Consolidations and the Sequence of Acquisitions to Monopoly

We examine horizontal merger activity between firms which have differing costs. Upon merging owners can transfer technology to an acquired firm and can decide whether to operate their firms as separate entities in the product market or consolidate their acquisitions. Thus, in our analysis, mergers can exhibit both an efficiency effect and a market power effect. The purchase prices of target firms are determined via a bargaining game. We find that the largest firm is likely to be acquisitive and that the optimal sequence of mergers entails targeting the next largest rival firm. We find that not consolidating an acquired firm can reveal the intention to acquire additional firms. The optimal sequence of mergers with technology transfers and no consolidations is found initially to be welfare improving. Ultimately, however, the acquisitions lead to consolidation and a decrease in total welfare. ZUSAMMENFASSUNG - (Konsolidierungen und die Folge von Akquisitionen zum Monopol) In dem Beitrag werden horizontale Unternehmenszusammenschlüsse zwischen Unternehmen mit unterschiedlichen Kosten analysiert. Für das erwerbende Unternehmen stellt sich die Frage, ob es Technologie zu einer erworbenen Firma transferieren sollte und, ob es das erworbene Unternehmen als getrennte Einheit im Produktmarkt betreiben oder mit dem fusionierten Unternehmen zusammen am Markt operieren will. In der Analyse wird der Effizienzeffekt und der Marktmachteffekt berücksichtigt. Der Kaufpreis des zu erwerbenden Unternehmens wird in einem "bargaining game" ermittelt. Im Ergebnis zeigt sich, daß das größte Unternehmen wahrscheinlich das erwerbende sein wird und daß die optimale Reihenfolge von Fusionen sich auf das nächst größte Konkurrenzunternehmen bezieht. Außerdem zeigt sich, daß die Nichtkonsolidierung mit erworbenen Unternehmen daraufhin deutet, daß eine Intention zum Erwerb weiterer Firmen vorliegt. Die optimale Folge von Fusionen mit Technologietransfer und ohne Konsolidierungen erhöht anfangs die Wohlfahrt. Letztlich aber führen die Erwerbungen zur Konsolidierung und zu einem Absinken der Gesamtwohlfahrt.

Red Blood Cells and Relation to Thrombosis

Blood coagulation and thrombin generation are primarily a function of platelets, coagulation factors, and endothelial cells. Red blood cells (RBCs) have generally been viewed as innocent bystanders in the clotting process. However, there has been a steadily growing clinical data revealing the active roles of erythrocytes in hemostasis. RBCs may contribute to thrombosis in several ways. In polycythemia, RBCs increase blood viscosity and marginate platelets toward the endothelium. The increased incidence of thrombosis is also associated with hemolytic anemia, especially with sickle cell disease and paroxysmal nocturnal hemoglobinuria. RBCs express phosphatidylserine and microparticles, supporting thrombin generation. They interact with platelets, endothelial cells, and fibrinogen, and these interactions lead their incorporation into the thrombi. The presence of RBCs in clots suppresses plasmin generation and reduces clot dissolution. Decreasing thrombus RBC content would accelerate thrombus resolution. In conclusion, RBCs are important complements of the complex reactions of clot formation

Analisis Strategi Pemasaran Gasifier Mini pada Konsumen IKM/ UMKM di Kabupaten Sleman dengan Metode SWOT Analysis

Gasifikasi batubara adalah teknologi konversi yang digunakan untuk mengubah batubara menjadi bahan bakar gas yang diproses dalam satu alat yang di sebut Gasifier. Alat ini menghasilkan pembakaran dengan emisi rendah, abu dan tar terkendali, karena sistem pembakaran melalui proses gasifikasi sehingga ramah lingkungan. Gasmin relatif lebih aman dari potensi tabung meletus karena tekanangas sangat rendah. Tujuan penelitian di Puslitbang tekMIRA untuk mengetahui strategi pemasaran dan posisi perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode SWOT Analysis. Sumber data diperoleh dari data primer dan data sekunder serta menggunakan pendekatan metode kualitatif dan kuantitatif, untuk mengetahui posisi perusahaan dan menyusun strategi pemasaran mengenai produk gasifiermini meliputi strategi kekuatan dan kelemahan (Internal), peluang dan ancaman (Eksternal) untuk mengantisipasi ancaman dari produk serupa. Berdasarkan analisa data yang dilakukan, posisi perusahaan berada pada sel 5 growth strategy merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri menurut diagram matrik dan menempati kuadran I dengan strategi agresif merupakan posisi yang meguntungkan perusahaan dalam peluang dan kekuatan menurut diagram kartesius

Why Firms Form Research Joint Ventures: Theory and Evidence

The literature on research joint ventures (RJVs) has emphasized internalizing spillovers and cost-sharing as motives for RJV formation. In this paper we develop two additional explanations: product market complementarities and firm heterogeneity. We analyze a model of RJVs with asymmetric firms and differentiated products. We then test these various explanations for RJV formation using data now available through the U.S. National Cooperative Research Act. ZUSAMMENFASSUNG - (Warum Unternehmen Forschungs-Joint Ventures gründen: Theorie und Empirie) Die Literatur über Forschungs-Joint Ventures (FJVs) hat die Internalisierung von Spillovers und die Kostenaufteilung als Motive für das Entstehen von FJVs hervorgehoben. In dieser Studie werden zwei weitere Erklärungen mitaufgenommen: die Produktmarktkomplementarität und die Unternehmensheterogenität. Diese Motive werden mit Hilfe von Daten, die aufgrund des U:S:-amerikanischen "National Cooperative Research Act" verfügbar sind, getestet.Research & Development; Joint Venture; Product Market Competition

Algortitma Genetik Pada Penjadwalan Transportasi Kapal Laut (Studi Kasus PT. Pelni)

Penjadwalan dalam transportasi merupakan bagian terpenting bagi sebuah perusahaan yang mengalami keterbatasan jumlah moda transportasi. Pada transportasi laut selain keterbatasan moda transportasi, biasanya setiap pelabuhan tidak bisa menerima semua jenis kapal laut, sehingga semakin terbatas moda transportasi yang bisa berlabuh pada pelabuhan tertentu. Menjadi penting bagi perusahaan moda transportasi laut untuk menentukan rute yang tepat dan penugasan kapal yang cocok serta sesuai dengan pelabuhan. Algoritma genetik merupakan salah satu metode heuristic yang biasa digunakan dalam pemecahan masalah penjadwalan. Pada kasus transportasi kapal laut, metode ini menjadi salah satu opsi heuristic terbaik untuk mendapatkan penjadwalan terbaik dalam penentuan rute dan penugasan kapal. Dalam pemakaiannya, algoritma genetik dimulai dengan pembangkitan rute secara heuristic agar di dapatkan inisialisasi rute dari penjadwalan awal. Setelah mendapatkan inisialisasi dilakukan pendekatan operator genetic (elitis, crossover dan mutasi) untuk menghasilkan penjadwalan baru dengan fitness function yang lebih baik. Sebagai model penelitian digunakan Sistem PT. Pelni sebagai studi kasusnya dengan fitness function berupa biaya operasional terkecil. Hasil dari pemakaian metode ini memberikan penjadwalan secara fitness function lebih murah dengan selisih hingga Rp 2.350.980.244,20 dan waktu tempuh yang lebih panjang dengan selisih 65,36 hari dibandingkan dengan penjadwalan yang ada saat ini. Semakin banyak iterasi yang digunakan pada algoritma genetik, hasil yang diperoleh cenderung akan semakin baik, jika hasilnya belum mencapai tahap jenuh

Investigation on the Mechanical Behavior of the Prestressing Strand by the Finite Element Method

Wire ropes that have a wide range of applications endure loads, stresses, strains, and moments while carrying out the duty of carrying loads. Wire ropes and strands are frequently used as load carrying elements due to their flexible structure and being reliable products. A prestressing steel strand is a form of the pattern of 1x6 helical wires which supply extra stiffness. Contact conditions between adjacent wires, helical geometry of wires at outer layers make it difficult to find the mechanic response of wire ropes or strands under axial load. A good way to overcome this difficulty is to perform a computer-aided simulation with finite element method. In this study, a prestressing strand having 11.11 mm diameter is computer-aided modeled by using SolidWorks, and then ANSYS Workbench is used to determine the mechanical response of the investigated rope strand. The findings indicate that results remained in the elastic region in all finite element simulations until the strain value of 0.00728