2,768 research outputs found

    TEACHING INDONESIAN AS A DIGLOSSIC LANGUAGE: THE IMPORTANCE OF COLLOQUIAL INDONESIAN FOR PRAGMATIC COMPETENCE

    Get PDF
    The teaching of Indonesian at home and abroad for native and non-native speakers emphasizes the importance of formal Indonesian and tends to avoid teaching the colloquial one. However, most learners understand the discrepancies between the language they learn in class and that used for daily local conversations which tend to be colloquial. This paper attempts to argue that colloquial Indonesian is an important part of the diglossic nature of Indonesian, and that the teaching and learning of Indonesian must reflect this characteristic. Based on library research as well as collection of interviews, observations and recordings of the teaching of formal Indonesian as well as the learners and native speakers’ interaction, this paper will describe importance of the teaching of informal or colloquial Indonesian for enhancing pragmatic competence and its benefits for preserving endangered local languages. The data presented will show that colloquial Indonesian which absorbs various linguistic features from local languages constitutes a type of language with its rules systems that can be taught, learned, and maintained. Finally this paper will suggest ways of integrating the teaching of colloquial Indonesian in Indonesian language classes

    Supplementation of Sapindus Rarak and Garlic Extract in Feed Containing Adequate Cr, Se, and Zn on Rumen Fermentation

    Full text link
    The objective of the study was to evaluate the effect of Sapindus rarak extract (SRE) with or without garlic extract (GE) on in vitro ruminal fementation. This research was conducted experimentally with a randomized block design, with 7 treatments and 5 blocks. The treatments were: R0: dairy cow feed; R1: R0 + 1.5 ppm Cr + 0.3 ppm Se + 40 ppm Zn; R2: R1 + 1.8 g/kg methanol extract of lerak fruit meal (SRE); R3: R2 + 0.25 ppm of garlic extract (GE); R4: R2 + 0.50 ppm of GE; R5: R2 + 0.75 ppm of GE; R6: R2 +1.0 ppm of GE. The results showed that the supplementation of SRE alone or without GE did not affect the pH, however, it decreased crude fiber digestibility. The supplementations of SRE and GE, decreased crude fibre digestibility as much as 13.01% up to 16.6%. The supplementation of 1.8 g/kg SRE + 0.25 ppm GE in the dairy cattle diet was able to decrease ace-tate, protozoal population and increase propionate. The supplementation of 1.8 g/kg SRE and 0.25 ppm garlic represents the best combination for dairy cattle feed in improving ruminal fermentation based on feed digestibility, fermentation products, and rumen bacterial population

    Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Strategi Jigsaw Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Fikih Materi Haji Di Kelas Viii Mts. Negeri Hamparan Perak

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif strategi jigsaw dan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori, (2) Hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah yang diajar dengan pembelajaran kooperatif strategi jigsaw (3) Hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori (4) Ada atau tidaknya interaksi antara pengaruh strategi pembelajaran dan motivasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fikih materi haji dan umrah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis penelitian quasi eksperimen dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII MTs.Negeri Hamparan Perak Tahun Ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah keseluruhan sebanyak 142 siswa. Kelas yang dijadikan sampel kelompok eksperimen adalah kelas VIII. A berjumlah 36 siswa dan kelas kontrol adalah kelas VIII.B berjumlah 36 siswa. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Data dikumpulkan dengan tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dan angket untuk motivasi belajar. Data yang terkumpul diolah secara statistik dengan menggunakan teknik analisis varians (anava) dua jalur dengan mengunakan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran strategi jigsaw mendaperoleh nilai tertinggi 95 dan rata-rata 79,86, sedangkan strategi pembelajaran ekspositori memperoleh nilai tertinggi 89 dan rata-rata 76,97. (2) Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan strategi jigsaw dan memiliki motivasi tinggi memperoleh nilai tertinggi 95 dan rata-rata 84,40, sedangkan yang memiliki motivasi rendah memperoleh nilai tertinggi 89 dan rata-rata 75,31, (3) Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan strategi ekspositori dan memiliki motivasi tinggi dengan motivasi rendah terdapat perbedaan. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan strategi ekspositori dan memiliki motivasi tinggi memperoleh nilai rata-rata 75,58 dan motivasi rendah 76,37, (4) Terjadi interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi belajar terhadap hasil belajar yang dibuktikan dengan perolehan nilai fh = 5,6 > ft = 3,98

    Evaluasi Ketersediaan Fasilitas Pelayanan Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Perkembangan Wilayah Di Kabupaten Sragen

    Get PDF
    Fenomena kesenjangan wilayah antar kecamatan di Kabupaten Sragen terjadi karena pusat pengembangan wilayah pada masing-masing kecamatan belum berfungsi secara optimal. Faktor lain yang berpengaruh adalah kurang tersedianya fasilitas pelayanan sosial ekonomi di kecamatan-kecamatan pusat pengembangan dan hinterlandnya. Penelitian berjudul Evaluasi Ketersediaan Fasilitas Pelayanan Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Perkembangan wilayah di Kabupaten Sragen, bertujuan pertama, mengetahui tingkat daya layan fasilitas sosial ekonomi di tiap-tiap kecamatan di daerah penelitian. Kedua, mengetahui faktor yang menyebabkan perbedaan ketersediaan pelayanan fasilitas sosial ekonomi di daerah penelitian. Ketiga, mengetahui hubungan atara ketersediaan fasilitas sosial ekonomi terhadap tingkat perkembangan di wilayah Sragen. Metode penelitian mengunakan analisis data sekunder dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dari model teori tempat sentral dengan modifikasi jumlah dan kepadatan penduduk serta jumlah dan jenis fasilitas sosial ekonomi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari instansi terkait yaitu BAPPEDA dan BPS Kabupaten Sragen. Analisis data mengunakan tabel silang, scallogram, skoring, klasifikasi, metode geometri dan analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertama, Hasil analisis tingkat daya layan fasilitas sosial ekonomi di Kabupaten Sragen menunjukkan ada 3 kecamatan yang mempunyai kondisi daya layan rendah yaitu Kecamatan Sragen, Gemolong, dan Suberlawang. Tingkat daya layan sedang ditunjukkan oleh Kecamatan Masaran, Sambirejo, Karangmalang, , Ngrampal, Sidoharjo, Miri, Tangen, Jenar, Gondang, Sukodono, dan Gesi. Tingkat daya layan tinggi ditunjukan oleh Kecamatan Kalijambe, Plupuh, Kedawung, Tanon, dan Mondokan. Kedua, faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan fasilitas sosial ekonomi di setiap kecamatan adalah: Kondisi fisik Kabupaten Sragen yang berbeda-beda, dimana di sebelah selatan adalah daerah lereng gunung lawu, disebelah utara Sungai Bengawan Solo merupakan daerah pegunungan lipatan dan di bagian tengah merupakan lembah yang mengalir sungai Bengawan Solo. Aksesibilitas yang ada di Kabupaten Sragen dibeberapa kecamatan belum memadai, sehingga masyarakat kesulitan dalam mengakses fasilitas sosial ekonomi untuk memanfaatkannya. Hal ini terlihat di Kecamatan Jenar, Tangen, Gesi, Sukudono, Mondokan dan Sambirejo. Tingginya kepadatan penduduk di suatu wilayah, maka ketersediaan fasilitas sosial ekonomi semakin tinggi. Dimana terbukti bahwa Kecamatan Sragen dengan jumlah penduduk yang paling tinggi memiliki ketersediaan fasilitas sosial ekonomi paling tinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Ketiga, Hasil analisis korelasi dengan mengunakan korelasi Product Moment menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif tergolong sangat rendah dengan korelasi r = -0,07 anatara ketersediaan fasilitas sosial ekonomi dengan tingkat perkembangan wilayah. Dengan demikian ketersediaan fasilitas sosial ekonomi tidak memberikan kontribusi dan tidak ada hubungannya tehadap tingkat perkembangan wilayah

    Efektivitas Penggunaan Media Visual Dalam Pembelajaran Kewirausahaan Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY Tahun Akademik 2012/2013

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media visual dalam pembelajaran kewirausahaan pada mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi.FE UNY Tahun 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan termasuk jenis eksperimen-semu, desain menggunakan pre-test dan post-test dengan kelompok pengendali tidak diacak. Peneliti telah memilih kelas A sebagai kelompok eksperimen/coba dan kelas B sebagai kelompok pengendali/kontrol yang sejajar dalam prestasi. Analisis data menggunakan compare means paired sample t-test dan independent sample t-test dengan variabel kontrol kondisi psikologis mahasiswa. Hasil penelitian diperoleh: (1) Hasil uji paired sample t-test diperoleh nilai t hitung sebesar -18.499 signifikansi dua arah pada 0,000. Hal tersebut menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara nilai pre-test dengan nilai post-test mahasiswa kelas A (kelas eksperimen); (2) Penggunaan pembelajaran dengan media visual lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah tanpa media visual dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah kewirausahaan di jurusan Pendidikan Ekonomi FE UNY. Dari hasil uji independent t-test ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 4,104 > t tabel sebesar 2,660 dan signifikansi sebesar 0,000, sehigga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai post-test mahasiswa kelas eksperimen (Kelas A) dengan nilai post-test mahasiswa kelas pengendali (Kelas B); (3) Kondisi psikologis mahasiswa yang bertipe visual, kemampuan pemahaman materi kewirausahaan akan lebih baik jika proses pembelajarannya menggunakan media visual. Hasil uji independent t-test kelas A (kelas eksperimen) diperoleh nilai post-test rata-rata dari kelompok audio/konvensional sebesar 7,500 dan nilai post-test rata-rata dari kelompok visual sebesar 8,474. Hasil pengujian diperoleh t hitung sebesar | -3,166| > t tabel sebesar 2,032; maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai post-test mahasiswa kelompok audio/konvensional dengan nilai post-test mahasiswa kelompok visual; (4) Kondisi psikologis mahasiswa yang bertipe audio/konvensional, kemampuan pemahaman materi kewirausahaan akan lebih baik jika proses pembelajarannya menggunakan audio/konvensional. Hasil uji independent t-test kelas B (kelas pengendali) diperoleh nilai post-test rata-rata dari kelompok audio/konvensional sebesar 7,412 dan nilai post-test rata-rata dari kelompok visual sebesar 6,444. Hasil pengujian diperoleh t hitung sebesar 2,471 > t tabel sebesar 2,032; maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai post-test mahasiswa kelompok audio/konvensional dengan nilai post-test mahasiswa kelompok visual

    Table of Contents

    Get PDF

    STUDI PENDAHULUAN TERHADAP PERAN MANAJER MENENGAH PADA PRAKTEK MANAJEMEN BERKELANJUTAN DI INDUSTRI MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA VALIDASI MODEL PENELITIAN

    Get PDF
    Manajer menengah memainkan peran penting dalam menjalankan strategi perusahaan, termasuk strategi keberlanjutan. Sebagian besar penelitian tentang keberlanjutan hanya berfokus pada arahan perusahaan oleh manajemen puncak dan mengabaikan peran manajer menengah. Industri kelapa sawit di Indonesia menghadapi tekanan yang luar biasa terkait dengan masalah keberlanjutan; dengan demikian, peran manajer menengah harus ditentukan dan diberdayakan untuk melaksanakan praktik keberlanjutan, yang akan meningkatkan kinerja keberlanjutan suatu perusahaan. Telah dilakukan kerangka penelitian untuk mempelajari peran dan perspektif manajer menengah dan operasionalisasi variabel untuk keenam variabel tersebut, dengan total 13 dimensi dan 45 indikator sebelum pandemi. Pretest instrumen telah dilakukan terhadap 30 sampel responden manajer menengah sebagai unit analisis, yang diambil secara acak dari 18 perusahaan minyak sawit publik. Hasil survei diuji validitas dan reliabilitas menggunakan SPPS masing-masing menggunakan produk Pearson dan uji alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan instrumen valid (kisaran 0,00-0,043, dengan nilai kritis 2 tails 0,05) dan reliabel (0,714-0,86 dengan nilai kritis 2 tails 0,7)

    Respon Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill)Terhadap Pengapuran Dan Pemupukan Bioperforasi di Kampung Sukan Tengah Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui respon tanaman kedelai terhadap pengapuran dan pupuk bioperforasi, (ii)mendapatkan dosis pengapuran dan pupuk bioperforasi yang sesuai bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. (iii) mengetahui hubunganantara pengapuran dan pupuk bioperforasi pada hasil tanaman kedelai.Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pemukiman Transmigrasi SukanTengah III Desa Sukan Tengah Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau. Percobaan ini merupakan percobaan faktorial dengan dua faktoryang disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah pengapuran (P) yang terdiri dari limataraf, yaitu : p0 = 0 Mg ha-1; p1 = 1 Mg ha-1-; p2 = 2 Mg ha-1; p3 = 3 Mg ha-1; p4 = 4 Mg ha-1. Sedangkan faktor kedua adalah Bioperforasi(B) yang terdiri dari lima taraf yaitu : b0 = 0 L ha-1; b1 = 1,5 Lha-1; b2 = 3 L ha-1; b3 = 4,5 L ha-1; b4 = 6 L ha-1.Hasilpercobaanmenunjukkanbahwa tanaman Kedelai tidak menunjukkanrespon positif terhadap interaksi perlakuan pengapuran x pemupukanbioperforasi pada komponen produksi, respon positif hanya ditunjukkan pada tinggi tanaman umur 10 minggu setelah tanam. PerlakuanPengapuran memberikan respon positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Tanaman kedelai menunjukan respon positifterhadap perlakuan pemupukan bioperforasi pada pertumbuhan hasil tanaman. Hasil analisis regresi dosis pemupukan bioperforasi 6 L ha-1pada dosis kapur 1,94 Mg ha-1memberikan hasil maksimum pada pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai

    ANALISIS SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN PERIJINAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (DPM-PTSP) KOTA KEDIRI)

    Get PDF
    Pandemi  Covid19 berkepanjangan sampai saat ini menyebabkan berbagai  sendi pekerjaan dan interaksi social mengalai keterpurukan, demikian juga dengan yang terjadi pada masyarakat yang memiliki berbagai usaha, baik itu mikro maupun makro. Oleh  karena itu pemerintah memberikan berbagai kemudahan kepada masyarakat dalam hal pengurusan  SIUP  baik itu secara manual maupun dengan memanfaatkan teknologi computer (Satelit) yang lebih dikenal dengan Online Single Submission.  Kemudahan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan pergerakan usaha masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk  mendeskripsikan  dan menganalisis Kepuasan Masyarakat  tentang pelayanan  terpadu di Dinas Perijinan Kota  Kediri. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif sebab melalui pendekatan tersebut diperoleh informasi atau temuan yang original tentang kondisi masyarakat dalam melakukan pengurusan SIUP. Teknik penentuan informan dengan teknik purposive.  Adapun observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai alat pengumpulan data. Data yang diperoleh harus valid, oleh karena itu data yang terkumpul diuji dengan uji validasi melalui teknik triangulasi, yang selanjutnya dianalisis dengan analisis Interaktif dari Moleong.  Hasil Penelitian, pada umumnya masyarakat mengalami kepuasan yang  cukup tinggi terhadap unit Dinas perijinan (DPMPTSP). Hal ini didasarkan pada persyaratan yang cukup sederhana dan mudah untuk  dipenuhi, prosedur yang sederhana, waktu pelayanan yang cepat, biaya atau tarif yang terjangkau, produk yang jelas sesuai dengan bidang usaha,  petugas yang sesuai dengan kompetensinya, prilaku yang menyenangkan dan menguasai tupoksi, dan didukung yang untuk sementara dapat mendukung pelaksanaan pelayanan dengan tepat, cepat dan berdaya guna.  
    corecore