10 research outputs found
LAJU FILTRASI KERANG HIJAU (Perna viridisLinn. 1758) YANG BERBEDA UKURAN PADA BERBAGAI TINGKAT SALINITAS TERHADAP MIKROALGA Chaetoceros calcitrans (Paulsen. 1968)
Kerang hijau (Perna viridis) merupakan organisme yang memiliki sifat non selective filter feeder yang merupakan pemakan mikroalga di perairan. Mikroalga dapat tumbuh tidak terkontrol akibat banyaknya kandungan nutrien di perairan, hal ini dapat menyebabkan terjadinya kelimpahan mikroalga. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji laju filtrasi kerang hijau yang berbeda ukuran pada tingkat salinitas yang berbeda terhadap Chaetoceros calcitrans (Paulsen. 1968). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap faktorial dengan Sembilan perlakuan dan tiga taraf pengulangan. Masing-masing perlakuan mengkombinasikan salinitas 25‰, 30‰, 35‰ dan ukuran 3, 6 and 8 cm. Kepadatan mikroalga yang diberikan pada tiap perlakuan sebanyak 5 x 106 sel/l. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya pengaruh ukuran kerang hijau dan salinitas terhadap laju filtrasi kerang hijau yang diberi pakan Chaetoceros calcitrans
Coral Reef Fishes Biodiversity In Pahawang Island,Pesawaran District Lampung
The components of coral reef ecosystem can be described by the unique regulation in community level. Coral reef fishes use coral reef as their habitat and they highly depend on coral reef health. Otherwise, the condition of coral reef health can be predicted by the biodiversity of coral reef fishes. The research aim was describe communities differences between two explored area in marine tourism spots in Pahawang Island. This research was conducted on November 2019 at two stations on the coral reefs ecosystem of Pahawang Island represented the two quitely different area, the marine tourism and the visitor areas. The coral reef fishes were observed by using visual census method with a Line Transect length of 30 meters and a visibility of 2.5 meters left and right of the transect. Coral reef fish community structure was measured by diversity, similarity, and dominancy indexes. A total of 1.940 coral reef fish species from 13 families were recorded. Pomacentridae is the most speciose family (1.091 species), followed by Siganidae (308 species) and Labridae (166 species). Biodiversity of coral reef fishes at Pahawang Island showed results diversity index (H') in both observation stations classified as medium with a low dominance index value (C) and similarity index (E) at both stations classified as high, presumably as a result of tourism activities. The diversity index at station 2 has a greater value than station 1 as a tourist area with diving and snorkeling tourism activities, at station 2 there are more types or genus of reef fish, compared to station 1
Status Keberlanjutan Ekowisata Mangrove Tanjung Beo Wanawisata, Desa Merak Belantung, Kalianda, Lampung Selatan
Desa Merak Belantung, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan merupakan desa yang terletak di wilayah pesisir, memiliki salah satu objek wisata, yaitu Ekowisata Mangrove Tanjung Beo Wanawisata. Pengelolaan mangrove Tanjung Beo hingga saat ini dalam pengelolaan wisata mangrove belum optimum sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas dan keberlanjutannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis status keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dari lima dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan infrastruktur, serta hukum dan kelembagaan) dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi indeks keberlanjutan ekowisata mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dalam kategori tidak berkelanjutan dengan nilai indeks rata-rata sebesar 22,29 pada skala berkelanjutan 0-25,00. Dimensi ekologi termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan dengan nilai 50,11, dimensi ekonomi tidak berkelanjutan dengan nilai 13,34, dimensi sosial tidak berkelanjutan dengan nilai 15,49, dimensi teknologi dan infrastruktur tidak berkelanjutan dengan nilai 18,45, dan dimensi hukum dan kelembagaan tidak berkelanjutan dengan nilai 14,07. Atribut yang mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan ditinjau dari dimensi ekologi yaitu kerapatan mangrove, dimensi ekonomi yaitu kunjungan wisatawan, dimensi sosial yaitu kesadaran masyarakat pentingnya mangrove, dimensi infrastruktur yaitu trek mangrove dan dimensi hukum dan kelembagaan yaitu koordinasi antar lembaga atau stakeholder
KEANEKARAGAMAN KERANG BIVALVIA DI SEPANJANG PASIR PANTAI WISATA KERANG MAS, DESA MUARA GADING MAS, KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI, LAMPUNG
East Lampung Regency has a coastal area of East Lampung with 316 ha. One of the coastal tourist areas owned by East Lampung Regency is Shells Mas Beach. This beach has a fairly long coastline where there are a lot of bivalves, but the inventory of the types of bivalves on the beach.The purpose of the research is to analyze both the species diversities of bivalves and physical also chemical conditions of the waters. The research methodology used purposive sampling method analysis of species abundance data, diversity index, and index dominance. From the result of the bivalve diversities on the coast, bivalve the most common found are is Matra grandis,it is found out that there is no dominating bivalve amongst them due to below normal dominating rate that is 0,08-0,16 to be considered low level (00,00<C≤0,30); middle with diversity index 2,18–2,70 (2<H’≤3); high with index diversity 0,85–0,94 (E>0,6). The highest abundance value at station 1 is 4787.01 ind/m3 and the lowest species abundance value at station 3 is138.75 ind/m3. From the results of the chemical physics measurements, it shows that it still is in the range of sea water quality standards. The Bivalve diversity relationship shows a positive correlation to the parameters of salinity, grain size, and sediment TSS. Meanwhile, it shows negative correlation for parameters DO, pH and temperature.Kabupaten Lampung Timur mempunyai kawasan pantai Pesisir Timur Lampung dengan luas 316. 437 ha. Salah satu wisata pantai yang di miliki Kabupaten Lampung Timur yaitu Pantai Kerang Mas. Pantai ini memiliki garis pantai yang cukup panjang yang terdapat banyak sekali bivalvia, namun inventaris jenis-jenis bivalvia yang ada di wisata pantai tersebut belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keanekaragaman bivalvia dan kondisi fisika kimia perairan pada habitat bivalvia di Pantai Kerang Mas. Metode penelitian yang digunakan ialah purposive sampling dan menggunakan analisis data kelimpahan spesies, indeks keanekaragaman spesies, serta indeks dominansi. Hasil dari analisis keanekaragaman kerang bivalvia di pasir Pantai Wisata Kerang Mas, menunjukkan bahwa spesies bivalvia yang paling banyak ditemukan yaitu spesies Matra grandis, dengan data menunjukkan bahwa tidak ada jenis spesies bivalvia yang mendominansi karena nilai indeks dominansi sebesar 0,08 – 0,16 termasuk pada kategori rendah (00,00<C≤0,30), dengan nilai indeks keanekaragaman sebesar 2,18 – 2,70 termasuk pada kategori sedang (2<H’≤3), nilai indeks keseragaman sebesar 0,85 – 0,94 termasuk kategori yang tinggi (E>0,6), nilai kelimpahan spesies tertinggi pada stasiun 1 yakni 4787,01 ind/m3 dan nilai kelimpahan spesies terendah pada stasiun 3 yakni 138,75 ind/m3. Hasil dari pengukuran fisika kimia menunjukkan masih berada pada kisaran standar baku mutu air laut. Hubungan keanekaragaman bivalvia menunjukkan korelasi positif terhadap parameter salinitas, ukuran butir sediment, dan TSS. Sedangkan, korelasi negatif unutuk parameter DO, pH dan suhu
PENGARUH PENGGUNAAAN GOOGLE CLASSROM TERHADAP RESPON SISWA MA AL-FALAH SUKAJAYA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan google classroom terhadap respon siswa MA AL-FALAH Sukajaya dan seberapa besar pengaruh google classroom terhadap respon siswa MA AL-FALAH Sukajaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh google clssroom terhadap respon siswa MA AL-FALAH Sukajaya. Dengan diketahui dari hasil signifikan korelasi, uji hipotesis korelasi product moment dan didapat nilai koefisien korelasi r sebesar 0,182 yang berarti terdapat hubungan yang kuat antara kedua variabel. Selanjutnya dilakukan uji signifikan 0,033 > 0,05 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan diantara variabel X dengan variabel Y. Maka dari hasil tersebut dinyatakan Ha di terima dan Ho di tolak
Analisis Status Keberlanjutan Pengelolaan Wisata Pantai Guci Batu Kapal di Desa Maja, Kalianda, Lampung Selatan
Tourism is an activity that supported with all the facilities at once the tourist activities which gained benefits parties included tourism or visitors, society and local government. Tourism as one of a development sector and driving force of the wheels of economy could not be released the connection with the sustainable development that had been planned by the government. The sustainable tourism development namely a development that could be supported as ecologically, economy worthy, also fair in ethics and social to society. The purpose of this research was to: (1) analyzing the status of tourist sustainability of Guci Batu Kapal beach from five sustainable dimensions (ecology, economy, technology infrastructure, also law and institutional); (2) Identifying factors that influencing sustainable index of Guci Batu Kapal beach tourism. This research was held on February 2021, in Guci Batu Kapal beach, Maja village, Kalianda, South Lampung. The methods that were used for this research was qualitative methods by descriptive research. Analyzing data that used was analyzing multi-dimensional scaling (MDS) with rapfish approach and leverage analysis. The result of this research showed that tourism of Guci Batu Kapal beach had an index score as 21,58 on a sustainable scale 0-100, which mean include in the bad impact (unsustainable) because of the index score was between in index score of 0-25,00. This analysis of Monte-Carlo showed that the index score of tourism Guci Batu Kapal beach sustainability was not that much different with the Rap-beachtour analysis, the difference obtained only for 0,0001-0,00003. The result was quite stable also the mistake in the input could not be avoided.Pariwisata adalah kegiatan yang didukung dengan segala fasilitas sekaligus kegiatan wisata yang menguntungkan berbagai pihak baik wisatawan atau pengunjung, masyarakat dan pemerintah setempat. Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan dan penggerak roda perekonomian tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Pembangunan pariwisata berkelanjutan yakni pembangunan yang dapat didukung secara ekologis, layak secara ekonomi, juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) menganalisis status keberlanjutan wisata Pantai Guci Batu Kapal dari lima dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, teknologi dan infrastruktur, serta hukum dan kelembagaan); (2) mengindentifikasi faktor yang mempengaruhi indeks keberlanjutan wisata Pantai Guci Batu Kapal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2021, bertempat di Pantai Guci Batu Kapal, Desa Maja, Kalianda, Lampung Selatan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Analisis data yang digunakan adalah analisis multidimensional scaling (MDS) dengan pendekatan rapfish dan analisis leverage. Hasil penelitian menggunakan analisis rap-beachtour menunjukkan bahwa wisata Pantai Guci Batu Kapal memiliki nilai indeks keberlanjutan sebesar 21,58 pada skala berkelanjutan 0-100, yang artinya termasuk dalam kategori buruk (tidak berkelanjutan) karena nilai indeks tersebut berada diantara nilai indeks 0-25,00. Hasil analisis Monte-Carlo menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan wisata Pantai Guci Batu Kapal tidak banyak ber-beda dengan hasil analisis Rap-beachtour, selisih yang didapatkan hanya senilai 0,0001-0,00003. Hasil tersebut cukup stabil serta kesalahan dalam menginput data dapat dihindari
Diversity and Condition Analysis of Coral Reef in Lahu Besar Island, Ringgung, Pesawaran District
The aims of this study is to determine the diversity and condition of coral reef ecosystems in the island of Lahu Besar, Ringgung. Some parameters were observed are percent cover and condition of coral reefs, composition and density of coral species, and water quality include salinity, temperature, clarity, waters current, pH, and sedimentation. The surface temperature at the time of observation average of 30-31 oC and salinity of sea water an average of 32 - 34 o/oo. The clarity in the study area is 5 meters. Distribution of reefs founded in the Lahu Besar bay to ± 10 m in depth. The substrate dominated by sand and dead coral. The Percent cover of live coral is about 10.5 to 52.9%. The other form of covered substrate consist of Enhalus acoides, Sargassum echinocarpum andHalimeda micronesica. The results showed that the density of the dominant species of coral stones at each station is about 0.1 to0.63 ind / m. The coral reef was dominated in Station I was kind of Acropora nobilis, Station II is Montipora florida, and Station III is Acropora nobilis and Acropora formosa. Diversity index values obtained at each station is about 0.80 to 1.68
Business Integration Analysis of Aquaponic Technology on Catfish (Clarias sp.) Cultivation in The Strengthening of The Business MSME Scale in Pandemic Covid-19
The aim of this study was analyzed the effort to implement the integration of aquaponic technology in conventional fish cultivation. The study was conducted for 6 months (May - October 2021) in the Mandiri Sentosa fish farming unit in Marga Agung Village, Jati Agung District, South Lampung Regency. Experimental research with quantitative methods with descriptive analysis of two treatments is the analysis of the feasibility of catfish cultivation business that has not been integrated with Aquaponik technology (P0) and which has been integrated with Aquaponic technology (P1). Each treatment pool with a 2,000 catfish density with 5-7 cm/fish marked size was maintained for 3 months for harvest. The integration of aquaponic technology in the treatment pool (P1) with the number of vegetable seeds of lettuce was 100 seeds per treatment pool. Quantitative method was doing by business analysis to determine the activities of catfish cultivation business (Clarias sp.) Has benefits and deserves to be developed from the parameters of business cost analysis, depreciation, acceptance analysis, net cash flow (net cash flow), R/C ratio, B/C ratio, Break-Even Point (BEP), Payback Period. The conclusion of this research was the farming business based on aquaponic technology in Catfish (Clarias sp.) cultivation was profitable business or very suitable to be developed
Perikanan Skala Kecil dalam Mendukung Ekowisata di Teluk Kiluan
Teluk Kiluan memiliki keindahan alam dan sumberdaya alam yang beragam sehingga kawasan ini menjadi destinasi wisata. Selain terdapat kegiatan wisata di Teluk Kiluan juga terdapat aktivitas perikanan tangkap. Aktivitas wisata dan perikanan ini berada dalam satu zona pemanfaatan yang sama. Peningkatan aktivitas wisata dan perikanan tangkap di Teluk Kiluan akan berakibat terjadi degradasi sumberdaya yang ada di sekitar Teluk Kiluan apabila tidak dikelola dengan baik. Aktivitas perikanan tangkap yang ada di Teluk Kiluan yaitu menggunakan alat tangkap longline. Maka aktivitas penangkapan perlu diatur seperti mengetahui tingkat ramah lingkungan alat tangkap longline. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022 di Teluk Kiluan. Metode yang digunkan yaitu dengan snowball sampling dengan analisis data berdasarkan sembilan kriteria alat tangkap ramah lingkungan yang ditetapkan oleh FAO. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu alat tangkap longline tergolong alat tangkap yang sangat ramah lingkungan dengan total skor 30,4 sehingga dalam aktifitas penangkapan ikan menggunakan longline dapat mendukung pengembangan ekowisata di Teluk Kiluan.Teluk Kiluan memiliki keindahan alam dan sumberdaya alam yang beragam sehingga kawasan ini menjadi destinasi wisata. Selain terdapat kegiatan wisata di Teluk Kiluan juga terdapat aktivitas perikanan tangkap. Aktivitas wisata dan perikanan ini berada dalam satu zona pemanfaatan yang sama. Peningkatan aktivitas wisata dan perikanan tangkap di Teluk Kiluan akan berakibat terjadi degradasi sumberdaya yang ada di sekitar Teluk Kiluan apabila tidak dikelola dengan baik. Aktivitas perikanan tangkap yang ada di Teluk Kiluan yaitu menggunakan alat tangkap longline. Maka aktivitas penangkapan perlu diatur seperti mengetahui tingkat ramah lingkungan alat tangkap longline. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2022 di Teluk Kiluan. Metode yang digunkan yaitu dengan snowball sampling dengan analisis data berdasarkan sembilan kriteria alat tangkap ramah lingkungan yang ditetapkan oleh FAO. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu alat tangkap longline tergolong alat tangkap yang sangat ramah lingkungan dengan total skor 30,4 sehingga dalam aktifitas penangkapan ikan menggunakan longline dapat mendukung pengembangan ekowisata di Teluk Kiluan
Abundance and distribution of reef fish in Pahawang Island Waters Pesawaran District Lampung
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan distribusi jenis ikan karang berdasarkan analisis cluster. Penelitian dilakukan pada bulan November 2019 di Pulau Pahawang,Kabupaten Pesawaran Lampung. Pengamatan ikan karang dilakukan denganmetode Visual Census. Hasil observasi ikan karang terdapat 13 famili yang terdiri dari 27 genus dan 1940 individu. Kelimpahan ikan karang pada perairan Pahawang tertinggi terdapat pada Famili Pomacentridae pada genus Abudefduf sebesar 1,79 ind/m2 pada stasiun 1 dan Neoglypidodon sebesar 1,45 ind/m2 pada stasiun 2. Kedua kelompok ikan tersebut termasuk kedalam ikan mayor. Hasil analisis didapatkan .Kelompok ikan Mayor (73,5 %), ikan target (16,5%) and ikan indicator (0,7%). Ikan target dan mayor merupakan ikan yang paling banyak ditemui di daerah penelitian. Ikan indikator yang ditemui adalah hanya dari jenis ikan dari family Chaetodontidae. Minimnya kelompok ikan indikator menunjukkan bahwa kondisi ekosistem terumbu karang di Pulau Pahawang tidak dalam kondisi yang baik, karena ikan indikator merupakan petunjuk untuk menilai baik dan tidaknya kondisi terumbu karang. Kata kunci: Terumbu Karang, Visual Censu