21 research outputs found

    TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL PENARI DARI SERDANG KARYA YUDHISTIRA ANM MASSARDI (KAJIAN PRAGMATIK)

    Get PDF
    Penelitian yang berjudul “Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Penari dari Serdang Karya Yudhistira Anm Massardi” ini, bertujuan untuk: mencari bentuk dan fungsi dari tindak tutur ekspresif dalam novel Penari dari Serdang karya Yudhistira Anm Massardi. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif, sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menjawab semua permasalahan yang ada yaitu dengan menerapkan metode Sampling Purposive dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Proses analisis data dalam penelitian ini di lakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data dan mendeskripsikan data. Dalam tinjauan pustaka, di lakukan dengan cara mengumpulkan berbagai literatur, maupun buku-buku yang berhubungan dengan judul skripsi ini. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, terdapat 31 data dari lima bentuk yang disertai fungsi dari tindak tutur ekspresif dalam novel Penari dari Serdang karya Yudhistira Anm Massardi, yaitu 1) memuji: dalam konteks menyenangkan hati lawan tutur, 2) berterima kasih: dalam konteks bersyukur atas apa yang diterima orang lain, menghargai dan menghormati keabaikan yang diberikan orang lain, 3) meminta maaf: dalam konteks rasa penyesalan akan suatu hal buruk yang telah dilakukan terhadap orang lain, rasa tidak enak hati dan sungkan. 4) mengeluh: dalam konteks ketika merasa tidak puas, kecewa, atau menyesali suatu ketidakberdayaan, 5) mengucap selamat: dalam konteks ikut berbahagia atas hal baik yang terjadi pada mitra tutur, menghargai, dan mengaprisiasi pencapaian yang di dapat mitra tutur.Kata kunci: Pragmatik, Tindak tutur, Ekspresif

    Kajian Ekonomi Islam Pada Praktik Monkey Business Terhadap Jual Beli Tanaman Hias Di Tengah Pandemi Covid-19 Di Kelurahan Sondi Raya, Kec. Raya, Kab. Simalungun

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sondi Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui kajian ekonomi Islam terhadap transaksi jual beli tanaman hias di tengah pandemi Covid-19 di Kelurahan Sondi Raya, Kec. Raya, Kab. Simalungun. Penelitian ini ialah penelitian kualitatif deskriptif dengan memakai metode observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa: Pertama, ditemukan tidak semua pedagang tanaman hias di Kelurahan Sondi Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun melaksanakan praktik pelambungan harga. Pedagang tanaman hias yang tidak melambungan harga maka akad jual beli nya sudah sesuai dengan kajian ekonomi Islam. Praktik monkey business atau pelambungan harga termasuk dalam jenis jual beli najasy. Menurut Abu Hanifa dan Syafi’i berpendapat jika praktik ini terjadi maka penjual berdosa dan transaksi jual beli tersebut dibolehkan. Sedangkan, menurut Imam Malik jual beli najasy cacat dan si pembeli diberikan hak untuk memilih antara mengembalikannya atau mempertahankannya. Kedua, Menetapkan harga pada jual beli tanaman hias di Kelurahan Sondi Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun terjadi tidak secara alami dan adil. Pedagang menetapkan harga berdasarkan kesenangan dan tidak ada standar harga. Selain itu, ditemukannya tindakan diskriminasi harga berdasarkan latar belakang sosial dan ekonomi pelanggan

    ASPÉK SOSIAL DINA KUMPULAN CARITA PONDOK LAYUNG KARYA AAM AMILIA (Ulikan Objéktif jeung Mimétik)

    Get PDF
    Latar belakang dari penelitian ini adalah meningkatkan kembali kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam setiap karya sastra, hususnya mengenai sosial masyarakat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan struktur cerita, aspek mimetik, dan aspek sosial yang terkandung dalam kumpulan cerita pendek Layung karya Aam Amilia. Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kumpulan cerita pendek Layung karya Aam Amilia. Data yang diperoleh berupa catatan hasil telaah dari analisis studi pustaka. Hasil dari penelitian ini yang pertama, ditemukan bahwa dalam kumpulan cerita pendek Layung karya Aam Amilia terdapat struktur cerita yang terdiri atas tema, alur, latar, palaku dan watak, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat; kedua, terdapat lima aspek sosial, yakni aspek sosial agama, aspek sosial moral, aspek sosial pendidikan, aspek sosial ekonomi, dan aspek sosial politik; dan yang ketiga terdapat aspek mimetik dalam setiap cerita. Hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah kumpulan cerita pendek yang ditulis oleh Aam Amilia terdapat nilai-nilai kehidupan yang mampu dijadikan pembelajaran oleh setiap masyarakat dalam menghadapi kehidupan sosial di masyarakat. The background of this research is to increase public awareness about the values of life contained in every literary work, especially regarding social in society. This research aims to describe the structure of the collection of short stories Layung, mimetic aspect, and the social aspects contained in Aam Amilia’s collection of short stories Layung. This research used descriptive analysis method. The main data source used in this research were a collection of short stories Layung by Aam Amilia. The data obtained were in the form of notes on the review results from the literature study analysis. The results of this study found that in the collection of short stories Layung by Aam Amilia, there are the structure of short stories consists of: theme, plot, setting, character, point of view, style of language, and message; secondly, there are five social aspects, namely socio-religious aspects, socio-moral aspects, socio-educational aspects, socio-economic aspects, and socio-political aspects, and thirdly, there are mimetic aspect in every story. The conclusion of this study that the collection of short stories Layung written by Aam Amilia contains values of life that can be used as guidances by every society in dealing with social life

    Kajian Pengentasan Desa Tertinggal Melalui Pendekatan Indeks Desa Membangun

    Get PDF
    This research is motivated by the phenomenon of the number of underdeveloped villages in Keroncong District, even though the area is in the capital city of Pandeglang, not in an area far from the center of the capital city. As it is known that: Regulation of the Minister of Villages for Development of Disadvantaged Regions & Transmigration (Permendesia PDTTrans) Number 2 of 2016 concerning the Developing Village Index (IDM) classifies Village Status into 5 (five) Village statuses. Banten Province has 4 regencies which oversee the village administration. Of the four regencies, Pandeglang Regency has the most underdeveloped villages. Meanwhile, the closest sub-district to the Pandeglang Regency government and the most underdeveloped village is Keroncong District. The purpose of this study is to reveal the cause of the number of underdeveloped villages even though the area is in the center of the capital city. The locus of this research is all villages in Keroncong District. The data used is secondary data, namely from the Department of Community Empowerment of Pandeglang Regency and Banten Province and the Central Statistics Agency (BPS) of Pandeglang Regency, BPS of Banten Province. The analytical technique used in this research is descriptive qualitative analysis and content analysis. The results showed that the development of village status in Keroncong District was dominantly included in the category of underdeveloped villages. There are two villages that fall into the category of not being left behind, with the category of developing. The two villages are Bangkonol village and Pasir Karag village. Bangkonol Village has a developing status because of the easy access to the national road that crosses the Pandeglang and Lebak Regencies and has close access to the Pandeglang Regency government center. Meanwhile, Pasir Karag Village has the status of a Developing Village because of its location close to the government center of the Keroncong sub-district, the number of government public facilitiesand a high community work ethic in entrepreneurshi

    Optimasi Nanoemulsi Alfa Tokoferol Asetat sebagai Sediaan Anti Aging.

    Get PDF
    Alfa tokoferol asetat merupakan salah satu bahan aktif yang berfungsi sebagai anti aging. Target penghantaran kosmetik anti aging adalah pada lapisan dermis, karena itu diperlukan sistem penghantaran yangdapat meningkatkan permeasinya. Nanoemulsi merupakan salah satu sistem penghantaran yang efektif untuk meningkatkan permeasi alfa tokoferol asetat. Pada penelitian ini dilakukan formulasi nanoemulsi dengan menggunakan minyak biji jarak, minyak biji bunga matahari, tween 80, span 80 sebagai surfaktan, propilen glikol, PEG 400 dan gliserin sebagai kosurfaktan dan uji stabilitas sediaan dengan melakukan karakterisasi uji organoleptik, ukuran, efisiensi penjerapan, indeks polidispersitas, pH serta persen transmitan. Formula paling optimum yaitu alfa tokoferol dengan penambahan minyak biji jarak, tween 80, span 80 dan propilen glikol dengan perbandingan fase minyak: Smix: air=2:8:0,8. Hasil karakterisasi menunjukkan sediaan jernih, karakteristik ukuran rata-rata globul 899,889 ± 55,963 nm, indeks polidispersitas 0,564 ± 0,074, persentase transmitan 93,325–97,724%, efisiensi penjerapan 91,437 ± 0,694% dan pH 7,943 ± 0,028 yang sudah sesuai dengan spesifikasi nanoemulsi. Hasil pengujian stabilitas on going selama 38 hari dan heating cooling sebanyak 6 siklus menunjukkan bahwa karakteristik nanoemulsi masih memenuhi spesifikasi walaupun terjadi peningkatan yang signifikan pada rata-rata ukuran globul dan persen transmitan, sedangkan pada nilai indeks polidispersitas, pH, dan efisiensi penjerapan didapatkan hasil yang tidak berbeda secara signifikan. Hasil pengujian stabilitas dengan metode sentrifugasi menunjukkan bahwa tidak terjadi pemisahan fase. Hasil uji morfologi menggunakan TEM diketahui bahwa sediaan berbentuk sferik dan terdistribusi merata

    Metodologias ativas na formação do futuro médico numa universidade pública

    No full text
    This study sought to address, from an excerpt from the dissertation “SUS humanization policy in medical education in the interior of the Amazon”, the methodologies active in humanized practice during the training of the future doctor of the medical course at the State University of Pará (UEPA) , in Santarém, western region of Pará. The objective is to analyze the contributions of these methodologies through the perception of students, teachers and coordinator of the referred course. The methodology has a qualitative, descriptive approach, with a time frame from 2014 to 2017. A documentary and empi rical study was carried out, with the application of semistructured interviews with the course coordinator and 09 teachers, and the standard questionnaire PRAXIS with 87 students of that course, generating a sample of 97 participants, whose data were treated by Bardin's content analysis (2011). The results show that the studied course makes use of Active Methodologies since its implementation in 2006, in the region of Western Pará. It was also found that students, teachers and the coordinator of that cours e perceive that these methodologies need to be strengthened through continuous training. of teachers, with greater engagement in pedagogical planning and dialogue between teaching theory and pedagogical practice in the reality of the INC and GIESC modules. Even so, it was identified that the PPP of the analyzed medical course clarifies that the mission of the Course is to graduate medical with the use of active methodologies in the teaching learning process, legitimized by the integration of the immediate r eality, being the path to a meaningful learning in the health education and consolidation in medical training.Este estudo buscou tratar, desde um recorte da dissertação “Política de humanização do SUS na formação médica no interior da Amazônia”, as metodologias ativas na prática humanizada durante a formação do futuro médico do curso de medicina da Universidade do Estado do Pará (UEPA), em Santarém, região Oeste do Pará. Objetiva-se analisar as contribuições destas metodologias através da percepção de discentes, docentes e coordenadora do referido curso. A metodologia é de abordagem qualitativa, descritiva, com recorte temporal de 2014 a 2017. Foi realizado estudo documental e empírico, com aplicação de entrevistas semiestruturadas com a coordenadora do curso e 09 docentes, e de questionário padrão PRAXIS com 87 discentes do referido curso, gerando uma amostra de 97 participantes, cujos dados foram tratados pela análise de conteúdo de Bardin (2011). Os resultados demonstram que o curso estudado faz uso das Metodologias Ativas desde sua implantação em 2006, na região a região Oeste do Pará. Verificou-se também que discentes, docentes e coordenadora do referido curso percebem que estas metodologias precisam ser fortalecidas através de formação continuada dos docentes, com maior engajamento nos planejamentos pedagógicos e diálogo entre a teoria do ensino e a prática pedagógica na realidade dos módulos INC e GIESC. Ainda assim, identificou-se que o PPP do curso de Medicina analisado esclarece que a missão do Curso é graduar médico com o uso de metodologias ativas no processo ensino-aprendizagem, legitimadas pela integração da realidade imediata, sendo o caminho para uma aprendizagem significativa na educação na área de saúde e a consolidação na formação médica
    corecore