868 research outputs found
ANALISA KINERJA DAN PENETAPAN TARIF BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN BUS PO. SRIMULYO JURUSAN SURAKARTA - YOGYAKARTA
Bus sebagai salah satu sarana transportasi untuk menunjang kebutuhan
pokok masyarakat yang keberadaannya memerlukan penanganan secara baik dan
benar. Pelayanan dan penetapan tarif yang tepat sangat diperlukan dalam
penyelenggaraan angkutan umum, agar tidak menimbulkan masalah bagi
masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kinerja bus jurusan
Surakarta-Yogyakarta, khususnya PO. Srimulyo. Secara lengkap penelitian tugas
akhir ini bertujuan untuk menganalisa kinerja angkutan umum penumpang (bus)
Surakarta-Yogyakarta ditinjau dari aspek pelayanan dan aspek ekonomis, antara
lain kecepatan, waktu sirkulasi, factor beban (load factor), waktu antara (time
headway), BOK, dan tarif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survai untuk
mendapatkan data sekunder dilaksanakan pada hari Senin,12 Juni 2006 dan
Sabtu,17 Juni 2006.Sedangkan data primer dilaksanakan pada hari Senin 2 Juni
2006,.Data primer yang diperoleh adalah jumlah penumpang naik turun, waktu
penumpang naik turun, time headway, waktu tempuh, jarak tempuh, waktu
berhenti di terminal, jam berangkat dan jam tiba serta tarif di lapangan.
Sedangkan data sekunder yang diperoleh adalah rute bus dan jadual
pemberangkatan bus jurusan Surakarta ā Yogyakarta dari Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Raya Surakarta, harga satuan komponen Biaya Operasi
Kendaraan serta tarif dasar angkutan umum dari DLLAJ. Analisis yang dilakukan
didasarkan pada pedoman teknis penyelenggaraan angkutan umum dalam trayek
tetap dan teratur.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja bus jurusan Surakarta ā
Yogyakarta khususnya PO. Srimulyo belum memenuhi standar yang ditetapkan
oleh pemerintah apabila ditinjau dari kecepatan rata-rata sebesar 49.83 km/jam,
waktu sirkulasi PO. Srimulyo sesuai hasil perhitungan sebesar 206.76 menit, load
factor PO. Srimulyosebesar 50%, apabila diukur berdasarkan standar yang
ditetapkan sebesar 70% - 100% maka load factor PO. Srimulyo tidak memenuhi
standar, time headway PO. Srimulyo di lapangan sebesar 17.11 menit, BOK untuk
PO. Srimulyo sebesar Rp 2.958,89/km, tarif/penumpang di lapangan sebesar Rp
8500 tarif sesuai BOK sebesar Rp. 9.040,54.-. Dari hasil analisi tersebut, dapat
dilihat bahwa kinerja PO. Srimulyo tidak layak bila ditinjau dari aspek ekonomis
perusahaan, karena dengan tarif tersebut pemilik Perusahaan Otobus mengalami
kerugian
Dalihan Na Tolu Sebagai Konsep Dasar Rancangan Jembatan Tano Ponggol (Studi Kelayakan Jembatan Tano Ponggol)
Lake Toba National Tourism Strategic Area (NTSA) requires tourism relevant road and bridge to support tourism. For this reason, the road segment for Tele - Pangururan - Nainggolan - Onan Runggu - Lagundi - Tomok - Ambarita - Pangururan was implemented and plans to build the Tano Ponggol Bridge in Pangururan District, Samosir Regency as land access to Samosir Island. The government plans to replace the Tano Ponggol bridge as well as make it a landmark for Pangururan Tourism City. The local wisdom approach to the bridge design is put on the concept of kinship which is owned by all ethnic groups around the Lake Toba area. The principles of the kinship concept in Batak culture are: Dalihan Na Tolu: elek marboru, somba marhula hula, and manat mardongan tubu. These three principles are manifested in the design of a three-legged bridge. The results of the multi-criteria analysis show that the greatest value in alternative 3, namely replacing the main pilon bridge and cable stayed bridge using a concrete box structure 47.5+95+47.5 m (the erection balance cantilever method), the architectural aesthetic concept "Dalihan Na Toluā with the construction of three symmetrical parallel pillars as bridge accessories, so that the purpose the bridge design which is also a landmark can still be achieved
Penerapan Integrasi Kano, Kansei dan Servqual ke dalam QFD untuk Meningkatkan Kualitas Layanan di BCA KCP Wlingi, Blitar
Pada era globalisasi, kualitas dipandang sebagai hal penting untuk mencapai keunggulan kompetitif dengan perusahaan pesaing. Kualitas pelayanan yang baik akan menjadi salah satu faktor bagi konsumen untuk menentukan produk atau jasa. BCA sebagai salah satu Bank terbesar yang memiliki 1.062 cabang di seluruh provinsi tentu saja menginginkan pelayanan terbaik bagi para nasabah. BCA KCP Wlingi, Blitar menyadari bahwa kepuasan pelanggan tidak hanya diukur berdasarkan product yang ditawarkan tetapi aspek-aspek yang berhubungan dengan nasabah (pelayanan) menjadi kunci kepuasan nasabah BCA. Dengan adanya layanan yang berkualitas dan memuaskan maka BCA dapat mencapai kepuasan pelanggan sehingga mendapatkan loyalitas pelanggan dan tidak akan kehilangan nasabah akibat persaingan yang semakin ketat.
Atas dasar permasalahan yang dialami oleh BCA KCP Wlingi, maka dilakukan penelitian dengan melakukan integrasi 3 metode pengukuran kualitas yakni (i) SERVQUAL, metode yang digunakan untuk mengetahui layanan apa yang sudah atau belum memenuhi kepuasan nasabah; (ii) Kano, metode yang digunakan untuk mengkategorikan atribut layanan ke dalam attractive, one-dimensional, must-be dan indifferent; (iii) Kansei Engineering, metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan kebutuhan emosional serta mengukur kepuasan emosional dari nasabah. Untuk memperoleh solusi perbaikan yang tepat, maka digunakan metode (iv) QFD melalui matriks House of Quality.
Berdasarkan hasil survei terhadap 100 responden (nasabah) didapatkan bahwa nilai mean harapan terbesar terdapat pada atribut layanan berikut: kemudahan dalam menyampaikan komplain; customer service, teller dan satpam memberikan perhatian penuh dengan tidak bercakap-cakap dengan karyawan lain pada saat melayani nasabah. Nilai mean kenyataan terbesar terdapat pada atribut layanan: penampilan teller yang rapi dan menarik; rasa yakin dan aman saat melakukan transaksi di BCA. Sedangkan nilai mean Kansei Word terbesar terdapat pada Kansei Word āTidak Ributā. Dari ke-22 atribut layanan SERVQUAL tersebut, terdapat 10 atribut layanan yang memiliki skor kepuasan negatif dan 12 atribut layanan yang memiliki skor kepuasan positif. Berdasarkan analisis model Kano dengan menggunakan Better and Worse analysis didapatkan 3 atribut layanan kategori attractive, 8 atribut layanan kategori one-dimensional, 9 atribut layanan kategori must-be dan 2 atribut layanan kategori indifferent.
Dari hasil integrasi yang dilakukan, terdapat 10 atribut layanan yang memiliki skor kepuasan negatif berkategori attractive, one-dimensional dan must-be serta memiliki hubungan signifikan dengan Kansei Word tertentu, kemudian akan dilakukan perbaikan. Solusi perbaikan yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan adalah: pengadaan training untuk karyawan BCA KCP Wlingi; pembuatan SOP pelayanan nasabah oleh teller, customer service dan satpam; melakukan pembuatan pengalokasian karyawan di tempat kerja
Dalihan Na Tolu Sebagai Konsep Dasar Rancangan Jembatan Tano Ponggol (Studi Kelayakan Jembatan Tano Ponggol)
Lake Toba National Tourism Strategic Area (NTSA) requires tourism relevant road and bridge to support tourism. For this reason, the road segment for Tele - Pangururan - Nainggolan - Onan Runggu - Lagundi - Tomok - Ambarita - Pangururan was implemented and plans to build the Tano Ponggol Bridge in Pangururan District, Samosir Regency as land access to Samosir Island. The government plans to replace the Tano Ponggol bridge as well as make it a landmark for Pangururan Tourism City. The local wisdom approach to the bridge design is put on the concept of kinship which is owned by all ethnic groups around the Lake Toba area. The principles of the kinship concept in Batak culture are: Dalihan Na Tolu: elek marboru, somba marhula hula, and manat mardongan tubu. These three principles are manifested in the design of a three-legged bridge. The results of the multi-criteria analysis show that the greatest value in alternative 3, namely replacing the main pilon bridge and cable stayed bridge using a concrete box structure 47.5+95+47.5 m (the erection balance cantilever method), the architectural aesthetic concept "Dalihan Na Toluā with the construction of three symmetrical parallel pillars as bridge accessories, so that the purpose the bridge design which is also a landmark can still be achieved
PENERAPAN INTEGRASI KANO, KANSEI DAN SERVQUAL KE DALAM QFD UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN DI BCA KCP WLINGI, BLITAR
Pada era globalisasi, Kualitas dipandang sebagai hal penting untuk mencapai keunggulan kompetitif dengan perusahaan pesaing. Kualitas pelayanan yang baik akan menjadi salah satu faktor bagi konsumen untuk menentukan produkatau jasa. BCA KCP Wlingi, Blitar menyadari bahwa kepuasan pelanggan tidak hanya diukur berdasarkanproduct yang ditawarkan tetapi aspek-aspek yang berhubungan dengan nasabah (pelayanan) menjadi kunci kepuasan nasabah BCA. Atas dasar permasalahan yang dialami oleh BCA KCP Wlingi, maka dilakukan penelitian dengan melakukan integrasi 3 metode pengukuran kualitas yakni (i) SERVQUAL, metode yang digunakan untuk mengetahui layanan apa yang sudah atau belum memenuhi kepuasan nasabah;(ii) Kano, metode yang digunakan untuk mengkategorikan atribut layanan kedalam attractive, one- dimensional, must-be (iii) Kansei Engineering, metode yang digunakan untuk mengidentifikasikan kebutuhan emosional serta mengukur kepuasan emosional dari nasabah. Untuk memperoleh solusi perbaikan yang tepat, maka digunakan metode (iv) QFD melalui matriks House of Quality. Berdasarkan hasil survey terhadap 100 responden (nasabah) didapatkan bahwa nilai mean harapan terbesar terdapat pada atribut layanan berikut : kemudahan dalam menyampaikan komplain; customer service, teller dan satpam memberikan perhatian penuh dengan tidak bercakap-cakap dengan karyawan lain pada saat melayani nasabah. Sedangkan nilai mean Kansei Word terbesar terdapat pada Kansei Word āTidak Ributā. Terdapat 10 atribut layanan yang memiliki skor kepuasan negatif. Berdasarkan analisis model Kano dengan menggunakan Better and Worse analysis didapatkan 3 atribut layanan kategori attractive, 8 atribut layanan kategori one- dimensional, 9 atribut layanan kategori must ā be dan 2 atribut layanan kategori indifferent. Dari hasil integrasi yang dilakukan, terdapat 10 atribut layanan yang memiliki skor kepuasan negatif berkategori attractive , one-dimensional dan must-be serta memiliki hubungan signifikan dengan Kansei Word tertentu, kemudian akan dilakukan perbaikan. Solusi perbaikan yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan kepuasan pelanggan adalah : pengadaan training untuk karyawan BCA KCP Wlingi; pembuatan SOP pelayanan nasabah oleh teller, customer service dan satpam; melakukan pembuatan pengalokasian karyawan di tempat kerja
ANALISIS BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) SEPEDA MOTOR ELEKTRIK DAN PERAHU MOTOR DALAM PERKEMBANGAN EKONOMI PEMBANGUNAN DI KABUPATEN ASMAT
Kabupaten Asmat, berada pada dataran rawa, dipengaruhi oleh pasang surut air sungai. Konstruksi jalan dari hasil kajian teknis, adalah jalan melayang Ā± 2 m di atas permukaan tanah dasar. Permukaan jalan berupa slab papan kayu atau slab beton, didukung kolom kayu atau beton bertulang dan didirikan diĀ atas struktur fondasi tiang pancang. Jalan direncanakan melayani beban lalu lintas ringan, yakni sepeda motor elektrik, sepeda motor roda 3, dan gerobak barang. Tujuan analisis manfaat ekonomi untuk menaksir kelayakan proyek dari aspek ekonomi, untuk itu dilakukan analisis manfaat ekonomi pada ruas jalan di Distrik Agats yang menggunakan slab beton lebar 4 m, panjang 3 km. Penghematan BOK dengan membandingkan BOK with project dengan BOK without project. Setelah dibangun jalan, perjalanan dari asal ke tujuan dapat menggunakan sepeda motor elektrik, yang sebelumnya menggunakan perahu motor. Dalam penelitian ini dikembangkan BOK sepeda motor elektrik dan BOK perahu motor. Metodologi dalam menganalisis parameter-parameter kelayakan, yaitu: NPV, BCR, dan IRR. Dari hasil perhitungan: BOK 1 unit sepeda motor elektrik per tahun = Rp. 19.470.000,- dan BOK perahu motor pertahun= Rp. 32.400.000,- Nilai penghematan BOK berdasarkan umur rencana selama 23 tahun=Rp.252.809.551.559,- Biaya Kontrak dan pemeliharaan= Rp.113,419,883,758,-; BCR=2,01; NPV=Rp.23.015.691.841; IRR=10,61,31%
PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT.TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA BANDUNG
ABSTRAK
Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu organisasi, instansi
atau perusahaan tanpa aspek manusia sulit kiranya organisasi untuk mengemban misi
dan tujuan yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan juga apabila faktor manusia
tersebut tidak ada maka organisasi yang bersangkutan juga tidak ada karena pelaku
atau objek yang hendak dituju oleh suatu organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelatihan
dan motivasi kerja terhadap prestasi kerja karyawan baik secara simultan maupun
parsial. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif dengan
jumlah populasi 49 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara dan menyebarkan kuesioner. Metode analisis data yang
digunakan adalah analisis regresi linier ganda, analisis korelasi berganda dan analisis
koefisien determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan, motivasi kerja dan prestasi
kerja karyawan di PT.TASPEN (persero) Kantor Cabang Utama Bandung dapat
dikatakan baik. Pelatihan dan motivasi kerja memberikan pengaruh terhadap
peningkatan prestasi kerja karyawan yaitu: 85,1%. Pengaruh variabel independen
yang dominan adalah motivasi kerja dengan koefisien sebesar 64,9%. Sedangkan
pelatihan koefisiennya sebesar 20,2%.
Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi Kerja dan Prestasi Kerja Karyawa
ANALISIS LAYANAN DAN BAURAN PEMASARAN KLINIK TELEKONSULTASI GIZI RUMAH SAKIT IZZA KARAWANG DI MASA PANDEMI COVID-19
Klinik Gizi Rumah Sakit Izza Karawang sebagai layanan unggulan harus beradaptasi dengan situasi pandemi COVID-19, dalam hal ini transformasi menjadi virtual atau Klinik Telekonsultasi Gizi. Klinik Telekonsultasi Gizi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sarana konsultasi tentang pola diet yang sehat. Tujuan penelitian untuk menganalisis pemasaran layanan Klinik Telekonsultasi Gizi menggunakan metode STP (Segmenting, Targeting, Positioning) dan bauran pemasaran dengan konsep 4P (Product, Price, Place, Promotion).Ā Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menggunakan data primer yang dikumpulkan dengan kuesioner kepada 100 orang responden, pasien yang berobat ke Instalasi Rawat Jalan RS Izza. Hasil analisis segmentasi geografis pasien RS Izza mayoritas dari Kabupaten Karawang (85%), waktu tempuh perjalanan 50 (41%), berjenis kelamin Perempuan (61%), bekerja mengurus rumah tangga (50%). Penetapan target pelanggan potensial adalah pasien berusia diatas 20 Tahun dengan kelas ekonomi menengah
- ā¦