8,675 research outputs found

    KINERJA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DI SMK NEGERI 2 DEPOK YOGYAKARTA

    Get PDF
    Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kinerja guru bersertifikat pendidik ditinjau dari kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta. Tujuan berikutnya dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor kinerja dengan kinerja guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian ekspos fakto. Responden penelitian adalah 75 guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta, yang terpilih berdasarkan teknik sampling insidental. Data penelitian diperoleh melalui instrumen angket berbentuk tertutup dan berskala Likert dengan empat alternatif jawaban, berkonsep penilaian atas diri sendiri. Analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif dan inferensial, dengan bantuan aplikasi SPSS versi 16. Hasil penelitian menunjukkan, tingkat kinerja guru bersertifikat pendidik ditinjau dari kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta terletak pada kategori sangat tinggi. Terkait dengan faktor-faktor kinerja, diketahui bahwa faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik kinerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kinerja guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,840 menunjukkan bahwa hubungan tersebut terletak pada kategori sangat tinggi, serta nilai koefisien determinasi (r2) yang menunjukkan bahwa faktor instrinsik kinerja (X1) dan faktor ekstrinsik kinerja (X2) memiliki pengaruh kontribusi sebesar 70,6% terhadap kinerja guru bersertifikat pendidik di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta (Y). Bentuk persamaan regresi linier yang didapat adalah: Y = 42,397 + 1,368X1 + 0,561X

    Penerapan Guided Note Taking Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IV SDN 02 Jatisari, Sambi, Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui strategi pembelajaran Guided Note Taking pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Jatisari tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 17 siswa. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD tersebut. Penelitian ini diawali dengan kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi, observasi, dan tes. Teknik analisis data yang digunakan dilakukan dengan cara reduksi, penyajian kemudian dilanjutkan dengan mengambil kesimpulan lalu verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan strategi pembelajaran Guided Note Taking dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas V SD Negeri 2 Jatisari tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari hasil pelaksanaan pembelajaran sebelum tindakan sebesar 60 % dan setelah dilakukan tindakan sebesar 77,78% pada siklus I, dan diakhir tindakan sebesar 100% pada siklus II. Kesimpulan penelitian ini adalah Strategi pembelajaran toys dan trick pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi gaya dan gerak dapat meningkatkan hasil belajar siswa siswa kelas IV SD Negeri 2 Jatisari tahun pelajaran 2011/201

    Taman Rekreasi Budaya Sriwedari

    Get PDF
    1.1 Latar Belakang Kemampuan pariwisata sebagai generator pertumbuhan ekonomi telah diketahui oleh insan pariwisata, sehingga harapan sektor pariwisata sebagai andalan untuk meningkatkan devisa merupakan hal yang wajar. Kotamadia Surakarta dalam strategi pembangunan nasional maupun dalam kebijaksanaan propinsi Jawa Tengah, telah ditetapkan sebagai pusat pengembangan jawa tengah, bagian timur dan selatan ( Pusat Pertumbuhan Kawasan VIII ) disamping itu sejak ditetapkanya bandara Adi Sumarmo sebagai bandara internasional, Kotamadia Surakarta diharapkan akan menjadi pintu gerbang pariwisata internasional Jawa Tengah, melengkapi fungsi lain sebagai kota budaya, olah raga, pariwisata, industri perdagangan, serta pendidikan. Dalam melaksanakan program atau kebijaksanaan pemerintah, khususnya bidang kepariwisataan, pemerintah daerah telah mengambil langkah ā€“langkah untuk menunjang terwujudnya kota surakarta sebagai pintu gerbang pariwisata di Jawa Tengah. Usaha ini dikaitkan dengan perwujudan Tri Krida Utama kota Surakarta, yaitu sebagi kota budaya, kota pariwisata dan kota olah raga, yang dalam program pelaksanaanya juga ditunjang dengan program BERSERI (Bersih Sehat Rapi Indah). Selain itu usaha ini juga dikaitkan dengan visi kota surakarta yaitu "TERWUJUDNYA KOTA SALA SEBAGAI KOTA BUDAYA YANG BERTUMPU PADA POTENSI PERDAGANGAN, JASA, PENDIDIKAN, PARIWISATA DAN OLAH RAGAā€. Kota Surakarta telah memiliki Rencana Strategis Daerah Tahun 2003 ā€“ 2008 (Perda Nomor 16 Tahun 2003). Beberapa kebijakan penting dari bidang pembangunan Kota Surakarta yang ditegaskan dalam Rencana Strategis Daerah salah satunya dibidang kebudayaan, Kebijakan dibidang ini diarahkan antara lain untuk: Peningkatan kualitas dan ketahanan budaya, Pengembangan kebudayaan khas yang bersumber dari warisan budaya luhur bangsa dan budaya daerah, Peningkatan apresiasi seni dan budaya tradisional daerah bagi pengembangan pariwisata daerah Salah satu kebijaksanaan umum sub sektor pariwisata yang diambil pemerintah daerah dewasa ini adalah mencakup pembangunan sentral kegiatan pariwisata yaitu : ā€¢ Taman Rekreasi Budaya Sriwedari ā€¢ Taman Jasa Wisata dan Budaya Balekambang ā€¢ Taman Satwa Taru Jurug Ketiga sentral kegiatan pariwisata tersebut masing ā€“masing mempunyai kekhususan sendiri, salah satunya adalah Taman Rekreasi Budaya Sriwedari, merupakan ajang wisata dan rekreasi lebih bersifat budaya dan seni seperti pertunjukan wayang orang,ketropak, museum dsb. Di era pascakemerdekaan, Sriwedari terpilih sebagai lokasi penyelenggaraan PON I. Pada saat yang sama, rakyat dapat berekreasi edukatif di Museum Radya Pustaka. Kebun binatang dan pertunjukan kesenian wayang orang di sana menambah moncer kepopulerannya. Periode keemasan itu terekam dalam memori kolektif warga Kota Bengawan, dan Kebon Rojo adalah nama akrabnya. Sayang, kini Sriwedari mulai kehilangan identitas sosiokultural. Aktivitas komersial lebih kentara dan privatisasi tak bisa ditolak kedatangannya.Bahkan ,Sriwedari kini telah dijadikan pemukiman penduduk secara ilegal. Dari sejarah itulah, meniti kerinduan Kebon Raja Sriwedari menjadi pijakan untuk melestarikan kebudayaan, sekaligus peduli pada lokasi peninggalan bersejarah ini, yang kondisinya saat ini sangat memprihatinkan, Taman Sriwedari sekarang sudah kehilangan fungsinya sebagai rumah maupun tempat bermain untuk masyarakat Solo yang nyaman. Seperti yang dikatakan wali kota surakarta Ir. Joko Widodo "Untuk menghidupkan kembali Taman Sriwedari perlu penataan dan dikembalikan seperti aslinya, sebagai taman dan pusat budaya," Dari uraian diatas diketahui bahwa taman Rekreasi Budaya Sriwedari membutuhkan penataan ulang kawasan yang mampu mengarahkan dan mengembalikan fungsi rekreasi dan wisata budaya. 1.2 Tujuan dan Sasaran 1.2.1 Tujuan Tujuan utama yang akan dicapai adalah penataan taman rekreasi budaya taman sriwedari yang mampu mengarahkan dan mengembalikan fungsi asli kawasan sebagai taman kota dan juga pusat kegiatan seni dan budaya di kota surakarta. 1.2.2 Sasaran Sasaran yang hendak dicapai adalah menyusun dan merumuskan naskah Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Penataan Taman Rekreasi Budaya sriwedari 1.3 Manfaat 1.3.1 Manfaat subyektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 1.3.2 Manfaat obyektif Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai perencanaan dan perancangan penataan taman khususnya taman rekreasi budaya 1.4 Lingkup Pembahasan Secara substansial, Substansi yang dibahas mencakup semua teori mengenai taman,rekreasi, budaya dan metode pendekatan; yang relevan untuk mendukung penyusunan program perencanaan dan perancangan penataan taman rekreasi budaya sriwedari Secara spasial, Lingkup spasial yang dibahas mencakup regional Jawa Tengah, dan kota surakarta dan Kawasan taman sriwedari sebagai kawasan perencanaan dan perancangan. Lingkup spasial di luar cakupan di atas, hanya dibatasi pada objek-objek yang digunakan sebagai studi pembanding. 1.5 Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan adalah metode deskriptif yang dilakukan dengan mengumpulkan data, kemudian dilakukan analisa melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif, untuk mendapatkan hasil berupa kesimpulan yang digunakan dalam penyusunan landasan program perencanaan dan perancangan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : - studi literatur, untuk memperoleh teori-teori serta regulasi yang relevan. - observasi lapangan, untuk memperoleh data mengenai lokasi perencanaan dan perancangan, serta data studi banding. - wawancara pihak terkait, dilakukan untuk memperoleh gambaran umum dari masyarakat dan pihak-pihak terkait, guna melengkapi data-data yang diperoleh dari studi literatur dan observasi lapangan. Analisa dilakukan dengan cara : - diskusi dan bimbingan, dilakukan dengan dosen pembimbing dan dosen-dosen penguji. 1.6 Sistematika Pembahasan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran pembahasan, manfaat pembahasan, lingkup pembahasan, metoda pembahasan, sistematika pembahasan dan alur pikir. BAB II Tinjauan Umum Berisi tentang tinjauan taman, tinjauan rekreasi dan tinjauan budaya serta standart ā€“ standart yang berkaitan dengan taman rekreasi budaya BAB III Tinjauan Taman Rekreasi Budaya Sriwedari Berisi tentang tinjauan Kota Surakarta,Tinjauan taman sriwedari yang berupa sejarah taman sriwedari, kondisi eksisiting taman sriwedari dan studi banding. BAB IV Kesimpulan Berisi tentang kesimpulan dari sebuah proses dimulai dari bab 1 sampai dengan bab 3 berupa statement,justifikasi atau kriteria ā€“kriteria. BAB V Batasan dan Anggapan Menguraikan tentang batasan dan anggapan dari pembahasan bab-bab sebelumnya. Batasan dan anggapan digunakan untuk mempertegas sejauh mana konsep perencanaan dan perancangan yang akan dilakukan, guna membatasi masalah yang terjadi sesuai dengan disiplin ilmu arsitektur. BAB VI Analisa dan Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Menguraikan tentang pendekatan perencanaan dan pendekatan perancangan yang meliputi aspek kontekstual, aspek fungsional, aspek teknis, aspek kinerja, aspek arsitektural. BAB VII Konsep dan Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Menguraikan tentang konsep perancangan bangunan yang meliputi aspek-aspek konsep perancangan dan program perancangan yang meliputi program ruang. 1.7 Alur Piki

    Implementasi Penyelenggaraan International Organization for Standardization (ISO) 9001: 2008 dalam Bidang Mutu Layanan Administrasi Akademik di Universitas Negeri Yogyakarta (Berdasarkan Persepsi Karyawan Bagian Layanan Administrasi Akademik yang Melayani Administrasi Akademik dan yang Dilayani yaitu Persepsi Mahasiswa UNY

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) persepsi karyawan subag pendidikan atau subag akademik terhadap implementasi ISO 9001: 2008 di Universitas Negeri Yogyakarta dan (2) faktor penghambat dan usaha-usaha yang dilakukan dalam implementasi ISO 9001: 2008 bidang mutu layanan administrasi akademik di UNY. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2012 di UNY. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan subag pendidikan yang berjumlah 163 karyawan. Sampel sejumlah 96 karyawan ditentukan menggunakan teknik Proportional Stratified Random Sampling. Sampel mahasiswa berjumlah 105 di enam fakultas dan pascasarjana ditentukan dengan teknik simple random sampling. Informasi dari karyawan untuk mengetahui faktor penghambat dan usaha yang dilakukannya. Pengumpulan data dilakukan dengan angket. Data dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Angket diujicobakan pada 30 karyawan dari FIP serta 90 mahasiswa FIP. Keabsahan menggunakan validitas isi dan reliabilitas dengan hasil reliabilitas untuk karyawan adalah 0,948, sedangkan mahasiswa yaitu 0,930. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan skor persepsi karyawan subag pendidikan dalam implementasi delapan prinsip ISO tersebut di tingkat UNY adalah 17.438 atau 78,98 % dan termasuk kategori baik, sedangkan skor persepsi mahasiswa 11.104 atau 68,23% serta berkategori baik. Berdasarkan delapan prinsip ISO 9001: 2008 yaitu (1) fokus pada pelanggan dengan skor 4.237 atau 80,25 berada dalam kategori baik %, sementara persepsi mahasiswa berkategori cukup dengan skor 3.557 atau 67,75%; (2) kepemimpinan masuk kategori baik dengan skor 4.509 atau 78,28%, sedangkan persepsi mahasiswa berada dalam kategori baik dengan skor 2.143 atau 68,03%; (3) pelibatan karyawan dengan skor 1.915 atau 79,79 % termasuk dalam kategori baik, sementara persepsi mahasiswa dengan skor 361 atau 68,76% dan berkategori baik ; (4) pendekatan proses termasuk dalam kategori baik, dengan skor 1.136 atau 78,89 %, sedangkan persepsi mahasiswa berkategori baik dengan skor 760 atau 72,38%; (5) pendekatan sistem pada manajemen termasuk dalam kategori baik dengan skor 1.062 atau 73,75 %, sementara persepsi mahasiswa dengan skor 746 atau 71,05 % serta berkategori baik; (6) pendekatan perbaikan berkesinambungan dengan skor 1.910 atau 79,58 % dan masuk dalam kategori baik, sedangkan persepsi mahasiswa dengan skor 1.742 atau 66,36% dan berkategori cukup; (7) pendekatan fakta dengan skor 1.865 atau 77,71%, serta dalam kategori baik, sedangkan persepsi mahasiswa dengan skor 747 atau 71,14% dan berkategori baik; (8) pemasok yang saling menguntungkan dengan skor 804 atau 83,75 % dan dalam kategori baik, sedangkan persepsi mahasiswa dengan skor 1.048 atau 66,54 % dan berkategori baik. Faktor penghambat terletak pada kebijakan pimpinan fakultas, ketersediaan dana, SDM, keterbatasan sarana dan prasarana, SIM dan SOP layanan administrasi. Solusi yang dilakukan adalah mempererat kooordinasi dan komunikasi dengan pimpinan, perawatan rutin sarana dan prasarana dan berpedoman pada buku panduan dan peraturan yang ada

    Understanding student participation within a group learning

    Get PDF
    Participation is an effective strategy in the teaching and learning process. Many students contribute in different ways. Nevertheless, many teachers assume that students are only active if they focus on the teacherā€™s learning objectives. The research aimed to describe student participation in-group learning. A mixed research design was conducted to understand student participation. Data were collected through observation and interviews. Interactive data analysis consisted of four-cycle steps: data collection, data reduction, data displays, and the conclusion. This study found that participation in-group learning required mutual respect, a sense of responsibility, awareness of creating a constructive climate, and leadership. The results of this study are expected as a consideration of teachers in determining student participation in teaching and learning processes.Keywords: group building; group learning; inquiry skill; interpersonal skill

    Perlindungan Warga Negara Dari Diskriminasi Ras Dan Etnis

    Full text link
    All human beings are born free and equal in dignity and rights. Everyone is entitled to all the rights and freedoms set forth in this Declaration, without distinction of any kind, such as race, colour, sex, language, religion, political or other opinion, national or social origin, property, birth or other status. Indonesia gives guarantee for human rights protection by Law No.39 Year 1999 regarding Human Rights. For implementing this Law, Indonesia legislates Law No.40 Year 2008 regarding Elimination of Racial and Ethnic Discrimination

    KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MEMOTIVASI PEGAWAI UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN BUAHBATU KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT

    Get PDF
    This study aimed to describe the district leadership in motivating employees to improve service delivery in the District Buahbatu Bandung and describe the factors that inhibit the Head of leadership in motivating employees in the District Buahbatu Bandung and efforts in motivating employees in the District Buahbatu Bandung. Design used in this research is descriptive method with qualitative approach. The data was collected using interview techniques and study documentation. Purposive sample was determined using the technique. The data analysis techniques with interactive models through reduction, presentation of data and draw conclusions. The results of this study indicate that the district leadership in motivating employees to improve service delivery in the district of Buahbatu Bandung good enough in the district where the district leadership Buahbatu transformational leadership style which is characterized by having a clear vision and far-sighted, have charisma, giving motivator and inspiration as well as close to the subordinates. Besides the transactional leadership style district is also evident from the existence of sub-district as a district chief who always give rewards or awards, supervise and control the work and intervene and correction on each activity in proportion and balanced in order to be responsible to the duties and authority vested. Factors that hinder Camat leadership in motivating employees in the district of Buahbatu Bandung the ability of employees; Employee Engagement; Culture and Organizational Structure; Resources and Support, and Employee Behavior Buahbatu district. Efforts are made to motivate employees in the district of Buahbatu Bandung is a: 1) Improve the ability of employees to perform employee development through training techniques and substances in accordance with the needs and demands of work. 2) The need for the involvement of employees in every decision that is taken as a courtesy (respect), 3) Changing the culture of an organization that does not maintain a permanent reference to the applicable rules and regulations in accordance with the hierarchical and organizational structures that exist. 4) Provide support and resources to each activity and program to be and have been implemented; 5) Provide warning and penalties for employees who behave badly as a punishment for any breach of duty; 6) Provide information to employees about the organizationā€™s activities, especially about what to do and how to do it. 7) Provide penalties for employees who are guilty; 8) Establish expectations to employees and understand the feelings that exist within them, to motivate subordinates such as sense of belonging, a sense of participation, a sense of friendship, a sense of welcome in the group, and a sense of achievement. Keywords: Leadership, Motivation and Public Servic

    Building Collaborative Learning Through Lesson Study

    Full text link
    Education in Indonesia is still experiencing a variety of complex problems. One problem is the poor quality of teaching. The low quality of learning is caused by lack of development system of quality learning in the classroom. Collaborative learning through lesson study can be a solution to improve the quality of learning in the classroom. This article discusses how to build a strategy of collaborative learning through lesson study. Teachers will work together and discuss and find solutions of problems in the classroom. Collaborative learning can improve the quality of learning and strengthen collegiality among teachers
    • ā€¦
    corecore