39 research outputs found

    Keanekaragaman Tumbuhan Bawah Pada Berbagai Umur Tegakan Pinus (Pinus merkusii) Di KPH Banyumas Timur

    Get PDF
    Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur merupakan salah satu unit pengelolaanPerum Perhutani yang mengembangkan hutan Pinus. Hutan pinus KPH Banyumas Timur terdiri dari berbagai umur. Keanekaragaman tumbuhan bawah dapat dipengaruhi oleh tutupan tajuk yang berkaitan dengan umur dari pohon di sekitar tumbuhan bawah tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman dan kemerataan jenis tumbuhan bawah pada berbagai umur tegakan pinus (Pinus merkusii) di KPH Banyumas Timur. Penelitian ini dilakukan di hutan pinus dengan tiga kelompok umur yang berbeda di BKPH Kebasen, KPH Banyumas Timur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada berbagai umur tegakan pinus di KPH Banyumas Timur terdapat 36 jenis tumbuhan bawah dari 19 famili. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa  keanekeragaman tumbuhan bawah pada berbagai umur tegakan pinus di KPH Banyumas Timur semakin tua umur tegakan pinus maka semakin sedikit jumlah jenis tumbuhan bawah. Jumlah jenis tumbuhan bawah dengan umur 12 tahun didapatkan sejumlah 20 spesies selanjutnya disusul umur 24 tahun sejumlah 18 spesies dan umur 29 sejumlah 15 spesies. Kemerataan jenis tumbuhan bawah pada berbagai umur tegakan pinus di KPH Banyumas Timur merata.Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur merupakan salah satu unit pengelolaan Perum Perhutani yang mengembangkan hutan Pinus. Hutan pinus KPH Banyumas Timur terdiri dari berbagai umur. Keanekaragaman tumbuhan bawah dapat dipengaruhi oleh tutupan tajuk yang berkaitan dengan umur dari pohon di sekitar tumbuhan bawah tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman dan kemerataan jenis tumbuhan bawah pada berbagai umur tegakan pinus (Pinus merkusii) di KPH Banyumas Timur. Penelitian ini dilakukan di hutan pinus dengan tiga kelompok umur yang berbeda di BKPH Kebasen, KPH Banyumas Timur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada berbagai umur tegakan pinus di KPH Banyumas Timur terdapat 36 jenis tumbuhan bawah dari 19 familia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa  keanekeragaman tumbuhan bawah pada berbagai umur tegakan pinus (Pinus merkusii) di KPH Banyumas Timur semakin tua umur tegakan pinus maka semakin sedikit jumlah jenis tumbuhan bawah. Jumlah jenis tumbuhan bawah dengan umur 12 tahun didapatkan sejumlah 20 spesies selanjutnya disusul umur 24 tahun sejumlah 18 spesies dan umur 29 sejumlah 15 spesies. Kemerataan jenis tumbuhan bawah pada berbagai umur tegakan pinus (Pinus merkusii) di KPH Banyumas Timur merata

    TINJAUAN TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM DALAM PEMBATALAN KEWENANGAN MENTERI DAN GUBERNUR DI DAERAH BERKAITAN DENGAN EXECUTIVE REVIEW PADA PUTUSAN NO. 137/PUU-XIII/2015 DAN NO. 56/PUU-XIV/2016

    Get PDF
    Penelitian Penyanyi mencoba untuk meninjau menganalisa Pertimbangan hukum Mahkamah Konstitusi hati Putusan Nomor 137 / PUU-XIII / 2015 Dan Putusan Nomor 56 / PUU-XIV / 2016 Yang memperbolehkan otoritas Pemerintah Pusat Berlangganan Mendukung Perda melalui MEKANISME mempertanyakan penasihat hukum yang tertuang di hati Artikel 251 UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif. Menggunakan metode persetujuan-undangan, membahas konseptual, dan mengakses kasus. Teknik pengambilan bahan dilakukan dengan cara melakukan riset perpustakaan.Berdasarkan hasil penelitian yang dapat didasarkan pada pertimbangan hukum dalam Putusan MK No. 137 / PUU-XIII / 2015 dan No. 56 / PUU-XIV / 2016 telah dilakukan Ulasan Eksekutif terhadap Perda yang dilakukan Eksekutif terhadap Perda dengan tinjauan Eksekutif terhadap Perkada

    Keanekaragaman Tumbuhan Bawah pada Berbagai Umur Tegakan Jati (Tectona grandis L.) di KPH Banyumas Timur

    Get PDF
    Salah satu unit pengelolaan Perusahaan Hutan Negara Indonesia (Perhutani) yang mengembangkan hutan jati adalah Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyumas Timur. Hutan jati yang dikelola KPH Banyumas Timur terdiri dari berbagai kelompok umur. Umur tegakan berkaitan dengan tutupan tajuk dari pohon di sekitar tumbuhan bawah yang berpengaruh terhadap keanekaragaman tumbuhan bawahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis vegetasi keanekaragaman dan kemerataan jenis tumbuhan bawah pada berbagai umur tegakan Jati (Tectona grandis L.) di KPH Banyumas Timur. Penelitian dilakukan di Hutan jati BKPH Kebasen, KPH Banyumas Timur, dengan tiga kelompok umur tegakan yaitu 16, 20 dan 22 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada berbagai umur tegakan jati di KPH Banyumas Timur terdapat 34 jenis tumbuhan bawah dari 17 familia. Tegakan jati umur 16 tahun memiliki keragaman tumbuhan tertinggi dengan indek nilai penting tertinggi sebesar 42,77% pada Echinochloa colona (L.) dari familia Poaceae. Keanekaragaman tumbuhan bawah pada tegakan jati dengan umur 16 tahun sebesar 2,12 dengan kemerataan jenis sebesar 0,73. Nilai kesamaan jenis tertinggi sebesar 30,77% dari tegakan jati berumur 20 tahun sedangkan tegakan jati berumur 16 tahun dengan 20 tahun sebesar 25% dan 26,67%. Komposisi dan distribusi serta tinggi rendahnya keanekaragaman tumbuhan bawah pada ketiga tegakan jati umur berbeda, dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang terbentuk disekitar tegakan.Salah satu unit pengelolaan Perhutani yang mengembangkan hutan jati adalah Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyumas Timur. Hutan jati yang dikelola KPH Banyumas Timur terdiri dari berbagai kelompok umur. Umur tegakan berkaitan dengan tutupan tajuk dari pohon di sekitar tumbuhan bawah dan berpengaruh terhadap keanekaragaman tumbuhan bawahnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman dan kemerataan jenis tumbuhan bawah pada berbagai umur tegakan Jati (Tectona grandis L.) di KPH Banyumas Timur. Penelitian dilakukan di Hutan Jati BKPH Kebasen, KPH Banyumas Timur, dengan tiga kelompok umur tegakan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada berbagai umur tegakan jati di KPH Banyumas Timur terdapat 34 jenis tumbuhan bawah dari 17 famili. Mimosa pudica (L.) dan Curcuma longa (Linn.) merupakan jenis tumbuhan bawah yang tumbuh pada ketiga lokasi penelitian. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa keanekeragaman tumbuhan bawah pada berbagai umur tegakan jati di KPH Banyumas Timur yaitu semakin tua umur tegakan jati maka semakin menurun keanekaragaman jenis tumbuhan bawahnya. Kemerataan jenis tumbuhan bawah pada berbagai umur tegakan jati di KPH Banyumas Timur merata

    Komposisi Vegetasi Gulma pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum) di Perkebunan Tebu Puslitagro Jatitujuh Majalengka

    Get PDF
    Perkebunan tebu Pusat Penelitian Agronomi (Puslitagro) Jatitujuh Majalengka merupakan salah satu perkebunan tebu yang ditanami tebu lahan kering. Gulma adalah masalah utama yang dihadapi pada budidaya tebu lahan kering. Kehadiran gulma akan mempersulit pemeliharaan dan panen serta menurunkan kualitas penebangan tebu, baik yang dilakukan secara manual maupun mekanik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan keanekaragaman spesies gulma di daerah perkebunan tebu Puslitagro Jatitujuh Majalengka sebagai dasar dalam pengendalian gulma dan mengetahui faktor-faktor lingkungan abiotik di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, keanekaragaman spesies gulma di Perkebunan Tebu Pusitagro Jatitujuh Majalengka terdapat 46 spesies yang termasuk dalam 16 familia. Kemerataan gulma tergolong tinggi, dari data yang didapat masing-masing area lebih dari satu. Area Kidang Kencana Timur (1,94) tergolong tinggi, area Kidang Kencana Tengah (1,89) tergolong tinggi, dan area Rancabugang (1,83) tergolong tinggi. Keanekaragaman spesies gulma tertinggi terdapat pada area Kidang Kencana Timur (3,15) dengan suhu udara 32°C, kelembaban tanah 75%, dan pH tanah 7,1Perkebunan tebu Pusat Penelitian Agronomi (Puslitagro) Jatitujuh Majalengka merupakan salah satu perkebunan tebu yang menanam tebu jenis lahan kering. Gulma adalah masalah utama yang dihadapi pada budidaya tebu lahan kering. Kehadiran gulma akan mempersulit pemeliharaan dan panen serta menurunkan kualitas penebangan tebu, baik yang dilakukan secara manual maupun mekanik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan keanekaragaman spesies gulma di daerah perkebunan tebu Puslitagro Jatitujuh Majalengka sebagai dasar dalam pengendalian gulma dan mengetahui faktor-faktor lingkungan abiotik di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, keanekaragaman spesies gulma di Perkebunan Tebu Pusitagro Jatitujuh Majalengka terdapat 46 spesies yang terdiri dari 16 famili. Kemerataan gulma tergolong tinggi, dari data yang didapat masing-masing area lebih dari satu. Area Kidang Kencana Timur (1,94) tergolong tinggi, area Kidang Kencana Tengah (1,89) tergolong tinggi, dan area Rancabugang (1,83) tergolong tinggi. Keanekaragaman spesies gulma tertinggi terdapat pada area Kidang Kencana Timur (3,15) dengan suhu udara 30°C, kelembaban tanah 75%, dan pH tanah netral (7,1)

    IVENTARISASI SPESIES IKAN YANG BERPOTENSI DIJADIKAN IKAN HIAS DI RAWA BIRU TAMAN NASIONAL WASUR KABUPATEN MERAUKE

    Get PDF
    Rawa Biru located in the National Park Wasur Merauke has the potential of fish resources were quite large, both for consumption and ornamental fish. The research purpose is to identify the types of fish that have the potential as ornamental fish. The study was conducted in August 2016. The method used was survey and the data was analyzed descriptively through pictures. The results were obtained six types of fish that have the potential as ornamental fish, they are Iriatherina wirneri, Melanotaenia splendida rubrostriata, Ambassis agrammus, Craterocephalus randi, Glossamia aprion, and Toxotes chatareus

    ANALISIS PENGARUH ORIENTASI PRODUK DAN ORIENTASI PASAR TERHADAP KINERJA MUSEUM

    Get PDF
    Museum dapat digunakan sebagai sarana pendidikan, sejarah, dan kebudayaan. Museum seharusnya dapat menarik perhatian masyarakat agar berkunjung dan mendorong keingintahuannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh orientasi produk dan orientasi pasar terhadap kinerja museum. Orientasi pasar terdiri dari orientasi pelanggan, koordinasi antarfungsi dan orientasi pesaing. Sedangkan kinerja museum terdiri dari kinerja sosial dan kinerja ekonomi. Populasi penelitian adalah seluruh museum di seluruh Indonesia. Diperoleh Sampel sejumlah 43 museum dari 132 museum di Indonesia yang terdaftar di Direktorat Museum, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, yang diambil secara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner yang dikirim menggunakan jasa pos kemudian diambil langsung atau wawancara via telepon. Teknik analisis yang digunakan adalah PLS (partial least square) dengan bantuan software SmartPLS. Temuan penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kinerja sosial museum adalah orientasi produk dan orientasi pelanggan, yang lebih kuat pengaruhnya adalah orientasi produk. Sedangkan variabel yang berpengaruh terhadap kinerja ekonomi adalah orientasi pelanggan dan kinerja sosial, yang pengaruhnya lebih kuat adalah kinerja sosial. Kata kunci: museum, orientasi produk, orientasi pasar, kinerj

    Performance of Water Pump on Distribution and Transmission Process using Variable Speed Drive

    Get PDF
    The Pump is the vital component in the transmission of water from one unit to another or the distribution water from booster unit to customer. Water pumping has become ineffective due to incorrect installation of the installed pump not in accordance with the pre-installed piping. Investing in network development in the coming year is sometimes one of the reasons why pumps are installed improperly. Thus, high pressure pumps are sometimes installed at lower pipeline pressure. This condition usually does not only double between the pressure in the pipe and pump. Classically, pump output lines are usually coupled with valves (usually butterfly or rotary valves) to provide conditions that correspond to the pump's datasheet.  Meanwhile, the classical concept will decrease the lifetime of pump, so the Variable Speed Drive (VSD) becomes the solution. TawangSari, SiwalanPanji, and KedungUling units are picture how VSD can fix kind of problem that faced in classical system. Worst energy use and decreased performance in classical system cause by wrong installation and limitation of supply power are solved by adapting frequency produced by VSD as it needed

    Peran Kepemimpinan Transformasional, Kompetensi, Kesiapan Berubah dalam Mencapai Kinerja pada masa Pandemi

    Get PDF
    This study aims to analyze the effect of transformational leadership and competence on employee performance during the Covid-19 pandemic, either directly or through mediation of readiness to change. By using purposive sampling method, 76 respondents were selected from 93 employees of CV Anggraini Sejati Cemerlang. The results of the analysis using SEM PLS show that (1) Transformational leadership has a positive effect on employee performance, (2) Competence has a positive effect on employee performance, (3) Readiness to change does not mediate the influence of both transformational leadership and competence on employee performance. Based on the results of this research, it is expected that leaders will continue to adopt and improve the transformational leadership style and continue to provide encouragement so that employees can excel, provide training, provide opportunities for employees to solve problems in their own way and appreciate employee contributions. management needs to improve the competence of their employees by continuing to provide job training, so that they understand more about their work and employees can have bright ideas to advance the company

    PENGARUH MODAL INTELEKTUAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu komponen dari modal intelektual diantaranya Human Capital Efficiency (HCE), Structural Capital Efficiency (SCE), Capital Employed Efficiency (CEE). Variabel dependennya yaitu kinerja keuangan yang diproksikan menggunakan Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) serta variabel kontrol menggunakan leverage dan ukuran perusahaan. Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2020. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel yang diperoleh sebanyak 22 perusahaan. Untuk analisis data menggunakan uji asumsi klasik, uji deksriptif, uji regresi data panel, uji determinasi, uji f, uji t. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel HCE dan CEE berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan variabel SCE berpengaruh negatif dan tidak signfikan terhadap ROA pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman periode 2018-2020. HCE dan CEE berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE. Sedangkan SCE berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROE pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman periode 2018-2020. Implikasi dan kesimpulan di atas yaitu memberikan sudut pandang baru bagi perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman untuk dapat mengelola pemanfaatan aset tidak berwujud berupa intellectual capital, kinerja keuangan (ROA & ROE), serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk investor dalam menginvestasikan dananya pada perusahaan

    PENGARUH PENAMBAHAN POLYVINYL ALCOHOL DAN SUPERPLASTICIZER PADA BETON DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT LENTUR DAN KUAT TARIK BELAH

    Get PDF
    Secara umum jenis bahan tambah dikelompokan menjadi dua yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi dan bahan tambah yang bersifat mineral. Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bahan tambah mineral berbasis polimer yaitu serat polyvinyl alcohol. Serat polyvinyl alcohol merupakan jenis polimer larut dalam air yang telah banyak digunakan karena memiliki sifat mekanik dan kimia yang sangat baik. Pada kondisi tertentu, dibutuhkan campuran beton dengan bahan tambah superplasticizer untuk pengurangan air sehingga faktor air semen menjadi lebih rendah dengan nilai slump yang meningkat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan persentase penggunaan serat polyvinyl alcohol 0%, 1%, 1,5%, 2% terhadap berat semen. Pengujian yang dilakukan adalah uji kuat tekan, uji kuat lentur dan kuat tarik belah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beton mencapai kuat tekan maksimum pada persentase serat 2% sebesar 25,29 MPa dengan kenaikan sebesar 9,86% dari beton normal dan nilai kuat lentur mencapai nilai maksimum pada persentase serat 2% sebesar 11,06 MPa dengan kenaikan sebesar 28,65% daripada beton normal. Sedangkan untuk nilai kuat tarik belah mencapai nilai maksimum pada persentase serat 2% sebesar 1,65 MPa dengan kenaikan sebesar 34,62 % daripada beton normal. Kata kunci: beton, polyvinyl alcohol, kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik bela
    corecore