20 research outputs found

    PENGEMBANGAN KOMUNITAS PESISIR DI KECAMATAN LEITIMUR SELATAN DENGAN MEMANFAATKAN KEARIFAN LOKAL

    Get PDF
    Abstrak Kecamatan Leitisel merupakan wilayah yang potensi sumber daya pesisir yang belum dioptimalkan dengan baik. Masyarakat didaerah ini sebagaian besar merupakan masyarakat yang homogen (masyarakat asli) dengan ciri yang multikultur, dengan keanekaragaman social budaya yang tinggi. Analisis data yang digunakan dalam analisis kualitatif adalah pengujian statistic dengan : Uji Chi-Square, Uji korelasi Rank Spearman, Analisis Varian dan analisis Jalur. Setelah persyaratan normalitas data maka dilakukan analisis linear berganda (Path analysis). Guna menganalisis model pengembangan masyarakat pesisir maka dilakukan analisa SWOT. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara keragaan individu dengan perilaku dalam mengelola SDP. Implementasi pengembangan masyarakat pesisir Leitisel menuju masyarakat yang sejahtera melalui pengelolaan SDP secara optimal dapat akselerasi dengan dibangunnya visi, dilaksanakannya misi, ditetapkannya tujuan yang jelas serta strategi penyuluhan yang tepat tentang pengelolaan SDP. Perilaku masyarakat pesisir Leitisel dalam mengelola SDP secara optimal dapat berkontribusi terhadap kesejahteraan. Visi, misi, tujuan dan target penyuluhan dalam kaitannya dengan pengelolaan SDP sangat penting dipahami, dijadikan motivator dalam bertindak, dan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab oleh segenap pemanfaat SDP, yaitu nelyan, atau komunitas pesisir lain, pemerintah, dan swasta. Komunitas local menjalankankegiatan perikanan yang tidak merusak lingkungan, secara ekonomi menguntungkan dan secara social mampu meningkatkan kualitas kehidupan berkeluarga, berkelompok dan bermasyarakat. Nelayan hendaknya mampu melakukan perencanaan usaha, memperkirakan hasil, menjamin terserapnya produk dipasar, dan mengawasi jalannya usaha

    RENCANA PENGEMBANGAN USAHA GETAH DAMAR DENGAN METODE SWOT DAN QSPM (QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIKS)

    Get PDF
    Masyarakat Kabupaten Seram Bagian Barat, khususnya masyarakat desa Rambatu dikenal menjual getah damar (kopal) sebagai salah satu pendapatan utama untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Hasil hutan bukan kayu dapat memberikan atau meningkatkan usaha dan pendapatan masyarakat sekitar hutan salah satunya adalah damar. Luas lahan dan jumlah produksi  getah damar (kopal) yang ada  di  daerah  tersebut  sangat  besar  dengan  rencana pengembangan usaha yang dilakukan masih sangat sederhana. Dengan masih menggunakan proses yang sangat sederhana dengan metode penjualan dan proses promosi yang masih sangat simpel sehingga membuat para petani damar kesulitan dalam memproduksi dan meningkatkan harga damar. Maka untuk membantu meningkatkan unit usaha getah damar (kopal) kering kita memerlukan suatu strategi yang dimana dapat meningkatkan penjualan dan pendapatan, untuk meningkatkan pendapatan kita memerlukan suatu strategi yang baik, sehingga memberikan dampak sangat urgen bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis pengembangan usaha getah damar (kopal) adalah menggunakan metode SWOT dan QSPM untuk merumuskan strategi dan memprioritaskan strategi yang akan digunakan untuk mengembangkan usaha getah damar (kopal). Hasil penelitian menunjukan bahwa usaha getah damar (kopal) ada dalam kondisi pertahankan sementara matriks SWOT mendapatkan 4 strategi besar yakni SO, ST, WO dan WT dengan beberapa sub strategi yang ada sementara hasil analisis QSPM menempatkan yang menjadi prioritas untuk dijalankan adalah strategi WT dengan nalai TAS sebesar 5,015

    PERENCANAAN PENURUNAN TUNGGAKAN PEMBAYARAN REKENING LISTRIK DI PT. PLN (PERSERO) KANTOR PELAYANAN (KP) ONDOR

    Get PDF
    PLN (Persero) Kantor Pelayanan Ondor merupakan salah satu usaha atau bisnis dalam bidang kelistrikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk bagaiamana merumuskan perencanaan yang efektif diaplikasikan untuk menurunkan tunggakan listrik di PT. PLN (Persero) Kantor Pelayanan Ondor. Metedologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Untuk penilaian respondon menggunakan skala likert dan pengolahan data penulis menggunakan analisis SWOT dengan menggunakan Perhitungan Matriks Internal Analysis Summary (IFAS) jumlah skor untuk faktor kekuatan (S) sebesar 2,16 sedangkan jumlah skor kelemahan (W) sebesar 0,59. Sedangkan  pada perhitungan Matriks  External  Analysis  Summary (EFAS) jumlah skor untuk faktor peluang (O) sebesar 1,76 dan ancaman (T) sebesar 0,67. Hasil  diagram  SWOT menunjukkan  bahwa posisi PT.PLN (Persero) KP. Ondor ada pada  kuadran I dengan strategi pertumbuhan agresif. Dengan menggunakan Grand Stategi  diperoleh 4 strategi yakni, stretgi SO, ST, WO dan WT dengan 15 alternatif strategi adalah membuat pengembangan aplikasi monitoring penagihan tunggakan yang berbasis perangkat mobile, menjalankan kerjasama dengan perbankan untuk mempermudah pembayaran melalui internet banking / mobile banking, melakukan sosialisasi kepada pelanggan dengan memanfaatkan media teknologi informasi dan lainnya

    ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAGU TUMANG DI NEGERI IHAMAHU MENGGUNAKAN METODE SWOT DAN TOPSIS

    Get PDF
    Luas area hutan sagu di Negeri Ihamahu mencapai 120 Ha yang dimanfaatkan oleh lebih dari 100 kepala keluarga untuk membuka usaha produksi pati sagu basah. Terdapat 34 rumah goti beroperasi secara aktif dengan rata-rata tiap usaha telah berjalan lebih dari 40 tahun. Namun usaha yang dimiliki sulit untuk mengalami perkembangan dalam kurun waktu tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan usaha sagu tumang di Negeri Ihamahu melalu identifikasi faktor internal dan eksternal . Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kuisioner, dan studi pustaka. Analisis matriks IFAS dan EFAS menghasilkan 27 faktor dengan posisi usaha sagu tumang berada pada kuadran I dengan strategi agresif danmemanfaatkan strategi S-O. Dari hasil analisis matriks SWOT, digunakan 3 alternatif pada strategi S-O sesuai posisi usaha. Pengolahan data dengan metode TOPSIS diperoleh prioritas strategi secara berturut adalah alternatif strategi 1 yaitu meningkatkan kualitas dan kealamian produk sagu dengan harga yang tetap terjangkau untuk menarik minat konsumen, alternatif 2 yaitu menjaga dan melestarikan tanaman sagu pada lahan yang dimiliki agar mudah didapat dan ketersediaan tetap terjamin dan alternatif 3 yaitu meningkatkan kualitas pelayanan untuk mempertahankan loyalitas konsumen

    ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN TEKNIK SISIP TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PADA GARDU KTB-09 PT PLN (PERSERO) UP3 MASOHI

    Get PDF
    Gardu KTB-09 yang terletak pada Penyulang Kota-B dalam data pembebanannya mencapai 112% (± 56.188 kVA) dari kapasitasnya yaitu 50 kVA dengan tegangan ujung sebesar 205V dan mengalami penurunan (drop tegangan) sebesar 12%. Pembebanan tersebut melampaui dari kapasitas maksimum transformator standar 80%, yang berpotensi pada kerugian secara materiel dan finansial bagi PT PLN (Persero) UP3 Masohi. Jatuh tegangan yang diakibatkan dari hal tersebut sudah melebihi dari SPLNT6.001-2013 sebesar -±10% untuk tegangan rendah. Mempertimbangkan matriks pada Health Index assessment tier-1 Trafo Distribusi, presentase pembebanan trafo berada pada kategori buruk karena dibebani ≥100%. Untuk mengatasi hal tersebut diterapkan pemasangan transformator sisipan. Dengan pembebanan yang semula dari 112% menjadi 66.60% dari kapasitas 50 kVA, tegangan ujung dengan adanya sisip transformator semula sebesar 205 V dengan jatuh tegangan sebesar 12,7% naik menjadi 212 V dengan prosentase jatuh tegangan yang menurun menjadi 8,2%. Pelaksanaan sisip trafo efektif untuk mengatasi kelebihan beban (over load) dan perbaikan tegangan ujung untuk. Penerapan metode rantai nilai terhadap transformator sisip mampu menghasilkan efisiensi, peningkatan pendapatan dan perbaikan kualitas pelayanan serta mengetahui ada atau tidaknya nilai tambah yang dihasilkan. Dengan efisiensi dari potensi kerusakan transformator sebesar Rp. 62.999.166., peningkatan pendapatan dari losses transformator sebesar Rp. 23.023.087.-/tahun dengan nilai investasi sebesar Rp. 104.921.753

    PENERAPAN ANALISIS SWOT TERHADAP STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PT PLN (PERSERO) UNIT LAYANAN PELANGGAN AMBON KOTA BIDANG TRANSAKSI ENERGI

    Get PDF
    PLN ULP Ambon Kota bidang TE adalah salah satu unit ketenagalistrikan yang memiliki peran untuk mengelola transaksi energi pelanggan, juga berperan untuk menekan susut yang diakibatkan oleh kelainan kerja peralatan serta penyalahgunaan yang mengakibatkan penjualan tenaga listrik tidak maksimal. Dalam menjalankan tugasnya seringkali dihadapkan dengan tidak tercapainya target kinerja yang akan berimbas kepada penilaian serta tingkat kepuasan kerja Unit. Hal ini mendorong Unit untuk mencari cara guna mengatasi hal tersebut. Melalui Analisis SWOT diharapkan dapat memaparkan kekuatan yang dimiliki untuk dikembangkan, kelemahan yang ditanggung untuk ditopang, peluang kerja untuk dimanfaatkan serta ancaman untuk kemudian diredam, hal ini dilakukan untuk merumuskan langkah strategis untuk kemudian dilaksanakan oleh setiap karyawan dalam tindak pekerjaan sehari-hari guna peningkatan kinerja Unit. Dalam Analisa SWOT yang dilakukan didapati Nilai IFE 1,26 dan EFE 0,74 dengan range -4 sampai 4, hal ini berarti Unit berada pada Kuadran I (Kuadran Sel Keunggulan Komparatif), kuadran ini merupakan pertemuan elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu perusahaan untuk terus berkembang lebih cepat

    The Manokwari Declaration: Challenges ahead in conserving 70% of Tanah Papua’s forests

    Get PDF
    The Manokwari Declaration is an unprecedented pledge by the governors of Indonesia’s two New Guinea provinces to promote conservation and become SE Asia’s new Costa Rica. This is an exciting, yet challenging endeavour that will require working on many fronts that transcend single disciplines. Because Indonesian New Guinea has the largest expanse of intact forests in SE Asia, large-scale conservation pledges like the Manokwari Declaration will have a global impact on biodiversity conservation and climate change mitigation

    Canagliflozin and Cardiovascular and Renal Outcomes in Type 2 Diabetes Mellitus and Chronic Kidney Disease in Primary and Secondary Cardiovascular Prevention Groups

    Get PDF
    Background: Canagliflozin reduces the risk of kidney failure in patients with type 2 diabetes mellitus and chronic kidney disease, but effects on specific cardiovascular outcomes are uncertain, as are effects in people without previous cardiovascular disease (primary prevention). Methods: In CREDENCE (Canagliflozin and Renal Events in Diabetes With Established Nephropathy Clinical Evaluation), 4401 participants with type 2 diabetes mellitus and chronic kidney disease were randomly assigned to canagliflozin or placebo on a background of optimized standard of care. Results: Primary prevention participants (n=2181, 49.6%) were younger (61 versus 65 years), were more often female (37% versus 31%), and had shorter duration of diabetes mellitus (15 years versus 16 years) compared with secondary prevention participants (n=2220, 50.4%). Canagliflozin reduced the risk of major cardiovascular events overall (hazard ratio [HR], 0.80 [95% CI, 0.67-0.95]; P=0.01), with consistent reductions in both the primary (HR, 0.68 [95% CI, 0.49-0.94]) and secondary (HR, 0.85 [95% CI, 0.69-1.06]) prevention groups (P for interaction=0.25). Effects were also similar for the components of the composite including cardiovascular death (HR, 0.78 [95% CI, 0.61-1.00]), nonfatal myocardial infarction (HR, 0.81 [95% CI, 0.59-1.10]), and nonfatal stroke (HR, 0.80 [95% CI, 0.56-1.15]). The risk of the primary composite renal outcome and the composite of cardiovascular death or hospitalization for heart failure were also consistently reduced in both the primary and secondary prevention groups (P for interaction >0.5 for each outcome). Conclusions: Canagliflozin significantly reduced major cardiovascular events and kidney failure in patients with type 2 diabetes mellitus and chronic kidney disease, including in participants who did not have previous cardiovascular disease

    Global patient outcomes after elective surgery: prospective cohort study in 27 low-, middle- and high-income countries.

    Get PDF
    BACKGROUND: As global initiatives increase patient access to surgical treatments, there remains a need to understand the adverse effects of surgery and define appropriate levels of perioperative care. METHODS: We designed a prospective international 7-day cohort study of outcomes following elective adult inpatient surgery in 27 countries. The primary outcome was in-hospital complications. Secondary outcomes were death following a complication (failure to rescue) and death in hospital. Process measures were admission to critical care immediately after surgery or to treat a complication and duration of hospital stay. A single definition of critical care was used for all countries. RESULTS: A total of 474 hospitals in 19 high-, 7 middle- and 1 low-income country were included in the primary analysis. Data included 44 814 patients with a median hospital stay of 4 (range 2-7) days. A total of 7508 patients (16.8%) developed one or more postoperative complication and 207 died (0.5%). The overall mortality among patients who developed complications was 2.8%. Mortality following complications ranged from 2.4% for pulmonary embolism to 43.9% for cardiac arrest. A total of 4360 (9.7%) patients were admitted to a critical care unit as routine immediately after surgery, of whom 2198 (50.4%) developed a complication, with 105 (2.4%) deaths. A total of 1233 patients (16.4%) were admitted to a critical care unit to treat complications, with 119 (9.7%) deaths. Despite lower baseline risk, outcomes were similar in low- and middle-income compared with high-income countries. CONCLUSIONS: Poor patient outcomes are common after inpatient surgery. Global initiatives to increase access to surgical treatments should also address the need for safe perioperative care. STUDY REGISTRATION: ISRCTN5181700

    Albiglutide and cardiovascular outcomes in patients with type 2 diabetes and cardiovascular disease (Harmony Outcomes): a double-blind, randomised placebo-controlled trial

    Get PDF
    Background: Glucagon-like peptide 1 receptor agonists differ in chemical structure, duration of action, and in their effects on clinical outcomes. The cardiovascular effects of once-weekly albiglutide in type 2 diabetes are unknown. We aimed to determine the safety and efficacy of albiglutide in preventing cardiovascular death, myocardial infarction, or stroke. Methods: We did a double-blind, randomised, placebo-controlled trial in 610 sites across 28 countries. We randomly assigned patients aged 40 years and older with type 2 diabetes and cardiovascular disease (at a 1:1 ratio) to groups that either received a subcutaneous injection of albiglutide (30–50 mg, based on glycaemic response and tolerability) or of a matched volume of placebo once a week, in addition to their standard care. Investigators used an interactive voice or web response system to obtain treatment assignment, and patients and all study investigators were masked to their treatment allocation. We hypothesised that albiglutide would be non-inferior to placebo for the primary outcome of the first occurrence of cardiovascular death, myocardial infarction, or stroke, which was assessed in the intention-to-treat population. If non-inferiority was confirmed by an upper limit of the 95% CI for a hazard ratio of less than 1·30, closed testing for superiority was prespecified. This study is registered with ClinicalTrials.gov, number NCT02465515. Findings: Patients were screened between July 1, 2015, and Nov 24, 2016. 10 793 patients were screened and 9463 participants were enrolled and randomly assigned to groups: 4731 patients were assigned to receive albiglutide and 4732 patients to receive placebo. On Nov 8, 2017, it was determined that 611 primary endpoints and a median follow-up of at least 1·5 years had accrued, and participants returned for a final visit and discontinuation from study treatment; the last patient visit was on March 12, 2018. These 9463 patients, the intention-to-treat population, were evaluated for a median duration of 1·6 years and were assessed for the primary outcome. The primary composite outcome occurred in 338 (7%) of 4731 patients at an incidence rate of 4·6 events per 100 person-years in the albiglutide group and in 428 (9%) of 4732 patients at an incidence rate of 5·9 events per 100 person-years in the placebo group (hazard ratio 0·78, 95% CI 0·68–0·90), which indicated that albiglutide was superior to placebo (p<0·0001 for non-inferiority; p=0·0006 for superiority). The incidence of acute pancreatitis (ten patients in the albiglutide group and seven patients in the placebo group), pancreatic cancer (six patients in the albiglutide group and five patients in the placebo group), medullary thyroid carcinoma (zero patients in both groups), and other serious adverse events did not differ between the two groups. There were three (<1%) deaths in the placebo group that were assessed by investigators, who were masked to study drug assignment, to be treatment-related and two (<1%) deaths in the albiglutide group. Interpretation: In patients with type 2 diabetes and cardiovascular disease, albiglutide was superior to placebo with respect to major adverse cardiovascular events. Evidence-based glucagon-like peptide 1 receptor agonists should therefore be considered as part of a comprehensive strategy to reduce the risk of cardiovascular events in patients with type 2 diabetes. Funding: GlaxoSmithKline
    corecore