Analisis Pengaruh Kepedulian Lingkungan Dan Atribut Produk Terhadap Proses Keputusan Pembelian Produk The Body Shop Di Palembang

This purpose of this study is to analyze and determine whether environmental concern variables and variable Product attribute has an influence on purchasing decisions of products the body shop in Palembang. The population is in the city of Palembang people who've bought the product and ever use a the body shop products in a timeframe of 3 months and atleast aged 17 years old. Data analysis technique used is multiple linear regression analysis to determine the effect of variable environmental concern and variable Product attribute towards decision of purchasing proses a product of the body shop in Palembang. The results obtained showed that consumers variable environmental concern does not significantly influence the purchasing decisions of products the body shop, while the product attribute variables significantly influence the purchasing decisions proses of products the body sho

THE ROLE OF COMPENSATION IN PROJECT’S MANAGER EVALUATION OF TERMINATING AN UNPROFITABLE PROJECT

Teori agensi mengindikasikan bahwa manajer proyek yang mempunyai informasi privat dan insentif untuk melakukan shirking akan melakukan tindakan yang disfungsional berupa meneruskan proyek yang diketahui tidak menguntungkan. Isu ini harus diteliti secara luas dengan setting/skenario dan sampel yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perilaku shirking dari manajer proyek ketika mereka harus menghentikan proyek yang tidak menguntungkan. Tujuan berikutnya adalah untuk menguji peran konpensasi untuk mencegah perilaku shirking.Penelitian ini menggunakan metoda eksperimental dengan memanipulasi dua kondisi yaitu informasi privat dan insentif untuk melakukan shirking. Partisipan dalam eksperimen ini adalah 138 mahasiswa kelas eksekutif program Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada. Hasil penelitian tidak mendukung perilaku yang diprediksi oleh Harrell dan Harrison (1994). Manajer yang mempunyai informasi privat dan insentif untuk shirking menghentikan proyek yang tidak menguntungkan (walaupun terdapat kecenderungan namun tidak signifikan secara statistis). Bertentangan dengan harapan, penelitian ini juga menemukan bahwa kompensasi (bonus dan pinalti) meningkatkan kecenderungan manajer untuk melanjutkan tindakan yang disfungsional ini. Selanjutnya, penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa wanita, usia muda, kurang berpengalaman, mempunyai latar belakang pendidikan bisnis pada level strata satu, dan belum menikah mempunyai kecenderungan untuk melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan. Hasil yang demikian mungkin disebabkan oleh faktor risiko yang mempengaruhi perilaku mereka.Penelitian selanjutnya harus dilakukan untuk memeriksa ketidakkonsistenan dalam isu ini dengan mempertimbangkan beberapa kelemahan. Penggunaan sampel yang berupa manajer akan memberikan hasil yang lebih kuat daripada menggunakan proksi mahasiswa eksekutif magister manajemen. Penggunaan skenario lain (terutama skema konpensasi yang berbeda) untuk menguji isu ini juga diperlukan. Penelitian selanjutnya juga perlu mempertimbangkan faktor preferensi terhadap risiko dan locus of control. Seseorang yang mempunyai locus pegawasan internal akan cenderung untuk melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan karena ia merasa mampu untuk mengubah keadaan

AN EVENT STUDY OF THE IMPACT OF SFAS 95 ON THE U.S. BANKS AND INVESTMENT COMPANIES’ STOCK RETURNS

Penelitian ini menguji reaksi pasar saham terhadap serangkaian peristiwa yang berkaitan dengan SFAS No. 95 untuk bank dan perusahaan investasi di Amerika Serikat. Investor menganggap bahwa SFAS no. 95 ini merupakan berita buruk (badnews) untuk bank dan perusahaan investasi. Dengan demikian, diprediksikan bahwa return kejutan (abnormal returns) untuk investor di bank dan perusahaan investasi akan turun selama periode peristiwa yang berkaitan dengan SFAS no. 95 tersebut.Hasil yang diperoleh berdasarkan metode riset yang dipakai oleh Schipper dan Thompson (1983) tidak berhasil mengkonfirmasi bahwa return kejutan (abnormal returns) untuk investor di bank dan perusahaan investasi akan turun selama periode peristiwa yang berkaitan dengan SFAS no. 95 tersebut. Akan tetapi, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa return kejutan kumulatif (cumulative abnormal returns) untuk bank dan perusahaan investasi pada tanggal peristiwa lebih negatif dibandingkan dengan perusahaan dalam grup kontrol. Lebih lanjut, hasil menunjukkan bahwa peristiwa yang berkaitan dengan SFAS No. 95 mempunyai pengaruh yang negatif kepada bank, tetapi pengaruh yang positif terhadap perusahaan investasi

Do Income Smoothing Practices Explain the Lower Earnings-Price Ratio of Japanese Firms Compared to Those of the U.S. Firms?

This study examines the variation in earnings-price ratios across Japanese and U.S. firms. The earnings-price ratio is one of the indicators often used by investors to determine their trading strategy. Previous literature document that Japanese firms have consistently lower earnings-price ratios than U.S. firms even though the earnings of Japanese firms have been adjusted to the U.S. GAAP. The objective of this study is to show that Japanese firms engage in income smoothing practices that stabilize earnings, thereby increasing Japanese investors’ willingness to pay higher prices for Japanese stocks. Comparing the income smoothing index and proportion of firms identified as smoothers shows that the intensity of Japanese firms practicing income-smoothing is greater than that of U.S. firms. The results also show that income-smoothing index is significant in explaining the cross-sectional variation of earnings-price ratios for Japanese firms but it is not significant for U.S. firms.  Two potential explanations for the results of U.S. firms are as follows.  First, income smoothing is not practiced widely across firms in the U.S.  Therefore, the variation of income smoothing does not explain the variation in the cross-sectional earnings-price ratios.  Second, even if U.S. firms practice income smoothing, the investors are aware of it and do not take earnings figures literally.Another results show that controlling for income smoothing does not eliminate the differences in the earnings-price ratios of the Japanese and U.S. firms. It is appropriate to conclude that although income smoothing plays a role in explaining the variations of earnings-price ratios across Japanese firms, it is not the only factor that contributes to the differences in the earnings-price ratios of Japanese and U.S. firms.  Other factors may play a role which are either country-specific (such as inflationary expectations, tax regimes) or firm-specific (such as quality of earnings, real returns) as suggested by Brown (1989). The overall results are consistent across samples

The Impact of Financial, Non-Financial, and Corporate Governance Attributes on The Practice of Global Reporting Initiative (GRI) Based Environmental Disclosure

Abstract: Business entities are able to exert their influence on particular stakeholders for the benefit of their interest by managing the information they disseminate to the public, particularly if there is no regulation on such issue in place. Accordingly, the extent of accounting information disclosed to the public, specifically voluntary environmental information, is determined by the internal characteristics of the business entities. The objective of this research is to test the financial, non-financial, and corporate governance attributes of Indonesian public companies which contribute to the extent of environmental information disclosure in Indonesia. This research measured the extent of Indonesian public companies environmental disclosure using Environmental Disclosure Index (EDI) as a dependent variable. The index is developed from the parameters under environmental protocols of the Global Reporting Initiative (GRI) G3 framework. Samples of 35 Indonesian public companies are purposively chosen for each of the year from 2005-2008 to form a total of 140 observations. The testing results conclude that size of company, economic performance, and industry sensitivity positively affect environmental disclosure. This research is limited by an assumption that Indonesian public companies employ annual report as the primary means to publicize financial and non-financial information to public. Abstrak: Entitas bisnis dapat menggunakan pengaruh mereka pada pihak tertentu untuk kepentingan mereka dengan mengelola informasi yang mereka sebar-luaskan kepada publik, terutama jika tidak ada peraturan mengenai masalah tersebut. Dengan demikian, sejauh mana informasi akuntansi diungkapkan kepada lingkungan masyarakat, khususnya informasi lingkungan sukarela, ditentukan oleh karakteristik internal dari badan usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji atribut tata kelola keuangan, nonkeuangan, dan perusahaan perusahaan publik Indonesia yang berkontribusi pada tingkat pengungkapan informasi lingkungan di Indonesia. Penelitian ini mengukur tingkat pengungkapan lingkungan perusahaan publik menggunakan Environmental Disclosure Index (EDI) sebagai variabel dependen. Indeks ini dikembangkan dari parameter di bawah protokol lingkungan dari kerangka Global Reporting Initiative (GRI) G3. Contoh dari 35 perusahaan publik terpilih di Indonesia untuk setiap tahun dari 2005-2008 untuk membentuk total 140 observasi. Hasil pengujian menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan, kinerja ekonomi, industri dan sensitivitas positif mempengaruhi pengungkapan lingkungan. Penelitian ini dibatasi oleh asumsi bahwa perusahaan-perusahaan publik Indonesia menggunakan laporan tahunan sebagai sarana utama untuk mempublikasikan informasi keuangan dan non-keuangan kepada publik

Does managerial ability enhance earnings quality? The moderating role of corporate governance quality and ownership concentration

Earnings quality is information that can be determined by various factors, one of which is managerial ability. Thus, management quality itself can have a positive or negative impact on earnings quality, depending on the factors that affect their relationships. This study was conducted to reexamine the effect of managerial ability on earnings quality by including corporate governance quality and ownership concentration as factors that are expected to be able to explain the inconsistencies in the results of previous studies. This study used the data of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2010-2016 as study sample with total observations were 253. The analysis technique used for hypothesis testing was a multiple linear regression analysis. This study succeeds in proving the moderation role of governance quality in strengthening the relationship between managerial ability and earnings quality. However, the role of ownership concentration as moderator factors failed to prove in this study. Interestingly, there is a negative effect between managerial ability and earnings quality. The opportunistic actions taken by managers who want to meet their performance targets was considered as the reason of the negative effect between managerial ability and earnings quality

Pengaruh Word of Mouth dan Kualitas Produk terhadap Purchase Decision pada Produk Sabun Pencuci Piring Merek Sunlight di Surabaya

Purchase decision merupakan tahapan dimana konsumen benar-benar membeli produk yang telah dipilih. Keputusan pembelian merupakan tahap keempat dari proses pembelian, sehingga untuk sampai pada tahap tersebut konsumen harus melalui tiga proses sebelumnya. Purchase decision dapat dipengaruhi oleh komunikasi dari mulut ke mulut atau word of mouth baik yang positif maupun negatif yang terjadi setiap saat. Konsumen mendengar kabar negatif tentang suatu merek, terutama dari orang yang dia percayai, dapat mempengaruhi citra suatu merek yang ada dalam benaknya. Demikian pula kabar positif tentang suatu merek dapat mempengaruhi purchase decision yang telah terbentuk sebelumnya dalam benak konsumen.Selain word of mouth, purchase decision juga dipengaruhi oleh kualitas produk. Dengan kualitas produk yang baik, maka konsumen akan semakin yakin untuk membeli dan menggunakan suatu produk. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah word of mouth dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap purchase decision produk sabun pencuci piring merek Sunlight di Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda. Dalam penelitian ini digunakan sampel sebanyak 115 responden. Data yang terkumpul diolah menggunakan SPSS 15.0 for Windows dan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara word of mouth dan kualitas produk terhadap purchase decision pada produk sabun pencuci piring merek Sunlight di Surabaya

Teknologi Informasi Dan Struktur Organisasi

Abstract As a business grows bigger and bigeer, top management need information from middle management to control the organization. However, middle management could play a very vital role in determining which information to give to top management. They could filter information, in order to safe their position. In the last two decades, information technology has been growing very rapidly. The giowing of compitter technology and communication technology contribute to this situation.. However, the, growing uses of information technology raise problem in the organization. Middle management feel that information technology would replace their role in the organization since top management could get information directly from the computer system. The purpose of this paper are twofold. Firstis to .examine whether middle management fears of losing their role is proven. Second, is to examine the impact of information technology to organization. To accomplish these purposes, first, information technology and its application are discussed. Then, the impact of information technology to organization structure is reviewed Key Words.: teknologi informasi - organisas

RELATIONSHIP BETWEEN FAIR VALUE ACCOUNTING AND FINANCIAL CRISIS OF EUROPEAN BANKING INDUSTRY

Abstract : The study aims to prove a correlation between fair value accounting and the financial crisis in European banking. The use of fair value accounting is considered to exacerbate the financial crisis and is the reason for the re-use of historical cost accounting. By using a logit regression model, this research proves that more fair value-oriented accounting indexes have a weaker relationship with the financial crisis in the banking system than more historically-oriented accounting. However, the grouping of fair value accounting valuation model into three levels creates different strength of the relationship with the financial crisis. The lower the level that is used in an accounting index, the stronger the association between fair value accounting and the financial crisis in the banking system. Moreover, it has been proven that the use of fair value accounting index on liabilities produces a stronger association with the financial crisis in the banking system than when it is used on assets. Abstract The study aims to prove a correlation between fair value accounting and the financial crisis in European banking. The use of fair value accounting is considered to exacerbate the financial crisis and is the reason for the re-use of historical cost accounting. By using a logit regression model, this research proves that more fair value-oriented accounting indexes have a weaker relationship with the financial crisis in the banking system than more historically-oriented accounting. However, the grouping of fair value accounting valuation model into three levels creates different strength of the relationship with the financial crisis. The lower the level that is used in an accounting index, the stronger the association between fair value accounting and the financial crisis in the banking system. Moreover, it has been proven that the use of fair value accounting index on liabilities produces a stronger association with the financial crisis in the banking system than when it is used on assets

DESAIN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN TERHADAP PEMILIHAN ASURANSI JIWA MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

Pengertian asuransi jiwa dalam kegiatan hidup sehari-hari, orang menghadapi berbagai resiko yang berkaitan jiwa dan hartanya. Pada kasus kecelakaan kerja misalnya, seseorang berpotensi kehilangan nyawa, sedang pada sisi lain, dia memiliki tanggungan keluarga yang harus dia nafkahi sehari-hari. Kematian orang yang bersangkutan akan mengakibatkan hilangnya fondasi rumah tangga yang menopang kehidupan isteri adan anak-anaknya. Resiko ini adalah resiko masa depan dari orang-orang yang menghadapi pekerjaan yang sarat dengan berbagai bahasa atau terhadap orang yang mengkhawatirkan keberlangsungan nafkah keluarganya Salah satu model pemilihan yang banyak digunakan orang adalah metode multiple attribute decision making (MADM). Sebuah permodelan yang menyatakan konteks dalam sebuah matrik pilihan-pilihan bersama dengan kriteria-kriteria yang melekat disetiap pilihan. Proses pengambilan keputusan dalam model rasional adalah bersifat logikal. Logikal dalam urutan langkah-langkah yang teratur dimulai dengan identifikasi masalah. Setlah identifikasi masalah berhasil dilakukan, diadakanlah pengumpulan atau pembuatan alternatif-alternatif solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah alternatif-alternatif solusi berhasil dikumpulkan maka berikutnya adalah evaluasi satu persatu setiap alternatif tersebut untuk menialai kecocokannya dengan masalah. Kondisi ini, memberi inspirasi penulis untuk membangun sistem pendukung keputusan asuransi jiwa yang memenuhi kondisi-kondisi tersebut. Kata kunci : SPK, asuransi jiwa, pemodelan MAD