17 research outputs found

    DYNAMOTHERMAL METAMORPHIC SEBAGAI PROVENANCE ENDAPAN SEDIMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI KALIGARANG SEMARANG BERDASARKAN ANALISIS MINERAL BERAT

    Get PDF
    Daerah aliran Sungai Kaligarang Semarang yang mengalir dari selatan Semarang hingga bermuara di Semarang utara memiliki struktur sesar aktif dan sedimentasi dari enam formasi batuan yang berbeda yaitu Formasi Kerek, Kalibeng, Kaligetas, Damar, batuan gunungapi Kaligesik, dan aluvium. Kajian ini akan membahas provenance endapan sedimen daerah aliran Sungai Kaligarang yang terkait dengan tectonic setting Semarang. Hasil kajian provenance ini dapat digunakan untuk korelasi batuan dan interpretasi mekanisme pengendapan sedimen di Sungai Kaligarang. Metode dilakukan dengan mengumpulkan sampel sedimen dari Sungai Kaligarang yang kemudian dianalisis menggunakan mikroskop binokuler untuk mengidentifikasi jenis-jenis mineral berat. Jumlah mineral berat dihitung dan kemudian ditampilkan pada histogram untuk mengetahui perbandingan antara frekuensi mineral berat daerah penelitian dengan klasifikasi Mc Lane. Hasil analisis mineral berat menunjukkan bahwa Sungai Kaligarang didominasi mineral berat berupa ilmenit, magnetit, silimanit, muskovit, zirkon, andalusit, garnet, dan turmalin. Provenance mineral berat tersebut adalah dynamothermal metamorphic   yang terbentuk pada metamorfisme tingkat tinggi dan dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan tinggi. Kesimpulan kajian ini adalah provenance berupa dynamothermal metamorphic sesuai dengan tectonic setting Semarang yang berada pada jalur orogenesa dan adanya pergerakan sesar mendatar dekstral yang kemudian mengalami reaktivasi  pada zaman Kuarter menjadi sesar mendatar sinistral. Mineral ilmenit, magnetit, dan silimanit yang dominan pada endapan terkait dengan fasies metamorfisme greenschist yang terjadi pada tekanan dan suhu yang tinggi. Mineral-mineral tersebut terbentuk pada kulit bumi bagian dalam yang terkait dengan aktivitas orogenesa

    Analisis Kualitas Air Di Lahan Reklamasi Pertambangan Nikel Desa Mohoni, Petasia Timur, Morowali Utara

    Get PDF
    In Mohoni Village, East Petasia District, North Morowali Regency there are nickel mining activities that are carried out by PT. Asiamax Mining Indonesia. Several locations were mine out status. Hence, reclamation programs are made to improve environmental conditions before mining. One of these stages is water quality tests to ensure that the reclamation area is worthy to be a habitat for animals and plants. The purpose of this study is to find out the water quality in the reclamation area of the ex-nickel mining in Mohoni Village. The storet method is used to analyze water quality whose test parameters include pH, total suspanded solid (TSS), concentrations of copper (Cu), cadmium (Cd), zinc (Zn), lead (Pb), nickel (Ni), chromium valence 6, iron (Fe), manganese (Mn), and cobalt (Co) once every three months for a year.The quality water check results are compared with the environmental quality standards in accordance with law number 32 of 2009. Based on the average monitoring results show that the water quality is classified as moderately polluted. The conclusion from this study is that reclamation land might be not used as habitat for animals and plants because the availability of water is not suitable for consumptio

    Analisis Ground Motion di Selatan Gunung Api Ungaran Berdasarkan Mikrozonasi Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR)

    Get PDF
    Salah satu mitigasi bencana yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi daerah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah adalah analisis mikrotremor dengan metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) yang menghasilkan parameter frekuensi dominan dan amplifikasi. Kedua data tersebut digunakan untuk mencari nilai indeks kerentanan seismik, ketebalan lapisan sedimen, dan peak ground acceleration yang dijadikan sebagai parameter untuk dianalisis dalam mengidentifikasi daerah yang berpotensi mengalami pergerakan tanah. Pada daerah penelitian nilai indeks kerentanan seismik terendah 0,15 s2/cm dan tertinggi 33,74 s2/cm, ketebalan sedimen paling tipis pada Vs 175 m/s adalah 3,24 m dan ketebalan lapisan sedimen paling tebal adalah 33,71 m, sedangkan pada Vs 350 m/s ketebalan paling tipis adalah 6,48 m dan ketebalan sedimen paling tebal adalah 67,43 m, serta nilai peak ground acceleration paling tinggi  adalah 48,48 gal dan paling rendah adalah adalah 14,91 gal. Berdasarkan analisis data microtremor, nilai indeks kerentanan seismik, lapisan sedimen, depth of boundary, dan peak ground acceleration, daerah yang memiliki potensi pergerakan tanah yang relatif tinggi berada di titik MS12, MS14, MS15, MS20, MS21, dan MS23

    Analisis Zona Resapan dan Keluaran Air Tanah di Desa Kutayu, Kabupaten Brebes

    Get PDF
    Ketersediaan air di Desa Kutayu, Kabupaten Brebes saat musim kemarau sangat terbatas. Bahkan, setiap musim kemarau Pemerintah Kabupaten Brebes memberikan bantuan air bersih melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Belum adanya kajian potensi air tanah di daerah tersebut menyebabkan persoalan kekeringan tidak dapat diatasi dalam jangka waktu panjang. Oleh karena itu, kajian pemodelan air tanah sangat diperlukan untuk mengetahui potensi dan sebaran air tanah di Desa Kutayu, Kabupaten Brebes. Tujuan dari kajian ini adalah membuat pemodelan air tanah untuk menentukan zona resapan (recharge) dan keluaran (discharge). Pengambilan data muka air tanah dilakukan pada 42 sumur yang tersebar di Desa Kutayu. Data muka air tanah dianalisis menggunakan metode finite difference atau beda hingga, yaitu menyelesaikan persamaan diferensial dengan membagi bidang menjadi segi empat sama luas. Hasil pengukuran menunjukkan muka air tanah terdalam berada pada kedalaman 6,31 m, sedangkan muka air tanah paling dangkal di kedalaman 1,77 m. Pola ketinggian muka air tanah sesuai dengan kontur topografi. Zona recharge terletak pada bagian utara Desa Kutayu. Zona recharge berada pada daerah perbukitan dengan tingkat kerapatan vegetasi yang tinggi. Sedangkan zona discharge mencakup bagian selatan Desa Kutayu. Zona discharge merupakan area pemukiman warga. Berdasarkan hasil pemodelan air tanah didapatkan besar flux 0.147 m3/detik di zona recharge dan 0.116 m3/detik pada zona discharge

    SESAR NAIK KALI JEBUG SEBAGAI INDIKASI PENGONTROL NAIKNYA BATUAN PRATERSIER DI KARANGSAMBUNG, KABUPATEN KEBUMEN-JAWA TENGAH

    Get PDF
    Kemunculan komplek batuan melang berumur pra-tersier di daerah Karangsambung, Jawa Tengah merupakan hal yang masih menjadi perdebatan dan telah melahirkan berbagai pendapat yang menjelaskannya. Struktur lipatanantiklin, sesar naik dan sesar mendatar yang dijumpai di sekitar daerah ini dapat menjadi penyebab kemunculan batuan tertua di Pulau Jawa ini. Penelitian ini dilakukan guna menjelaskan kontrol struktur geologi tertentu yang menyebabkan kemunculan batuan berumur Pra-Tersied di sekitar batuan berumur Tersier di Karangsambung. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan kajian struktur geologi pada batas selatan batuan Pra-Tersier. Pemetaansebaran batuan Pra-Tersier dan Tersier serta pengukuran unsur struktur sesar dilakukan pada batas ini. Analisis dilakukan dengan membuat penampang geologi, analisis stereografis data sesar dan lipatan. Sesar Naik Kali Jebugdengan kedudukan N250E/40N pitch 70 ke arah NE telah mengontrol kemunculan batuan Pra-Tersier di Karangsambung. Sesar naik miring ke utara ini menjadi batas batuan Pra-Tersier dan Batuan Formasi Karangsambung yang berumur Eosen di selatan. Sesar ini dihasilkan oleh gaya utama berarah Utara-Selatan yang bekerja pada batuan dasar dan mengasilkan antiklin dan sinklin di daerah Karangsambung

    Interpretasi Struktur Geologi Berdasarkan Fault Fracture Density (FFD) dan Implikasinya Terhadap Potensi Likuefaksi di Daerah Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah

    Get PDF
    ABSTRAK Keberadaan struktur geologi sering dikaitkan dengan bencana tanah longsor dan gempa bumi. Daerah Kalibening merupakan lokasi yang cukup menarik untuk dilakukan penelitian terkait hal tersebut. Daerah ini tersusun atas satuan batuan berumur Pleistosen dan Resen. Berdasarkan stratigrafinya, batuan tersebut terpotong oleh struktur sesar. Hal ini berarti menjadikan sesar di daerah tersebut termasuk dalam kategori sesar aktif. Morfologi yang tinggi dengan suatu cekungan di tengahnya mengindikasikan bahwa daerah tersebut pembentukannya dipengaruhi oleh sesar. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola struktur geologi yang mengontrol daerah penelitian. Untuk menentukan pola struktur geologi, digunakan metode pemetaan struktur Fault Fracture Density (FFD) yang dikombinasikan dengan peta residual anomali Bouguer dan peta kelurusan hillshade. Secara umum, hal yang paling penting dalam mempelajari struktur geologi adalah geometri elemen struktur. Model konseptual struktur geologi selanjutnya digunakan untuk menganalisis potensi likuefaksi yang ada pada daerah penelitian. Interpretasi struktur menunjukkan adanya sesar mendatar dekstral yang diikuti sesar-sesar penyerta dan cekungan pull-apart yang diduga merupakan hasil pensesaran normal yang timbul dari mekanisme strike-slip. Sesar mendatar dekstral ini menghasilkan cekungan yang terisi oleh sedimen lepas yang rentan mengalami likuefaksi jika terjadi gempa bumi dan gerakan tanah. Kajian ini menyimpulkan bahwa daerah Kalibening rentan terjadi likuefaksi karena adanya pergerakan sesar mendatar dekstral, sedimen lepas yang mendominasi daerah penelitian, dan muka air tanah yang dangkal. ABSTRACT The existence of geological structures is often associated with landslides and earthquakes. The Kalibening area is an interesting location for research on that purpose. This area is composed of Pleistocene and Recent rocks units. Based on its stratigraphy, the rocks in the area are truncated by fault structure. It means that the fault in the area is categorized as an active fault. The high morphology and a basin existence on its center indicate that the area formation was controlled by faults. The research is carried out to determine the trend of the geological structures that control the study area. To determine the trend of the geological structure, a structural mapping method of Fault Fracture Density (FFD) map combined with the Bouguer anomaly residual map and hillshade lineaments map is used. In general, the most important thing in the study of structural geology is the geometry of the structural elements. The conceptual model of geological structures is subsequently used to analyze the liquefaction potential of the study area. The interpretation of the structures shows the existence of dextral strike-slip fault followed by companion faults and pull-apart basin that is inferred as the result of normal faulting in the strike-slip mechanism. The dextral strike-slip fault produces a basin filled with loose sediment that is prone to liquefaction in the event of an earthquake and ground motion. This study concludes that the Kalibening area is prone to liquefaction due to the existence of the movement of dextral strike-slip fault, loose sediments that dominate the study area, and shallow groundwater table

    Kelayakan Geosite dan Geomorphosite Kawasan Desa Wisata Limbasari sebagai Potensi Geowisata Desa Limbasari

    Get PDF
    Desa Limbasari secara geografis terletak di Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Desa Limbasari merupakan salah satu desa wisata yang baru di Kabupaten Purbalingga. Desa ini mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata dalam segi wisata kebumian dan geoheritage. Daya tarik wisata yang ada berupa River Tubing, landscape pegunungan batuan gunung api yang terdapat batu jasper hijau “nogo sui”, dan situs kebudayaan prasejarah. Di samping itu keunikan budaya serta sejarah masyarakat juga menjadi daya tarik bagi masyarakat perkotaan. Tujuan dari pengabdian masyarakat adalah mengulas kelayakan geosite dan geomorphosite di Desa Limbasari sebagai sebuah solusi bagaimana memanfaatkan kekayaan geologi beserta berbagai dinamikanya untuk kegiatan wisata edukasi dan ekonomi yang berwawasan lingkungan. Metode yang digunakan adalah pemetaan potensi geologi sebagai kawasan wisata, inventarisasi pada lokasi yang mempunyai cagar budaya dan sejarah serta wawancara dengan pihak terkait dan studi literatur. Dari hasil kelayakan di kawasan wisata Limbasari mempunyai nilai kelayakan antara 47.5% - 73.5%. Dengan demikian, Kawasan Desa Wisata Limbasari, Kabupaten Purbalingga layak menjadi objek geowisata dengan aspek penilaian didasarkan pada nilai kuantifikasi berbagai keindahan antara alam dan proses geologi yang mengontrol terbentuknya obyek geowisata tersebut.Limbasari Village is geographically located in Bobotsari Subdistrict, Purbalingga Regency. Limbasari Village is one of the new tourism villages in Purbalingga Regency. This village has great potential to be developed as a tourist destination in terms of earth tourism and geoheritage. The tourist attractions are River Tubing, mountainous volcanic mountain landscape with green jasper stone "nogo sui", and prehistoric cultural sites. In addition, the cultural and historical uniqueness of the community is also an attraction for urban communities. The purpose of this study is to review the potential of Geotourism and geoheritage in the Village of Limbasari as a solution to how to utilize the rich geological and cultural sites along with various dynamics for educational activities that are environmentally friendly education and economy. The method used in this study is the mapping of geological potential as a tourist area, an inventory of locations that have cultural and historical reserves as well as interviews with relevant parties and literature studies. From the results of research in the tourist area Limbasari has a feasibility value between 47.5% - 73.5%. Thus, the Limbasari Tourism Village Area, Purbalingga Regency deserves to be a geotourism object with the assessment aspect based on the quantification value of various beauties between nature and the geological process that controls the formation of the geotourism object

    Assessment of the 1693 tsunami wave generation and propagation simulation based on multiple focal mechanism scenarios for recent disaster mitigation in eastern sicily, Italy

    No full text
    The 1693 tsunami was the most extensive earthquake-tsunami event in Sicily, submerging Catania, Augusta, and Syracuse. However, the earthquake rupture, water level, arrival time, and furthest inundation distance of the tsunami waves are not yet known. This study aims to investigate the tsunamigenic source, run-up height, furthest inundation distance, and arrival time of the 1693 tsunami waves on the east coast of Sicily. Moreover, the assessment of tsunami-prone zones was also conducted based on worst-case earthquake-tsunami scenarios. Numerical modeling was applied by proposing six offshore focal mechanism scenarios using the shallow water equation in Delft3D and Delft Dashboard. The input parameters include length, width, strike, dip, slip, rake, and depth of the earthquake rupture. Meanwhile, the tsunami wave propagation onshore utilized XBeach and ArcGIS, considering the maximum run-up height, surface roughness analyzed from land use maps, slope, river existence, and coastline from Digital Terrain Model (DTM) identification. The results indicate that the worst possible impact of the 1693 tsunami was generated by an earthquake with a magnitude of Mw 7.13. The maximum water level, furthest inundation distance, and arrival time achieved 7.7 m, 318 m, and 9 min after wave generation offshore, respectively. This simulation is consistent with the discovery of 1693 tsunami deposits at a distance of less than 400 m from the coastlines of Augusta and Syracuse, but it is above the estimated furthest inundation distance in previous studies, which only reached around 100 m–200 m from the eastern coastline of Sicily. The results of the study are reliable as they align with the 1697 historical document where seawater inundated San Filippo Square, Catania

    ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI DAERAH CINANGSI GANDRUNGMANGU KABUPATEN CILACAP

    Get PDF
    Daerah Cinangsi yang berada di Gandrungmangu Kabupaten Cilacap memiliki topografi yang terdiri dari lembah dan perbukitan dengan kontur renggang hingga rapat. Daerah ini termasuk kedalam zona rawan gerakan tanah. Kontrol utama pemicu gerakan tanah adalah kondisi struktur geologi. Oleh karena itu maksud dan tujuan kajian ini adalah melakukan analisis struktur geologi untuk mengetahui jenis-jenis struktur geologi dan arah tegasan utama yang membentuk struktur geologi tersebut. Terdapat dua pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pendekatan secara tidak langsung meliputi analisis pola kelurusan pada SRTM untuk mendapatkan indikasi sesar dan lipatan. Pendekatan secara langsung dilakukan dengan observasi lapangan berupa pengukuran tension fracture dan breksiasi sesar. Hasil analisis SRTM pola kelurusan bukit dan lembah dominan berarah barat laut-tenggara (NW-SE). Terdapat pembelokan sungai dengan pola pengaliran sub-dendritik yang mengindikasikan adanya sesar. Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat struktur geologi berupa sesar turun dan antiklin. Kesimpulan dari penelitian ini adalah daerah Cinangsi, Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap memiliki struktur geologi yang kompleks berupa sesar turun dan antiklin dengan arah tegasan utama baratlaut-tenggara (NW-SE)
    corecore