89 research outputs found

    Redesain Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen Dengan Pendekatan Sistem Hijab

    Get PDF
    Pesantren adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, dimana para siswanya semua tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada dalam komplek yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar dan kegiatan keagamaan lainnya. Komplek ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hijab yang secara lughoh berarti tirai atau dinding, adalah satu terminologi yang bisa berarti perlindungan wanita dalam Islam dari pandangan laki-laki (terutama yang bukan Muhrim). Salah satu prinsip dasar Islam adalah pewujudan suatu sistem yang suci, sehingga Islam senantiasa berusaha mendidik setiap anggota masyarakat, pria maupun wanita, untuk menjadi manusia yang bertaqwa, disiplin, dan menjaga kesucian mereka. Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah yang terletak di kampung Pringan Rt 01, Rw 02, Desa Karang Tengah kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen. Penelitian difokuskan pada area sekolah yaitu SMP darul Ihsan Muhammadiyah. Yang merupakan sekolah bersistem Boarding School. Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah ini merupakan jenis ponpes khalaf, yaitu bisa disebut juga ponpes modern. Karena telah memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau pesantren yang menyelenggarakan tipe sekolah-sekolah umum yaitu pada jenjang pendidikan SMP dan SMA. Didalam area ponpes ini juga terdapat beberapa fenomena-fenomena yang terjadi terkait penyelewengan kaidah-kaidah penataan sistem hijab yang diterapkan. Sehingga mendorong paneliti untuk membuat redesain yang baik sesuai dengan kaidah sistem hijab syar’i. Oleh sebab itu, perlu adanya redesain yang harus diterapkan pada area ponpes ini untuk mendapatkan sistem hijab yang baik serta mampu menampung penghuni serta seluruh kegiatan yang menunjang kegiatan ponpes. diharapkan dengan adanya perencanaan dan perancangan ini, mampu menghasilkan suatu desain yang dapat mengatasi problem-problem yang terjadi pada ponpes in

    Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) Apartemen Mahasiswa UMS Surakarta Dengan Pendekatan Arsitektur Islam

    Get PDF
    Abstract The city of Surakarta is faced with a problem about the need for shelter for residents who are temporary considering that the city of Surakarta has a campus of more than 50 universities which we need to know the need for housing will continue to grow considering that PTS and PTN in Surakarta continues to increase in the number of registrants and the number the students. Then with the increase in the number if it is not handled properly then what will happen is the imposition of land for housing, boarding for example. as happened in the author's environment. Even worse, it is not only land that is forced to use buildings for unsuitable dwellings or in Javanese language "sak-sake tok". They are landowners in the campus environment because their interest is to make a profit by increasing students and then how to solve this problem? , let us update it turns out that the city of Surakarta has already planned an apartment building in Solo Urbana in Mojosongo. But the problem of absorption will only occur next to the imbalance between the other sides, for example the southwest side of the city of Surakarta, the best solution is to build vertical housing because with limited land able to absorb quite a lot, but as a Muslim I miss student apartments with Islamic architectural concepts as forms or reflections my love for ISLAM and the prophet MUHAMMAD SAW so that cultural heritage in the form of Islamic style can continue to be sustainable. Keywords: apartments, students, islamic architecture, love

    Perancangan Semarang Youth Creativity And Art Centre Dengan Pendekatan Arsitektur Ikonik

    Get PDF
    Currently, population growth in the city of Semarang has increased on average, especially for vulnerable adolescents aged 10-14 years and 15-19. This makes the city of Semarang need a place to accommodate various activities for the youth community, not only from sports and arts activities, but also from creative preneur activities. The role of the community is a public space where individuals or groups with various backgrounds with the intention of certain goals carry out an activity. The need for self-development facilities for teenagers to support the design of the Semarang Youth Creativity and Art Center, not only has the function of the building as a space to develop talent but also can make the container as an entertainment and educational space for teenagers. Through an iconic architectural approach that has the form of exploring youth activities, it is expected to be able to present a building design that has a shape according to the characteristics of adolescents, namely attractive with dynamic, contrasting and interesting forms, so that it can make the building iconic in the city of Semarang

    Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) Gedung Teater Serbaguna Di Surakarta (Dengan Pendekatan Pada Arsitektur Dekonstruksi)

    Get PDF
    Surakarta merupakan kota yang sangat kaya akan seni dan budaya. Hal tersebut tercermin dari banyaknya kegiatan-kegiatan kesenian yang seringkali diselenggarakan di kota ini. Kegiatan kegiatan tersebut Seringkali diadakan di tempat-tempat yang tidak menentu, dapat dikatakan belum memiliki tempat yang tetap untuk mewadahi pertunjukan pementasan maupun pameran keseniaan dan kebudayaan tersebut. Banyaknya pementasan yang sering dilakukan secara berpindah-pindah dari satu tempat ketempat yang lain serta tidak terwadahinya para pelaku seni terutama seni lukis dan fotografi membuat perlunya merancang sebuah gedung dimana semua keseniaan dapat dipertunjukan atau dipentaskan. Selain itu, sekarang ini kebutuhan di masyarakat yang beranekaragam terutama dalam hal penyelenggaraan acara resepsi, pesta, maupun penyelenggaraan sebuah pertemuan kebanyakan tidak lagi diselenggarakan dirumah namun disebuah gedung. Hal tersebut terbentuk karena perubahan pola perilaku masyarakat yang semakin modern. Dekonstruksi merupakan sebuah paham dimana terdapat sebuah kebebasan dalam menciptakan sesuatu yang keluar dari kebiasaan-kebiasaan yang ada dan merupakan sebuah symbol dari kebebasan. Seperti halnya sebuah seni yang bebas dan tidak terikat oleh aturan. Oleh sebab itu, diperlukan adanya sebuah gedung pertunjukan/teater yang mampu mewadahi kreativitas para seniman untuk mengapresiasikan minat dan bakat mereka dengan pendekatan konsep arsitektur dekonstruksi yang merupakan sebuah symbol dari kebebasan berekspresi. Bangunan yang akan dirancang nantinya akan mempunyai spesifikasi yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan pementasan musik dan gerak dan dapat pula digunakan untuk tempat berkumpul atau meeting serta tempat penyelenggaraan pesta, dan resepsi pernikahan. Terdapat pula panggung terbuka dan juga ruang galeri untuk memamerkan karya pameran berupa lukisan, patung, maupun berupa karya fotografi

    BERAU YOUTH CENTER SEBAGAI SARANA SOSIALISASI DAN PENYALURAN BAKAT BAGI REMAJA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR LAMIN

    Get PDF
    Youth center adalah suatu lingkungan, tempat remaja untuk bersosialisasi, menyalurkan bakat dari kreativitas yang dimiliki dibidang olah raga, dan musik yang memenuhi unsur pendidikan,rekreasi. Lokasi nya yang berada ditepian sungai Segah maka akan memberikan pengaruh yang sangat kuat dengan unsur budaya lokal yaitu Suku Dayak. Suku Dayak dahulu selalu menetap disepanjang sungai-sungai besar di Kalimantan begitu pula dengan suku Dayak yang ada di Kalimantan timur contohnya suku Dayak Kenyah. Arsitektur lokal yang ada adalah rumah tinggal mereka yaitu Rumah panjang, atau diKalimantan timur dikenal dengan Rumah Lamin. Rumah yang panjangnya dapat mencapai panjang 300meter dan dihuni hingga 50 kepala keluarga. Bentuknya panggung untuk menghindari binatang buas, musuh dan masa pasang air sungai. Remaja adalah suatu taraf dalam perkembangan manusia, pada masa ini mereka mulai intuk mencari jati diri dan memiliki kehidupan sosial yang intensif. Remaja di Berau sama halnya dengan remaja-remaja di kota lain. Mereka lebih senang menghabiskan waktu melakukan aktivitas dengan teman-teman sebaya nya diluar rumah. Di kabupaten Berau belum ada tempat atau fasilitas yang menjadi wadah bagi mereka untuk menyalurkan bakat tersebut. Maka perlu diberikan sebuah tempat yang dapat mewadahi seluruh kegiatan mereka ke dalam suatu wilayah sehingga lebih terorganisir dan terarah. Maka Perlu dirancang sebuah “YOUTH CENTER” dimana remaja diwadahi untuk melakukan aktivitas, bersosialisasi dan menyelenggarakan berbagai kegiatan kreatif yang teratur dan terarah sesuai dengan bakat dan minatnya serta dapat menghindarkan/ memperkecil pengaruh-pengaruh negatif yang ada sebelumnya

    Dasar Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur (DP3A) Jurug Educational, Conservation and Recreation Park' Redesain Taman Satwa Taru Jurug Sebagai Sarana Edukasi dan Rekreasi Serta Konservasi Satwa

    Get PDF
    Kebun binatang dapat dijadikan asset bagi suatu daerah yaitu dengan cara menjadikannya sebagai objek wisata. Pada tingkat nasional pariwisata akan mendatangkan devisa negara dan pada tingkat lokal dapat menumbuhkan industri domestik yang menguntungkan seperti hotel / penginapan, rumah makan, sarana angkutan, cenderamata, dan jasa pemandu wisata. Surakarta memiliki banyak objek wisata, dapat dikelompokkan menjadi kelompok kawasan ruang terbuka/taman dan kelompok bangunan tradisional yang bersejarah. Taman Wisata Satwa Taru Jurug merupakan kelompok wisata kawasan ruang terbuka/taman di Kota Surakarta yang merupakan salah satu obyek wisata yang potensial di Kota Surakarta. Penerapan konsep edukasi rekreasi di dalam Taman Satwa dapat menambah tujuan dari Kebun Binatang selain untuk melindungi satwa yang hampir punah. Taman Satwa sebagai taman edukasi dan rekreasi merupakan salah satu cara agar dapat menghidupkan kembali dan berfungsi sebagaimana mestinya. Taman Satwa Taru Jurug sebagai salah satu obyek wisata diharapkan berperan untuk pengembangan sebagai tempat konservasi, edukasi dan rekreasi di bidang kepariwisataan yang dapat berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan daerah. Untuk mengoptimalkan dan mengembangkan Taman Satwa Taru Jurug diperlukan upaya meredesain atau menata kawasan Taman Satwa Taru Jurug. Kawasan Taman Satwa Taru Jurug akan diwujudkan menjadi taman wisata yang mendukung fungsi sebagai kawasan konservasi satwa, mendukung kegiatan edukasi, dan tempat rekreasi hiburan yang menari

    Pengembangan Kampung Batik Pasirsari Pekalongan Sebagai Kampung Wisata Green Batik

    Get PDF
    The batik industry in Pekalongan has become a major pillar of the economy. The average batik industry people in Pekalongan are house or small industries and Medium Enterprises (SMEs). The increasing activity of the batik industry in Pekalongan City makes the environmental quality continue to deteriorate and requires special attention. From the result of the inventory of CV. Pola Prisma and BAPPEDA Pekalongan City, Pasirsari Village (now referred to as Pasirkratonkramat Village) is the largest batik industrial area in Pekalongan and the largest batik waste producer. However, the making of communal or individual WWTPs (Wastewater treatment plants) hasn't been found in batik waste processing, so the surrounding environment is polluted. Pasirkratonkramat Village, including Pasirsari Village, has the highest Poverty UDB. The batik industry is one of the sectors with the highest percentage, which is dominated by Pasirsari Village. Therefore, the existence of a tourist village in Pasirsari Village will affect the increase in the community's economy. The purpose of developing Pasirsari Pekalongan Batik Village as a Green Batik Tourism Village is to be able to accommodate marketing, training, and village search activities so that it can increase economic, social and cultural values and as a design development of natural batik medicine gardens and communal WWTPs to support Green Batik Tourism Village. Data collection methods used are observation, interviews, and literature study. The design of village development refers to the theory proposed by Cooper et al. (2000) and The Urban Design Process, a book by Hamid Shirvani (1985). The design of village development through the Green Batik approach, namely the Communal Batik WWTPs and Natural Medicine Batik Park and the application of the Green Village or Green City concept by applying the eight attributes of a green city. Keywords: batik, tourism village, pekalongan, green concept

    Solo Baru Central Park Sebagai Sarana Olahraga dan Rekreasi

    Get PDF
    The Solo Baru area is an area with business, trade, residential, health, recreation and sports functions. This area is getting denser when seen from the many high-rise building developments that have developed recently. Buildings located in the Solo Baru area, for example, have hotel functions (Grand Mercure Solo Baru, Fave Hotel Solo Baru, Grand Soba, Hotel Brothers), function shopping centers (The Park Mall, Pakuwon Mall, Hartono Trade Center, Carrefour Solo Baru), function tourism (Pandawa Water World, Go Kart Pakuwon Mall, Pesanggrahan Langenharjo), hospital functions (Dr. Oen Solo Baru Hospital, Indriarti Hospital). Even though it is an advanced area, in the Solo Baru area there is no city park as a green open space, so there is a need for a city park as a green open space in the New Solo area. Solo Baru Central Park is a green open space with the aim of recreation and sports for the people around Solo Baru. Solo Baru Central Park is divided into 3 activity zones, namely social activity zone, economic activity zone, cultural activity zone. Social activities such as sports and recreational games. Economic activities such as trading (culinary, souvenirs, and paid games). Cultural activities such as performing arts are carried out in the amphitheater. The concept that will be applied to Solo Baru Central Park is a contemporary architectural concept. The concept of this park will be an active and passive recreational park, a park that can be enjoyed by its beauty as well as other functions and can be used to hold activities

    PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (PPA)HERBAL PLANT RESEARCH CENTER di KARANGPANDAN (Sebagai Tempat Wisata Edukasi Herbal)

    Get PDF
    Kita sungguh beruntung hidup di Indonesia yang diberikan kekayaan hayati yang tinggi. Dari sekian banyak tanaman yang ada di indonesia, ada beberapa tanaman yang dapat digunakan sebagai obat lternative. Tanaman herbal telah diteliti oleh ahli farmasi dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Tanaman herbal ini mungkin sebagian dari kita sudah familiar dan menggunakannya setiap hari. Tanaman herbal memang jarang digunakan oleh masyarakat karena berbagai sebab salah satu diantaranya adalah kurangnya informasi mengenai jenis-jenis tanaman herbal dan cara penggunaannya. Sejarah tanaman obat atau herbal di Indonesia berdasarkan fakta sejarah adalah obat asli Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa di wilayah nusantara dari abad ke 5 sampai dengan abab ke 19, tanaman obat merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional kita untuk pengobatan penyakit dan pemeliharan kesehatan. Kerajaan di wilayah nusantara seperti Sriwijaya, Majapahit dan Mataram yang telah mencapai beberapa puncak kejayaan dan menyisakan banyak peninggalan yang dikagumi dunia, adalah produk masyarakat tradisional yang mengandalkan pemeliharaan kesehatannya dari tanaman obat. Banyak jenis tanaman yang digunakan secara tunggal maupun ramuan terbukti sebagai bahan pemelihara kesehatan. Pengetahuan tanaman obat yang ada di wilayah Nusantara bersumber dari pewarisan pengetahuan secara turun-temurun, dan terus-menerus diperkaya dengan pengetahuan dari luar Nusantara, khususnya dari China dan India. Tetapi dengan masuknya pengobatan modern di Indonesia, dengan didirikannya sekolah dokter jawa di Jakarta pada tahun 1904, maka secara bertahap dan sistematis penggunaan tanaman obat sebagai obat telah ditinggalkan. Dan telah menggantungkan diri pada obat kimia modern, penggunaan tanaman obat dianggap kuno, berbahaya dan terbelakang. Dari proses perancangan Tugas Akhir ini memiliki beberapa permasalahan, yaitu: 1. Bagaimana membuat sebuah rancangan bangunan yang memiliki konsep Green atau Back to Nature demi mendukung sebuah tempat untuk edukasi tanaman-tanaman herbal. 2. Konsep Green Architecture yang seperti apakah yang sesuai untuk mendukung tempat pusat penelitian tanaman herbal. Maka dari itu penulis mempunyai inisiatif untuk membuat sebuah tempat yang nantinya akan dijadikan sebagai pusat penelitian tanaman herbal. Dimana di dalamnya terdapat kebun yang ditanami berbagai jenis tanaman herbal yang ada di Indonesia, pusat studi tanaman herbal, perpustakaan herbal, laboratorium obat herbal, wisata herbal, dan sebagainya. Tempat tersebut diharapkan akan menambah pengetahuan kepada masyarakat mengenai tanaman herbal yang ada disekitar kita atau di Indonesia. Selain itu juga tempat tersebut digunakan sebagai tempat wisata edukatif yang fokus kepada tanaman herbal. Jadi pada intinya adalah tempat tersebut merupakan sebuah tempat wisata yang secara tidak langsung memberi pengetahuan kepada Masyarakat dan sebagai pusat penelitian tanaman herbal yang ada di Indonesia

    Padurenan Creative Edupark

    Get PDF
    Bekasi City is a metropolitan city with a fairly high level of mobility. This affects the high settlement in Bekasi City. The increasing need for settlements will have an impact on the existence of green open spaces. One of the ways to optimize land function and green open space needs is the design of city park green open space. With the policy direction with the addition and maintenance of city parks with certain theme nuances (thematic: Bekasi culture, patriotic, creative, etc.), this is the background for the final project in designing green open space with a creative-educational theme. The use of creative-educational themes is motivated by the lack of open space that can accommodate individual interaction activities in the outer space. So that often school activities such as educational tour visits are carried out in areas outside the city. In addition, the development of creative educational themes is used to provide a forum for the community to develop creativity and insight. Padurenan Creative-Educative Park is a green open public space that can accommodate activities that can be creative and educational that can be used publicly and openly. Padurenan Creative-Educative Park Design Concept by optimizing green open space in the park and providing facilities that can accommodate creative and educational activities both indoors and outdoors
    corecore