1,473 research outputs found

    Pengaruh Latihan Zumba Terhadap Kadar Hemoglobin

    Full text link
    : Hemoglobin is a conjugated protein, function to transport oxygen and carbon dioxide. Hemoglobin levels could be influence of some factors such as gender, iron (Fe) and exercise. Zumba is a Latin-inspired dance workout first developed in Columbia. This study have a purpose to find out the influence of zumba exercise on hemoglobin levels. This was an experimental study with one group pre and post test design, samples included 20 female students year 2013 Medical Faculty of Nursing Science Sam Ratulangi University who met the inclusion criterias. Data were analyzed by paired t-test using SPSS. There were 20 subjects in this study. The results showed that there was a decrease of hemoglobin level after zumba exercise for two weeks. Conclusion: Decrease of hemoglobin levels can caused from some factors that were iron loss during exercise through sweat, destruction on hemoglobin because mechanic stress on muscles and sport anemia

    Keefektifan Implementasi Metode Certainty Factor untuk Diagnosa Gangguan Perkembangan Anak Retardasi Mental

    Get PDF
    Anak-anak merupakan masa fase yang paling rentan dan sangat perlu diperhatikan tahapan perkembangannya, oleh sebab itu sangat diperlukan perhatian orang tua untuk memperhatikan perkembangan mereka. Untuk membantu orang tua dalam memperhatikan anaknya maka diperlukan suatu metode yang dapat diterapkan pada aplikasi kecerdasan buatan. Aplikasi ini dibuat dengan menggunakan metode Certainty Factor, dimana nilai kemungkinan gangguan yang dialami anak didapatkan dari gejala-gejala yang dialami anak. Hasil penelitian dari aplikasi ini menunjukkan bahwa aplikasi ini efektif dalam menentukan gangguan perkembangan anak serta memberikan saran yang dianjurkan terhadap gangguan tersebut berdasarkan gejala-gejala yang sebelumnya dipilih oleh user dengan tingkat akurasi persentase hasil kebenaran sebesar 71,43% yang didapat dari hasil pengujian aplikasi oleh pakar psikolog ana

    Hubungan antara Kualitas Layanan dan Harga dengan Kepuasan Konsumen Online Shopping pada Mahasiswi Universitas Surabaya

    Get PDF
    Toko online merupakan toko berbasis internet yang cara pemasarannya menggunakan website. Saat ini banyak masyarakat yang sudah mengenal toko online, toko tersebut menjadi salah satu alternatif transaksi jual beli, tak terkecuali mahasiswi Universitas Surabaya. Toko online memiliki kelebihan dalam hal transaksi pembelian, semua transaksi dilakukan melalui media. Akan tetapi konsumen yang ingin membeli produk online, hanya bisa melihat gambar saja melalui media, tidak bisa merasakan langsung produk yang diinginkan. Hal ini bertolak belakang dengan toko tradisional yang dapat melihat dan merasakan produk. Oleh karena itu, melihat maraknya jual beli online, konsumen dihadapkan pada dua sisi. Maka penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan layanan dan harga dengan kepuasan konsumen online shopping pada mahasiswi Universitas Surabaya. Kepuasan konsumen adalah kesesuaian antara harapan konsumen dengan produk yang sebenarnya. Penelitian ini merupakan penelitian uji hubungan yang melibatkan 200 subjek mahasiswi Universitas Surabaya yang berusia 19 – 22 tahun dan pernah melakukan pembelian online paling sedikit dua kali. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik incidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara kualitas layanan dengan kepuasan konsumen. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah jangan membatasi subjek online dengan kriteria paling sedikit dua kali pembelian, hal ini memicu penyebaran angket penelitian yang kurang merata. Sementara untuk konsumen online jika ingin mendapatkan produk online dan tidak mengeluarkan banyak biaya, hendak membeli di jejaring sosial

    Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Assisted Individualization (Tai) Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Kemampuan Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Kelas X SMA Negeri 2 Bandar Baru

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif teams individualization (TAI) terhadap keterampilan proses sains ditinjau dari kemampuan matematika siswa pada pokok bahasan listrik dinamis. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen research dengan desain non-equivalent control group design”. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Cluster Random Sampling (sampel acak kelompok). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan X-2 sebagai kelas kontrol pada SMA Negeri 2 Bandar Baru tahun ajaran 2014/2015. Pengumpulan data dilakukan dengan tes keterampilan proses sains. Pengolahan data dilakukan dengan uji N-Gain. Hasil penelitian diperoleh rata-rata pretest keterampilan proses sains untuk kelas eksperimen dan kontrol masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM). Selanjutnya, setelah penerapan model pembelajaran kooperatif TAI persentase nilai rata-rata posttest keterampilan proses sains meningkat untuk kelas eksperimen 70,5 dan rata-rata gain pada kelas eksperimen dikategorikan sedang, khususnya pada indikator keterampilan menerapkan konsep yang berhubungan dengan kinerja matematik. Skor pretest pada kedua kelas tidak terjadi perbedaan yang signifikan sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif TAI. Sedangkan, untuk skor posttest terdapat perbedaan yang signifikan pada kelas eksperimen setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif TAI. Kemudian untuk N-Gain diperoleh thitung > ttabel (2,060 > 2,023) dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan keterampilan proses sains pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif TAI lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, atau dengan kata lain model pembelajaran kooperatif TAI dapat meningkatkan keterampilan proses sains ditinjau dari kemampuan matematika siswa

    The Effectiveness of Liposome Delivery System of Catechin as Antioxidant

    Full text link
    A study on the effectiveness of liposome delivery system of catechin as an antioxidant has been done. Liposome was derived from phosphatidylcholine of egg and cholesterol. The method used to prepared liposome in this research was thin layer hydration method by using rotary evaporator. Liposome was made in 3 formulas with different comparison between phosphatidylcholine and cholesterol. The first formula with ratio of 1:1; second formula with ratio of 1:2 and third formula with a ratio of 2:1. The result found that the observation with SEM seen sperical liposome and some oval liposomes. The level of entrapment efficiency (%EP) obtained on Formula I, II, and III were 24.49%, 24.67%, and 20.06%, respectively. We can conclude that the increase of cholesterol will increase the efficiency of drug entrapment. Test of the effectiveness of antioxidant found formula II was better than formula I and formula III. It can be concluded that the increase of cholesterol was able to improve the formulation and stability of liposome

    Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Market Effect Untuk Memprediksi Kebangkrutan Bank Menggunakan Model Regresi Logistik (Studi Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesiaperiode 2008-2012)

    Full text link
    This study aims to determine the effect of accounting ratio and market effect for predicting bank's bankruptcy with logistic regression model. Beside that this research also to measure the correction of bank's bankruptcy predicting model.The research data is secondary data from annual financial statements of bank, annual report of bank, and bank's stock history report. While the population in this research were all commercial banks in Indonesia that is still in operation and listing on the Indonesia stock exchange during the period of 2008-2012. By using the method of purposive sampling obtained 21 banks for the sample. The analysis is using logistic regression.The test results of logistic regression, model composed by accounting number and market effect.is illustratable probability of bank's bankruptcy observe by the model fit result. Accounting numbers CAR, NPL and BOPO are significantly effect for probability of bank's bankruptcy. By all of the variables in this research can explain 69% probability of bank's bankruptcy and the other 31% explain by other variable. Predicting Accuracy of the model in this research is 95.2%

    Rancangan Employee Assistance Program Untuk Menunjang Peningkatan Quality of Work Life Pada Karyawan PT. X

    Get PDF
    Hal yang dapat memengaruhi kinerja seorang karyawan ialah kualitas kehidupan kerjanya (QWL). Kualitas kehidupan kerja tersebut dapat terpenuhi dengan menyediakan lingkungan dan situasi kerja yang nyaman bagi karyawan. Kegagalan dalam mengatasi permasalahan di tempat kerja berpengaruh pada kehidupan pribadi karyawan dan sebaliknya. Hasil Pra-asesmen memperlihatkan bahwa dua dimensi perlu menjadi perhatian, yaitu Health & Well-being dan Work & Non-Work Life Balance. Intervensi dapat dilakukan dengan memberikan program pendampingan bagi karyawan, dinamakan Employee Assistance Programme (EAP). EAP diawali dengan identifikasi kebutuhan untuk melihat area work-related stress dengan menggunakan instrumen adaptasi dari Occupational Inventory Stress - Revised (Osipow, 1998). Asesmen dilakukan kepada para karyawan kantor pusat dari PT. X, namun data yang dapat diolah hanya 67 subjek. Terdapat 4 area stressor yang paling signifikan yaitu Role Insufficiency, Role Ambiguity, Role Boundary, dan Interpersonal Strain. Diketahui juga adanya sumber daya personal yang kurang dimanfaatkan dalam mengelola stresor yaitu Recreation, Self Care, Social Support, dan Rational/Cognitive Coping. Program intervensi diarahkan pada layanan yang bersifat kuratif dan preventif melalui rancangan EAP yang berisi panduan langkah-langkah dalam mendirikan layanan EAP, standar dan panduan profesional dalam memberikan layanan, serta contoh promosi layanan EAP. Kata kunci: Employee Assistance Program (EAP), Promosi EAP, Quality Of Work Life (QWL), Standar dan Panduan Profesional, Work-Related Stress. The organization feels the need to manage employee performance. Things that can affect an employee's performance is the quality of work life (QWL). Quality of work life can be fulfilled by providing comfortable work situation and environment for employees. Failure to overcome the problems in the workplace affect the personal life of an employee and vice versa. A Pre-assesment showed that there are two dimensions need to be concerned, which are Health & Well-being, and Work and Non-Work Life Balance. Intervention that can be done is providing an assistance for employees, called the employee assistance Programme (EAP). First step of EAP on this research begins with a need assessment due to identify the areas of work-related stress using an adaptation of Occupational Inventory Stress - Revised (Osipow, 1998) instrument. Head Office’s employees were asked to complete the instrument, but only 67 subject can be proceed to statistic analyze. The result indicates 4 most significant areas of stressor, which are Role Insufficiency, role ambiguity, Role Boundary, and Interpersonal Strain. It is showed too that there are 4 aspects of personal resources need to be utilized well, which are Recreation, Self Care, Social Support, and Rational/Cognitive Coping. The intervention program is directed at the services that are curative and preventive through the proposal of EAP. The proposal contains a guide for the organization about the steps in setting up EAP services, standards and professional guidelines in providing the service, and an example of EAP service’s promotion

    Employee Assistance Program as the Supporting System of Quality of Work Life to Cope with Occupational Stress

    Get PDF
    Increasing productivity has always been an important issue in the context of management.  Efforts in this direction are often demands that cause occupational stress, so that a counterproductive situation may occur. Quality of Work Life (QWL) is one of the hot issues that arise to neutralize stressful conditions by creating a more comfortable and more humane working climate. The Employee Assistance Program (EAP) as an intervention can be expected to function as a supporting system. The assessment was conducted for 67 employees. The questionnaire, interview, FGD, and SWOT analysis methods are used in all three stages, the pre-assessment stage, the assessment stage, and the intervention stage. From the Occupational Inventory Stress-Revised (Osipow, 1998), there are four most significant stressor areas and personal resources that are underutilized in managing stressors. The intervention program is directed at curative and preventive services through the EAP design
    • …
    corecore