264 research outputs found

    PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA MIGRAN INDONESIA DALAM KASUS HUMAN TRAFFICKING OLEH KJRI JOHOR BAHRU MALAYSIA

    Get PDF
    Tindak Pidana Perdagaangan. Orang merupakan bentuk kejahatan yang bertentangan dengan Hak Asasi Manusia. Perlindungan hukum yang dilakukan kepada pekerja migran Indonesia harus dilakukan demi mencegah dan mengatasi tindak pidana human trafficking. Tentu peran KJRI Johor Bahru Malaysia sebagai perwakilan negara besar dalam melindungi pekerja.migran Indonesia. Tujuan dari jurnal ilmiah untuk mengetahui.bentuk perlindungan hukum yang dilakukan KJRI Johor Bahru Malaysia dalam melindungi Pekerja.Migran.Indonesia (PMI) yang menjadi korban. human traffickingg. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Normatif. Penelitian ini didasarkan dari kajian Pustaka hukum dan wawancara staff KJRI Johor Bahru Malaysia. Berdasarkan penelitian ini diperoleh bahwa bentuk perlindungan hukum yang dilakukan KJRI Johor Bahru Malaysia terhadap PMI korban TPPO berupa perlindungan hukum preventif yaitu pencegahan seperti yang terdapat dalam undang-undang seperti sosialisasi dan diseminasi informasi, kerjasama International, dan kebijakan KJRI Johor Bahru sedangkan perlindungan hukum represif berupa sanksi denda, sampai pemulangan PMI ke Indonesia. Kata kunci : Human Trafficking; Kebijakan; Penyelesaian; Pekerja Migran Indonnesi

    Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Analisis Riil

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe group investigation terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah analisis riil. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan matematika semester 6 IKIP PGRI Semarang. Pengambilan sampel dilakukan dengan Cluster Random Sampling yaitu pengambilan unit mahasiswa sebanyak dua kelas dari beberapa kelas yang ada. Dalam hal ini pengambilan 2 kelas dari 9 kelas yang ada. Dari 2 kelas tersebut diundi secara acak untuk mendapatkan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui metode dokumentasi, observasi, dan tes. Teknik analisis datanya menggunakan analisis statistik data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation lebih baik dari kemampuan berpikir kritis mahasiswa yang menerapkan pembelajaran konvensional

    Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions (Stad) dan Jigsaw terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Materi Pokok Segiempat Ditinjau dari Gaya Belajar Peserta Didik SMP Negeri Kabupaten Blora

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) manakah pembelajaran yang memberikan prestasi belajar lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, STAD, atau Konvensional. 2) manakah yang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik, peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik. 3) pada masing-masing kategori gaya belajar, manakah yang memberikan prestasi belajar yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, STAD atau konvensional. 4) pada masing-masing jenis model pembelajaran, manakah yang mempunyai prestasi belajar lebih baik, peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, auditorial atau kinestetik. Penelitian ini termasuk eksperimental semu dengan desain faktorial 3?âÔÇö3 yang dilakukan di Kelas VII SMP di Kabupaten Blora semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP di Kabupaten Blora tahun Pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified cluster random sampling. Pengumpulan datanya dilakukan melalui tes pilihan ganda dan angket gaya belajar siswa. Teknik analisis datanya menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, 1) pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar yang sama baik dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dan STAD memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional 2) prestasi belajar peserta didik yang mempunyai gaya belajar visual lebih baik daripada prestasi belajar peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial maupun kinestetik dan prestasi belajar peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial sama baik dengan prestasi belajar peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik. 3) pada gaya belajar?é?á visual, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar yang sama baik dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun STAD memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional. 4) pada gaya belajar?é?á auditorial, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar yang sama baik dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun STAD memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional 5) pada gaya belajar?é?á kinestetik, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar yang sama baik dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun STAD memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional 6) pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar visual lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar auditorial maupun kinestetik, dan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial sama baik dengan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik. 7) ) pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD, prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar visual lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar auditorial maupun kinestetik, dan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial sama baik dengan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik. 8)?é?á pada model pembelajaran konvensional, prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar visual lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar auditorial maupun kinestetik, dan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial sama baik dengan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinesteti

    PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA (Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran IPS Pada Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cibiru 1 Bandung)

    Get PDF
    JudulpenelitianiniadalahpenggunaanmodelpembelajaranProblem BasedLearninguntukmeningkatkanmotivasidanhasilbelajarsiswapada materikeragamansukubangsadanbudaya.Rumusanmasalahdalam penelitianiniyaituapakahpenggunaanmodelpembelajaranProblem BasedLearningdapatmeningkatkanmotivasidanhasilbelajarsiswapada materikeragamansukubangsadanbudayadikelasIVSDNCibiru1 Bandung.Adapuntujuanpenelitianiniadalahuntukmendeskripsikan penggunaan modelpembelajaran Problem Based Learning terhadap motivasidanhasilbelajardikelasIVSDNCibiru1Bandung.Metode penelitianyangdigunakanadalahPenelitianTindakanKelas(PTK)atau Classroom ActionResearch.Penelitiantindakankelasinidilaksanakan sebanyak dua siklus.Hasilyang diperoleh untuk setiap siklusnya mengalamipeningkatanbaikmotivasibelajarmaupunhasilbelajaryang diperoleh.PadasiklusImotivasibelajarsiswasebesar65,62%%,danhasil belajarsiswasebesar49,17%PadasiklusIImotivasibelajarsiswasebesar 86,71%,danhasilbelajarsiswasebesar86,59%denganperolehanrata-rata siswasebesar80.Darihasilpenelitiandiperolehkesimpulanbahwa penggunaan modelpembelajaran Problem Based Learning sangat menunjangterhadappeningkatanmotivasidanhasilbelajarsiswapada pembelajaranIPSmateriKeragamanSukuBangsadanBudaya.Dalam melaksanakanpembelajarandenganmenggunakanmodelProblemBased Learninghendaknyagurumemahamidanmelaksanakanperencanaan secaralebihrincidansemaksimalmungkinagarkegiatanpembelajaran mencapaitujuanyangdiharapkan. Katakunci :ProblemBasedLearning,motivasidanhasilbelaja

    EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI POKOK SEGIEMPAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK SMP NEGERI KABUPATEN BLORA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) manakah pembelajaran yang memberikan prestasi belajar lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, STAD, atau Konvensional. 2) manakah yang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik, peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, auditorial, atau kinestetik. 3) pada masing-masing kategori gaya belajar, manakah yang memberikan prestasi belajar yang lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, STAD atau konvensional. 4) pada masing-masing jenis model pembelajaran, manakah yang mempunyai prestasi belajar lebih baik, peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, auditorial atau kinestetik. Penelitian ini termasuk eksperimental semu dengan desain faktorial 3?âÔÇö3 yang dilakukan di Kelas VII SMP di Kabupaten Blora semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP di Kabupaten Blora tahun Pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified cluster random sampling. Pengumpulan datanya dilakukan melalui tes pilihan ganda dan angket gaya belajar siswa. Teknik analisis datanya menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, 1) pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar yang sama baik dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw dan STAD memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional 2) prestasi belajar peserta didik yang mempunyai gaya belajar visual lebih baik daripada prestasi belajar peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial maupun kinestetik dan prestasi belajar peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial sama baik dengan prestasi belajar peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik. 3) pada gaya belajar?é?á visual, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar yang sama baik dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun STAD memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional. 4) pada gaya belajar?é?á auditorial, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar yang sama baik dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun STAD memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional 5) pada gaya belajar?é?á kinestetik, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan prestasi belajar yang sama baik dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw maupun STAD memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional 6) pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar visual lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar auditorial maupun kinestetik, dan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial sama baik dengan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik. 7) ) pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD, prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar visual lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar auditorial maupun kinestetik, dan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial sama baik dengan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik. 8)?é?á pada model pembelajaran konvensional, prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar visual lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar auditorial maupun kinestetik, dan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar auditorial sama baik dengan prestasi belajar?é?á peserta didik yang mempunyai gaya belajar kinestetik Kata Kunci : Gaya Belajar, Prestasi Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Jigsaw, STAD, Konvensional

    STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SUSU KAMBING DI UD. ATJEH LIVESTOCK KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH

    Get PDF
    Rizky Utami. 1405102010030. Strategi Pengembangan Usaha Susu Kambing Di UD. Atjeh Livestock Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh dibawah bimbingan Dr. Ir. Fajri Jakfar, M. Sc sebagai pembimbing Utama dan Widyawati, SE, M. Si, Ak sebagai pembimbing anggota.RINGKASAN Kota Banda Aceh merupakan salah satu daerah yang mempunyai sektor berbasis peternakan. UD. Atjeh Livestock merupakan salah satu unit usaha yang berpotensi di Kota Banda Aceh dalam bidang hasil ternak yaitu susu kambing. Permintaan konsumen terhadap produk susu kambing yang selalu meningkat dari 70 botol hingga sampai 150 botol/hari menjadi permasalahan yang masih dihadapi. Produksi susu kambing yang dihasilkan dapat berkurang apabila pemberian pakan tidak tepat waktu dan jenis pakan yang tidak sesuai akan menurunkan jumlah produksi susu kambing. Selain itu modal yang terbatas yang dimiliki oleh pemilik usaha juga menjadi suatu hambatan untuk dapat mengembangkan usaha susu kambing. Keterbatasan modal mengakibatkan terbatasnya produksi, sehingga belum dapat memenuhi permintaan konsumen. Usaha produk susu kambing harus terus ditingkatkan dan dikembangkan agar bisa menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen. Apabila peningkatan permintaan susu kambing tidak diikuti dengan peningkatan produksinya maka dapat menyebabkan tidak terpenuhinya permintaan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang dihadapi untuk mengetahui strategi pengembangan usaha susu kambing yang dapat diterapkan pada UD. Atjeh Livestock. Hasil penelitian menunjukkan bahwa UD. Atjeh Livestock memiliki faktor internal dan ekternal dalam pengembangan usaha. Adapun faktor internal terdiri kekuatan dan kelemahan. Kekuatan faktor internal yaitu Manajemen Sumberdaya manusia yang baik, kualitas dan mutu produk yang terjamin, lokasi usaha yang strategis, harga produk yang terjangkau, tersedianya variasi produk dan lancarnya promosi produk. Sedangkan kelemahannya terdiri dari modal usaha yang masih kurang, produksi yang terbatas, teknologi yang kurang modern, belum adanya label/ merek pada kemasan dan belum adanya fasilitas antar/delivery bagi konsumen. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Peluang terdiri atas pangsa pasar yang ada, daya beli masyarakat, permintaan yang semakin meningkat, pertumbuhan penduduk, sosial budaya masyarakat dan hubungan yang terjalin baik dengan konsumen Sedangkan ancaman terdiri dari harga bahan baku ternak yang terus meningkat dan persaingan produk. Berdasarkan hasil dari diagram SWOT menunjukkan posisi usaha susu kambing UD. Atjeh Livestock berada pada kuadran I yaitu strategi agresif (1,950:1,317). Hasil dari analisis SWOT strategi yang disarankan kepada pemiliki usaha adalah strategi agresif (S-O) dengan meningkatkan jumlah produksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen dan penetapan harga produk sehingga terjalin hubungan baik dengan konsumen

    PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENJUALAN ONLINE BERBASIS LOKASI

    Get PDF
    Perdagangan elektronik sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat, dengan adanya smartphone kini transaksi jual beli menjadi lebih praktis dan mudah. Namun sampai saat ini belum ada aplikasi yang menjadi wadah perdagangan elektronik berbasis lokasi, agar pengguna dapat menemukan dan memasarkan produk pada area terdekat dan lebih luas pula. Tujuan pembuatan aplikasi ini adalah agar dapat digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi serta melakukan transaksi penjualan berdasarkan kategori dan lokasi. Metodologi yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah metodologi pengembangan perangkat lunak RUP yang memiliki empat buah fase yang terdiri dari inception, elaboration, construction dan transition. Analisis permasalahan pada penelitian ini menggunakan analisis PIECES, pengumpulan data melalui observasi, kuisioner dan studi pustaka serta perancangan perangkat lunak penulis memutuskan untuk menggunakan permodelan UML. Aplikasi ini dibangun dengan bahasa pemrograman Javascript, PHP dan MySQL sebagai database management system. Hasil dari perancangan ini adalah aplikasi yang dapat melakukan transaksi jual-beli berbasis lokasi di android

    PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI BERBASIS WEB PADA UMKM ACOK PALEMBANG

    Get PDF
    Laporan akhir ini membahas Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai Berbasis Web pada UMKM Acok Palembang yang berguna untuk memperbaiki sistem informasi akuntansi penjualan tunai dengan membuat sebuah rancangan sistem informasi akuntansi yang disesuaikan dengan kebutuhan UMKM Acok Palembang. Penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara serta informasi tambahan yang di dapat dari buku, jurnal, dan internet. Dari hasil yang diperoleh maka dapat dirumuskan sebuah masalah bahwa UMKM Acok Palembang belum menerapkan sistem pencatatan penjualan tunai yang terkomputerisasi. Berdasarkan masalah tersebut, pembahasan yang akan diulas yaitu analisis sistem lama, analisis kebutuhan sistem baru, perancangan prosedur, dokumen dan fungsi yang diusulkan, perancangan database, perancangan aplikasi, serta melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk selanjutnya dapat diterapkan pada UMKM Acok Palembang. Sesuai dengan hasil pembahasan, saran yang dapat diberikan sebagai bahan masukan bagi UMKM Acok Palembang yaitu sebaiknya menggunakan program aplikasi yang telah dibuat dan terus melakukan pengembangan sistem informasi akuntansi yang sekarang untuk kemajuan usaha

    PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI DAN NILAI PERUSAHAAN TERHADAP BOOK TAX DIFFERENCES

    Get PDF
    Beda laba akuntansi dan laba fiskal sering terjadi dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Hal ini timbul karena adanya benturan kepentingan antara manajemen sebagai pihak perusahaan dengan fiskus sebagai pihak pemerintah yang berkewajiban untuk memungut pajak kepada setiap wajib pajak. Prinsip konservatisme akuntansi yang menyebabkan laba yang dilaporkan cenderung terlalu rendah (understatement) menjadi alat bagi perusahaan untuk meminimalisir pembayaran pajak. Nilai perusahaan sebagai gambaran atas keadaan perusahaan juga menjadi pemicu perusahaan untuk melakukan tax avoidance. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisis konservatisme akuntansi dan nilai perusahaan; 2) menguji hipotesis pengaruh konservatisme akuntansi dan nilai perusahaan terhadap book tax differences. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu laporan keuangan auditan tahunan perusahaan dan ringkasan kinerja perusahaan. Sampel yang digunakan sebanyak 30 laporan keuangan perusahaan Real Estate, Properties dan Building Constructions yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 – 2011. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda untuk menguji hipotesis pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian pada signifikansi 5% menunjukkan: 1) konservatisme akuntansi berpengaruh signifikan terhadap book tax differences dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000; 2) nilai perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap book tax differences dengan tingkat signifikansi sebesar 0,199; 3) konservatisme akuntansi dan nilai perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap book tax differences dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Variabel independen yang diajukan pada penelitian ini (konservatisme akuntansi dan nilai perusahaan) mampu menjelaskan variabel dependen yaitu book tax differences sebesar 56,9%. ***** Book tax differences is often the case in the financial statements of a company. This arises because of the conflict of interest between the management as the company and fiskus as the government that obligated to levy taxes for every taxpayer. Conservative accounting principles that led to reported earnings tend to be too low (understatement) become a tool for companies to minimize tax payments. Value of the company as an overview on the state of the company is also a trigger companies to tax avoidance. The purpose of this research are: 1) analyze conservative accounting and firm value, 2) test the hypothesis of the effect of conservative accounting and firm value on book tax differences. This research used secondary data, by using the audited annual report and summary of company report. Samples of this research consist of 30 annual reports of Real Estate, Properties and Building Constructions that listed in Bursa Efek Indonesia during the period of 2009-2011. This research uses multiple regression method to test the hypothesis at 5% significance. Result from the regression model shows that in 5% significance: 1) conservative accounting have significant influence to book tax differences with level of significance 0,000; 2) firm value have no significant influence to book tax differences with level of significance 0,199; 3) conservative accounting and firm value simultaneously have significant influence to book value differences with level of significance 0,000. Independent variable proposed in this research (conservative accounting and firm value) can be explained by dependent variable that financial distress condition by 56,9%

    Nilai Budaya Palembang dalam Tari Gending Sriwijaya (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Lirik dan Gerak Tari Gending Sriwijaya)

    Get PDF
    NILAI BUDAYA MASYARAKAT PALEMBANG DALAM TARI GENDING SRIWIJAYA (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Lirik dan Gerak Tari Gending Sriwijaya) ABSTRAK Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya, Namun Indonesia juga merupakan negara yang dapat mengalami Culture Shock. Pengaruh dari gempuran budaya asing yang masuk dapat menyisihkan kebudayaan asli Indonesia, contohnya adalah tarian. Padahal Indonesia memiliki ragam tari yang memiliki ciri khas masing-masing. Salah satu provinsi yang tariannya mulai tersisihkan adalah Sumatera Selatan. Provinsi ini memiliki beberapa tarian, seperti Tari Gending Sriwijaya. Pada penelitian ini, akan diangkat mengenai makna nilai budaya yang terdapat di dalam Tari Gending Sriwijaya tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan semiotika oleh Roland Barthes dalam memaknai objek. Terdapat tiga tahap untuk menganalisis objek menurut Barthes, yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam tarian ini. Pada tataran denotasi, lirik dan tari ini bermakna sesuai dengan apa yang terdengar dan yang diucapkan. Sedangkan tataran konotasi, lirik ini mengungkapkan mengenai kebesaran Kerajaan Sriwijaya sedangkan gerak mengungkapkan mengenai masyarakat dan keadaan Kota Palembang. Sehingga dari konotasi dapat diketahui mitos yang terkandung di dalam lirik dan gerak Tari Gending Sriwijaya. Kata kunci: Tari, Semiotika, Roland Barthes PALEMBANG CULTURE VALUE IN GENDING SRIWIJAYA DANCE (Semiotic Analysis of Roland Barthes in Lyrics and Gestures of Gending Sriwijaya Dance) ABSTRACK Indonesia has so many cultural diversity. But Culture Shock often occurs in Indonesia. The influences of foreign culture can destroy indigenous culture of Indonesia, for example the dance. Whereas Indonesia has a lot of dances that have each characteristic. South Sumatera is one of province in Indonesia that the dance began to fade. This province has some dances, such as Gending Sriwijaya dance. This research will explain about the meaning of culture value in Gending Sriwijaya. The approach of this research is qualitative research method by using semiotic analysis of Roland Barthes. There are three steps to analyze the objects, which is dennotative, connotative, and myth. Based on the result can be ecxplained about dennotative, connotative, and myth oh the dance. In denotative level, the meaning of lyrics and gestures were due to the real meaning. In connotative level, lyrics explained about the great of Sriwijaya Kingdom. Whereas, gestures explained about society and Palembang City. So that from the connotative level showed the myth of this dance. Keywords: Dance, Semiotics, Roland Barthe
    • …
    corecore