48 research outputs found

    Mengembangkan moderasi beragama di kalangan generasi milenial melalui perspektif Perjanjian Baru

    Get PDF
    This writing is motivated by anxiety about interreligious conflicts that are still happening, driven by truth claims regarding the teachings of the holy book, assuming that their religion is the most correct. This is due to misunderstandings and differences of opinion. Exclusive attitudes and a lack of respect for the teachings of other religions still exist among religious people. The purpose of this paper is to provide insight to Christians regarding religious moderation from the perspective of the new covenant for the millennial generation so that Christians have a collective awareness of understanding their own religion. This view invites Christians to prioritize moderation. This paper aims to enlighten the thoughts of Christians, especially the millennial generation. The qualitative-descriptive method was used to analyze the various data obtained. Data analysis can be done through preparation and interpretation activities to draw conclusions. The results of the analysis provide solutions to the millennial generation as the driving force of religious moderation. The effort made is that this generation treats other people first. There are efforts to respect each other, not be exclusive and actively involved, and religious organizations and majority awareness to respect minorities.  AbstrakTulisan ini dilatarbelakangi pada keresahan terhadap konflik antaragama yang masih terjadi, didorong oleh klaim-klaim kebenaran mengenai ajaran kitab suci, menganggap agamanya yang paling benar. Hal ini disebabkan oleh kesalahpahaman dan perbedaan pandangan. Sikap Eksklusif dan kurang meng-hargai ajaran agama lain masih ada di antara umat beragama. Tujuan tulisan ini untuk memberikan wawasan kepada umat Kristiani mengenai moderasi beragama dalam perspektif perjanjian baru bagi generasi milenial, agar umat kristiani memiliki kesadaran kolektif dalam memahami agama sendiri. Pandangan tersebut mengajak orang Kristen lebih mengedepankan sikap moderat. Tulisan ini bertujuan mencerahkan pemikiran umat kristiani, pada khususnya generasi milenial. Metode kualitatif-deskriptif dipakai untuk menganalisis berbagai data yang didapatkan. Analisis data dapat dilakukan melalui kegiatan penyusunan dan penafsiran untuk menyusun kesimpulan. Hasil analisis memberikan solusi kepada generasi milenial sebagai motor penggerak moderasi beragama. Usaha yang dilakukan adalah generasi ini memperlakukan orang lain lebih dahulu diperlakukan. Ada upaya untuk saling menghargai satu sama lain, tidak bersifat eksklusif dan terlibat aktif dan organisasi keagamaan serta kesadaran mayoritas untuk menghargai minoritas

    Model Internalisasi Sikap Terhadap Minuman Keras Dalam Teks Amsal 31:1-2, 4-7

    Get PDF
    Keterlibatan remaja Kristen dalam praktik minum minuman keras semakin tinggi menuntut pola atau model pendidikan kristen dalam meminimalisir femonena tersebut.  Dalam pemikiran tersebut, maka Amsal 31: 1-2, 4-7 diteliti dan dikaji untuk mendapat model edukasi yang tepat dalam mendidik remaja Kristen saat ini. Metode yang digunakan yang digunakan dalam menganalisis teks Amsal 31:1-2, 4-7 adalah analisis teks yang dipaparkan secara deskriptif . Hasil penelitian Amsal 31:1-2. 4-7 menunjukkan bahwa Lemuel menggunakan model internalisasi sikap dalam menimimalisir praktik minuman keras di lingkungan istana. Sikap tentang praktik minuman keras yang dinilai sebagai budaya yang baik dalam pikiran mereka ditransformasi sebagai budaya yang tidak pantas bagi seorang pegawai, pejabat pembesar istana yang dituntut  harus prima, sehat fisik dan psikis dalam melayani publik. Transformasi sikap tersebut dilandasi dengan teladan dari Lemuel sebagai  sebagai pengajar. Transinternalisasi sikap terhadap minuman keras dengan menempatkan penggunaan minuman keras sebagai obat penghilang rasa duka kematian dan rasa sakit menahun, atau rasa nyeri pada tubuh karena kerja berat setelah selesai bekerja.  Model internalisasi sikap tersebut dapat dilakukan dalam upaya mendidik remaja kristen.  Metode visualisasi dan affirmasi dilakukan untuk memaksimalkan internalisasi sikap terhadap bahaya miras

    Teologi Tongkonan: Berteologi dalam Konteks Budaya Toraja

    Get PDF
    Theology in Indonesia Context, especially in Toraja culture is a necessity. This paper shows how to conduct theology in the context of Toraja culture. Where with the correct understanding of Christ and his work as true God and true human with theological and cultural positions. So that criticism is a preparation step towards theological reflection. This study provides a response from the Bible's point of view of the position of believers in the middle of culture. To obtain data in accordance with the problems that have been described previously, the authors conducted research with qualitative descriptive research. In general, the approach used is to create a difference between the Gospel and Culture. But theology and the attitude of believers develop thoughts that transform culture. The Gospel and Culture constantly dialogue in finding values that are capable of transforming humans who embrace the culture. The most important thing in establishing a culture and the gospel is to produce peace or hospitality for the people. AbstrakBerteologi Dalam Konteks di Indonesia, terutama dalam budaya Toraja adalah sebuah keniscayaan. Tulisan ini menunjukkan bagaimana berteologi dalam konteks dalam budaya Toraja. Di mana dengan pemahaman yang benar tentang Kristus dan karya-Nya sebagai Allah sejati dan manusia sejati dengan posisi teologi dan budaya. Sehingga kritik adalah langkah persiapan kearah refleksi teologis. Penelitian ini memberikan tanggapan dari sudut pandang Alkitab bagaimana posisi sebagai orang percaya yang ada ditengah kebudayaan.Untuk mendapatkan data sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis melakukan penelitian dengan jenis penelitian deskritif kualitatif. Pada umumnya pendekatan yang digunakan adalah menciptakan perbedaan antara Injil dan Kebudayaan. Namun Teologi dan sikap orang percaya mengembangkan pemikiran yang mentransformasi budaya. Injil dan Kebudayaan terus-menerus berdialog dalam menemukan nilai yang mampu mengubahkan manusia yang menganut kebudayaan. Hal yang sangat penting dalam menjalin kebudayaan dan injil adalah menghasilkan kedamaian atau hospitalitas bagi umat

    Kualifikasi Guru berdasarkan 1 Tesalonika 2:7-12

    Get PDF
    The author studies 1 Thessalonians 2: 7-12 about teacher qualifications. This study departs from the writer's anxiety about the condition of the teacher. Where teachers are currently required to perform tasks according to the educational qualifications of each level. But in reality, there are still many teachers who have not met the minimum bachelor requirements. One obstacle is the distance to go to college and the age that is not young anymore. As a result, many teachers have difficulty in accessing education. With that problem, the author examines the qualifications of teachers based on 1 Thessalonians 2: 7-12. The method used by the author is qualitative. The method used to trace the actual state of the object of research. The study used is exegese. Exegese tries to understand the text from various aspects. Based on the study conducted by the author in this paper, there are two important things that need to be learned, namely hospitality in love. And the example of struggle is an example for many people. Teaching is a very important task in Paul's ministry. Paul gave an example of how to work hard in work as a teacher, providing holistic service. This paper is a teacher qualification study that touches on nature that must be possessed by a teacher

    OBITUARI: YUSUF BILYARTA MANGUNWIJAYA

    Get PDF

    Peran Gereja dalam Pengembangan Program Kewirausahaan di Era Digital

    Get PDF
    In the digital era, the role of the church in developing entrepreneurial programs is facing new challenge through the application. Many entrepreneurship development models, for example, a church located in a mall. There are also cooperatives within the church which selling snacks, many kinds of small and medium businesses, food stalls and others. The church is required to be creative in developing entrepreneurship, especially in this digital era. The research method used in this article is a qualitative research method with descriptive analysis. The research found entrepreneurial diversity, that showed dissimilar numerous things to another. Therefore, the Church must be active both in fulfilling spiritual and physical needs

    Peran Guru dalam mengatasi Buta Huruf di Suku Taa Wana Desa Taronggo

    Get PDF
    Penulis mengkaji tentang peran guru dalam mengatasi buta huruf di suku TAA Wana desa Taronggo. Penelitian ini bertitik tolak dari peran guru dalam membangun budaya membaca dengan pengenalan huruf. Guru di wilayah terdepan, tertingggal dan terjauh memiliki tantangan tersendiri dalam pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi seperti saat ini. Kendala berikut yang melanda suku TAA Wana adalah kurangnya guru yang memberi diri untuk mengajar. Penulis berharap guru menemukan cara efektif dalam pembelajaran suku TAA Wana Metode penelitian yang digunakan adalah Metode kualitatif.  Metode penelitian yang bertujuan menggambarkan hasil analisis secara jelas, rinci, sistematis, dan selanjutnya dikemukakan.  Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh penulis, maka Guru dituntut untuk menunjukkan integritas dalam pengajaran terutama di daerah terpencil. Guru dituntut untuk mengelola kelas dengan baik agar buta huruf berkurang

    The Design & Implementation of CRM-Taxi Online in Indonesia

    Get PDF
    Lifestyle shifting is directly proportional to advances in information technology. These developments cannot be prevented or stopped, so everyone must keep up with the changes. System changes occur including in transportation. There are three big online taxis, namely: GoJek, Grab, and Uber, Maxim. TheirIts problems exist in regulation, drivers, consumers, and human resource development. Furthermore, the main tThings that need attention are the comfort and income of the community. This paper will describe how to solve problems between government, society, and online taxi entrepreneurs. The research approach used is development. Researchers are trying to find information to implement the program created. We have a solution framework that is thought of and constitutes an innovative idea based on two directions. CRM is proposed as a system used to help online taxi users avoid inconvenience problems. All parties must follow this change because society may not survive in the face of globalization if everyone does not want changes that are more effective and efficient changes. Changes were made to improve people's lives. Furthermore, as the main person in charge, the applicator must have a sophisticated system in developing human resources, especially the drivers they have. Keywords: online taxi, innovations, human resource, systems, aplicato

    PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA BERDASARKAN KOLOSE 3:21

    Get PDF
    Artikel ini bertujuan untuk mendreskripsikan pendidikan anak dalam keluarga berdasarkan Kolose 3:21. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kritik sosiologis dengan melakukan kajian terhadap teks Kolose 3:21untuk meng-analisis pandangan Alkitab tentang pendidikan anak dalam keluarga. Kesimpulan dalam kajian terhadap teks tersebut adalah mendidik anak tanpa adanya kekerasan. Paulus mengingatkan para ayah dalam mendidik anak-anak lebih mengutamakan kasih sayang sebagai dasar pendidikan dalam keluarga. Kasih sayang seorang ayah akan tercermin dalam kehidupan setiap anak melalui komunikasi dan terpatri dalam sikap taat dan menghormati orang tua

    Budaya Naketi Uab Atoin Meto: Pemulihan Relasi Komunikasi Di Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan

    Get PDF
    Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang hidup sesuai dengan budaya dan ajaran agama yang dianut namun sebagai manusia biasa seseorang tidak pernah luput dari suatu kesalahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan ritual naketi uab, persepsi dan ideologi masyarakat mengenai naketi uab dalam pemulihan relasi komunikasi dan persepsi gereja tentang ritual naketi uab. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian ditemukan bahwa naketi uab merupakan ritual yang dilakukan oleh manusia untuk mengatasi atau mencegah suatu permasalahan baik secara sosial maupun spiritualitas. Pelaksanaan ritual naketi uab dilangsungkan dengan menggunakan tutur adat dawan Timor (Uab meto) yang memiliki makna tertentu dengan tujuan adanya keterbukaan, pemberian nasihat, sebagai sarana komunikasi dan juga untuk pemulihan relasi dengan diri sendiri, dengan sesama maupun dengan Tuhan sebagai pemilik kehidupan. Tujuan utama dari ritual naketi uab adalah untuk merefleksikan diri, memperbaiki kesalahan yang dilakukan dan memperdamaikan diri dengan sesama maupun Tuhan sebagai bentuk pemulihan relasi komunikasi. Pelaksanaan naketi uab pada dasarnya berlandaskan pada nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat (antropologi) dan ajaran agama yang dianut (teologis) oleh pihak yang terlibat. Humans are creatures created by God who live under the culture and religious teachings adopted, but one never escapes from a mistake as an ordinary human. This study aimed to describe and analyze the implementation of the naketi uab in the restoration of communication relations and the church’s perception of the naketi uab ritual. This type of research is qualitative research, a phenomenological approach. The result of the study found that naketi uab is a ritual performed by humans to overcome or prevent a problem both socially and spiritually. The implementation of the naketi uab ritual is carried out using the Timorese dawan (uab meto) speech which has a specific meaning with the aim of openness, giving advice, as a means of communication and also for restoring relationships with oneself, with others, and with God as a personower of life. The primary purpose of the naketi uab ritual is to self-reflect, correct mistakes made and reconcile with others and God as a form of restoration of communication relations. The implementation of nakti uab is based on the values prevailing in society (anthropology) and the religious teachings adopted (theologically) by the parties involved
    corecore