4%. Hasil
ini menunjukkan bahwa kedua program terhadap uji kompetensi cukup kuat atau
berhubungan. Sehingga pelaksanaan praktik kerja industri untuk mempersiapkan uji
kompetensi siswa sudah sesuai.
Kata kunci : Praktik Kerja Industri, Uji Kompetens
ANALISA KERUSAKAN RISER TUBE PADA MESIN LPDC DAN UPAYA PENCEGAHANNYA
Abstrak : Riser tube pada mesin LPDC penggantian setiap 10 x 8 jam ( 80 Jam ). Kerusakan yang terjadi pada umumnya retak dan keropos pada permukaan body Riser Tube. Akibat kerusakan tersebut cairan laju kuningan yang masuk ke cetakan tumpah ke lokasi sekitar mesin. Tujuan penelitian kerusakan Riser Tube adalah untuk menganalisa penyebab terjadinya kerusakan retak dan keropos serta upaya memperpanjang umur pakai. Analisa pengkajian penyebab utama terjadinya kerusakan Riser Tube dilakukan melalui pengujian komposisi kimia, Uji kekerasan, Uji scanning elektron microscopy ( SEM ), Uji metalografi dan pengamatan perubahan sifat mekanis logam material Riser Tube akibat pengaruh panas pada proses peleburan di tungku furnace. Kesimpulan penyebab utama retak dan keropos disebabkan thermal fatique dan korosi suhu tinggi. Digunakan untuk pengembangan kualitas serta optimasi usaha memperpanjang umur operasional ( Life time ) meliputi perbaikan desain, material, manufaktur, cara pemasangan serta penerapan system manajemen pemeliharaan yang tepat.Kata kunci: LPDC, Riser Tube, Kerusakan, Pengujian, Pemeliharaan
Effectiveness of Endophytic Bacterial Consortium of Coffee Plant on Mortality of Pratylenchus Coffeae in Vitro
Bacteria live in wild in form of a consortium. Use of microbial consortium tends to give better results than single isolate, because the action of enzyme of each type of microbe can complement each other in order to survive. This study aimed to study the effectiveness of bacterial endophytic consortium from coffee plant on plant growth and mortality of parasitic nematodes in coffee. Isolation of bacteria is conducted by growing the crushed roots, stems and leaves of coffee on 20% TSA media, then testing their hemolysis and hypersensitivity reaction. Selected isolates were tested on their effect on the growth of seedling and Pratylenchus coffeae mortality, as well as their chitinolytic, proteolytic, lipolytic, HCN production, dissolution of phosphate (P) and fixation of nitrogen (N2) abilities. The results showed that from 27 isolates of the consortium, 23 isolates showed negative reaction to hypersensitive test and 9 isolates to hemolysis test. The highest mortality rate was shown by K6 isolate (65.8%). The highest growth was shown by K15 and K 21 isolates while the highest root length by K21 isolate. Further analisys showed that 100% of the isolates could hydrolyze proteases, lipid, and produce HCN, while chitinolytic activity was shown by 78% isolates which could fix N2 and 11% of isolates could dissolve phosphate
Pengaruh Tension Benang Dan Kecepatan Penggulungan Benang Ulang (Rewinding) Terhadap Bulu (Hairiness) Benang Kapas Carded Ne 30/1
One of the problems in the process of making cloth is the appearance of the thread which is not good. One of the causes of the appearance of the fabric is not good, one of which is the high value of the thread hair. Feathers are cotton fibers that do not get twisted in the yarn and this occurs due to the process of friction between the yarn and the metal. In the process of winding yarn on a winding machine, defects in the reel are often found, so the yarn needs to be rewound. Due to the rewinding of the yarn, the hair will increase due to the repeated friction of the yarn with the metal. For this reason, research on the causes of the increase in thread hair was carried out. The research was conducted on a winding machine using a randomized block design with three replications. The factors studied included yarn tension consisting of 10 gram, 12 gram, 14 gram yarn tention and rewinding speeds of 900 m/minute, 1000 meter per minute and 1100 meter per minute. To analyze the data using Analysis of variance (Anava). Because the expected thread hair value is as low as possible, the criterion used is the smaller the better. The experimental results show that using the optimal setting, namely the yarn tension of 10 grams, and the rewinding speed of 900 meters/minute, produces the best yarn hair value of 6.35
Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Pokok Bahasan Bangun Datar Melalui Model Kooperatif Stad Pada Siswa Kelas III SDN 144/I Biring Kuning
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki dan memperbaiki proses pembelajaran yang mengarah pada perbaikan proses pembelajaran matematika karena hasil belajar siswa kelas III SDN No.144/I Biring Kuning masih belum mencapai KKM yang ditetapkan. 65, sedangkan rata-rata siswa hanya mencapai 50. Hal ini disebabkan guru kurang efektif dalam memilih model pembelajaran sehingga siswa merasa jenuh dalam pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan proses pembelajaran matematika siswa III SDN No.144/I Biring Kuning. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas 16 SDN No.144/I Biring Kuning yang berjumlah 16 siswa pada semester ganjil tahun 2012. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan pembelajaran. Data kuantitatif diperoleh melalui tes hasil belajar dan data kualitatif tentang aktivitas guru dan siswa melalui lembar observasi. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas III SDNNo.144/I Biring Kuning mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata skor hasil belajar matematika berada pada kategori “cukup†dan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar pada kategori “baikâ€. Secara kualitatif terjadi peningkatan motivasi, minat, dan keaktifan siswa, serta aktivitas guru dalam proses pembelajaran Matematika Bangun Datar melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. STAD (Student Teams-Achievement Division) efektif untuk meningkatkan motivasi siswa, karena STAD (Student Teams-Achievement Division) mementingkan struktur penghargaan sebagai bentuk penguatan atas apa yang telah dilakukan siswa. Penghargaan merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan motivasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan proses pembelajaran matematika siswa kelas III SDN No.144/I Biring Kuning.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki dan memperbaiki proses pembelajaran yang mengarah pada perbaikan proses pembelajaran matematika karena hasil belajar siswa kelas III SDN No.144/I Biring Kuning masih belum mencapai KKM yang ditetapkan. 65, sedangkan rata-rata siswa hanya mencapai 50. Hal ini disebabkan guru kurang efektif dalam memilih model pembelajaran sehingga siswa merasa jenuh dalam pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan proses pembelajaran matematika siswa III SDN No.144/I Biring Kuning. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas 16 SDN No.144/I Biring Kuning yang berjumlah 16 siswa pada semester ganjil tahun 2012. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan pembelajaran. Data kuantitatif diperoleh melalui tes hasil belajar dan data kualitatif tentang aktivitas guru dan siswa melalui lembar observasi. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas III SDNNo.144/I Biring Kuning mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata skor hasil belajar matematika berada pada kategori “cukup†dan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar pada kategori “baikâ€. Secara kualitatif terjadi peningkatan motivasi, minat, dan keaktifan siswa, serta aktivitas guru dalam proses pembelajaran Matematika Bangun Datar melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD. STAD (Student Teams-Achievement Division) efektif untuk meningkatkan motivasi siswa, karena STAD (Student Teams-Achievement Division) mementingkan struktur penghargaan sebagai bentuk penguatan atas apa yang telah dilakukan siswa. Penghargaan merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan motivasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan proses pembelajaran matematika siswa kelas III SDN No.144/I Biring Kuning
PENGELOLAAN SARANA PRASARANA (Studi Situs SMP Negeri 2 Matesih)
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri pengelolaan sarana prasarana di SMP Negeri 2 Matesih. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Memperoleh gambaran konkrit tentang pengadaan sarana prasarana di SMP Negeri 2 Matesih, 2) mengetahui penginvetarisasian sarana prasarana di SMP Negeri 2 Matesih, 3) mengetahui pemanfaatan sarana prasarana di SMP Negeri 2 Matesih, dan 4) mengetahui pelaksanaan evaluasi sarana prasarana di SMP Negeri 2 Matesih.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan di SMP negeri 2 Matesih.Nara Sumber dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Guru, komite sekolah, dan siswa. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi . Analisis data diawali dari (1)reduksi data; (2) penyajian data; (3) pengambilan kesimpulan. Uji keabsahan data menggunakan kredibilitas, transferabilitas, konfirmabilitas dan dependabilitas.
Hasil penelitian : 1) Pengadaan sarana prasarana benar-benar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan mendukung visi dan misi sekolah; 2) Perawatan dilakukansecara rutin untuk menghemat anggaran, dan ada kesadaran bahwa perawatan merupakan tanggungjawab bersama warga; 3) Pemanfaatan sarana prasarana mendukung kegiatan belajar mengajar, serta pemanfaatan ICT bagi siswa menambah rasa senang dan turut meningkatkan memotivasi belajar siswa.; 4) SMP Negeri 2 Matesih telah memiliki kesadaran arti pentingnya tertib administrasi. Penginventarisan yang dilakukan sekolah dengan cara pencatatan secara elektronik maupun manual. Setiap bulan dilakukan pelaporan aset/ inventaris sekolah kepada kepala sekolah
Desain Kaca Depan Berbahan Acrylic Glass Mobil Listrik KTM GEN 1.0 Unpam
Desain kaca depan berbahan acrylic glass pada mobil listrik ktm gen 1.0 unpam yang merupakan mobil listrik buatan anak bangsa ini sedang dikembanglan menjadi mobil multiguna. Salah satu bagian penting dalam mobil listrik ini yang menjadi perhatian adalah kaca depan. Maka dimulailah dengan melakukan perancangan “DESAIN KACA DEPAN BERBAHAN ACRYLIC GLASS MOBIL LISTRIK KTM GEN 1.0 UNPAM. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan desain rancang dan ketetntuan bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan kaca depan mobil ktm gen 1.0 unpam. Kaca depan ini dirancang dengan menggunakan bahan dasar acrylic glass yang mengacu para list of requirments sebagai dasar patokan dari desain pengukuran, juga dilakukan studi lapangan pada desain kaca depan serta material berbahan dasar lain sebagai nilai rujukan. Desain kaca acrylic glass yang di perlukan mobil listrik dan kekuatan acrylic glass pada desain kaca depan mobil listrik, dengan tujuan untuk mengetahui bentuk desain kaca depan yang di butuhkan pada kendaraan ini dan untuk mengetahui acrylic glass yang digunakan pada kendaraan mobil listrik. Simulasi pembebanan dengan material acrylic glass dilakukan pada bagian depan guna mendapatan gaya yang sesuai peruntukan kaca depan mobil listrik ini nanti. Beban yang diberikan adalah beban statis sebesar 20N dan 30N pada bagian depan kaca, dari hasil perancangan dan bahan dasar yang telah ditentukan maka hasil simulasi dengan desain dan bahan dasar ini dapat dipertanggung jawabkan hasilnya. Dengan nilai analisa simulasi von misses strest dengan menggunakan material acrylic glass dengan pembebanan 20N, menghasilkan nilai rengang terbesar pada titik C yaitu 0,158 MPa dan nilai hasil analisa simulasi displacement dengan pembebanan 20N menghasilkan nilai perubahan bentuk terbesar pada titik tengah kaca dengan nilai 0,012 mm, dan pembebanan 30N menghasilkan nilai perubahan bentuk terbesar pada titik tengah kaca dengan nilai 0,018 mm, dengan ini nilai safety factor dengan pembebanan variasi 2 pembebanan 20N menghasilkan nilai safety factor terecil yaitu 15, dan pembebanan 30N menghasilkan nilai safety factor terkecil yaitu 15, maka disimpulkan hasil pengujian pembebanan sebesar 20N dan 30N masih tetap aman pada kaca depan mobil listrik ktm gen 1.0 unpam dapat dilanjutkan ketahap selanjutnya
Pengaruh Waktu Milling dan Suhu Sintering terhadap Karakterisasi (Sifat Fisis dan Mekanik) pada Pembuatan Keramik Zirkon dan Alumina
Material keramik dibuat dari bahan dasar yang tersusun atas bahan Alumina dan Zirkon. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses pembuatan keramik sinter Alumina dan Zirkon serta mengetahui pengaruh variasi waktu milling 1 jam, 3 jam dan 10 jam dan suhu sintering 1200o C, 1250o C, 1300o C terhadap sifat fisis dan sifat mekanik dari sebuah keramik. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji densitas, uji kekerasan dan uji kuat tekan. Adapun hasil dari penelitian yang telah dilakukan untuk memenuhi tujuan tersebut adalah dalam pengujian densitas meningkat seiring dengan bertambahnya waktu Milling dan suhu sintering. Pengaruh waktu milling dan suhu sintering terhadap sifat mekanik juga di buktikan oleh pengujian kekerasan dengan suhu 1200o C nilai kekerasan 14,1 HD, suhu 1250o C nilai kekerasan 14,3 HD dan suhu 1300o C nilai kekerasan 14,4 HD berpengaruh bahwa lamanya waktu milling dan tingginya suhu sintering sangat berpengaruh terhadap nilai kekerasan dan kuat tekan dengan suhu 1250o C waktu 1 jam nilai gaya tekan 100 kg, waktu 3 jam nilai gaya tekan 100 kg dan waktu 10 jam nilai gaya tekan 200 kg, pengaruhnya semakin lama waktunya nilai gaya tekan bertambah. Nilai optimum didapatkan pada material dengan proses waktu milling 10 jam dan suhu sintering 1300o C dengan nilai densitas 2,12 kekerasan 17,5 HD dan kuat tekan 400 kg. Kata kunci: Alumina, dan Zirkon, Milling, Sintering, Densitas, kekerasan, Kuat teka
Peningkatan Performansi Mesin Di Bagian Preparation Dengan Metode Total Productive Maintenance Di Dukung Implementasi 5s
PT. Bando Indonesia merupakan salah satu perusahaan produsen V-belt dan Conveyor yang terkemuka di Indonesia. Dalam usaha untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan produktifitas, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah masalah perawatan fasilitas/mesin produksi. Total Prodicktive Maintenance (TPM) merupakan sebuah konsep yang baik untuk merealisasikan hal tersebut. Data yang digunakan merupakan data breakdown yang terjadi di mesin banbury 1 selama bulan Juli-Desember 2019. Parameter yang digunakan dalam mengetahui tingkat produktivitas mesin adalah dengan menghitung nilai OEE dan Six big losses dari mesin banbury 1, dengan menggunakan record selama pertengahan tahun 2019. Sehingga nantinya akan diketahui informasi keadaan aktual dari mesin tersebut. Selanjutnya akan dibuat suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas berbasisi TPM dengan pendekatan 5S. Hasil perhitungan nilai OEE tahun 2019 pada mesin banbury 1 sebesar 77.63% ini dipengaruhi nilai availability rate 96%, performance rate 81%, dan quality rate 99.93%. jika dilihat dari hasil keselurahn mesin banbury 1 hasil OEE pada tahun 2019 rendah maka setelah adanya perbaikan di bulan Januari 2020 hingga bulan maret 2020 maka nilai OEE mengalami peningkatan sebesar 96.31%. Six Big Losses yang dominan pada mesin banbury 1 yaitu Reduced speed losses dan Idling and minor stopages losses. Reduced speed losses memiliki nilai sebesar 20.52% dan persentase terhadap losses lain yaitu 59.48%. Sedangkan Idling and minor stopages losses memiliki nilai losses sebesar 10.09% dan persentase terhadap losses lain sebesar 29.25%, setelah adanya perbaikan di bulan Januari 2020 hingga bulan Maret 2020 pada mesin banbbury 1 maka ada peningkatan pada Reduced speed losses dan idling and minor stopages losses, reduced speed losses memiliki nilai sebesar 10.10% dan persentase losses lainya yaitu 53.99% dan idling and minor stopages losses memiliki nilai sebesar 8.58% dan persentase terhadap losses lainya memiliki nilai 99.85%
Karakteristik Kandungan Unsur N, P Dan K Limbah Cair Kelapa Sawit Kolam Anaerob Dengan Kontak Kuantitas Bentonit
Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) merupakan limbah organik agroindustri yang berasal dari pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Minyak Sawit Mentah (CPO) yang masih dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar Nitrogen, Fosfor, dan Kalium yang telah diberikan bentonit dan Efektif Mikroorganisme-4 ke dalam kolam anaerob LCPKS. Penelitian ini terdiri dari 4 tahap, yaitu: karakterisasi LCPKS, preparasi bentonit. Aplikasi bentonit berdasarkan jumlah LCPKS dan karakterisasi N, P, K pada LCPKS setelah pemberian bentonit. Pada penelitian ini dilakukan proses fermentasi LCPKS dengan penambahan Effective Microorganism-4 (EM4) dan partikel bentonit 3%, 5% dan 7% dengan ukuran 60 mesh dengan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan kadar N tertinggi yaitu 9167 ppm) diperoleh dari proses fermentasi dengan bentonit 7%, kadar P tertinggi 20,1 ppm diperoleh dari bentonit 3% dan kadar K tertinggi diperoleh bentonit 3% dengan nilai rata-rata. rata-rata 742 ppm. Aplikasi bentonit dapat meningkatkan nilai N, P & K pada LCPKS pada kolam anaerobik
- …