145 research outputs found

    Twin to Twin Transfusion Syndrom

    Get PDF
    AbstrakPeningkatan mortalitas pada kembar monokorion disebabkan oleh adanya anastomosis vaskuler pada plasenta yang menyebabkan Twin to Twin Transfussion syndrome.Berikut laporan kasus yang ditangani di RS. DR. M. Djamil Padang. Kasus 1: Seorang pasien usia 28 tahun dengan diagnosa MP3 gravid preterm 33-34 minggu dengan Twin To Twin Transfusion Syndrom, Dari pemeriksaan USG didapatkan kesan: Gemelli, gravid 33-34 minggu dengan TTTS. Pasien diterminasi secara SCTPP. Bayi pertama lahir perempuan, dengan: BB: 1400 grams, PB: 44 cm, A / S: 8/9, Bayi ke II: perempuan, BB: 1000 grams, PB: 38 cm, A / S: 6/7, Hb janin I: 16,9 g/dl dan Hb janin II : 11,3 g/dl. Kedua bayi dirawat di bagian perinatology. Bayi pertama bertahan hidup dengan beberapa kelainan kongenital yaitu VSD dan Hemangioma Orbita. Bayi kedua meninggal pada usia 7 hari dengan susp. Sepsis. Hingga saat ini, bayi ini masih kontrol rutin ke poliklinik RS. DR. M. Djamil Padang. Kasus 2: Seorang pasien usia 31 tahun dengan diagnosa MP5 parturient aterm kala II dengan gemelli. Pasien melahirkan spontan. Bayi pertama lahir perempuan dengan: BB: 3200 grams, PB: 48cm, A / S: 8/9, Bayi ke II perempuan : BB: 2100 grams, PB: 44 cm, A / S: 7/8. Kadar Hb bayi I : 17,6 g/dl dan bayi II: 14,1 g/dl. Plasenta lahir secara spontan lengkap 1 buah, berat 1150 gr, ukuran 20x19 x3 cm, panjang kedua tali pusat masing-masing 60 cm, insersi paracentralis,Monokhorion-Monoamnion. Kesan: TTTS.Kata kunci: twin to twin transfusion sindrom, ultrasonografi, monokorionAbstractIncreased mortality in monochorionic fetus caused by vascular anastomosis in the placenta that causes Twin to Twin Transfusion Syndromes (TTTS). Reporting two cases experienced and taken care in our hospital. Case1: a woman 28 years old was diagnosed with MP3 preterm pregnancy 33-34 weeks with Twin to Twin Transfusion Syndromes.Ultrasound impression: Gemelli gravid 33-34 weeks with TTTS. The patient was terminated by SCTPP. The first baby was female, born with: BW: 1400 grams, BL: 44 cm, A / S: 8/9, the second baby: female, BW: 1000 grams, BL: 38 cm, A / S: 6/7 the first baby Hemoglobin was 16,9 g/dl and the second baby was 11,3 g/dl. The babies were treated in Perinatology, the first baby survive with some congenital abnormalities such as VSD and hemangioma in the orbita. The second baby died at the age of 7 days with suspected sepsis. To date the baby still has a routine medical checkup to RS. DR. M. Djamil Padang. Case2: a woman 31 years old with diagnose MP5 term parturient in second stage of labour with, gemelli. The babies were born spontaneously. The first baby: BW: 3200 gr, BL: 48 cm, A/S: 8/9. The second baby: BW: 2100 gr, BL: 44 cm, A/S: 7/8. Hemoglobin Concentration of the first baby: 17,6 g/dl and the second baby : 11,4 g/dl. Placenta was born monochorion, diamnion.Keywords:twin to twin transfusion syndrome, ultrasonography, monochorio

    IMPLEMENTASI LAYANAN BIMBINGAN KARIER DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk memeberikaninformasi tentang implementasi layanan 1) layananorientasi, 2) layananinformasi, 3) layanan penempatandan penyaluran. Penelitian ini menggunakan metodedeskriptif kualitatif. Metode pengumpulan datameliputi: observasi, wawancara dan dokumentasi.Keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi.Teknik analisis data menggunakan pengumpulandata, reduksi data, penyajian data, kesimpulan. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa layanan bimbingankarier di SMK Negeri 6 Yogyakarta baik, meliputi:(1) Layanan orientasi dilakukan secara klasikal danindividual,bekerjasama dengan dunia industri, walikelas, komite, dan orang tua siswa. Strategi yangdilakukan guru dalam layanan orientasi kepada siswadengan menggunakan media PowerPoint, diskusi, danjuga tanya jawab. (2) Layanan informasi dilakukanuntuk memberikan informasi pendidikan, jabatan,sosial budaya, dan pendidikan tinggi. (3) Layananpenempatan dan penyaluran dilakukan melaluiinventarisasi data pribadi siswa, studi dokumentasi,menentukan bentuk-bentuk penempatan, dan konselor

    Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Penerapan Protokol Kesehatan untuk Pencegahan COVID-19 bagi Pelaku Pasar

    Get PDF
    This study aims to analyze the relationship between knowledge and attitudes towards the behavior of traditional market participants regarding the prevention of the spread of the COVID-19 virus at the Lhokseumawe City Market Center. The research design used in this study is a cross-sectional study. The results showed that most of the respondents' knowledge was in the sound and good category, as many as 82 (68.3%), and the respondents' attitudes were mainly in the excellent and sufficient class, as many as 68 (56.7%). Most of the respondent's behavior was in an outstanding category, with as many as 53 (51.0%). In conclusion, there is a relationship between knowledge and attitudes towards traditional market players regarding preventing the spread of the COVID-19 virus at the Lhokseumawe City Market Center.   Keywords: Market participants, Knowledge, Behavior, Health Protocol, Attitud

    Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pokok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Di Desa Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar

    Get PDF
    This study purposed to find out how community participation in the main program of family welfare development in Bonerate Village, Selayar Islands Regency. This study  used qualitative method. This study had 8  informants by using observation techniques, in-depth interviews and documentation. While the data analysis used  data reduction, data presentation, verification and conclusion. The results of this study showed that community participation in the main PKK program was quite well, due to community had awareness to participate  in activities that hold by the PKK activator team in Bonerate Village. In addition, community participation in the main PKK program could be seen in the form of community self-help both in terms of personnel and material. The problem was the  community had a low education in Bonerate Village. It was recommended that the participation of the Bonerate Village community in the PKK program needed to be increased again and the PKK Executing Team as the executor of the tasks in the Bonerate Village should optimize to involve  the community in various activities

    Rancang Bangung Aplikasi Pengelolaan Hewan Kurban Berbasis Android (Studi Kasus Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan)

    Get PDF
    Hasil dari penelitian ini adalah Aplikasi pengelolaan hewan kurban, aplikasi ini dibuat sebagai sarana untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan kurban. Aplikasi ini berjalan pada perangkat mobile dengan sistem opersai Android menggunakan bahasa pemrograman Java dan MySQL. Pembenguna aplikasi ini menggunakan software Android Studio dan JetBrains PhpStrom. Dalam pemodelanya aplikasi ini menggunakan metode UML berupa use case diagram, class diagram, sequence diagram, activity diagram, dan entity relationship diagram dan diuji menggunakan metode pengujian black box

    Strategi Pengembangan Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis â€Image†di Perpustakaan Perguruan Tinggi

    Get PDF
    Tulisan ini mengulas bagaimana pengembangan strategi sistem temu kembali informasi khususnya di perguruan tinggi. Sistem temu kembali informasi adalah sebuah media layanan bagi pemustaka untuk memperoleh informasi atau sumber informasi yang dibutuhkan, yang berfungsi untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemustaka. Di samping itu penulis juga ingin mengimplementasikan sistem temu kembali informasi berbasis image, sehingga pemustaka lebih cepat dalam menelusur informasi khususnya di era digital saat ini. Seiring dengan perkembangan teknologi, sistem ini juga mengalami perkembangan dari teks menuju audio-visual, image dan video. Beberapa strategi pengembangan sistem temu kembali informasi berbasis content image di perpustakaan perguruan tinggi melalui beberapa tahap diantaranya analisis SWOT yaitu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu sistem temu kembali informasi. Kemudian melakukan benchmarking (studi banding) ke perpustakaan perguruan tinggi lain yang telah lebih dahulu menggunakan sistem temu kembali informasi berbasis content image. Selanjutnya, memasuki fase perencanaan (planning, fase analisis kebutuhan, fase perancangan (analyst dan desain), fase implementasi dan fase pemakaian (maintainance). Hal tersebut dilakukan oleh perpustakaan perguruan tinggi guna memenuhi kebutuhan informasi yang relevan bagi pemustaka

    Evaluasi Kinerja Pustakawan Perpustakaan Perguruan Tinggi melalui Standar PAK dan ISO 11620-1998

    Get PDF
    Evaluasi kinerja pustakawan dalam organisasi perpustakaan ditentukan oleh keberhasilan kompetensi yang dimiliki oleh karyawan dalam menghasilkan kerja. Kenyataan terlihat bahwa kompetensi yang dimiliki oleh pustakawan, saat ini perlu ada peningkatan kompetensi sumber daya pustakawan untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik, agar tingkat kesenjangan dalam menjalankan tugas dapat diatasi dengan mempertimbangkan aspek kompetensi yang dimiliki pustakawan dalam meningkatkan kinerjanya. Dalam upaya meningkatkan kecerdasan bangsa, pustakawan dituntut untuk selalu dapat meningkatkan kompetensi agar mampu menjadi profesional. Namun dalam kenyataannya, sering kali pustakawan dalam bekerja tidak mampu memenuhi apa yang sudah dijadikan standar ukuran evaluasi profesionalitas pustakawan. Seharusnya pustakawan dapat meningkatkan profesionalitas melalui pemenuhan akan prestasi kerja sebagai pustakawan. Prestasi kerja pustakawan dapat diukur melalui angka kredit yang dicapai. Di sisi lain, standar yang digunakan dalam evaluasi kinerja pustakawan juga dapat menggunakan indikator kinerja perpustakaan secara umum dan telah dilakukan uji coba dan diterapkan untuk semua jenis perpustakaan di berbagai negara. Dalam ISO 11620-1998 terdapat 5 aspek kegiatan yang dapat diukur dengan menggunakan 23 indikator. Pustakawan selaku pelaku dalam bidang kepustakawanan hendaknya selalu proaktif dengan menggali, mempelajari, dan mendalami KEPMENPAN bidang kepustakawanan, agar karier kepustakawanannya dapat berjalan dengan baik tanpa hambatan yang berarti

    MENGEMBANGKAN NILAI AGAMA DANMORAL ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA GAMBAR DI PAUD BUNGONG TANJONG KABUPATENACEH BESAR

    Get PDF
    Kata Kunci: Media Gambar, Mengembangkan, Nilai Agama dan MoralNilai agama dan moral anak adalah suatu kebiasaan melakukan hal-hal yang sesuai dengan ajaran agama Islam seperti: memberi salam dan menjawab salam, membaca doa, berperilaku baik, bertanggung jawab, menghargai orang lain dan mengikuti aturan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media gambar yang digunakan dapat mengembangkan nilai agama dan moral anak usia dini di PAUD Bungong Tanjong Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam 3 siklus. Pada tindakan siklus I yang belum berkembang (BB)ada 3 orang anak (30%) dan yang mulai berkembang (MB) 6 orang anak (60%). Pada kategori berkembang sesuai harapan (BSH)ada 1 orang anak (10%), sedangkan anak yang berkembang sangat baik (BSB) belum ada. Pada tindakan siklus II tidak ada lagi anak yang belum berkembang (BB). Kategori mulai berkembang (MB) ada 3 orang anak (30%). Berkembang sesuai harapan (BSH)ada 4 orang anak (40%), dan berkembang sangat baik (BSB) ada 3 orang anak (30%). Pada tindakan siklus III sudah tidak ada lagi anak yang belum berkembang (BB). Kategori mulai berkembang (MB) ada 1 orang anak (10%), sedangkan kategori berkembang sesuai harapan (BSH) ada 5 orang anak (50%) dan berkembang sangat baik (BSB) ada 4 orang anak (40%). Pada tindakan siklus III menunjukkan bahwa presentase anak yang mendapat bintang 3 dan 4 mencapai angka lebih dari 80%. Dalam penelitian ini proses pengajaran untuk mengembangkan nilai agama dan moral anak usia dini dengan menggunakan media visual dapat berjalan dengan baik karena guru menampilkan media gambar sambil berpindah tempat. Pengalihan konsentrasi anak seperti kehadiran orangtua didalam ruangan kelas juga diminimalisir dengan tujuan menjaga konsentrasi visual anak
    corecore