17 research outputs found

    Penetapan Kadar Asam Benzoat Pada Margarin Bermerk Kemasan Dan Bermerk Curah Di Wilayah Pasar Cisalak Depok

    Get PDF
    Margarin merupakan salah satu produk berbasis lemak nabati yang luas penggunaannya dalam proses pengolahan makanan. Produk margarin menggunakan asam benzoat sebagai bahan pengawet organik untuk mencegah terjadinya kerusakan oleh aktivitas mikroba. Asam benzoat sebagai pengawet margarin dengan takaran yang rendah tidak menimbulkan efek atau gangguan pada tubuh manusia apabila penggunaannya berlebih akan menimbulkan toksisitas pada konsumen, maka dalam penggunaannya bahan tambahan makanan ini tidak boleh melebihi batas ketentuan yang berlaku yaitu 1000 mg/kg.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kadar asam benzoat pada margarin bermerk dalam kemasan dan bermerk dalam curah di Wilayah Pasar Cisalak Depok. Pemeriksaan laboratorium asam benzoat pada margarin melalui uji kualitatif dengan FeCl3dan uji kuantitatif dengan metode spektrofotometri untuk mengetahui kadar asam benzoat pada margarin. Sampel  yang diambil sebanyak 10 sampel margarin yaitu 5 sampel margarin bermerk dalam kemasan dan 5 sampel margarin bermerk dalam curah.Dari 10 sampel margarin semua margarin menggunakan asam benzoat sebagai pengawet. Terdapat 2 sampel margarin dengan kadar melebihi batas standar Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan yaitu pada margarin bermerk IDR dan bermerk MGR 1. Kata Kunci : Margarin, Asam Benzoat, Pengawet Bahan Panga

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penerimaan Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Semarang

    Full text link
    This study aimed to give empirical evidence concerning about criterias is needed by Recruiters for accepting auditors in the Public Accounting Firms upon Semarang city. Variable that used in this study were Subjective Qualifications, Interpersonal Attraction, Perceived Similarism, Objective Qualifications, Physical Attraction, Dress Effect, Gender, and Competency as Independent Variable with Hiring Decisions were Accepted and Rejected as Dependent Variable. This study used the empirical purposive sampling technique for collected the datas. The size of the sample in this study were 40 sample. Respondent in this study were Recruiters is Public Accounting Firms Semarang employees that participated in the intervew process and hiring decisions process of auditor. Data analyzis used analysis of logistic regression. The results of this study showed not all hypothesis were accepted. The results of the analysis showed factors were Subjective Qualifications, Perceived Similarity, Objective Qualifications, and Competency about hiring decisions process of auditor has signifficant and positive impact on accepted hiring outcomes. This was showed that Recruiters excited with applicant (auditor) who had positive criterias will have bigger chance to accept in Public Accounting firms on Semarang

    Relationship between levels of the heavy metals lead, cadmium and mercury, and metallothionein in the gills and stomach of Crassostrea iredalei and Crassostrea glomerata [version 1; referees: 2 approved]

    Get PDF
    Background: The objective of this study was to compare the levels of heavy metals (Pb, Hg, and Cd) and metallothionein (MT) in the gills and stomach of two species of mussels (Crassostrea iredalei and Crassostrea glomerata), and to observe the ability of the mussels to absorb the heavy metals Pb, Hg and Cd present in the water. Methods: The mussels were obtained from Mayangan, Kenjeran and Gresik ports, East Java, Indonesia. MT levels were determined using ELISA. Heavy metal levels of Pb, Hg and Cd were assayed using atomic absorption spectrophotometry. Results: The levels of Pb and Cd in water were below the maximum permissible levels for local water quality standards. By contrast, the level of Hg in the water was above the maximum permissible levels for water quality standards. At Mayangan Port (Station 1), the level of Pb was higher than Hg and Cd. Levels of MT and heavy metals varied greatly among of C. iredalei and C. glomerata individuals, but were always higher in the gills than in the stomach. The highest MT level (160,250 ng/g) was observed at Kenjeran Port (Station 2). MT levels were shown to be significantly associated with heavy metal level (P<0.0001). Conclusions: This result indicates that MT may be responsible for the sequestration of these heavy metals, as has already been observed in terrestrial animals

    Rupiah Meriah Dari Bisnis Minimarket

    No full text
    x + 134 hlm.; 21 c

    Klasifikasi Jenis Buah Apel Menggunakan Metode Orde 1 dengan Algoritma Multi Support-Vector Machines

    Full text link
    Apel merupakan jenis buah-buahan dimana memiliki beragam jenis warna pada kulitnya tersendiri, ada yang berwarna merah, hijau maupun warna kuning. Buah apel juga memiliki banyak jenis dan mudah ditemukan dalam negeri maupun di luar negeri. Setiap jenis buah apel memiliki ciri yang berbeda sehingga akan diperoleh pendapat yang berbeda oleh setiap individu yang menyebabkan tingkat akurasi yang berbeda. Teknologi klasifikasi saat ini dapat digunakan untuk membantu proses pemilahan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode orde 1 dengan algoritma multi SVM yang bertujuan untuk pengenalan pola buah apel menggunakan analisis tekstur pada citra grayscale dan ekstraksi fitur warna pada citra warna. Hasil ekstrasi fitur akan menjadi input bagi multi SVM untuk mengklasifikasikan jenis apel. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah dari 50 citra, yang terdiri dari 35 citra data latih dan 15 data uji. Hasil akurasi metode ini mencapai tingkat akurasi hanya sebesar 86%

    Perbedaan Persentase Penambahan Hidrolisat Protein Ikan Kakatua (Chlorurus sordidus) terhadap Aktivitas Antioksidan Pada Yoghurt

    No full text
    Ikan kakatua tergolong ikan pangan yang cukup digemari dan sangat laku di pasaran karena memiliki serat daging lebih halus dan lunak. Ikan ini dikonsumsi dengan mengambil dagingnya saja dan menghasilkan bahan buangan atau hasil samping berupa kepala ikan. Hasil samping kepala ikan kakatua memiliki kandungan unsur seperti fosfor, nitrogen dan protein yang tinggi. Kandungan protein yang relatif tinggi, dapat dimanfaatkan untuk membuat hidrolisat protein. Hidrolisat protein ikan merupakan produk yang dihasilkan dari penguraian protein ikan menjadi senyawa - senyawa berantai pendek. Hidrolisat protein ikan memiliki kandungan bioaktif antara lain antioksidan, antihipertensi, antimikroba dan imunomodulator. Dengan banyaknya kandungan senyawa yang terdapat pada hidrolisat protein ikan, maka perlu dimanfaatkan dengan baik seperti fortifikasi pada produk pangan sebagai pangan fungsional. Salah satu pengaplikasian fortifikasi hidrolisat protein ikan yang pernah dilakukan adalah pada produk yoghurt. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari perbedaan persentase penambahan hidrolisat protein ikan kakatua (C. sordidus) terhadap aktivitas antioksidan pada yoghurt. Rancangan penelitian pendahulan yang akan digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Hidrolisat protein ikan kakatua yang memiliki Aktivitas antioksidan dan derajat hidrolisis yang tertinggi akan diproduksi kemudian dibubukan dan ditambahkan pada produk yoghurt untuk penelitian utama. Pada penelitian Utama menggunakan rekemendasi dari aplikasi Design Expert v 7. Penentuan titik tengah dengan pengujian organoleptik untuk mencari formulasi penambahan bubuk hidrolisat protein ikan terbaik pada yoghurt. Mendapatkan 7 variasi formulasi yang direkomendasikan. Dari hasil penelitian diperoleh analisis dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 23. Hasil data dari penelitian pendahuluan dianalisis dengan ANOVA kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis statistik dapat dilihat dari nilai siginifikansi (P), jika P<0,05 maka perlakuan yang dilakukan berpengaruh nyata dan dilakukan uji lanjut. Pada peneltian utama dianalisis menggunakan aplikasi Design Expert v 7 dengan Response Surface Methode model One - Factor. Hasil menunjukan pada penelitian pendahuluan bahwa hidrolisat protein ikan dengan lama hidrolisis 12 jam memiliki Aktivitas antioksidan dan derajat hidrolisis yang tertinggi yaitu 4,966 ppm dan 36,51%. Perlakuan waktu hidrolisis yang berbeda memberikan pengaruh terhadap aktivitas antioksidan dan derajat hidrolisis hidrolisat protein ikan kakatua. Pada penelitian utama mendapatkan hasil Aktivitas antioksidan terbaik pada formulasi 0,3% yaitu sebesar 13,187 ppm. Penambahan bubuk hidrolisat protein ikan memberikan pengaruh nyata terhadap Aktivitas antioksidan pada produk yoghurt. Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah dalam penentuan titik tengah formulasi yoghurt menggunakan konsentrasi dengan tidak terlalu jauh agar dapat menemukan titik optimum yang sebenarnya
    corecore